Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TEORI

A. Definisi Keperawatan Transkultural

Keperawatan transkultuan adalah suatu pelayanan keperawaran yang berfokus


pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leiniger, 1978).
Keperaatantranskultural adalah ilmu dan iat yang humanis, yang difokuskan pada
perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau sakitsecara fisik dan psikokultural sesuai latar
belakang budaya (Leininger, 1984).

B. Konsep Etnik dan Budaya


Etnik adalah seperangkt kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu
(kelompok etnik). Sekelompok etnik ialah sekumpulan individu yang mempunyai
budaya dan sosial yang unik serta menurunkannya kepada generasi yang berikutnya.
(Henderson & Primeaux, 1981). Etnik berbeda dengan ras, ras merupakan sistem
pengklarifikasian manusia berdasarkan dengan karakteristik, fisik, pigmentasi, bentuk
tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh, dan bentuk kepala.
Istilah atau terminologi yang sering digunakan daam konsep etnik dan budaya
adalah kelompok dominan dan kelompok minoritas. Kelompok dominan adalah
kelompok komunikasi yang memiliki otoritas karena mereka berfungsi sebagai
pengawal (guardian). Yaitu mengendalikan sistem nilai dan dan memberi ganjaran
kepada masyarakat.
Budaya adalah keykinan dan perilaku yang diturunkan atau diajakan manusia
kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Menurut Sir Edward Taylor (1871) dalam
andrew & Boyle (1995), budaya adalah suatu yang kompleks yang mengandung
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, kebebasan, dan kecakapan lain yan
merupakan kebiasan manusia sebagai anggota komunitas setempat.
Menurut konsep budaya leininger, karakteristij budaya dapat digambarkan
sebagai berikut.
1. Budaya merupakan pengalaman yang bersifat universal ehingga tidak ada dua
budaya yang sama persis.
2. Budaya bersifat stabl, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan
kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan.
3. Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.

C. Tujuan Kultural Nursing

Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangan sains


dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawaran pada
kebudayaan yang spesifik dan universal (Leiniger, 1978). Kebudayaan yang spesifik
adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh
kelompok lain seperti suku Osing, Tengger, ataupun Dayak. Sedangkan, kebudaaan
yang uiversal adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan
oleh hampir semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk mempetahankan
kesehatan.

Negosiasi budaya adalah intervensi dan implementasi keperawatan untuk


membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatannya. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya
lain yang lebih mendukung peningkatan status kesehatan. Misalnya jika klien yang
sedang hamil mempunyai pantangan unuk makan makanan yang berbau amis seperti
ikan, maka klien tersebut dapat menganti ikan dengan sumber protei nabati yag lain.

Restrukturisasi budaya perlu dilakukan bila budaya yng dimiliki merugikan


status kesehatan klien. Perawat berupaya melakukan strukturisasi gaya hidup klien
yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Seluruh perencanaan dan
implementasi keperawatan dirancang sesuai dengan latar belakang budaya sehingga
budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik setiap saat. Pola cara hidup
yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut.

D. Paradigma Keperawatan Transkultural

Pragdmatranskultural adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai,


dan konsep-konsep dalam pelaksanaa asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya terhadap empat konsep sentral yaitu mnusia, kesehatan, lingkungan,
dan keperawatan menurut (Leininger, 1984, Andrew & Boyle, 1995, & barnim,
1998).

1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini berguna untuk menetapka pilihan dan melakukan indakan
(Leininger, 1984 dlam Barnum, 1998; Giger & Davidhizar, 1995; dan Andrew &
Boyle, 1995). Menurut Leininger (1984), manusia mempunyai kecenderungan
mempertahankan budayanya setiap saat dan dimanapun dia berada.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah keseuruhan aktivitas yang dimiliki klien dalam mengatasi
kehidupannya, yang terletak pada rentan sehat-sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat, yang dapat diamati dalam
aktivitas sehari-hari (Andrew&boyle, 1995). Kesehatan menjadi fous interaksi
dalam perawat dan klien,
3. Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang memengaruhi perkembangan,
keyakinan, dan perilaku klien. Lingungan dipatang sebagai suatu totalitas
kelhidupan klien dengan budayanya. Da tiga bentuk lingkungan yaitu lingkungan
fisik, osial, dan simbolik (adrew & Boyle, 1995). Ketiga lingkungan tersebut
berinteraksi dengan diri manusia membentuk budaya tertentu.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan
landasan budaya (Andrew & Boyle, 1995). Keperwatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan didasarkan pada kiat keperawatan
berbentuk pelayanan bio-sosio-psiko-spiritual yang komprehensif, ditunjukn
kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang
mencangkup seluruh proses kehidupan manusia.

E. Proses Keperwatan Kultural


Proses keperawatan digunakan karena meruakan suatu pendekatan yang
terorganisasi dan sistematis dalam menelaah respon klien (kozier dan Erb, 1995).
Penggunaan proses keperawatan harus menjadi budaya perawat.
1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masala


kesehatan klien sesuai latar belakag budayanya, pola pengkajian dirumah sakit
atau dirumah dirancang untuk memfasilitasi perawat pelaksana dalam memahami
keseluruhan latar belakang budaya klien. Pengkajian dengan pendekatan
Leininger’s sunrise model menelaah tujuh komponen dimensi budaya dan struktur
sosial yang saling bernteraksi, yaitu:

a) Pemanfaatan Teknologi Keehatan.


b) Agama dan Filosofi.
c) Kekeluargaan dan Sosial.
d) Nilai-nilai Budaya dan Gaya hidup.
e) Kebijakan dan Peraturan Rumah Sakit yang Berlaku.
f) Status Ekonomi Klien.
g) Latar Belakang Pendidikan Klien.

2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon klien sesuai dengan latar belakang
kebudayaannya yang dapat diegah, diubah, atau dikurangi melalui intervensi
keerawatan, perawat dapat melihat respon klien dengan cara mengidentifikasi
budaya yang mendukung kesehatan, budaya yang menurut klien pantang untuk
dilarang, dan budaya yang bertentangan tentang kesehatan.

Menurut Andrew & Boyle (1995) dan Giger & Davidhizar (1995), ada tiga
dagnosis eperawatan transkultural yang sering ditegakan, yaitu gangguan
komunikasi yang berhubungan dengan perbedaan kutur, gangguan interksi sosial
yang berhubungan dengan disorientasi sosialkultural, dan ketidakpatuhan dalam
pengobatan yang berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan Imlementasi
Perencanaan dan implementasi adalah suatu proses memilih strategi yang
dapat tepat dan melaksanakan tindakan sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Perencanaan dan implementasi keerawatan transkultura menawarkan tiga strategi
sebagai pedoman, yaitu mempertahankan budaya bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan esehatan, negsiasi budaya yaitu intervensi keperawatan
untuk membantu klien untuk beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatannya dan restrukrisasi budya klien karena budaya yang
dimiliki saat ini bertentangan dengan kesehatannya.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah sekumpulan metode dengan keterampilan untuk menentukan
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan memberikan
pelayanan sesuai dengan keinginan individu (Posavac, 1980 dalam Sahar, 2008).
Evaluasi juga merupakan cra kritis untuk suatu pengambilan keputusan yang
baik mengenai tingkat kualitas, alokasi sumber daya, dan pola tenaga keperawatan
untuk perencanaan berikutnya (Sahar, 1998. Evaluasi asuhan keperawatan
transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien dalam memperahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatan, negosiasi terhadap budaya tertentu yang
lebih menguntungkan kesehatan, dan restrukturisasi budaya yang bertentangan
engan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai