Anda di halaman 1dari 20

Pengelolaan dan Penataan Laboratorium

1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan
fungsi sumber daya. Menurut Suharsimi Arikunto (1993,33), istilah pengelolaan dianggap bersinonim
dengan manajemendanadministrasi.Oleh karena itu,pengertian manajemen adalah suatu usaha bersama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan. Organisasi secara efektif dan efisien dengan
menggunakan segala upaya dan daya yang ada.Manajemen fasilitas laboratorium sangat penting artinya
bagi sebuah organisasi pendidikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengelolaan merupakan suatu proses pendaya gunaan sumber
daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996:86) menyatakan bahwa
pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni
perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian.
Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting
adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan,
pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan
pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi,
bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan
fungsinya.
Dalam pengelolaanlaboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek tersebut di atas.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan
yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu sendiri.
Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-
pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium dibangun untuk
tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan
apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan
digunakan untuk pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk
yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk
penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk
ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain
sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam
konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya
percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2
dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat
seluas 2,5 m2dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum
mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.
2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,
yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan
penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah
penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja
harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas,
aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat
kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.

c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.

d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal


e. Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
a. mudah dilihat
b. mudah dijangkau
c. aman untuk alat
d. aman untuk pemakai

3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris. Inventaris
adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan semua fasilitas,
barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMA yang mempunyai beberapa lab sangat
penting untuk mendata fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab untuk kegiatan
pembelajaran siswa. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh
pedoman untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan
datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari
pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui
dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan
pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan pelaporan hasil
inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud, maka ada beberapa
daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau diisi, diantaranya:
a. Buku Induk Barang Inventaris
b. Buku Catatan Barang Inventaris

c. Buku Golongan Barang Inventaris

d. Laporan Triwulan Mutasi barang

e. Daftar Isian Barang

f. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris


Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak dikembangkandan
digunakan:
Daftar Isian Barang Inventaris Yang Dipakai
Nama Barang Nama Kelompok Kode Barang Jumlah
No
Inventaris Barang Barang
1
2

4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan


Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana
mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penangannya bila terjadi kecelakaan.
Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium, antara lain:
a. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
b. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
c. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam
keadaan baik dan dipahami
Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium antara
lain:
a. Saluran air dengan kran dan shower
b. Saluran gas dengan kran sentral
c. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
d. Kotak p3k yang berisi lengkap obat
e. Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter
f. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau
g. Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan
Dan untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh ara pengelola laboratorium yang
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan
tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah
umumnya sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Koordinator Laboratorium
d. Penanggung jawab Laboratorium
e. Laboran
2. Pembelajaran praktek busana merupakan salah satu mata pelajaran ketrampilan
yang diberikan kepada siswa bertujuan agar anak didik mempunyai bekal ketrampilan di
bidang busana, memiliki kualitas sesuai dengan yang diharapkan di dunia kerja yaitu
siap latih, ulet, cekatan dan mandiri.
Laboratorium yang memenuhi atau memadai untuk pembelajaran ketrampilan di
bidang busana tersebut sangat diperlukan, seperti gedung atau ruangan yang memenuhi
syarat, ketersediaan alat-alat praktek dan media pembelajaran yang selalu berkembang.
Laboratorium busana mempunyai arti penting karena laboratorium busana sebagai tempat
belajar, penelitian untuk mendapatkan sesuatu yang baru atau mempelajari yang lama
tentang tekstil, desain busana dan pembuatan busana. Untuk mencapai tujuan itu
laboratorium busana perlu adanya sarana-prasarana yang lengkap, seperti tersedianya mesin
jahit, mesin obras, mesin pres, piranti menjahit, media pembelajaran dan lain-lain. Selain hal
tersebut untuk tujuan pembelajaran praktek busana diperlukan pengelolaan dan penataan
laboratorium busana yang baik dan benar.

A. Penataan Laboratorium Busana

Menurut Daryanto S.S. ( th.1997, hal 583 ) Penataan adalah suatu proses, cara,

perbuatan menata, pengaturan dan penyusunan. Kaitannya dengan Laboratorium Busana.

Penataan adalah suatu proses pengaturan alat-alat sesuai dengan urutan proses pembelajaran
serta media pembelajaran yang ada di dalam laboratorium busana agar proses pembelajaran
praktek busana dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan laboratorium busana adalah tempat belajar atau melakukan penelitian tentang

tekstil dan pembuatan busana, yang meliputi desain busana, memotong kain, teknologi

busana/teknik penyelesaian pembuatan busana dan pengepresan. Di dalam proses

pembelajaran praktek busana diperlukan penataan alat sesuai proses belajar menjahit

busana yakni mulai dari penataan mesin jahit, mesin obras, meja seterika, mesin pres,

meja potong, mesin pasang kancing, mesin lubang kancing, pencahayaan serta ventilasi.

B. Pengelolaan Lab. Busana

Menurut Follet & Fataf( 2001 ) Managemen atau pengelolaan adalah sebagai kiat mencapai
sasaran melalui cara-cara dengan menagatur orang lain dalam menjalankan tugas.
Managemen juga merupakan suatu profesi karena dilandasi oleh keahlian khusus untuk
mencapai suatu prestasi dan para profesianal dituntut suatu kode etik. Berdasarkan hal
tersebut maka managemen adalah suatu ilmu, kiat atau profesi yang melibatkan semua aspek
dan usaha-usaha para anggota organisasi serta penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
C. Alat Praktek

Alat yang akan digunakan untuk praktek pembuatan busana disiapkan terlebih dahulu sesuai
dengan kebutuhan proses belajar mengajar. Misalnya jumlah mesin jahit, mesin obras seterika
dan mejanya,, piranti menjahit jumlah mencukupi dan bisa dioprasikan semua dengan baik.

D. Bahan Praktek

Bahan yang akan digunakan untuk praktek pembuatan busana disiapkan terlebih dahulu baik
jenis maupun jumlah bahan praktek. Agar supaya hasilnya baik perencanaan bahan ini harus

dikoordinasikan dengan instruktur yang bersangkutan.

E. Media

Media pembelajaran praktek busan disiapkan terlebih dahulu, misalnya job sheet, majalh
mode, fragmen teknik penyelesaian menjahit, contoh busana jadi.

3. PENGORGANISASIAN

Pengorgaisasian merupakan proses menciptakan hubungan antara fungsi-fungsi,


personalia, dan faktor fisik agar kegiatan yang dilaksanakan dapat diarahkan pada pencapaian
tujuan.

Menurut Hani Handoko 2003, pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang
struktur formal, pengelompokann serta mengatur dan membagi tugas pekerjaan diantara para
anggota agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

Penetapan peran, tanggung jawab, wewenang serta tugas masingmasing prsonel laboratorium
busana yang meliputi Koordinator Laboratorium, Teknisi, Intruktur serta siswa ( pengguna
Laboratorium ) harus dibuat secara jelas dan rinci.

A. Koordinator Laboratorium

Bertanggung jawab atas semua kegiatan dalam lab. Busana dan mempunyai tugas
mengkoordinir penggunaan laboratorium busana dari proses perencanaan, penggunaan,
monitoring (pengawasan) dan evaluasi pengguaan lab, juga mengkoordinir personil yang ada
di laboratorium busana.

B. Teknisi ( Laboran )

Bertanggung jawab terhadap inventaris alat, penyimpanan bahan, kebersihan laboratorium


busana. Bertugas melayani pennguna laboratorium busana dengan baik, menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan untuk praktek, bekerjasama dengan koordinator laboratorium
busana untuk merencanakan bahan praktek.

C. Instruktur
Menggunakan laboratorium busana sesuai jadwal (tidak terlambat dan tidak melebihi jam
yang sudah disepakati dalam rencana), membimbing mahasiswa, mengarahkan dan
mengawasi proses pembelajaran praktek.

D. Siswa/Pengguna laboratorium Busana

Mentaati tata-tertib penggunaan laboratorium busana, misal tidak boleh makan dan minum di
laboratorium, setiap kali selesai menggunakan laboratorium harus membersihkan ruangan
dan alat baik secara individu.

4. PELAKSANAA/PENGGUNAAN LAB.BUSANA

Pelaksanaan adalah keseluruhan proses pemberian motivasi untuk bekarja pada


bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
secara efisien dan ekonomis (Sondang P Siagiaan, 1994).

Pelaksanaan adalah merupakan aktualisasi dari apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam hal pelaksanaan pengelolaan laboratorium busana adalah penggunaan lab.busana
secara efektif dan efisien oleh pengelola dan pengguna sesuai dengan yang direncanakan
sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Contoh : penggunaan laboratorium busana
sesuai jadwal, alat dan bahan telah tersedia, pelayanan teknisi dengan baik, bimbingan
instruktur efektif , keselamatan kerja terjaga dll.

5. PENGAWASAN

Pengawasan adalah suatu usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar
mereka selalu sesuai rencana ( Sukanto Rekso Hadiprojo, 1992 ). Tujuan pengawasan adalah
menilai dan mengkoreksi pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana, hal ini
dimaksudkan agar tujuan pengelolaan dapat tercapai dengan baik. Dalam pengawasan ada
penilaian, tindakan dan perbaikan agar pelaksanaan penggunaan laboratorium busana untuk
pembelajaran praktek selanjutnya dapat berjalan lancar, baik dan mencapai tujuan yang
diharapkan.

Laboratorium tata busana disusun selaras dengan visi, misi, dan nilai-nilai SMK. Hal tersebut
membuktikan bahwa secara keorganisasian, Sekolah tersebut solid, perencanaan
laboratorium tata busana searah dengan cita-cita Universitas. Implementasi nilai-nilai sekolah
dalam laboratorium tata busana merupakan upaya sungguh-sungguh menjunjung tinggi cita-
cita.
Sasaran dalam laboratorium tata busana dibedakan menjadi sasaran jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang. Sasaran perencanaan telah disertakan dalam program kerja
yang terdiri dari penentuan personil, pendanaan, dan penentuan alokasi waktu.

Nilai-nilai Universitas yang dijadikan dasar dalam laboratorium tata busana harus dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses pembelajaran di
laboratorium tata busana. Sasaran dan tujuan dalam perencanaan laboratorium tata busana
perlu lebih dipertegas. Pertimbangan dalam penentuan personil juga harus diperketat demi
peningkatan pengelolaan laboratorium. Evaluasi fungsinya sangat penting dalam setiap unsur
manajemen, untuk itu pelaksanaan evaluasi harus dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan, sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk menyempurnakan
perencanaan. Semangat dan prinsip yang ada perlu dipertahankan.
6. ALAT-ALAT YANG TERDAPAT DI DALAM LABORATORIUM

Alat-alat yang telah di sediakan oleh Universitas terhadap laboratorium telah


tercukupi. Mulai dari mesin-mesin yang terdapat dalam laboratorium telah lengkap dan
memenuhi fasilitas untuk para mahasiswa. Tidak hanya alat-alat tetapi para laboran-laboran
telah menjalankan peraturan yang telah ditetapkan dengan baik. Menjaga dan memelihara
laboratorium dengan baik.

Diantaranya fasilitas-fasilitas yang telah disediakan Universitas antara lain :

1. A. Ruang
1. Mesin jait biasa (butterfly dan singer)
2. Mesin obras dengan dinamo kecil
3. Meja potong
4. Setrika
5. Alat-alat kecil mesin
6. Kipas angin
7. Meja setrika
8. Hanger
9. Kursi
10. Papan Tulis
11. Almari
12. Cermin
13. Kamar fitting
14. Mesin serbaguna
15. Alat-alat kebersihan
2. B. Ruang
1. Mesin juki
2. Mesin obras benang 3 dinamo besar
3. Mesin obras benang 4
4. Mesin kelim benang 3 setikan 2
5. Mesin kelim benang 4 setikan 3
6. Mesin neci benang 3
7. Mesin neci benang 4
8. Mesin overdeck
9. Mesin pemasang ribs dan obras
10. Mesin kelim sarung
11. Mesin pemasang elastik
12. Mesin pemasang kancing
13. Mesin lubang kancing manual
14. Mesin lubang kancing otomatis
15. Mesin pemotong kain
16. Mesin pressing
17. Meja potong
18. Seterika
19. Meja seterika
20. Kursi biasa
21. Kursi dengan meja
22. Papan tulis
23. Alat-alat mesin jahit
3. C. Alat pelindung diri
1. Celemek yang di pakai oleh para mahasiswa
2. Masker yang digunakan pada saat memotong bahan
3. APAR yang terletak di dalam laboratorium
4. Sepatu untuk menjaga agar tidak tersengat listrik
5. Plastik kecil yang terletak pada jarum mesin untuk melindungi mata pada saat
jarum patah

Berbagai mesin dan fasilitas yang terdapat di dalam laboratorium busana dapat berfungsi
sebagai penunjang bagi mahasiswa untuk kerja nyata dalam jurusan yang di ambilnya.
Laboratorium busana juga sebagai pelengkap kurikulum yang terdapat di dalam pengajaran
untuk para siswa. Adanya laboratorium sangat mendukung siswa untuk lebih menunjukkan
bakat dan kreasi masing-masing individu.

Dari adanya laboratorium dan perlengkapan lainnya, mahasiswa dapat mengkreasikan ide-ide
dan gagasan dengan melakukan fashion show atau mengikuti lomba-lomba. Dengan adanya
hal tersebut sangat berpengaruhlah adanya laboratorium dengan penunjang kegiatan-kegiatan
mahasiswa. siswa juga dapat mempergunakan laboratorium dengan menambah jam praktek
mereka untuk lembur atau melanjutkan pekerjaan, dengan satu syarat yaitu melapor pada
laboran dan menepati janji untuk membersihkan laboratorium dan perlengkapan lain setelah
selesai mempergunakannya.

Kerjasama yang baik antara laboran, penanggung jawab laboratorium, guru dan siswa
terhadap laboratorium akan membantu untuk menjadikan laboratorium sebagai hal yang
penting dalam pengajaran pelajaran praktek. Tidak hanya laboratorium busana tetapi
laboratorium lainnya untuk semua jurusan pun juga harus di pelihara agar selalu dapat
digunakan dengan baik oleh para siswa.

Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, Sekolah telah melengkapi segala
kebutuhan mahasiswa. Dari fasilitas kelas, alat-alat penunjang kelas, laboratorium,
perpustakaan dan sebagainya adalah untuk menunjang keberhasilan siswa untuk mencapai
tujuannya dan tujuan Sekolah. Laboratorium adalah sebagai pengantar siswa untuk
menggapai apa yang diinginkannya. Dengan terjaganya laboratorium dengan baik akan dapat
meningkatkan kualitas laboratorium dari tahun ke tahun.

Selain itu, dengan meningkatnya laboratorium dapat lebih memberikan hasil yang terbaik
untuk Sekolah. Dari penjelasan yang telah diuraikan bahwa Sekolah sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai yang harus diberikan untuk siswa. Tidak memilih jurusan mana yang terbaik
tetapi menjadikan nilai-nilai tersebut menjadi rata di kalangan siswa.

Guru dan ketua laboratorium juga harus lebih meningkatkan kualitas laboratorium dengan
cara memberikan pengarahan untuk siswa. Dari situlah terbentuknya sikap yang baik
terhadap pemakaian laboratorium. Dengan meningkatnya laboratorium juga dapat lebih
mengangkat nama Sekolah sebagai nilai penunjang yang baik untuk siswanya. Oleh sebab itu,
perlunya upaya-upaya pemeliharaan laboratorium dengan baik dan ketentuan-ketentuan
pengguanaan mesin-mesin dan fasilitas-fasilitas lainnya untuk lebih meningkatkan sumber
daya manusia. Baik dengan menaati persyaratan-persyaratan yang ada ataupun dengan
memberikan sikap terbaik dengan menjaga kebersihan dan menjaga keindahan di dalam
laboratorium.

Macam-macam alat pelindung diri yang digunakan di dalam laboratorium tata busana yaitu :

1. Masker wajah

Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat dandari debu yang
merugikan.

2. Sepatu Latex/Karet
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.

3. Jas Laboratorium

Jas Laboratorium sangat penting pemakaiannya terutama di Laboratoriumkimia. Karena jas


ini akan melindungi tubuh dari kontak langsung dengan suatuzat kimia yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia kriteria yang baik untuk jas Laboratorium ini
sendiri yaitu

1.Nyaman dipakai

2.Bahan kain yang cukup tebal

3.Berwarna Terang/putih

4.Berkancing (Non Resleting)

5.Panjang jas sampai Lutut dan dengan Lengan sampai pergelangan tangan

6.Ukurannya Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar

4. Pakaian Kerja
Pakaian kerja harus dianggap sebagai alat pelindung diri. Pakaian kerja wanita
sebaiknya berbentuk celana panjang,celemek,
baju yang pas,tutup rambut dan tidak memakai perhiasan-perhiasan.

7. Nilai-nilai dalam perencanaan laboratorium

Perencanakan manajemen laboratorium tata busana dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai


yang menjiwai yaitu komitmen, kebersamaan, kreatif dan inovatif, kepedulian, keterbukaan,
saling percaya, saling menghargai, dan pelayanan prima. Dalam perencanaan manajemen
laboratorium tata busana, ada beberapa prinsip yang menjadi pegangan, yaitu demokratis,
transparan, dan efisiensi.
Implementasi dari nilai-nilai sekolah dalam perencanaan manajemen adalah dengan cara
menjadikan nilai-nilai sekolah sebagai penduan agar setiap perencanaan yang disusun tidak
melenceng dari nilai-nilai sekolah yang terdiri dari komitmen, kebersamaan, kreatif, dan
inovatif, kepedulian, keterbukaan, saling percaya, saling menghargai, dan pelayanan prima.
Berdasarkan paparan tersebut menunjukkan perencanaan manajemen laboratorium tata
busana berjalan cukup baik.

Buktinya adalah proses pembelajaran di laboratorium berjalan dengan baik, mesin dan
peralatan tertata dan terjaga dengan baik, pengaturan kelompok berlangsung tertib, piket guru
sudah teratur, dan kerjasama dengan mitra berjalan lancar.
Perencanaan dalam fungsi manajemen membutuhkan kesadaran akan pentingnya nilai-
nilai yang menjadi dasar perencanaan. Sekilas, perencanaan tidak membutuhkan sentuhan
nilai, tetapi dalam kenyataannya nilai-nilai menjadi faktor penting karena menyangkut
partisipasi pihak lain. Nilai-nilai dalam perencanaan merupakan bukti kesadaran penghargaan
terhadap keberadaan orang lain dan diri sendiri.
Nilai-nilai tersebut biasanya disandingkan dengan proses interaksi, sehingga disebut
nilai-nilai sosial.Perencanaan menempati fungsi pertama dan utama diantara fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Para pakar manajemen menyatakan bahwa apabila perencanaan telah
selesai dan dilakukan dengan benar, sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan. Ini
menunjukkan keberadaan perencanaan dalam manajemen sangat vital.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin (2005) yang
menyatakan bahwa perencanaan sebagai suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan
keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan
sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi, revisi, renovasi,
subtitusi, kreasi, dan sebagainya). Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan
tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan di masa yang akan datang.
Perencanaan pada manajemen laboratorium tata busana yang disusun selaras dengan
visi, misi, dan nilai-nilai sekolah tersebut merupakan bukti bahwa secara keorganisasian,
sekolah tersebut solid. Laboratorium tata busana sebagai bagian dari unsur sekolah tidak
berjalan sendiri-sendiri, tapi searah dengan cita-cita sekolah. Implementasi nilai-nilai sekolah
dalam perencanaan pada manajemen laboratorium tata busana merupakan upaya sungguh-
sungguh menjunjung tinggi cita-cita sekolah, karena dalam perencanaan yang disusun ada
unsur kesetiaan, loyalitas, semangat, dan visi yang jauh kedepan demi kemajuan sekolah.
8. Sasaran dan tujuan dalam perencanaan

Fokus utama atau pusat perhatian dalam menyusun perencanaan pada tata busana, meliputi
beberapa hal, yaitu personil, pendanaan, dan penentuan waktu.
a. Penentuan personil
tata busana tidak hanya mengandalkan kemampuan satu jenis keterampilan, tapi beberapa
keterampilan, seperti menjahit, bordir, garment, dan keterampilan lainnya. Tata busana
dipimpin oleh seorang guru, yang membawahi beberapa penanggungjawab ruang. Ketua
Laboratorium diusulkan karena beberapa pertimbangan, yaitu kompetensi atau kemampuan,
berpengalaman, bertanggungjawab, siap memajukan sekolah,dan mempunyai kinerja yang
baik.
b. Pendanaan
Bengkel tata busana terdiri dari 5 ruang membutuhkan sejumlah dana untuk operasional.
Operasional yang dimaksud adalah pembelian bahan-bahan praktik dan perawatan mesin-
mesin. Sumber dana untuk mendukung kegiatan di laboratorium tata busana diperoleh dari
komite sekolah. Pihak sekolah khususnya laboratorium tata busana juga berusaha
mendapatkan dana dari pihak lain, seperti mitra sekolah, dan menjual hasil karya siswa
kepada masyarakat. Siswa dibekali mata pelajaran kewirausahaan, dan salah satu tugasnya
adalah memasarkan hasil karya. Hasil penjualan karya siswa sebagian untuk membeli bahan
praktek dan sebagian untuk siswa sendiri.
c. Alokasi Waktu
Proses belajar mengajar di SMK, khususnya program keahlian tata busana disesuaikan
dengan kalender akademik dengan menyusun jadwal pembelajaran, termasuk pembelajaran di
bengkel tata busana. Bengkel tata busana pada masing-masing ruang masih terbatas melayani
sekitar 20 siswa. Solusi yang ditempuh dari keterbatasan kapasitas ruang adalah dengan
menyusun jadwal secara teratur agar seluruh siswa dapat terlayani pada masing-masing
ruang.

Dalam prakteknya hal-hal yang direncanakan dalam manajemen laboratorium tata


busana adalah pengaturan ruang/setting praktek, pembagian jadwal praktek, pembagian
waktu, pembiayaan, pengadaan dan perawatan alat praktek, pemasangan/pameran pekerjaan
siswa, praktek kerja/Prakerin, dan sosialisasi tata tertib di dalam bengkel.
Soenarya (2000) mendefinisikan perencanaan sebagai bagian integral dari fungsi-fungsi
organik lainnya di dalam manajemen.

Dalam proses kerjanya perencanaan menerima masukan dari fungsi-fungsi organik


manajemen lainnya, misalnya dari fungsi organik pengorganisasian menerima yang berupa
tujuan organisasi, dari fungsi organik pengawasan menerima masukan berupa masukan
umpan balik berupa laporan hasil pelaksanaan suatu rencana. Sebagai bagian dari manajemen
perencanaan merupakan bagian terdepan yang keberadaannya tidak bisa digantikan. Menurut
Azhar Arsyad (2002) salah satu manfaat perencanaan adalah membantu organisasi untuk
mengembangkan fokus kemudian mengontrol proses.
Fungsi laboratorium sebagai tempat kerja siswa harus selalu dijaga kesiapan dan
kondisinya melalui pengelolaan atau manajemen yang baik. Untuk itu laboratorium tata
busana membutuhkan perencanaan yang sistematis agar betul-betul siap melayani siswa.
Pada tahapan inilah dibutuhkan orang-orang yang bertanggungjawab mengelola agar
laboratorium berfungsi dengan baik.

Pengelolaan laboratorium tata busana menjadi tanggung jawab ketua laboratorium dibantu
guru penanggungjawab ruang dan penanggungjawab Maintenance & Repair (M & R).
Tujuan perencanaan dalam manajemen bengkel tata busana adalah mempersiapkan sebaik
mungkin agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, memastikan bahwa
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, agar dapat diperkirakan segala
kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembelajaran, memberi gambaran
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, sebagai pengendali agar kegiatan yang berlangsung
dengan baik.
Perencanaan harus dilaksanakan dengan sasaran yang jelas dan tegas. Keberhasilan
program atau kegiatan ditentukan dalam penyusunan perencanaan, sehingga penentuan
sasaran merupakan hal penting yang tidak dilepaskan. Penentuan sasaran disesuaikan dengan
cita-cita institusi, sehingga dengan penentuan perencanaan yang fokus, maka tujuan institusi
akan terjaga.
Sasaran yang disusun dalam perencanaan manajemen pada begkel tata busana
mencerminkan bahwa sasaran dalam perencanaan manajemen bengkel tata busana jelas dan
tegas. Buktinya adalah sasaran secara tegas tertulis dalam program kerja.
Tujuan merupakan gambaran riil yang akan dicapai. Untuk itu tujuan yang disusun dalam
perencanaan harus jelas meskipun belum operasional. Jika tujuan disusun jelas, maka
langkah-langkah yang dikerjakan juga akan jelas, begitu juga sebaliknya. Tujuan perencanaan
yang dinyatakan pada paparan hasil penelitian menunjukkan jelasnya tujuan perencanaan
manajemen pada bengkel tata busana.
9. Tahap-tahap dalam perencanaan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kondisi laboratorium tata busana,
khususnya ruang garment diketahui penataan alat-alat praktek terlihat sangat rapi. Mesin-
mesin jahit yang membutuhkan listrik besar tertata rapi dipinggir ruang yang terhubung
listrik. Meja untuk mengukur atau meletakkan kain terletak di bagian tengah. Penataan ini
memudahkan siswa dalam bekerja.
Menjelang tahun ajaran baru masing-masing penanggungjawab ruang harus
mempersiapkan diri dengan menyusun perencanaan agar masing-masing ruang dapat
digunakan untuk proses pembelajaran dengan baik. Perencanaan laboratorium tata busana
diawali dari perencanaan yang disusun oleh masing-masing guru. Langkah-langkah yang
ditempuh guru dalam menyusun perencanaan, analisis kurikulum, analisis materi pelajaran,
dan analisis kondisi lingkungan sekolah.Analisis kurikulum dilakukan untuk menyelaraskan
antara perencanaan yang berlangsung di laboratorium tata busana dengan proses
pembelajaran. Analisis materi pelajaran juga diperlukan agar proses penyiapan sarana dan
prasarana sesuai dengan kateri yang akan diberikan kepada siswa.

Adapun analisis kondisi lingkungan dilaksanakan agar perencanaan yang berlangsung sesuai
dengan kemampuan sekolah dan kebutuhan masyarakat. Perencanaan membutuhkan tahapan
yang jelas dan sistematis, artinya dalam perencanaan terdapat hal-hal yang harus ditempuh.
Tahapan tersebut penting karena fungsi perencanaan dalam manajemen sangat penting.
Laboratorium mempunyai alat dan bahan yang fungsinya berbeda. Alat atau peralatan
menurut Christian M Mamesah dan Jauhari (1995) adalah semua perkakas yang digunakan
dalam pemasangan instalasi perakitan, dan perbaikan.

Alat adalah semua yang diperlukan untuk memproses bahan menjadi suatu benda. Sri
Jatmiko dan Aam Dayusman (1995) menyatakan bahwa alat adalah semua yang digunakan
untuk memproses/ memeriksa/ mengamati/ menguji/ dari suatu objek sehingga mendapatkan
hasil yang diinginkan, baik yang berupa produk barang jadi, bacaan angka, indikator, atau
suatu kesimpulan tertentu.
Alat yang berada di laboratorium dapat berupa software maupun hardware, hanya saja
kebanyakan alat yang tersedia di laboratorium SMK sebagian besar berupa hardware. Dalam
konteks laboratorium SMK, alat-alat dapat dikelompokkan dalam beberapa kelas sesuai
dengan fungsinya, yaitu alat pokok/ alat utama, peralatan tangan bukan mesin, alat bantu, alat
ukur, alat berat, dan alat tulis menulis. Dapat dinyatakan bahwa alat merupakan sarana yang
berfungsi untuk melaksanakan praktik di laboratorium SMK.
M. Fakri (1987) mendefinisikan perencanaan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam perencanaan
terdapat tahapan-tahapan penting yang harus dilalui.
Tahapan-tahapan yang dilalui dalam perencanaan manajemen pada laboratorium tata busana
merupakan wujud penempatan perencanaan sebagai faktor utama dalam manajemen, yaitu
sebagai sumber keputusan, yaitu keputusan untuk melaksanakan kegiatan.

10. Evaluasi dalam perencanaan laboratorium


Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan yang
dilaksanakan. Keberhasilan kegiatan di laboratorium tata busana diwujudkan oleh banyaknya
kreasi hasil pekerjaan siswa. Dalam arti lain, semakin banyak produk siswa yang berkualitas,
maka laboratorium tata busana semakin baik. Evaluasi dalam perencanaan lebih diarahkan
pada upaya bagaimana program yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
Penyesuaian jadwal, perbaikan alat, dan pengadaan bahan praktik merupakan aktivitas yang
bertujuan memastikan kegiatan pembelajaran berlangsung baik.
Evaluasi dalam perencanaan laboratorium lebih diarahkan pada upaya bagaimana
program yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Evaluasi yang dilakukan
terhadap semua kegiatan tidak dilaksanakan secara terjadwal, tapi biasanya dilaksanakan
pada saat rapat guru atau saat-saat informal. Biasanya setelah program dilaksanakan maka
akan dapat diketahui kekurangan dan kelemahannya. Jika ada kegiatan yang dinilai kurang
dalam hal tertentu, maka akan banyak masukan sebagai koreksi, sehingga diharapkan
pelaksanaan kegiatan pada periode berikutnya lebih baik.

Rapat guru dilaksanakan tiap bulan.Pada kesempatan inilah guru-guru memberikan


penilaian seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, khususnya di laboratorium tata busana.
Rapat tersebut menjadi semacam sharing ide dari peserta rapat, bagaimana kegiatan yang
telah dilaksanakan dapat diperbaiki pada pelaksanaan berikutnya. Kritik dari guru-guru
ditanggapi dengan baik. Prinsipnya, kritik dari guru-guru tujuannya positif.
Ada kalanya guru-guru mengusulkan kegiatan yang sebelumnya tidak disusun dalam program
kerja. Hal tersebut biasa karena dalam penyusunan program kerja mungkin ada yang masih
tertinggal. Terhadap usulan tersebut, jika kemungkinan dapat dilaksanakan, maka usulan akan
dilaksanakan.
Fungsi kepala sekolah dalam evaluasi perencanaan manajemen laboratorium lebih
bersifat normatif, yaitu hanya bersifat pembinaan dan pengawasan. Secara mendalam
pengawasan dilaksanakan oleh ketua program yang selalu proaktif dalam memberikan
pengawasan kegiatan di laboratorium tata busana.
Evaluasi terhadap perencanaan manajemen laboratorium tata busana berlangsung
dengan semangat dan prinsip serius, terbuka, kekeluargaan dan, dan saling menghargai.
Serius tidak harus ditunjukkan dengan sikap kaku, keras, atau tidak bisa sambil guyon, tapi
juga bisa ditunjukkan dengan situasi yang lebih santai, luwes, dan dengan guyonan. Guru-
guru tetap serius dalam memberikan kritik dan masukan kepada ketua laboratorium.
Terbuka, artinya menyampaikan sesuatu apa adanya, tidak ditutup-tutupi. Guru-guru yang
memberikan masukan kepada ketua program dan ketua laboratorium biasanya menyampaikan
apa adanya, meskipun kadang terasa keras. Kekeluargaan, adalah rasa saling menyayangi
antar sesama. Semua guru menganggap bahwa semua seperti satu keluarga yang mempunyai
tanggungjawab dan tugas sama, yaitu memajukan sekolah dan memberi pelayanan terbaik
kepada siswa.
Saling menghargai, artinya menghormati pendapat orang lain, menjaga perasaan, dan
berempati terhadap penderitaan orang lain. Dalam memberikan kritik dan masukan, guru-
guru harus menghargai prestasi yang telah dicapai meskipun sedikit. Evaluasi bukan
bertujuan untuk menjatuhkan, tetapi meningkatkan apa yang sudah diraih.
Berdasarkan paparan tersebut dapat dinyatakan bahwa evaluasi yang dilaksanakan pada
perencanaan manajemen di laboratorium tata busana merupakan upaya untuk mengontrol
perencanaan itu sendiri agar betul-betul dapat digunakan sebagai bahan keputusan. Evaluasi
juga harus dilaksanakan dengan semangat untuk suatu hal yang positif. Evaluasi terhadap
perencanaan dalam manajemen di laboratorium tata busana menggunakan semangat dan
prinsip serius, terbuka, kekeluargaan dan, dan saling menghargai. Hal tersebut membuktikan
bahwa evaluasi telah dilaksanakan dengan baik.

Daftar Pustaka

Anonim. (2010). Pengelolaan lab. Diakses tanggal 14 Desember 2010 dari : http://www.psb-
psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-bagian-2-tata-letak-peralatan-laboratorium.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasidan Administrasi Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

http://sulistyok.blogspot.com/2010/12/pengelolaan-dan-penataan-laboratorium.html

http://muhsholeh.blogspot.com/2012/01/perencanaan-laboratorium-tata-busana.html

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-
30/1477-kc
https://www.google.com/url?
sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjKlcfftofdA
hUIMY8KHQywCBkQjhx6BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fk3tium.wordpress.com
%2F2012%2F12%2F20%2Ftugas-2-plus-minus-laboratorium-ti-putriwahyuninggust
%2F&psig=AOvVaw2TTxF7stTm7tICHGrrESf_&ust=1535259832782891

Contoh Penataan Ruang Laboratorium Di Smk Tata Busana

Anda mungkin juga menyukai