BAB II Komunitas II
BAB II Komunitas II
TEORI
1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini berguna untuk menetapka pilihan dan melakukan indakan
(Leininger, 1984 dlam Barnum, 1998; Giger & Davidhizar, 1995; dan Andrew &
Boyle, 1995). Menurut Leininger (1984), manusia mempunyai kecenderungan
mempertahankan budayanya setiap saat dan dimanapun dia berada.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah keseuruhan aktivitas yang dimiliki klien dalam mengatasi
kehidupannya, yang terletak pada rentan sehat-sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat, yang dapat diamati dalam
aktivitas sehari-hari (Andrew&boyle, 1995). Kesehatan menjadi fous interaksi
dalam perawat dan klien,
3. Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang memengaruhi perkembangan,
keyakinan, dan perilaku klien. Lingungan dipatang sebagai suatu totalitas
kelhidupan klien dengan budayanya. Da tiga bentuk lingkungan yaitu lingkungan
fisik, osial, dan simbolik (adrew & Boyle, 1995). Ketiga lingkungan tersebut
berinteraksi dengan diri manusia membentuk budaya tertentu.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan
landasan budaya (Andrew & Boyle, 1995). Keperwatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan didasarkan pada kiat keperawatan
berbentuk pelayanan bio-sosio-psiko-spiritual yang komprehensif, ditunjukn
kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang
mencangkup seluruh proses kehidupan manusia.
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon klien sesuai dengan latar belakang
kebudayaannya yang dapat diegah, diubah, atau dikurangi melalui intervensi
keerawatan, perawat dapat melihat respon klien dengan cara mengidentifikasi
budaya yang mendukung kesehatan, budaya yang menurut klien pantang untuk
dilarang, dan budaya yang bertentangan tentang kesehatan.
Menurut Andrew & Boyle (1995) dan Giger & Davidhizar (1995), ada tiga
dagnosis eperawatan transkultural yang sering ditegakan, yaitu gangguan
komunikasi yang berhubungan dengan perbedaan kutur, gangguan interksi sosial
yang berhubungan dengan disorientasi sosialkultural, dan ketidakpatuhan dalam
pengobatan yang berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan Imlementasi
Perencanaan dan implementasi adalah suatu proses memilih strategi yang
dapat tepat dan melaksanakan tindakan sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Perencanaan dan implementasi keerawatan transkultura menawarkan tiga strategi
sebagai pedoman, yaitu mempertahankan budaya bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan esehatan, negsiasi budaya yaitu intervensi keperawatan
untuk membantu klien untuk beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatannya dan restrukrisasi budya klien karena budaya yang
dimiliki saat ini bertentangan dengan kesehatannya.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah sekumpulan metode dengan keterampilan untuk menentukan
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan memberikan
pelayanan sesuai dengan keinginan individu (Posavac, 1980 dalam Sahar, 2008).
Evaluasi juga merupakan cra kritis untuk suatu pengambilan keputusan yang
baik mengenai tingkat kualitas, alokasi sumber daya, dan pola tenaga keperawatan
untuk perencanaan berikutnya (Sahar, 1998. Evaluasi asuhan keperawatan
transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien dalam memperahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatan, negosiasi terhadap budaya tertentu yang
lebih menguntungkan kesehatan, dan restrukturisasi budaya yang bertentangan
engan kesehatan.