PENDAHULUAN
4
Suatu masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu
pandangan hidup yaitu merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua
aspek hidup dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa terkecuali aspek pendidikan.
Filsafat yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu
bangsa, sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam
menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat tersebut.
Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan
mewariskan sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-
dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat. Untuk menjamin supaya pendidikan dan prosesnya efektif, maka
dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normatif
dan pedoman pelaksanaanya. Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu
sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan
yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila"
yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha
merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila yang dibahas secara filosofis disini adalah Pancasila yang butir-
butirnya termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang tertulis
dalam alenia ke empat. Dijelaskan bahwa Negara Indonesia didasarkan atas
Pancasila. Pernyataan tersebut menegaskan hubungan yang erat antara eksistensi
negara Indonesia dengan Pancasila. Lahir, tumbuh dan berkembangnya negara
Indonesia ditumpukan pada Pancasila sebagai dasarnya. Secara filosofis ini dapat
diinterpretasikan sebagai pernyataan mengenai kedudukan Pancasila sebagai jati
diri bangsa.
Melihat dari beragamnya kebudayaan yang terdapat dalam bangsa
Indonesia maka proses kesinambungan dari kehidupan bangsa merupakan
tantangan yang besar. Demi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya
dituntut adanya rumusan yang jelas yang mampu berperan sebagai pemersatu
bangsa sehingga ciri khas bangsa Indonesia menjadi nyata.
Jadi, Pancasila mengarahkan seluruh kehidupan bersama bangsa,
pergaulannya dengan bangsa-bangsa lain dan seluruh perkembangan bangsa
Indonesia dari waktu kewaktu. Namun dengan diangkatnya Pancasila sebagai jati
diri bangsa Indonesia tidak berati bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang termuat
didalamnya sudah terumus dengan teliti dan jelas, juga tidak berarti pancasila
telah merupakan kenyataan didalam kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila
adalah pernyataan tentang jati diri bangsa Indonesia.
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi filsafat
dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa
filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila
senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga
Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.
6
2.2 Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia
7
Kemampuan membuat keputusan tentang baik/benar dengan yang buruk/salah
bagi manusia. Cara meningkatkan : melatih akal/kecerdasan dan kepekaan emosi
4) Moral (etika)
Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan. Bermoral sesuai dengan kata
hati yang baik bagi manusia, dan sebaliknya. Etiket hanya sekedar kemampuan
bersikap/mengenai sopan santun
5) Kemampuan Bertanggung Jawab
Suatu perbuatan harus sesuai dengan tuntutan kodrat manusia
6) Rasa Kebebasan (Kemerdekaan)
Kebebasan yang terikat(bertanggung jawab). Tugas pendidikan membuat peserta
didik merasa merdeka dalam menjalankan tuntutan kodrat manusia.
7) Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Hak
Dapat ditempuh dengan pendidikan disiplin:
- Disiplin Rasional -> dilanggar -> rasa Salah
- Disiplin Afektif -> dilanggar -> rasa Gelisah
- Disiplin Sosial -> dilanggar -> rasa Malu
- Disiplin Agama -> dilanggar -> rasa Berdosa
8) Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kesanggupan menghayati kebahagiaan berkaitan dengan 3 hal : Usaha, norma-
norma, dan Takdir.
8
Pancasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia memandang bahwa manusia adalah makhluk
tertinggi ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia yang dianugerahi
kemampuan atau potensi untuk tumbuh dan berkembang, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat atau sosial.
Kedudukan manusia dihadapan Tuhan adalah sama dan sama-sama
memiliki harkat dan martabat sebagai manusia mulia. Paulus Wahana
mengemukakan gambaran manusia pancasila sebagai berikut :
1. Manusia adalah makhluk monopluralitas yang memungkinkan manusia
itu dapat melaksanakan sila-sila yang tercantum di dalam pancasila.
2. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang tertinggi yang dikaruniakan
memiliki kesadaran dan kebebasan dalam menentukan pilihannya.
3. Dengan kebebasannya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dapat
menentukan sikapnya dalam hubungannya dengan pencipta Nya.
4. Sila pertama menunjukkan bahwa manusia perlu menyadari akan
kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan oleh sebab
itu harus mampu menentukan sikapnya terhadap hubungannya dengan
pencipta Nya.
5. Manusia adalah otonom dan memiliki harkat dan martabat yang luhur.
6. Sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab menuntut akan
kesadaran keluhuran harkat dan martabatnya yaitu dengan menghargai
akan martabat sesama manusia.
7. Sila persatuan Indonesia berarti manusia adalah makhluk sosial yang
berada di dalam dunia Indonesia bersama-sama dengan manusia
Indonesia lainnya.
8. Manusia haruslah dapat hidup bersama, menghargai satu dengan yang
lain dan tetap membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh.
9. Manusia adalah makhluk yang dinamis yang melakukan kegiatannya
bersama-sama dengan manusia Indonesia yang lain.
10. Sila keempat atau sila demokrasi dituntut manusia Indonesia yang saling
menghargai, memiliki kebutuhan bersama di dalam menjalankan dan
mengembangkan kehidupannya.
9
11. Dalam sila kelima manusia Indonesia dituntut saling memiliki kewajiban
menghargai orang lain dalam memanfaatkan sarana yang diperlukan bagi
peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik.1
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia Pancasila adalah
manusia yang bebas dan bertanggung jawab terhadap perkembangan dirinya
sebagai individu dan perkembangan masyarakat (sosial) Indonesia. Manusia
ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dianugerahi kemampuan atau potensi untuk
bertumbuh dan berkembang sepanjang hayat.
