PENDAHULUAN
Nasional Bab IV Bagian Hak dan Kewajiban Warga Negara pasal 5 ayat (1)
bedakan perlakuan terhadap yang cacat. Allah SWT berfirman dalam surat an-
Nur ayat: 61
menjadi adat kebiasaan di seluruh dunia ini, urusan jamuan makan dan minum
merupakan urusan sopan santun dan pergaulan yang mulia. Adat- istiadat orang
Timur, terutama dalam negeri-negeri yang agraris tidak merasa senang kalau
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS &
Peraturan Pemerintah RI. Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib
Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2009), cet. ke-3, h. 7
2
Departemen Agama, Al-Qur’an Tajwid & Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2011),
cet. ke-2, h. 358
1
2
tamu, baik yang dekat maupun yang jauh datang ke rumah tidak diberi makan.
Islam memperhatikan perkara memberi makan dan minum. Bahkan orang buta,
pemisah antara seorang yang memiliki cacat dengan orang normal. Islam
maupun non formal. Islam sangat menganjurkan setiap insan untuk menuntut
ilmu dan menjadikan pendidikan sebagai hak setiap orang yang harus dijunjung
tinggi.
penjelasan terhadap apa saja yang telah diturunkan Allah SWT dalam al-
tanpa batas waktu, tanpa batas usia, tempat dan tidak ada pengkhususan untuk
3
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XVIII, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1976), h. 229-230
4
Al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Yazid Al-Qarwin, Sunan Ibnu Majjah, (ttp:
Dar al Fikri, tt. ), Jlilid I, h. 81 Bab Kitab Muqaddimah, No. Hadis 223
5
Syaikh Yusuf An-Nabhani. Ringkasan Riyadhus Shalihin (Bandung: Irsyad Baitus
Salam, 2006), h. 55
3
Pendidikan merupakan hak setiap manusia yang dianugerahi oleh Allah SWT
dan dilegitimasi undang-undang, oleh sebab itu tidak ada deskriminasi dalam
dengan perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat tinggal,
6
Tarmansyah, Perspektif Pendidikan Inklusi Pendidikan untuk Semua, (Padang: UNP
Press, 2009), cet. ke-1, h. 32-33
4
anak yang harus menyesuaikan dengan tuntutan sekolah, menjadi sekolah atau
dengan diagnosis yang sama harus dilayani dengan pendidikan yang sama.
Konsekuensi yang paling penting dalam perubahan ini adalah pengakuan dan
berbakat. Inti pendidikan inklusif adalah hak azazi manusia atas pendidikan.
ini.10
sekolah, tetapi sekolah yang harus mendidik sesuai dengan kebutuhan dan
konstitusi yang harus segera diimplementasikan, agar tidak ada lagi pemisah
dan dapat mempunyai makna yang khusus. Pada dasawarsa terakhir telah
pendidikan untuk anak-anak luar biasa yang dilaksanakan di sekolah luar biasa
sekolah anak tunarungu, SLB-C untuk sekolah anak tunagrahita, SLB-D untuk
terpadu yang mengintegrasikan anak luar biasa ke sekolah reguler. Program ini
10
Ibid., h. 5
6
tersebut, karena kesempatan anak luar biasa untuk berkembang pada umumnya
kondisinya berat, atau sangat berat. Peranan sekolah khusus ke depan akan
menjadi lebih spesifik, yaitu sebagai pusat atau sumber dalam pelayanan.12
luar biasa masih perlu dipertahankan, karena pendidikan inklusif belum merata
kalangan teman di sekolah. Keberadaan sekolah luar biasa menjadi mitra bagi
peserta didik.
11
Moh. Amin, Ortopedagogik Anak Tunagrahita, (Bandung: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga
Guru,1995), h. 157
12
Tarmansyah, op. cit., h. 34
7
yang sederhana dan memberikan contoh yang dekat dengan kehidupan siswa,
13
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum PLB Mata Pelajaran PAI SMPLB
Tunagrahita Ringan, h. 2
14 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet.
ke-2, h. 57
8
dikerjakan pendidik dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
kondisi riil yang tidak terlalu banyak menuntut kemampuan berpikir yang
pembelajaran bagi mereka yang belajar dalam satu kelompok anak tunagrahita
di sekolah luar biasa anak tunagrahita (SLB-C). Terdapat tiga jenis strategi
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada, 2007), cet. ke-7, h. 124
9
anak normal, karena strategi ini banyak memiliki keunggulan bila dibanding
upaya yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan strategi
kompetisi yang kurang sehat antara individu atau antar kelompok dapat
bagi anak yang unggul. Selain itu juga dapat menimbulkan permusuhan atau
efektif dan efesien kepada setiap anggota kelas. Pendidikan anak tunagrahita
pengajaran klasikal.16
16
Moh. Amin, op. cit., h. 188-190
11
cocok bagi anak tunagrahita yang berada di sekolah luar biasa adalah strategi
dibuat secara tertulis dan terbuka bagi orang yang memiliki kepentingan.
pembelajaran.17
17
Ibid., h. 227
12
mengemukakan bahwa anak luar biasa adalah anak yang menyimpang dari
kriteria normal atau rata-rata dalam hal mental, fisik, sensorik, perilaku,
18
Tarmansyah, op. cit., h. 184-185
19
Kemis dan Ati Rosnawati, Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus Tunagrahita,
(Bandung: Luxima Metro Media, 2013), cet. ke-1, h. 103
13
atau ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial atau gabungan dari
anak luar biasa yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah anak
jumlah anak luar biasa yang lainnya. Selain itu anak tunagrahita memiliki
(IQ) di bawah rata-rata anak pada umumnya. Anak tunagrahita sering tidak
20
Mulyono Abdurrahman & Sudjadi S., Pendidikan Luar Biasa Umum, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994), h. 8
21
Ganda Sumekar, Anak Berkebutuhan Khusus Cara Membantu Mereka Agar
Berhasil dalam Pendidikan Inklusif, (Padang: UNP, 2009 ), cet. ke-1, h. 3-4
22
Op. cit., h. 9
14
kepada mereka.23
penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik atau
fisik, penyandang cacat mental, serta penyandang cacat fisik dan mental. Jadi
jelas bahwa tunagrahita merupakan bagian dari penyandang cacat mental. Anak
pendidikan.24
sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang mental
23
Loc. cit.,
24
Nunung Apriyanto, Seluk-Beluk Tunagrahita & Strategi Pembelajarannya,
(Yogyakarta: Javalitera, 2012), cet. ke-1, h. 17
15
kemampuan anak.25
enggan untuk memberikan pendidikan baik secara formal ataupun non formal.
Terkadang orang tua sulit untuk menerima keadaan anak tunagrahita. Mereka
merasa malu karena memiliki anak yang berbeda dengan anak normal lainnya
dan mereka memilih untuk tidak banyak berbicara. Perasaan malu inilah yang
yang merasa malu, tetapi juga karena masalah ekonomi orang tua yang rata-
rata menengah ke bawah. Karena berbagai alasan inilah orang tua lebih
memerlukan komunikasi dan juga interaksi dengan yang lain. Hal ini bertujuan
anak tunagrahita harus menjadi perhatian utama, karena ada sebagian orang tua
yang masih enggan memasukkan anaknya ke sekolah luar biasa atau ke sekolah
1. Lambat belajar
jika dibanding dengan anak normal yang mempunyai umur yang sama.
Anak yang termasuk kategori ini tidak dapat dididik seperti anak
prestasi akademik maksimum seperti anak kelas satu SD, kemandirian dan
tunagrahita berat yang tidak dapat membedakan bahaya dan bukan bahaya.
27
Maria J. Wantah, Pengembangan Kemandirian Anak Tunagrahita Mampu Latih,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat, 2007), cet. ke-1, h.14-19
28
Nunung Apriyanto, op. cit., h. 36
18
mampu latih juga disebut sebagai tunagrahita sedang. Baik tunagrahita mampu
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 157 Tahun 2014 Pasal
Menurut Moh. Amin SMP luar biasa adalah sekolah menengah bagi
anak luar biasa yang berumur 13-15 tahun, umur kecerdasannya berkisar 9-11
tahun. Pada tingkat ini anak tunagrahita ringan meneruskan mempelajari tool
29
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 157 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Pendidikan Khusus, (Jakarta: 2014
19
SMP luar biasa sama dengan sekolah SMP biasa yaitu selama tiga tahun.30
belajar.32
30
Moh. Amin, op. cit., h.197
31
Kemis dan Ati Rosnawati, op. cit., h. 19
32
Observasi, SMP Luar Biasa Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa Kis
Mangunsarkoro Padang: Senin, 14 September 2015
20
Berkaitan dengan guru yang mengajar PAI di SMP Luar Biasa Yayasan
mengemukakan bahwa:
wali kelas yang mengajar PAI di SMP luar biasa Yayasan Pembina Pendidikan
sebagai guru terbaik. Meskipun kategori yang diraih dalam mata pelajaran
umum, namun menurut asumsi penulis mata pelajaran PAI dapat dilaksanakan
dengan baik, karena materi pelajaran PAI bagi anak tunagrahita bersifat
Sumatera Barat dan telah berhasil meraih berbagai prestasi baik di bidang
“Sekolah ini telah berhasil meraih medali emas dalam cabang olah raga
lari tahun 2006 pada event berskala nasional. Prestasi dibidang
akademik adalah juara 1 lomba mengambar tingkat Sumatera Barat
pada tahun 2014 dan dibidang keagamaan juara 1 lomba asmaul husna
dan juara 2 lomba hafalan ayat pendek tingkat kota Padang pada tahun
2014. Prestasi ini didukung dengan adanya praktik ibadah, dan kegiatan
ekstra kurikuler lainnya. Di antara alumni juga sudah bekerja dan
mampu beradaptasi dengan baik di tengah masyarakat.”35
SLB Kis Mangunsarkoro telah berhasil mendidik dan melatih anak luar biasa
Keberhasilan ini didukung oleh kesungguhan para guru dan ditunjang dengan
kegiatan ekstra kurikuler. Ternyata anak luar biasa dapat dididik dan dilatih
siswa, maka penelitian ini difokuskan pada siswa SMP yang menyandang
pengaruh dan mereka berada dalam masa remaja yang mudah terkontaminasi
35
Dessi Oktaria, Kepala Sekolah, Wawancara, Ruang Kepala Sekolah: Senin, 14
September 2015
22
melakukan wawancara dengan salah seorang wali kelas yang mengajar PAI di
pelajaran PAI dapat diketahui bahwa pendidikan agama Islam tidak diajarkan
secara khusus oleh guru PAI, tetapi diajarkan oleh wali kelas. Pembelajaran
PAI dapat dilakukan oleh wali kelas karena dibekali dengan ilmu mendidik
anak luar biasa (ortopedagogik) dan jika terdapat kekeliruan dalam materi
maka dapat dikomunikasian kepada guru PAI yang ada di sekolah yang lain.
minggu pertama, ketiga dan kelima. Sementara itu minggu kedua dan keempat
merupakan salah satu persoalan yang dihadapi guru karena pada hakikatnya
pembelajaran.
36
Neni Kasmeri, Wali Kelas, Wawancara, Ruang Kepala Sekolah: Senin, 14
September 2015
23
tanya jawab yang dilakukan. Sebagian lagi ada yang sulit diatur, untuk itu
bagi Anak Tunagrahita di SMP Luar Biasa Yayasan Pembina Pendidikan Luar
37
Eva Nofrita, Wali Kelas SMP Luar Biasa YPPLB Kis Mangunsarkoro Padang:
Wawancara, Ruang Kelas: Jum’at, 2 Oktober 2015
38
Observasi, SMP Luar Biasa YPPLB Kis Mangunsarkoro Padang: Jum’at, 2 Oktober
2015
24
1. Rumusan masalah
pendidikan agama Islam bagi anak tunagrahita di SMP Luar Biasa Yayasan
2. Batasan masalah
1. Tujuan penelitian
2. Kegunaan penelitian
tunagrahita.
26
4) Sebagai pedoman bagi peneliti lanjutan untuk meneliti aspek lain yang
tunagrahita.
D. Definisi Operasional
strategi pembelajaran, pendidikan agama Islam, anak tunagrahita dan SMP luar
biasa.
tujuan pendidikan.
39
Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenada, 2010), cet. ke-7, h. 125
40
Ibid., h. 126
28
41
TB. Aat Syafaat dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah
Kenakalan Remaja (Juvenile Deliquency), (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), cet. ke-1, h. 16
42
Mulyono Abdurrahman & Sudjadi S., op. cit., h. 19
43
Ibid., h. 9
29
adalah suatu cara yang melibatkan kerja sama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada guna mencapai tujuan
mata pelajaran pendidikan agama Islam bagi anak tunagrahita di SMP Luar