PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang semakin parah akan terus berlanjut jika terjadi penumpukan plak, pada
rongga mulut yang kebersihannya tidak terjaga dengan baik. Selain itu,
penyakit rongga mulut lainnya yang sering terjadi utamanya pada gigi yaitu
Karies merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat meluas dan terutama
mengenai jaringan keras gigi, sehingga terjadi kerusakan jaringan keras pada
rongga mulut pasien. Karies adalah penyakit infeksi lokal dan bersifat
(Chand B, 2013).
1
2
penyakit rongga mulut yang paling sering terjadi dengan prevalensi tertinggi
2013).
Prevalensi karies yang cukup tinggi memiliki dampak yang besar terhadap
karies. Salah satu cara pencegahan adalah dengan mengenali tipe bakteri dan
2013).
Faktor yang sangat berperan pada proses terjadinya karies adalah bakteri
strain, tetapi yang dominan dan banyak ditemukan dalam rongga mulut
Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu spesies bakteri yang
dominan dalam mulut yaitu Streptococcus mutans. Bakteri ini normalnya ada
dalam rongga mulut, namun bila terjadi perubahan pada habitat flora normal
3
ekstraseluler glukan ikatan α (1-3) yang tidak larut dari sukrosa, dapat
yang melekat erat pada permukaan gigi, dan lebih bersifat asidogenik
alam sebagai obat alternatif dalam pelayanan kesehatan. Bahan alam seperti
alternatif, harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, baik dari segi
tumbuhan sebagai tanaman obat karena hal ini dianggap sangat bermanfaat
dimana sejak dahulu kala masyarakat kita telah percaya bahwa bahan alam
samping yang merugikan dibandingkan obat yang terbuat dari bahan sintetis.
serta tanaman jarak yang memiliki khasiat untuk mengobati luka. Saat ini,
putih. Bawang putih ini merupakan salah satu tumbuhan umbi yang memiliki
bakteri yang ampuh dan dapat membunuh beberapa jenis bakteri. Bawang
putih (Allium sativum,L) yang semula hanya dikenal sebagai bumbu dapur,
manusia. Selain manfaat utamanya untuk bahan baku keperluan dapur, umbi
bawang putih juga dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk
Zat yang diduga berperan memberi aroma bawang putih yang khas adalah
alisin karena alisin mengandung sulfur dengan struktur tidak jenuh dan dalam
mati. Alisin merupakan zat aktif yang mempunyai daya antibiotika cukup
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BAWANG PUTIH
dan lac (tanaman), berdasarkan pada bentuk daunnya. Bawang putih ini
termasuk dalam famili Liliaceae dan genus Allium, yang memiliki lebih
dari enam ratus (600) spesies. Bawang putih diyakini berasal dari Cina
Bawang putih ini menjadi salah satu jenis rempah yang kontroversi
paling luas berada pada ketinggian di atas 700 meter. Produksi per
satuan luas di dataran tinggi lebih besar dari pada di dataran rendah.
laut. Perlu diketahui bahwa varietas bawang putih pada dataran tinggi
udara sejuk dan kering tanaman pada fase pembentukan umbi. Derajat
Pada tanah yang ringan, gembur (bertekstur pasir atau lempung) dan
yang lebih baik dari pada tanah yang berat seperti liat atau lempung.
9
bulu akar sehingga serapan unsur hara akan berjalan dengan baik.
Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur (Imelda
bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50% daun telah
panen tanah diairi dahulu agar umbi bawang putih mudah dicabut.
2009) :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Liliales
Famili : Liliceae
Genus : Allium
2. Kandungan Kimia
diduga berperan memberi aroma bawang putih yang khas adalah allisin
.(Sabir, 2010).
3. Aktivitas Antibakteri
dan isolate klinis pada persiapan allicin murni sangat signifikan. Hasil
resisten terhadap aktivitas dari allicin. Alas an dari efek resisten ini
mencegah penetrasi dari allicin ke bakteri, tapi hal ini perlu studi
dari allicin telah dikemukakan oleh Ankri dan Mirelman pada 1999
allicin. Hal ini dapat terjadi karena 2 faktor : Ikatan hydrogen dari
Ayu, 2010).
beberapa manfaat :
a. Potensi Antidiabetes
2010).
b. Potensi Antimikroba
d. Potensi Imunomodulator
Efek yang tidak diinginkan bawang putih adalah adanya bau napas
dan bau badan. Konsumsi bawang putih mentah berlebihan, terutama saat
perubahan flora usus. Selain itu, dilaporkan juga dermatitis alergi, terbakar
B. STREPTOCOCCUS MUTANS
Mikroba ini pertama kali diperkenalkan oleh J Kilian Clarke pada tahun
glocosyl.
Kingdom : Monera
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacilalles
16
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
2. Ekologi
spesifik untuk mengisi bagian yang berbeda dan terus berubah kondisi
pada tahun 1970 menemukan bahwa S. mutans lebih prevalen pada pit
dan fisura , yang merupakan 39% dari total streptococcus dalam rongga
3. Faktor virulensi
mitis yang terdeteksi pada bayi yang masih berumur beberapa hari.
ditemukan pada perineum ibu mereka sedangkan pada bayi yang lahir
orang yang makan tiga kali sehari secara teratur mengalami penurunan
18
telah membuat konsumsi gula kurang dari faktor risiko, masih salah
menyebabkan karies gigi bertambah parah yaitu seperti gula, air liur,
mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi (Imelda,
2013).
yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan
glukosa alfa (1-6) dan alfa (1-3). Pembentukan alfa (1-3) ini sangat
lengket, sehingga tidak larut dalam air. Hal ini dimanfaatkan oleh
dengan bakteri melekat dengan erat pada gigi enamel dan menuju ke
bakteri tersebut dalam hitungan permililiter air liur yang disebut dengan
CFU (colony forming unit) dan ditetapkan sebagai berikut (Mukhtar dan
Ifra, 2012):
sering dan dengan serat halus seperti sutra. Dilakukan suatu diet yang
kaya akan zat kapur dan fluoride yang di dalam air minum membuat
email gigi menjadi lebih kuat dan mencegah karies (Mukhtar dan Ifra,
2012).
Diet karbohidrat yang lebih kompleks yaitu diet rendah untuk gula
BAB III
A. Kerangka Konsep
Mengandung
Alicin
Bakteri
Streptococcus
mutans
Hambat
Pertumbuhan
Streptococcus
mutans
Keterangan :
Streptococcus mutans adalah salah satu mikroflora normal yang berada pada
rongga mulut dan merupakan bakteri utama yang berperan pada proses terjadinya
mempunyai daya bakteriostatik yaitu allicin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
C. Hipotesis Penelitian :
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Rancangan Penelitian
Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
yang telah memenuhi syarat untuk diuji yaitu : 105 – 108 / ml (Hermawan,
2007).
2. Sampel
Dalam penelitian ini, penentuan besar sampel menggunakan
dengan konsentari 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2 ml dan 1 kelompok kontrol
negatif (aquades).
Rumus Federer :
(n-1)(t-1)≥15
Keterangan :
n = banyak pengulangan
(n-1)(5-1) ≥ 15
(n-1)(4) ≥ 15
4n – 4≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75 5
yang diberi ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) maupun kontrol akan
penelitian.
25
E. Variabel Penelitian
mengektraksi zat aktif dari tanaman bawang putih Honan yang berasal
terbungkus oleh kulit luardan berasal dari China. Bawang putih ini
1. Alat :
1. Autoklaf
2. Toples bertutup
3. Rotaevaporasi
4. Tabung Erlenmeyer
5. Cawan petri
6. Timbangan analitik
7. Waterbath
8. Gelas ukur
26
9. Botol
11. Alcoholmeter
2. Bahan
2. Etanol 96%
3. Kertas saring
4. Aquades
5. Streptococcus mutans
H. Prosedur Penelitian
1. Sterilisasi Alat
autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit dengan cara cawan petri
perkamen lalu diikat dengan tali, dan labu erlemeyer diisi dengan akuades
rpm.
Erlenmeyer.
3. Pembuatan medium
dan dituang ke dalam tabung reaksi steril yang ditutup dengan aluminium
foil. Media tersebut disterilkan di dalam autoclave pada suhu 121oC selama
25 menit. Selanjutnya, tuang ke dalam cawan petri, tiap cawan petri berisi
4. Pengenceran
28
konsentrasi yang akan digunakan dari ekstrak bawang putih yang dapat
penghambatnya.
cair ekstrak bawah putih sesuai konsentrasi yang akan dipakai. Timbang
aquades steril.
Besar pengenceran :
ml.
b. Larutan ekstrak 1 ml ekstrak diencerkan sampai dengan volume 10
ml.
c. Larutan ekstrak 1,5 ml ekstrak diencerkan sampai dengan volume 10
ml.
d. Larutan ekstrak 2 ml ekstrak diencerkan sampai dengan volume 10
ml.
e. Sedangkan untuk kontrol (-) menggunakan Aquades.
dibuat, masukkan paper disk. Setelah itu, paper disk tersebut dimasukkan
1x24 jam
6. Zona inhibisi
I. Cara kerja
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah cara uji daya hambat
berisi konsentrasi ekstrak buah yang berbeda. Untuk cawan petri pertama
sampai cawan petri ketiga masing – masing diberikan paper disk yang
ekstrak 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2 ml. Sedangkan untuk Kontrol (-)
menggunakan Aquades.
7. Masukkan kedalam inkubator selama 1x24 jam
J. Pengumpulan Data
Perlakuan:
1. Larutan ekstrak
0,5 ml ekstrak
diencerkan sampai
dengan volume 10
ml.
2. Larutan ekstrak 1
ml ekstrak Pemberian ekstrak Bawang
diencerkan sampai Putih (Allium Sativum)
dengan volume 10 dengan konsentrasi ekstrak Pengamata
ml. Inkubator
tersebut masing – masing. n zona
3. Larutan ekstrak 1x24 jam
+ inhibisi
1,5 ml ekstrak tambahkan 3 ose suspensi
diencerkan sampai Streptococcus mutans
dengan volume 10
ml.
4. Larutan ekstrak 2
ml ekstrak
diencerkan sampai
dengan volume 10
ml.
K. Analisis Data
Test dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas data. Apabila data tersebut
hasilnya berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji One
32
Way ANOVA untuk membandingkan mean lebih dari dua kelompok dengan
syarat skala variabel dependen berupa skala numeric (p > 0,05). Namun jika
kelompok. Apabila hasil dari data yang diperoleh berdistribusi tidak normal
BAB V
B. Hasil Penelitian
Pengaruh pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.)
besarnya zona hambat yang dapat dilihat dalam Tabel 5.1 berikut ini.
Perlakuan (mm)
Pengulangan
K P1 P2 P3 P4
1 0 8 11 12 13
2 0 8 12 11 16
3 0 6 11 13 13
4 0 8 15 12 19
5 0 8 10 16 15
Rata-rata 0 7,60 11,80 12,80 15,20
Sumber: Data Hasil Penelitian, 2017
zona hambat tertinggi ada pada kelompok P4 yaitu sebesar 15,20 mm dan
nilai rata-rata diameter zona hambat terendah ada pada kelompok kontrol
yang diberi aquades yaitu sebesar 0,00 mm. Hal ini juga bisa dilihat pada
C. Analisis data
uji levene’s test untuk mengetahui homogenitas data tersebut. Apabila data hasil
menggunakan uji one way ANOVA. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan,
maka dilanjutkan dengan uji LSD (least significant difference) dengan derajat
mean diantara ketiga kelompok. Apabila diperoleh data distribusi tidak normal
a. Uji Normalitas
Smirnov dengan jumlah sampel sebanyak 25. Data diameter zona hambat
tidak normal.
DZH
N 25
Normal Parametersa Mean 9.48
Std. Deviation 5.665
Most Extreme Differences Absolute .166
Positive .153
Negative -.166
Kolmogorov-Smirnov Z .829
Asymp. Sig. (2-tailed) .498
a. Test distribution is Normal.
hambat mempunyai nilai p = 0,498 > 0,05. Hal ini berarti data
b. Uji homogenitas
data (K, P1, P2, P3 dan P4) mempunyai varians homogen atau tidak.
Data pengukuran diameter zona hambat dikatakan homogen jika nilai p >
DZH
2.591 4 20 .068
hambat mempunyai nilai p = 0,068. Hal ini berarti varians data diameter
ANOVA
DZH
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 712.640 4 178.160 61.861 .000
Within Groups 57.600 20 2.880
Total 770.240 24
dilihat pada Uji Post Hoc (LSD) yang dapat dilihat pada Tabel V.5.
rata diameter zona hambat antar kelompok K dengan P1, P2, P3 dan P4, pada P =
0,00 < 0,05. Kelompok P2 tidak berbeda signifikan terhadap P3 dengan tingkat
BAB VI
PEMBAHASAN
pada bawang putih (Allium sativum Linn) mempunyai kandungan allicin yang
karena allicin yang muncul ketika sel bawang putih rusak. Allicin dan derivatnya
mempunyai efekmeng hambat secara total sintesis RNA dan menghambat secara
parsial pada sintesis DNA dan protein. Allicin bekerja dengan cara memblok
Diameter Zona Hambat yang terbentuk baik pada konsentrasi P1, P2, P3 dan P4.
Rata-rata diameter zona hambat tertinggi ada pada kelompok P4 yaitu kelompk
dengan pemberian ekstrak bawang putih 2 ml yaitu sebesar 15,2 mm dan nilai
rata-rata diameter zona hambat terendah ada pada kelompok kontrol yang diberi
aquades yaitu sebesar 0,00 mm. Semakin besar konsentrasi pemberian ekstrak
bawang putih (Allium sativum Linn.) yang diberikan semakin besar diameter zona
hambat yang dihasilkan. Menurut Suria dan Wiria (2001), diameter zona bening
sedang, 10-20 mm dikatakan kuat, dan lebih dari 20 mm di-katakan sangat kuat.
39
ini dikarenakan kandungan organo sulfur yang ada didalamnya. Diataranya allicin
dan ajoene. Bawang putih juga kaya akan kandungan minyak atsiri dan flavonoid
yang juga memiliki sifat antibakteri. Bakteri gram positif dipercaya lebih rentan
negatif.
gram positif seperti Staphylococcus aureus dibanding bakteri gram negatif seperti
gram negatif memiliki kemampuan untuk untuk memproduksi suatu enzim yang
bawang putih. Selain itu pula, selubung bakteri gram negatif yang secara alami
mempersulit proses penetrasi agen antimikroba ke dalam dinding sel bakteri gram
negatif.
Mardiana (2011) yang menyatakan bahwa selain bersifat antibakteri, bawang putih
juga bersifat antijamur. Kemampuan bawang putih ini berasal dari zat kimia yang
Alkaloid dari perasan bawang putih mengandung racun yang mampu menghambat
40
pertumbuhan bakteri atau dapat menyebabkan sel bakteri menjadi lisis bila terpapar
oleh zat tersebut. Tanin yang terkandung dalam perasan bawang putih akan
mengganggu sel bakteri dalam penyerapan protein oleh cairan sel. Hal tersebut terjadi
5.1 Kesimpulan
bahwa:
yang terbentuk.
2. Pada kelompok yang diberi ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn) P1
sudah menunjukkan diameter zona hambat, sehingga pada dosis ini ekstrak
3. Pada kelompok yang diberi ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn) P4
5.2 Saran
efektifitas daya hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn) dengan
Andika Danar Dwi. 2011. Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Menurunkan
Jumlah Leukosit pada Mencit Model Sepsis Akibat Paparan
Staphylococcus aureus. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, Indonesia.
Boboye B. E., Alli A. J. 2008. Cellular Effects of Garlic (Allium sativum) Extract
on Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Research
Journal of
Medicinal Plant, 2 (2): 79-85.
Http://docsdrive.com/pdfs/academicjournals/rjmp/2008/79-85.pdf.
Downloaded on Mey 27th, 2017
Chen Yu-Ying, Chiu Hsien-Chung, Wang Yi-Bing. 2009. Effect of Garlic Extract
on Acid Production and Growth of Streptococcus mutans. J Of Food and
Drug Analysis. Taiwan.
Devi Ayu, . 2010. Konsentrasi Ekstrak Biji Kakao Sebagai Material Alam Dalam
Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans. Jurnal PDGI No.
Surabaya.
Hermawan, A. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherechia coli dengan Metode
Difusi Disk. Universitas Airlangga, Surabaya. Hal 5-6
Joslin, Peter. 2014. From Fresh Garlic, Nature’s Original Microbial. Available
from: http://Allicincentre.com
Jeanna Salima, 1118011062 (2015) Uji Daya Hambat dan Daya Bunuh Ekstrak
Ethanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus Secara IN VITRO. Fakultas Kedokteran,
Universitas Lampung.
Mukhtar Sana dan Ghori Ifra. 2012. Antibacterial Activity Of Aqueous And
Ethanolic Extracts Of Garlic, Cinnamon And Turmeric Against
Escherichia Coli Atcc 25922 And Bacillus Subtilis Dsm 3256.
International journal of applied biology and pharmaceutical technology.
Ried K, Frank, and Stocks NP. 2010. Aged Garlic Extract Lowers Blood Pressure
in Patients with Treated but Uncontrolled Trial.
Simon, Lisa. 2007. The Role of Streptococcus mutans and Oral Ecology in the
Formation of Dental Caries.Lethbridge Undergraduate Research Journal,
Volume 2 No. 2
WHO, 2010, Guidelines for the control of shigellosis including epidemics due to
Shigella dysenteriae 1, 1-2, Geneva, World Health Organization.