1
Tilaar,H.A.R, Perubahan sosial dan pendidikan pengantar pedagogik transformatif
untukindosesia,Grasindo: Jakarta, 2002, hal. 191
2
Surajiyo, Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia, Bumi aksara: jakarta, 2008,
Hal. 115
10
Oleh karena itu, budaya etnis masing-masing suku harus diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk diperkembangkan sebagai modal dasar
mengembangkan demokrasi atau sikap demokratis, saling menghargai, dan
menghormati bagi setiap warga negara. Itulah yang menjadi nilai-nilai dasar
Pancasila terhadap masyarakat Indonesia.3
3
Tilaar,H.A.R, Perubahan sosial dan pendidikan pengantar pedagogik transformatif
untukindosesia,Grasindo: Jakarta, 2002, hal. 77
11
Sebab itu, pendidikan hendaknya diselenggarakan baik pada jalur pendidikan
informal, formal, maupun nonformal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya.
Tujuan Pendidikan berdasarkan Pandangan Pancasila tentang hakikat
realitas, manusia, pengetahuan dan hakikat nilai mengimplikasikan bahwa
pendidikan seyogiyanya bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertangung jawab. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional.
Tujuan pendidikan tersebut hendaknya kita sadari betul, sehingga pendidikan
yang kita selenggarakan bukan hanya untuk mengembangkan salah satu potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang berilmu saja, bukan hanya untuk
terampil bekerja saja, dsb., melainkan demi berkembangnya seluruh potensi
peserta didik dalam konteks keseluruhan dimensi kehidupannya secara integral.
Kurikulum Pendidikan. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
12
Metode Pendidikan. Berbagai metode pendidikan yang ada merupakan
alternative untuk diaplikasikan. Sebab, tidak ada satu metode mengajar pun yang
terbaik dibanding metode lainnya dalam segala konteks pendidikan. Pemilihan
dan aplikasi metode pendidikan hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai, hakikat manusia atau peserta didik,
karakteristik isi/materi pendidikan, dan fasilitas alat bantu pendidikan yang
tersedia. Penggunaan metode pendidikan diharapkan mengacu kepada pada
prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA) dan sebaiknya bersifat multi metode.
Peranan Pendidik dan Peserta Didik. ada berbagai peranan pendidik dan
peserta didik yang haruis dilaksanakannya, namun pada dasarnya berbagai
peranan tersebut tersurat dan tersirat dalam semboyan: “ing ngarso sung
tulodo” artinya pendidik harus memberikan atau menjadi teladan bagi peserta
didiknya; “ing madya mangun karso”,artinya pendidik harus mampu membangun
karsa pada diri peserta didiknya; dan” tutwuri handayani” artinya bahwa
sepanjang tidak berbahaya pendidik harus memberi kebebasan atau kesempatan
kepada peserta didik untuk belajar mandiri.
13
Sila ini menekankan bahwa pembangunan dan pelaksanaan pendidik harus
menjaga kesimbangan antar daerah, keberadaan masyarakat dan warga negara,
letak dan jarak atau geografis sehingga dapat tercapai berdiri sama tinggi duduk
sama rendah dan bahu membahu membangun bangsa ini.
c. Sila Persatuan Indonesia
Sila ini memberikan kesadaran bagi bangsa indonesia bahwa rasa
nasionalisme merupakan modal dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Nilai
kesatuan dan persatuan mengikat bangsa Indonesia dalam membangun seperti
semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Rasa sektarian dan kedaerahan
jangan sampai merusak kesatuan dan persatuan bangsa, hal ini akan akan
dibungkus kuat dan rapi dengan rasa nasionalisme.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Mendasarai bahwa setiap warga negara memiliki kebebasan untuk
mengembangkan dirinya sesuain dengan potensinya, masing-masing warga negara
menghormati kebebasan berkarya demi kemajuan dan perkembangan bangsa yang
berdasarkan Pancasila. Terbuka juga mengandung makna bahwa terbuka untuk
mengkritik dan dikritik tentang sesuatu yang ditemukan atau dilakukan.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ini mengandung bahwa manusia Indonesia harus menjaga
kesimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa
dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah sumber nilai
bagi pembangunan bangsa Indonesia. Pancasila menjadi kerangka kognitif dalam
identifikasi diri sebagai bangsa, sebagai landasan, arah dan etos, serta sebagai
moral pembangunan nasional.
4
Surajiyo, Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia, Bumi aksara: jakarta, 2008,
Hal. 161
14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
5
Amien, Mappadjantji. Kemandirian Lokal (Konsepsi Pembangunan, Organisasi, dan
Pendidikan dariPrespektif Sains Baru. Gramedia: Jakarta , 2005, Hal. 121
15
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, masyarakat, bangsa, dan negara.
Selanjutnya dalam UU sidiknas Tahun 2003 BAB II Pasal 3 dijelaskan
tujuan pendidikan sebagai berikut : Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab.
Pendidikan berlangsung dikeluarga, dirumah, disekolah, dan dimasyarakat.
Pendidikan harus berlangsung dengan keteladanan dan komunikasi. Orang tua
adalah pendidik dikeluarga (dirumah); Guru dan tenaga kependidikan lainnya
adalah pendidik disekolah; Tokoh atau pemuka masyarakat, alim ulama, pejabat
dsb. adalah teladan bagi peserta didik. Karena itu, masing-masing individu atau
manusia dewasa adalah pendidik dan contoh bagi individu lainnya terutama bagi
peserta didik yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
3.2. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
http://gusfumi.wordpress.com/2010/10/20/pancasila-sebagai-landasan-filosofi-
sistem-pendidikan-pendidikan-nasional/
http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm
.
17