Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA


“PEGADAIAN”

DOSEN PEMBIMBING : Syafruddin, SE, M.Ak

Nama Kelompok :

1. Mohamad Nashrul 17.10.0.081


2. Nanditta Maharani Putri 17.10.0.093
3. Rika Sari Erdayanti 17.10.0.071
4. Winda Rosalin 17.10.0.081
5. Yulvia Asliana Bulu Dihe 17.10.0.063

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUNTANSI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lain
dengan judul Pegadaian. Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bantuan
beberapa pihak, yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu selaku dosen
pengampu mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lain yaitu Bapak
Syafruddin, SE, M.Ak., serta teman-teman yang telah membantu, yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
mengharap saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan
makalah dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca. Amin.

Batam, 23 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI……….. .......................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan ......................................................................................................... .… 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengertian Pegadaian ......................................................................................... 3

B. Sejarah Pegadaian ............................................................................................... 4

C. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian ................................................................... 5

D. Kegiatan Usaha dalam Pegadaian ....................................................................... 6

E. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai ....................................................... 9

F. Manfaat Pegadaian……………………………………………………………. 11

G. Kelebihan dan Kekurangan Pegadaian ........................................................ .... 12

H. Pegadaian dengan Lembaga lainnya……………………………………..….... 13

I. Hak dan Kewajiban Pegadaian ………………………………………………… 14

J. Jenis-Jenis Pegadaian………………………………………………………….. 15

1.Pegadaian Syariah………………………………………………………............ 15

2.Pegadaian Konvensional……………………………………………….............. 17

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAH ………………………………………. 19

A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 19

B. Saran …………………………………………………………………………. 20

DAFTAR PUSATAKA ......................................................................................... 21


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan lainnya yang sudah
lama beroprasi di Indonesia. Lembaga ini dimaksudkan untuk memberikan
pinjaman-pinjaman kepada perseorangan. Sejarah lembaga ini sudah cukup
lama sejak zaman 4egara4l. Pegadaian ini sangat dibutuhkan untuk membeli
atau membayar berbagai keperluan. Masalahnya terkadang kebutuhan yang
ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya.
Kalau sudah demikian maka mau tidak mau harus mengurangi untuk
pembelian berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk
keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara
seperti meminjam dari sumber dana yang ada, sebagai contohnya
di Perusahaan Pegadaian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pegadaian?
2. Bagaimana asal mula Pegadaian berkembang di Indonesia?
3. Bagaimana struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian?
4. Apa saja kegiatan usaha pegadaian?
5. Bagaimana proses pinjaman atas dasar gadai?
6. Apa manfaat adanya Pegadaian itu?
7. Apa kelebihan dan kekurangan serta perbedaan antara Pegadaian
dengan lembaga keuangan lain?
8. Kegiatan Apa saja yang dilakukan lembaga Pegadaian selain
memberikan pinjaman atas barang gadai?
9. Apa saja hak dan kewajiban yang dimiliki oleh lembaga Pegadaian?
10. Bagaimana dengan Pegadaian Syariah?
11. Bagaimana dengan pegadaian Konvensional?

1.
C. Tujuan
Setelah dilakukan pembahasan dalam makalah ini, kami berharap pembaca
mampu untuk :

1. Memahami pengertian pegadaian

2. Mengetahui sejarah pegadaian

3. Mengetahui struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian

4. Menjelaskan kegiatan usaha yang dilakukan pegadaian

5. Memahami proses pinjaman atas dasar 5egar gadai

6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan serta perbedaan antara Pegadaian


dengan lembaga keuangan lain

7. Mengetahui manfaat dari pegadaian

8. Mengetahui kegiatan Apa saja yang dilakukan lembaga Pegadaian selain


memberikan pinjaman atas barang gadai

9. Memahami proses gadai dalam pegadaian syariah

10. Memahami proses gadai dalam pegadaian konvensional

11. Memahami perbedaan pegadaian syariah dan pegadaian konvensional

12. Memahami apa saja hak dan kewajiban yang dimiliki oleh lembaga
Pegadaian.

2.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegadaian

Pegadaian adalah sebuah BUMN 6egara keuangan Indonesia yang bergerak


pada tiga lini bisnis perusahaan yaitu pembiayaan, emas dan aneka jasa. Menurut
Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang
untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang
apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo. Dengan bahasa mudahnya, gadai merupakan proses meminjam dana oleh
seseorang kepada sebuah lembaga (perum pegadaian) dengan memberikan
jaminan berupa barang bergerak, seperti BPKB sepeda motor, mobil, dan lain
sebagainya.

Sedangkan menurut Kashmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan


Lainnya (2008 : 262), secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh
sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan
perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Beliau juga menyimpulkan
bahwa usaha gadai memiliki 6egar-ciri sebagai berikut :

1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan

2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan

3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

3.
B. Sejarah Pegadaian

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)


mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan 7egara gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda
(1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat
diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari
Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak
buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang
dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu,
metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian
diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada
pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak
ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan
‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan
adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat
memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha
Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan
Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1
April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian
yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan
Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi
kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian.
4.
Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan
Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan
wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan
Pegadaian sempat pindah ke KarangAnyar (Kebumen) karena situasi perang yang
kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan
Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan
Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali
dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah
beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan
(PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan
PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga
sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin
dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service
obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat
mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak
menguntungkan.

C. Struktur Pimpinan Pegadaian


Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan direksi yang
terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari
masing-masing anggota dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa
jabatan tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping
dewan direksi yang bertugas menjalankan dan mengelola kegioatan usaha, Perum
pegadaian juga mempunyai sebuah dewan pengawas yang fungsi utamanya
adalah untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum pegadaian agar
selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya
untuk membantu masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar 8elev gadai.

5.
Dewan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan
Perum Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat
memberatkan keuangan 9egara. Anggota dewan direksi dan dewan pengawas
diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul Menteri Keuangan. Dalam
pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan Perum Pegadaian, Menteri Keuangan
dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal. (Triandaru & Santoso, 2006).

D. Kegiatan Usaha Pegadaian

Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara


lain :

1. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :

a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan Dana jangka pendek sebagian besar
adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana jangka pendek
yang dihimpun)

b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang
kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan
diterima di muka, dan lain-lain)

c. Penerbitan obligasi Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 kali
menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun.
Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan
penerbitanyang kedua kalinya adalah pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25
miliar, sehingga sampai dengan tahun 1994 total nilai obligasi yang telah
diterbitkan adalah Rp 50 miliar

6.
d. Modal sendiri Modal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari :

1. Modal awal ; kekayaan 10elevi di luar APBN sebesar Rp 205 miliar

2. Penyertaan modal pemerintah

3. Laba ditahan : laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak


perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.

2. Penggunaan Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai


kegiatan usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :

a. Uang kas dan dana likuid lain

b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris

c. Pendanaan kegiatan operasional

d. Penyaluran dana

e. Investasi lain.

3. Produk dan Jasa Perum

Pegadaian Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh
Perum Pegadaian.

a. Pemberian pinjaman atas dasar 10elev gadai Jumlah atau nilai pinjaman yang
diberikan masing-masing peminjam sangat dipengaruhi opleh nilai barang
bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit
jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp 10.000 hingga
Rp 20.000.000 dengan jaminanbenda bergerak (perhiasan emas, alat rumah
tangga, kendaraan, barang elektronik, dan sebagainya) dengan prosedur mudah
dan layanan cepat.

7.
b. Penaksiran nilai barang Jasa ini diberikan oleh perum pegadaian karena
perusahaan ini mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang
sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan
digadaikan. Atas jasa penaksiran yang diberikan, perum pegadaian
memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.

c. Penitipan barang 9 Perum pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut


karena perusahaan ini mempunyai

d. Jasa lain

1. Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk koin yang 11ele
digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.

2. Krasida yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai yang diberikan kepada para
pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar
gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.

3. Kreasi yaitu Kredit Angsuran Fidusia, pinjaman kepada para pengusaha mikro
dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan konstruksi penjaminan
secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.

4. Kresna atau Kredit Serba Guna merupakan pemberian pinjaman kepada


pegawai / karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan
pengembalian secara angsuran.

5. Galeri 24 yaitu 11ele emas yang khusus merancang desain dan menjual
perhiasan emas dengan sertifikat

8.
E. Proses Pinjaman
1. Macam-macam Barang yang Dapat Digadaikan
a. Barang perhiasan Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan,
mutiara, dan batu mulia
b. Kendaraan Mobil, sepeda motor, sepedda, dan lain-lain
c. Barang elektronik Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video
player, 12elevise, dan lain-lain
d. Barang rumah tangga Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain
e. Mesin-mesin
f. Tekstil
g. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.
2. Cara Penaksiran
Megingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barnag yang
akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam terlebih dulu
harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang
yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut :
a. Barang kantong
 Emas
1. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam
yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan
penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi
2. Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat
3. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran Permata.
 Permata
1. Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapakan oleh
kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar
permata yang ada
2. Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata
3. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.

9.
b. Barang Gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)
1. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga
pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan harga yang terjadi
2. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.
3. Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya
pinjaman yang diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan
persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan persentase ini juga telah ditetapkan
oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-
90%.
4. Pelunasan
Nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu
tanggal jatuh tempo. Pelunasan pinjaman besesrta sewa modalnya (bunga)
dibayarakan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau
penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat
mengambil kembali barang yang digadaikan.
5. Pelelangan
Pelelangan adalah penjualan barang yang digadai, dilakukan oleh Perum
pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka apabila hal-hal berikut ini
terjadi :
a. Pada saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang
yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan, dan
b. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.

Hasil pelelangan barang akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban


nasabah berupa :

a. Pokok pinjaman
b. Sewa modal atau bunga
c. Biaya lelang.
10.
F. Manfaat Pegadaian
Manfaat Pegadaian Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan
dengan lembaga keuangan lainnya adalah :
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga.
Hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit
2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk
memenuhinya
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa
aja, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

Selain keuntungan tersebut, manfaat yang bisa diperoleh nasabah adalah :

1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya
2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang
diberikan kepada nasabahnya adalah :

1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana
2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
pemeroleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian
3. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada
masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif
sederhana.
4. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh
Perum Pegadaian digunakan untuk :
a. Dana pembangunan semesta (55%)
b. Cadangan umum (20%)
c. Cadangan tujuan (5%)
d. Dana sosial (20%). (Triandaru & Santoso, 2006)

11.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pegadaian

Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai


kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank.
a. kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:
1. Persyaratan mudah dan murah
2. Prosedurnya sederhana
3. Tidak dipungut biaya administrasi
4. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito, ataupun giro
5. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang diperoleh
6. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
7. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat
diangsur sesuai kemampuan
8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun, jadi bunga dibebanka atas
dasar sisa pinjaman
9. Apabila jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar,
maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar
bunga terlebih dahulu
10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan dua minggu setelah jatuh tempo
tanpa dibebani bunga (masa tunggu lelang).
b. Adapun kelemahan pegadaian yaitu:
1. Sewa modal pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga
perbankan
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian, sehingga
barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas
Pegadaiaan menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang berharga,
meminjam uang kepegadaian bukan saja prosedurnya mudah dan cepat, tetapi
biaya yang dibebankan juga lebih ringan. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah
satu tujuan dari pegadaian, dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan
motto “mengatasi masalah tanpa masalah”.
12.
Hal tersebut berbeda dengan meminjam uang dibank, yang membutuhkan
prosedur yang rumit, dan waktu yang relatif lama, persyaratan administrasi juga
sulit dipenuhi. Seperti dokumen harus lengkap, jaminan harus barang tertentu,
karena tidak semua barang bisa dijadikan jaminan di bank.
Pihak penggadai juga tidak menanyakan untuk apa meminjam uang, hal ini tentu
bertolak belakang dengan pihak perbankan yang menanyakan terlebih dahulu
untuk apa uang dipinjam sebelum mengabulkan pinjaman kepada nasabah. Sanksi
yang diberikan juga ringan, karena apabila tidak dapat melunasi maka barang
akan dilelang untuk menutupi kekurangan pinjaman yang telah diperolehnya.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian apabila dibandingkan dengan lembaga
keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya yaitu:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga,
hal ini disebabkan prosedurnya yang sederhana
2. Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen untuk
untuk memenuhinya
3. Pihak pegadaian tidak mempersalahkan uang tersebut digunakan untuk apa,
jadi sesuai dengan kehendak masyarakat atau nasabahnya.

H. Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya


1. Kredit Gadai ( Kredit Karyawan )
Kredit Gadai adalah fasilitas pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan
pelayanan prosedur mudah, aman, dan cepat. Memberikan kredit bagi
karyawan yang berpenghasilan tetap, pembayaran pinjaman dilakukan dengan
memotong gaji setiap bulannya.
2. Jasa Taksiran dan Jasa Titipan
Jasa taksiran ditawarkan oleh perum pergadaian kepada masyarakat dengan
dengan tujuan unuk melindungi masyarakat dari kemungkinan pemalsuan
para penjual barang-barang perhiasan emas permata. Jasa Titipan adalah
fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh pegadaian kepada
masyarakat dengan maksud untuk melindungi surat-surat dan atau barang-
barang berharga lainnya bila pemiliknya meninggalkan rumah.
13.
3. Unit taksiran emas (UTE)
Unit taksiran emas perum pegadaian dinamakan Galeri 24. Kegiatannnya
adalah menyediakan perhiasan dengan kualitas yang tinggi dan disain
perhiasan yang modern. Harga emas yang di perhitungkan adalah harga emas
yang berlaku pada saat pembelian. Sedangkan kadarnya adalah kadar sesuai
Standar Nasional Indonesia.
4. Kegiatan-kegiatan usaha lainnya
Kegiatan ini bertujuan memanfaatkan aset yang kurang produktif, tetapi nilai
pendapatannya relatif kecil di bandingkan dengan jasa gadai. Misalnya
penyewaan gedung di beberapa tempat di Indonesia.

I. Hak dan Kewajiban Pegadaian

Hak dan kewajiban pemegang gadai:

1. Hak
a. Menahan barang yang dijaminkan sampai waktu utang dilunasi, baik yang
mengenai jumlah pokok maupun bunga
b. Mengambil pelunasan dari hasil penjualan barang tersebut, apabila orang
yang berutang tidak menepati kewajibannya. Penjualan barang ini dapat
dilakukan sendiri atau minta perantaraan hakim
c. Berhak meminta ganti biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang tanggungan itu
d. Berhak menggadaikan lagi jaminan itu.
2. Kewajiban
a. Bertanggung jawab terhadap hilangnya/kemunduran harga barang jaminan,
jika hal itu disebabkan kelalaiannya
b. Harus memberi tahu kepada orang yang berutang apabila ia hendak
menjual barang jaminan.
c. Harus memberikan perhitungan tentang pendapatan penjualan barang itu
dan setelah ia mengambil pelunasan utangnya, maka ia harus menyerahkan
kelebihannya kepada si berutang.
14.
J. Jenis-Jenis Pegadaian
1. Pegadaian Syariah
Dalam istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat juga
dinamaial-hasbu. Secara etimologis, arti rahn adalah tetap dan lama,
sedangkan al-hasbu berarti penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga
dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut. Sedangkan menurut
Sabiq, rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut
pandangan syara’ sebagai jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh
mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu.
Adapun pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam Kitab al-
Mughniadalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu hutang untuk
dipenuh dari harganya, apabila yang berhutang tidak sanggup membayarnya dari
orang yang berpiutang.
Ibnu Sayyidah mengartikan dengan sesuatu yang disimpan seseorang sebagai
pengganti sesuatu yang diambilnya. Adapun al-Harali mengartikannya dengan
suatu kepercayaan dengan cara memberikan sesuatu yang sepadan dengan jalan
tertentu. Sedangkan rahn menurut istilah sebagaimana dikemukakan para ulama
adalah sebagai berikut:
a. Hanafiyah: “Menjadikan sesuatu tertahan karena ada kewajiban yang harus
dipenuhinya, seperti utang.”
b. Malikiyah: “Sesuatu yang dikuasa sebagai kepercayaan karena adanya utang.”
c. Syafi’iyah dan Hanabilah: “Menjadikan barang sebagai jaminan (kepercayaan)
atas utang yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang
pada waktunya tidak bisa membayar utangnya.”
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 02 Tahun 2008
tentang Kompilasi Hukuk Ekonomi Syariah Pasal 20 mendefinisikan rahn sebagai
berikut: “Pengusaan barang milik peminjam oleh pemberi pinjaman sebagai
jaminan.”

15.
Dari definisi yang dikemukakan para ulama diatas tentang rahn, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa yang dinamakan gadai adalah akad sebuah kepercayaan
dengan cara menjadikan sesuatu sebagai barang jaminan atas utang yang harus
dibayarnya. Dan apabila utang pada waktunya tidak terbayar, maka barang yang
dijadikan jaminan tersebut dapat dijual untuk membayar utangnya.
Dalam jurnal Ahmad Supriyadi mengatakan bahwa gadai syariah adalah
hubungan hukum antara satu orang atau lebih dengan seorang atau lebih dengan
kata seepakat untuk mengikatkan dirinya bahwa di satu pihak (rahin) bersedia
menyerahkan barang untuk ditahan oleh murtahin dan membayar biaya perawatan
dan sewa tempat penyimpanan serta asuransi sedangkan murtahin sepakat untuk
memberikan pinjaman uang tertentu sebesar nilai taksir.
Pengertian gadai yang ada dalam syariah agak berbeda dengan pengertian
gadai yang ada dalam hukum positif, sebab pengertian gadai dalam hukum positif
seperti yang tercantum dalam Burgerlijk Wetbook (Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berhutang
atau oleh seseorang lain atas dirinya, dan yang memberikan kekuasaan kepada
orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya
yang telah dikeluarkan untuk menyelamatannya setelah barang itu digadaikan,
biaya-biaya mana harus didahulukan (Pasal 1150 KUH Perdata).
Jika memperhatikan pengertian gadai (rahn) di atas, maka tampak bahwa
fungsi dari akad perjanjian antara pihak peminjam dengan pihak yang meminjam
uang adalah untuk memberikan ketenangan bagi pemilik uang dan/ atau jaminan
keamanan uang yang dipinjamkan. Karena itu, rahn pada prinsipnya merupakan
suatu kegiatan utang piutang yang murni berfungsi sosial, sehingga dalam buku
fiqh muamalah akad ini merupakan akad tabarru’ atau akad derma yang tidak
mewajibkan imbalan.

16.
Ada beberapa kelebihan dari pegadaian syariah, antara lain sebagai berikut :
a. Menggunakan sistem gadai syariah dengan menggunakan prinsip-prinsip
islami
b. Biaya administrasi relatif lebih kecil dari pegadaian konvensional yaitu 0,27%
dari uang pinjaman
c. Menggunakan sistem bagi hasil
d. Tarif yang dikenakan atas jasa penyimpanan 0,8% per 10 hari dari nilai
taksirannya.
2. Pegadaian Konvensional
Kegiatan menjaminkan barang-barang untuk memperoleh sejumlah uang dan
dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut disebut dengan nama
usaha gadai. Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-
barang berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan
harga barang yang dijaminkan. Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut
perusahaan pegadaian dan secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia
hanya dilakukan oleh Perusahaan Pegadaian.
Secara umum pengertian usaha gadai adalah dengan lembaga gadai. kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh
sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan
perjanjian antara nasabah. Kelebihan dari pegadaian konvensional adalah karena
pegadaian jenis ini sudah banyak memiliki cabang di daerah-daerah, bahkan
sampai di pedesaan, sehingga lebih mudah dicari dan dijangkau. Tetapi, pegadaian
konvensional pun juga memiliki kekurangannya, yaitu:
a. Tarif jasa penyimpanan yang relative besar dan mahal
b. Sisa uang dari hasil pelelangan barang jaminan akan diambil oleh perusahaan
tersebut
c. Masih menggunakan sistem bunga
d. Mempunyai biaya administrasi yang relatif besar yaitu 1% dari uang pinjaman
e. Sistem pencatatan dari pegadaian konvensional masih mahal.

17.
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan pengertian pegadaian


adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali
sesuai dengan perjanjian antar nasabah dengan lembaga gadai. Adapun kegiatan
pelaksanaan gadai dalam perum pegadaian melputi berapa kegiatan, yaitu
diantaranya seperti yang penulis paparkan diatas.
Asal mula pegadaian berkembang di Indonesia dimulai pada saat
Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu
lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini
pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum
pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana
dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan. Salah satu tujuan utama dari pegadaian yaitu untuk mengatasi agar
masyarakat yang sedang membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas
uang atau tukang ijon atau tukang rentenir yang bunganya relatif tinggi.
Hal utama yang membedakan antara pegadaian konvensional dan syariah
ialah sumber hukum, produk yang ditawarkan, serta pelaksanaannya di lapangan.
Sekarang juga terdapat pegadaian syariah, yang menawarkan fungsinya sebagai
pegadaian tetapi berbasis syariah atau syariat islam. Pada dasarnya pegadaian
memberikan kemudahan pada masyarakat untuk mendapatkan pinjaman uang,
dengan syarat dan ketentuan yang tidak sulit. Tetapi jika ingin meminjam uang,
nasabah harus memiliki barang jaminan yang diberikan kepada pihak pegadaian
sebagai barang gadai, tetapi barang yang bias digadaikan tidak sembarangan,
harus sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pegadaian. Jadi tidak semua
barang-barang yang dapat digadaikan.

18.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah yang telah dilakukan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa :
1. Perum Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non bank yang memusatkan
kegiatan usahanya di bidang penyaluran kredit dengan menggunakan system
gadai, dalam upaya untuk membantu menunjang kestabilan perekonomian
pemerintah dan mensejahterakan kehidupan masyarakat terutama masyarakat
dengan golongan ekonomi menengah kebawah.
2. Agunan atau jaminan pada pegadaian dibagi Barang Kantong dan Barang
Gudang.
3. Tujuan Penaksiran Barang Jaminan Untuk mengetahui berapa nilai barang
yang dijaminkan oleh nasabah dan sebagai alat ukur untuk menilai karatase
suatu perhiasan yang dijaminkan sehingga mendapatkan kepastian bahwa
kredit yang diberikan benar-benar terjamin.
4. Persyaratan Barang Jaminan dibagi menjadi Syarat Formal (Administratif) dan
Syarat Fisik.
5. Pegadaian melakukan penilaian awal terhadap barang jaminan yaitu tidak
berbahaya, bukan merupakan barang sistem yang sesuai dengan Undang-
Undang, dan bukan merupakan benda purbakala.
6. Jika terjadi kesalahan penaksiran yang dilakukan oleh Ahli Taksir, maka
Pegadaian akan memberikan sanksi tegas berupa Sanksi Tuntutan
Perbendaharaan dan Sanksi Tuntutan Ganti Rugi.
7. Pegadaian menciptakan produk-produk lain di luar penggadaian barang guna
meningkatkan loyalitas nasabah.

19.
B. Saran
Dengan adanya pegadaian ini semoga dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat, jadi mereka yang ingin membuka usaha tetapi tidak memiliki modal
bisa meminjam dengan pegadaian. Dan saran dari penulis semoga apa yang
menjadi tujuan utama pegadaian dapat terwujud, dan memang sesuai dengan
ketentuan yang sudah ada. Sebagaimana motto dari pegadaian ”Menyelesaikan
masalah tanpa masalah”

20.
DAFTAR PUSTAKA

Suhendi, Hendi.2008. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Soemitra, Andri.2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana


Media Group

Rivai, Adriana Permata Viethzal dan Ferry N. Idroes.2007. Bank and Fincial
Institution Management. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

Triandaru, S., & Santoso, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.

sunarto.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1695/makalah-
pegadaian.doc. Diakses pada tanggal 18 April 2018 pada pukul 11.53 WIB

21.

Anda mungkin juga menyukai