Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendeteksian maupun identifikasi terhadap objek yang terkubur di bawah
permukaan tanah merupakan salah satu topik yang terus dikembangkan hingga
saat ini. Banyak kegiatan yang membutuhkan informasi mengenai keadaan bawah
permukaan tanah, secara efisien tanpa harus menggali dan merusak permukaan
seperti dalam hal pencarian barang tambang, pencarian ranjau darat, perawatan
kabel, maupun pipa yang ditanam di dalam tanah, serta penentuan struktur lapisan
bawah permukaan tanah, salah satu metode yang pada saat ini telah
dikembangkan yaitu metode Ground Penetrating Radar (GPR).
Georadar atau Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode
geofisika yang bertujuan untuk mencitra kondisi bawah permukaan bumi. Metode
ini bersifat tidak merusak dan mempunyai resolusi yang tinggi, tetapi terbatas
sampai kedalaman beberapa puluh meter saja. Istilah GPR mengacu pada sebuah
metode geofisika yang menggunakan teknik gelombang elektromagnetik yang
diciptakan untuk merekam corak atau karakteristik bawah permukaan. Alat GPR
dapat mengirim pulsa energi berupa gelombang elektromagnetik dengan frekuensi
antara 10-1000 MHz. Metode ini telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi
seperti arkeologi, teknik sipil, forensik, geologi dan utilitas deteksi (Daniels,
2004).
Penelitian menggunakan metode Ground Penetrating Radar (GPR)
merupakan metode geofisika sebagai alat bantu untuk penelitian geologi bawah
permukaan dangkal dan terperinci, penetrasi kedalaman pada metode GPR ini
sangat berpengaruh pada sifat listrik geologi bawah permukaan dengan prinsip
kerja pengirim dan penerima pulsa gelombang, sehingga akan muncul struktur
lapisan bawah permukaan karena terdapatnya anomali bawah permukaan pada
radargram (Aji. P, 2016)
Pada metode GPR gelombang yang dipancarkan oleh antena transmitter ke
dalam tanah akan dipantulkan kembali oleh reflektor akibat perbedaan sifat
elektromagnetik seperti konstanta dielektrik dan konduktivitas dengan lingkungan
sekitarnya. Adanya kontras nilai konstanta dielektrik pada batas permukaan,
menyebabkan terpantulnya gelombang radar.
Pada penelitian ini metode GPR digunakan untuk melihat kenampakan
jaringan pipa metal bawah permukaan Bandara Ngurah Rai Bali (Gambar 1.1) .
Bandara Ngurah Rai Bali merupakan salah satu bandara Internasional besar yang
ada di Indonesia dan memiliki tingkat aktivitas yang cukup tinggi. Dengan
tingginya tingkat aktivitas maka banyak pula fasilitas yang diperlukan dalam
menunjang aktivitas tersebut, seperti halnya listrik, air, jaringan telkomunikasi,
saluran pembuangan limbah dan sebagainya. Karena terbatasnya lokasi diatas
permukaan tanah dalam hal pemasangan pipa, kabel dan sebagainya, maka bawah
permukaan tanah merupakan solusi yang dapat dipergunakan dalam pemasangan
pipa dan kabel tersebut. Hal ini melandasi pengunaan metode GPR dalam
penelitian ini, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
dalam perawatan jika terjadi kerusakan pada pipa. hasil pemetaan ini juga
diharapkan akan membantu untuk mengetahui area mana saja yang telah menjadi
area pemasangan pipa bawah permukaan, dan ketika akan dipasang pipa bawah
permukaan yang baru tidak akan merusak pipa yang telah dipasang sebelumnya.
Gambar. 1 Pulau Bali dan Bandara Ngurah Rai Bali

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan diatas, maka penulis
mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi letak keberadaan pipa bawah permukaan
berdasarkan hasil pengolahan data GPR?
2. Bagaimana karakteristik pipa berdasarkan hasil pengolahan data GPR ?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Data yang digunakan merupakan data hasil survei metode GPR pada area
sekitar Bandara Ngurah Rai Bali yang diambil pada tahun 2011.
2. Identifikasi dilakukan hanya sebatas untuk melihat keberadaan pipa serta
jaringan pipa, yang akan digunakan dalam proses pemetaan keberadaan pipa.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui letak keberadaan pipa metal bawah permukaan pada daerah
penelitian guna pemetaan jaringan pipa.
2. Memengetahui karakteristik kenampakan pipa berdasarkan hasil pengolahan
data GPR.

1.5 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, memetakan
keberadaan pipa metal, sehingga jika akan dilakukan pemasangan pipa baru tidak
akan merusak pipa yang telah terpasang sebelumnya, dan memudahkan dalam
perawatan pipa jika terjadi kerusakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metode Ground Penetrating Radar (GPR)


Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut Georadar berasal dari dua
kata yaitu Geo yang berarti bumi, dan radar yang merupakan singkatan dari radar
detection and ranging yang secara harafiah artinya pelacak bumi dengan
menggunakan gelombang Radio. ( Wiyono, 2016 )
Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan suatu alat yang digunakan
untuk proses deteksi benda – benda yang terkubur di bawah tanah dengan tingkat
kedalaman tertentu, menggunakan gelombang radio, biasanya dalam range 10
MHz sampai 1GHz. Seperti pada sistem radar pada umumnya, sistem GPR
terdiri atas pengirim (trasmitter), yaitu antena yang terhubung pada sumber pulsa,
dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang terhubung pada unit
pengolahan sinyal dan citra.

2.2 Prinsip Dasar Metode Ground Penetrating Radar (GPR)


GPR dikarakterisasi oleh tiga prinsip mendasar yang membedakannya
dengan sistem radar konvensional. ( Thoriq,
Pertama, bandwith operasi dari GPR diletakan pada frekuensi rendah akan
mendapatkan kedalaman penetrasi yang memadai kedalam tanah. Kenyatannya,
kedalaman penetrasi dari sinyal yang dipancarkan, pada umumnya sangat terbatas
sesuai dengan panjang gelombangnya. Di sisi lain, radar harus mampu
menyediakan resolusi down-range yang memadai, untuk itu bandwidth operasi
diperlukan bandwith operasi puluhan sampai ratusan megahertz. Bandwith operasi
ini sesuai dengan frekuensi tengah radar, yang menyebabkan bandwith relatif
( rasio bandwith terhadap frekuensi tengah ) mendekati satu atau terkadang lebih
besar. Ini berarti GPR bersifat ultra wideband dan berbeda dengan sistem radar
konvensional, yang beroperasi pada band frekuensi yang lebih tinggi dalam dapat
dicapai dengan menggunakan frekuensi yang lebih rendah namun resolusi down-
range yang lebih rendah pula.
Kedua, tidak seperti- sistem radar konvensional GPR beroperasi didekat
permukaan tanah.ini berakibat kekasaran dari permukaan tanah dan
ketidakhomogenan tanah dapat meningkatkan clutter. Dalam banyak kasus
pengguna GPR dengan terpaksa harus melakukan image prosesing tingkat lanjut
untuk membedakan target dari clutter.
Ketiga, kebanyakan GPR meupakan sistem radar jarak dekat (Short –
range). Pada kondisi ini target biasanya terletak di daerah medan dekat atau
medan menengah, sehingga karakteristik medan dekat antenna menjadi sangat
penting. Ini sangat berbeda dengan radar konvensional, yang beroperasi pada
medan jauh
2.3 Persamaan Gelombang untuk Metode Ground Penetrating Radar (GPR)
Gelombang elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell,
yaitu empat persamaan differensial yang menyatakan arah perambatan , transmisi,
refleksi dan juga difraksi pada gelombang elektromagnetik (Anggi, 2009).

.E 

.B  0
B
 E 
t
E
  B   J  
t
dimana :

E  Kuat Medan Listrik V / m

 
B  Induksi Magnetik Wb / m 2 atau (Tesla)

  Permitivitas Listrik  F / m 
  Permeabilitas Magnetik  H / m

J  Densitas Arus Listrik  A / m 2 


  Densitas Muatan  C / m3 

Polarisasi P dan Magnetisasi M dari medium dielektrik diasumsikan linear


terhadap kuat medan. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut :
D  0E  P   E

B  0  H  M 

J E
dimana :
   0 1  xe 

  0 1  xm 

 0  8,854 10 12 F / m

0  4 107 H / m

  Konduktivitas Listrik  S / m
xm dan xe masing-masing adalah suseptibilitas magnetik dan dielektrik
medium yang merupakan fungsi komplek terhadap frekuensi. Oleh karena itu 
secara umum adalah fungsi komplek terhadap frekuensi juga. Dengan memasukan
konsep fase, komponen magnetik dan listrik dari E dan H juga menjadi bentuk
komplek. Jika tidak ada muatan yang bebas   0  dan untuk frekuensi sinyal 

, maka persamaan Maxwell dapat dituliskan :


.E  0
.H  0
  E  i H
 H  i E
dimana :
i  1
  frekuensi sirkular  rad / s 
Untuk menurunkan persamaan gelombangnya, diberikan curl pada persamaan
(....) dan digunakan persamaan (...) dan (....) untuk memenuhi persamaan
Helmholtz :
 E   .E   2 E

2 E  i. H   2  E
Untuk gelombang yang menjalar ke arah z, persamaan Helmholtz pada persamaan
(....) dapat dituliskan dalam bentuk :
d 2 Ex
2
  2  Ex
dz
Dimana indeks x menyatakan komponen x dari E dan zadalah posisi pada
arah rambat gelombangnya.
Persamaan gelombang elektromagnetik dari persamaan (....) dapat dituliskan :
Ex  E0eikz  E0ei  i  z
Dimana bagian real  berasosiasi dengan faktor pelemahan dalam db / m
dan bagian imajiner  berasosiasi dengan faktor fase dalam rad / m .
Pada medium yang merupakan dielektrik sempurna (tidak ada muatan
bebas), solusi nilai kpada persamaan (....) adalah :
k  i 
Atau dapat dituliskan sebagai berikut :
  0 dan    
Persamaan (......) menunjukan bahwa pada medium yang bersifat dielektrik
sempurna tidak terjadi pelemahan gelombang elektromagnetik.
Sedangkan pada medium yang konduktif, persamaan (....) harus
dimodifikasi untuk memperhitungkan adanya efek karena konduksi dan
displacement current pada perlambatan gelombang. Sehingga dari persamaan
(.....) dapat dituliskan :
 H    i  E  J  J d

Dimana J  adalah rapat arus konduksi dan J d adalah rapat displacement

currrent, keduanya dalam A / m 2 .


2.4 Persamaan Material
2.4.1 Permitivitas Listrik
Permitivitas listrik relatif berkaitan dengan kemampuan untuk
mempolarisasikan dan mengontrol kecepatan gelombang elektromagnetik dalam
medium tersebut.
Persamaan yang menunjukkan hubungan intensitas medan listrik dan
pergeseran adalah :

D E ()
dimana :
  permitivitas listrik
D  Perpindahan listrik ( Coulomb/meter2 )
E  Kuat Medan Listrik (Volt/Meter)

Permitivitas listrik relatif berkaitan dengan kemampuan dari medium untuk


mempolarisasi medan listrik dan menentukan keceptan gelombang
elektromagnetik yang berjalan pada suatu medium.

Untuk medium yang berbeda, harga permitivitas relatif  r akan menentukan


harga kecepatan di medium.

2.4.2 Konduktivitas Listrik


2.4.3 Permeabilitas Magnetik
2.5 Sifat Dielektrik Material Bumi
2.6 Perambatan Gelombang Radar
2.7 Kecepatan Gelombang Radar
2.8 Refleksi dan Transmisi Gelombang Elektromagnetik
2.9 Hamburan Gelombang Elektromagnetik (Scaterring)
2.10 Skin Depth
2.11 Resolusi

2.12 Noise
2.13 Instrumen Pengambilan Data Ground Penetrating Radar (GPR)
2.14 Cara Memperoleh Data Ground Penetrating Radar (GPR)
2.15 Karakteristik Kenampakan Hasil penampang Survei Ground
Penetrating Radar (GPR)

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


3.2 Data

Data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil survei
GPR di area Bandara Ngurah Rai Bali yang diambil pada tahun 2011.

3.3 Proses Pengolahan Data

3.4 Diagram Alir Penelitian

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V
PENUTUP
Daftar Pustaka

Aji.P, S., 2016. Aplikasi Metode Ground Penetrating Radar Terhadap Pola
Retakan Di Bendungan Batu Tegi Lampung. Jurnal Departemen Pendidikan
Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Anggi, S.N., 2009. Deteksi Keberadaan Endapan Bauksit Laterit Dengan


Pemanfaatan Gelombang Radar. Skripsi Program Studi Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Depok.

Bagus, N. J, 2006.Identifikasi Dan Pemodelan Kedepan Terowongan Kereta Api


Sasaksaat Dengan Metoda Ground Penetrating Radar. Skripsi Program
Studi Teknik Geofisika Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Daniels, D .J., 2004. Ground Penetrating Radar. IEEE Radar Series, London.

Syukur, A., 2009. Pemetaan batuan dasar sungai menggunakan metode Ground
Penetrating Radar (GPR). Skripsi program studi Geofisika Universtias
Indonesia, Depok.
Wiyono, H.A., 2016. Identifikasi Lapisan Aluvial dan Lempung di Danau
Saguling, Kabupaten Bandung Barat Menggunakan Metode Ground
Penetrating Radar (GPR). Skripsi Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai