Anda di halaman 1dari 11

Ujian Tengah Semester Psikologi Pendidikan

Oleh:

Nama : WINDRI SUCI GAITARI

Nim : 17033170

Prodi : Pendidikan fisika

Dosen : Dr. Hj Mega Iswari, M.Pd

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
1. Jelaskan mengapa anda perlu mempelajari psikologi pendidikan dan apa hubungannya
dengan prodi anda!
2. Jelaskan & beri contoh apa upaya yang diberikan guna untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa
3. Semua remaja memiliki kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Jelaskan apa
akibatnya bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, kemudian apa usaha orang tua dan guru untuk
memenuhi kebutuhan remaja tersebut
4. Jelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi dan jelaskan
bagaimana hubungannnya dengan prestasi belajar remaja tersebut
5. Jelaskan bagaimana pendapat anda tentang orang cerdas dan orang kreativ serta bagaimana
peran orang tua dengan pihak sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak
6. Jelaskan bagaimana sebaiknya mengenali dan mengembangkan bakat serta apa saja faktor
yang mempengaruhi perkembangan bakat tersebut berikan contohnya
7. Jelaskan dan beri contoh bagaimana mengembangkan potensi kreativitas anak,apa usaha
guru dalam mengembangkan kreativitas siswa
8. Jelaskan dan beri contoh faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi, apa saja
usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan taraf kecerdasan anak

Jawab

1. Karena seorang guru selain menjadi pengajar, guru juga seorang pendidik dan pelatih bagi
para peserta didiknya dimana tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek
perilaku dirinya maupun perilaku orang – orang yang terkait dengan tugasnya, terutama
perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat mejalankan tugas dan
perannya secara efektif. Dengan memahami psikologi dalam pendidikan, kita sebagai calon
guru dapat merumuskan tujuan pembelajaran dengan tepat, dapat memilih strategi dan
metode belajar yang sesuai, memberikan bimbingan, memotivasi peserta didik, dan
meciptakan iklim belajar yang kondusif.
Hubungannya dengan prodi saya dalam fisika tentu kita perlu memilih strategi yang tepat
agar fisika tersebut tidak terdengar menakutkan, membosankan seperti yang sering orang
bilang. Bagaimana interaksi kita , cara komunikasi kita dalam menghadapi kemajemukan
kepribadian siswa.

2. 1) membangkitkan semangat belajarnya bahwa semua yang ia pelajari tidak ada yang sia-
sia. Contohnya dalam fisika siswa belajar tentang magnet, maka kita sebgai pendidik dapat
memberikan contoh bahwa magnet ini tidak hanya hanya untuk menarik benda saja namun
bisa membuat suatu teknologi seperti kereta api yang berjalan tanpa menggunakan rel
namun melayang.
2) memberikan apresiasi tiap pekerjaan siswa. Kebanyakan guru menyuruh membuat tugas
namun tidak memeriksanya. Jadi itu membuat motivasi siswa untuk belajar turun, dan malas
untuk belajar lagi.
3) Mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan kreatif, dalam hal ini
kemampuan guru menggunakan media pembelajaran yang sangat penting. Contohnya
menggunakan pembelajaran yang interaktif sehingga siswa tidak bosan.

3. Masa remaja sebagai masa pencarian identitas diri (self identity) memerlukan kebutuhan
khas, yaitu kebutuhan fisik dan psikologis. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memerlukan
pemenuhan, karena apabila setiap kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka reaksi-reaksi
dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat
berdampak pada timbulnya gejala-gejala menyimpang yang dapat mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan sikap positif terhadap lingkungan dan
dirinya.
Orangtua pada lingkungan keluarga dan guru pada lingkungan sekolah harus mampu
berperan aktif dalam menyikapi tumbuh kembang anaknya pada masa remaja dengan
melakukan berbagai pendekatan, agar remaja bukan saja menjadi seorang anak ataupun
siswa tetapi juga bisa menjadi seorang sahabat/teman bagi dirinya, sehingga kedekatan
emosional antara orangtua atau guru disekolah sebagai manusia dewasa dengan remaja
dapat terjalin dengan baik.

4. beberapa factor yang mempengaruhinya (Azwar Saifuddin,1996: 76). Pada umumnya factor
yang mempengaruhi intelegensi terbagi sebagai berikut:
1. Faktor Hereditas
Dimana factor ini di tentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam mengatasi masalah, antara lain ditentukan oleh factor
hereditas. Oleh karena itu dalam satu kelas dapat dijumpai peserta didik yang kurang cepat,
agak cepat, dan sangat cepat dalam menerima pelajaran dan pelatihan, walaupun ketika
mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang juga sama.
2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih gat dan lebih baik.
3. Faktor Pembentukan
Dimana penbentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Disini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan,
seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh
alam sekitarnya.
4. Faktor Kematangan
Dimana setiap organ tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan kematangan. Setiap
organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang apabila telah tumbuh
dan berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak heran anak- anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-
soal matematika kelas empat SD, karena itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ
tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyalesaikan soal tersebut dan
kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.

5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti seseorang dapat memilih metode tertentu untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapinya. Disamping bebas memilih metode juga bebas memilih masalah yang
sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi
untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak cukup hanya berpedoman pada salah satu
faktor saja . Selanjutnya, faktor-faktor khusus yang mempengaruhi perkembangan intelek
yaitu antara lain:
1) Bertambahnya informasi yang disimpan(dalam otak)seseorang sehingga ia mampu berpikr
reflektif.
2) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang
bisa berpikir proporsional.
3) Adanya kebebasan berpikir,menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun
hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan
menunjang keberanian anak memecahkan masalahdan menarik kesimpulan yang baru dan
benar.
Hubungan intellegensi dengan prestasi belajar
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan
tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle,1997 :529) hakikat inteligensi
adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai
keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi
belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai
peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang
memiliki taraf inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang
rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi
rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya .

5. Menurut saya dari segi pemahaman orang cerdas pintar memiliki tingkat kepemahaman
yang sangat tinggi dan begitu dalam, biasanya orang cerdas cenderung berpikir
menggunakan otak kiri yang dominan logika (pemahaman) yang luas, menurut mereka
ilmulah yang sangat penting. Kalau orang kreatif ia memiliki tingkat pemahaman yang tidak
terlalu tinggi atau normal, tetapi orang kreatif memiliki tingkat kreativitas yang tinggi,
bedanya mereka bisa mengubah pemahaman yang baru saja mereka miliki menjadi suatu
hal yang baru, mereka biasanya memiliki prinsip membuat ide bukan mencari pemahaman
layaknya orang cerdas.

Peran orang tua untuk meningkatkan kreatifitas anak

Elizabeth Hurlock menyatakan, kondisi yang mendukung untuk meningkatkan kreatifitasnya


antara lain sebagai berikut:
a. Waktu, untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa
sehingga hanya sedikit waktu batas bagi anak untuk bermain-main dengan gagasan-
gagasan, konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru dan orisinal.
b. Kesempatan menyendiri
c. Dorongan
d. Sarana
e. Lingkungan yang merangsang
f. Hubungan orang tua anak yang tidak posesif.
g. Cara mendidik anak.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.

Peran pihak sekolah

penjelasan Prof. Dr. Utami Munandar dalam bukunya Pengembangan Kreativitas Anak
Berbakat tentang peranan sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak.

a. Karakteristik Guru Anak Berbakat

Karakteristik guru anak berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik filosofis,


professional dan pribadi. Karakteristik filosofis penting karena pandangan guru mengenai
pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. Guru anak
berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta mempunyai
kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran. Karakteristik professional meliputi
strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berbakat, keterampilan bimbingan dan
penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologi siswa berbakat. Karakteristik pribadi
meliputi empati, toleransi terhadap ketaksaan (ambiguity), kesejatian, aktualisasi diri, dan
antusiasme (semangat).

b. Persiapan Guru Anak Berbakat

Persiapan guru anak berbakat dapat melalui program bergelar atau program pelatihan
dalam jabatan. Pelatihan dalam jabatan adalah pelatihan jangka pendek. Saran Gallagher
dan Renzulli berguna untuk merencanakan pelatihan efektif bagi guru.

c. Siapa Saja yang Dapat Menjadi Guru Anak Berbakat

Kita perlu membedakan peranan mentor pribadi yang dipilih anak dengan mentor
narasumber yang dipilih oleh sekolah. Orangtua dapat membantu penyelenggaraan program
anak berbakat di sekolah, misalnya ikut merancang berbagai kegiatan belajar, mencari
narasumber, merencanakan karyawisata, dan sebagainya. Peranan dari psikolog dan
konselor dibahas dengan penekanan pada kebutuhan akan interaksi yang terus-menerus dan
dialogis untuk member nasihat, dukungan dan bantuan dalam membantu pengembangan
sepenuhnya dari anak berbakat.

Dalam hal ini, konselor juga memiliki peranan yang cukup banyak. Anak berbakat biasanya
jarang mendapat layanan bimbingan dan konseling karena dua alas an (Van Tassel-Baska,
1983), yaitu, a. banyak pendidik yang berpendapat bahwa konseling terutama adalah untuk
siswa yang bermasalah dan b. kurangnya personalia yang terlatih untuk dapat melayani
kebutuhan konseling anak berbakat.

Konselor dapat membantu siswa berbakat untuk lebih memahami diri sendiri dan untuk
mengambil keputusan yang bijak, baik dalam menentukan mata ajaran pilihan maupun
dalam bidang pilihan karir. Guru siswa berbakat perlu menyadari bahwa kurikulum anak
berbakat harus berdiferensiasi, mengingat keragaman bakat, minat, dan kemampuan anak
berbakat. Pendekatan secara menyeluruh ini memberikan lebih banyak kesempatan untuk
semua siswa, termasuk yang berbakat, untuk mencapai keunggulan.

d. Membangkitkan Kreativitas di sekolah

Sejauh mana guru dapat mengajar kreativitas? Ditinjau dari model Amabile, kreativitas
merupakan titik atau daerah pertemuan antara tiga komponen. Dari tiga komponen ini,
keterampilan bidang dapat dilatih oleh guru, demikian pula keterampilan berpikir dan
bekerja kreatif, namun motivasi intrinsic tidak dapat diajarkan secara langsung, tetapi dapat
tumbuh dalam iklim kelas yang menunjang kreativitas.
Sikap guru dalam pembelajaran yang meningkatkan motivasi internal dan presatsi belajar
siswa, ialah jika member instruksi tanpa mengawasi tetapi mengarahkan, dibandingkan
dengan pemberian instruksi tanpa pengarahan atau pemberian instruksi yang mengawasi
dan mengarahkan, yang terakhir sangat membatasi otonomi anak.

e. Pengaturan Ruang Kelas

Pengaturan ruang kelas terbuka dengan struktur yang tidak kaku dan memberikan perhatian
individual, lebih memupuk perkembangan kreativitasnya dibanding kelas tradisional. Ruang
kelas memberi banyak rangsangan visual yang menarik. Adanya pusat sains, pusat membaca,
atau pusat aktivitas lain memungkinkan anak bereksperimen dan menjajagi berbagai bidang.

f. Strategi Mengajar

Strategi mengajar yang dapat meningkatkan kreativitas dengan memperhatikan :

1. pemberian penilaian tidak hanya oleh guru tetapi juga melibatkan siswa

2. pemberian hadiah sebaiknya yang intangible, dan yang berkaitan dengan kegiatan yang
sedang dilakukan, serta

3. memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih topic atau kegiatan belajar
sampai batas tertentu (setelah yang minimal dpersyaratkan tercapai)

6. Mengenali dan mengembangkan bakat anak


1. Memperhatikan Kebiasaan dan Kesukaan Anak
Cara pertama untuk mengetahui bakat yang dimiliki oleh anak adalah dengan
memperhatikan kebiasaan dan kesukaan anak anak anda. Biasanya hal hal yang menjadi
kebiasaan dan kesukaan bisa jadi merupakan bakat yang dimiliki oleh anak anda tersebut.
Untuk itu cobalah untuk memperhatikan segala aktivitas yang anak anda lakukan, bisa jadi
salah satu diantaranya merupakan bakat atau potensi yang cukup kuat untuk dieksplor lebih
lanjut. Mulai dari kebiasaan, kesukaan, hobi, hal yang sering dilakukan, minat dan semuanya
perlu anda perhatikan dengan baik.
2. Membiarkan Anak Mengeksplorasi Kemampuan Yang Dimiliki
Cobalah untuk membiarkan anak mencoba berbagai hal-hal yang positif, dengan cara
tersebut akan membantu anak bisa menemukan bakat-bakat yang terpendam di dalam
dirinya. Sebagai orang tua, jangan sesekali menekan ataupun membatasi kegiatan anak, hal
ini karena sama saja anda menghalangi anak untuk mengeksplorasi kemampuan yang
dimilikinya sehingga nantinya tidak bisa memaksimalkan untuk menemukan bakat-bakat
terpendam di dalam dirinya. Dan yang perlu anda lakukan adalah cukup mengawasi segala
kegiatan anak, jika nantinya ada hal yang disukainya anda bisa mengarahkannya lebih lanjut.
3. Membangun Komunikasi Positif
Sebagai orang tua, tentunya anda harus memberikan perhatian pada anak anak anda namun
tetap dalam batasan yang wajar. Yang dimaksud dengan wajar ini adalah anak tidak boleh
terlalu dimanja dan anak juga tidak terlalu boleh untuk diabaikan, sehingga takarannya harus
benar benar proporsional. Untuk mengetahui bakat anak, anda juga bisa langsung bertanya
pada anak berhubungan dengan hal-hal yang menjadi kegemarannya, cita-cita, hobi,
ataupun hal-hal yang ingin dilakukan.
Melalui komunikasi yang positif, maka akan membuat anda lebih mudah mengetahui bakat
yang dimiliki oleh anak. Melalui komunikasi yang positif pula, maka anda bisa membentuk
ikatan emosional antara orang tua dengan anak sehingga nantinya anak bisa merasa lebih
dekat dengan orang tua. Dengan kondisi tersebut tentu membuat anda leluasa untuk bisa
mengetahui hal-hal apapun yang berkaitan dengan anak anda.
4. Menempatkan Anak Di Posisi Terdekat
Biasanya bakat-bakat yang dimiliki oleh anak akan mudah terlihat saat kondisi anak sedang
dalam keadaan terdesak atau terancam. Sehingga hal ini membuat kemampuan yang dimiliki
selama ini dapat muncul. Cara ini banyak dilakukan para orang tua agar bisa mengetahui
bakat terpendam dalam diri anak. Misalnya saja, coba untuk memberikan anak PR dalam
jangka waktu yang mendesak. Kondisi ini bisa membuat anak mencoba berpikir cepat untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang dimilikinya.
5. Memberikan Waktu Yang Cukup Untuk Bersosialisasi
Anda juga bisa memberikan kesempatan anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi
dengan teman-teman sebaya nya. Dengan cara ini anak bisa saling menunjukkan
kemampuan dan bakat yang dimilikinya kepada teman-teman dalam lingkungannya. Dengan
metode ini pula, anak bisa saling bercerita dengan teman-temannya mengenai
kegemarannya serta hal-hal apa yang menjadi kesukaannya.
Dengan mengamati kebiasaan anak yang ditunjukkan saat bersosialisasi dengan teman-
temannya, bisa menjadi cara alternatif untuk mengetahui bakat yang dimiliki oleh anak.
Ingat, bakat bukanlah hal yang selalu berkaitan akademik atau olahraga namun juga bisa
dalam hal kecakapan saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan banyak orang.
6. Mengikutkan Anak Ke Beberapa Perlombaan
Langkah jitu lainnya yang bisa anda lakukan adalah dengan mengikutkan anak ke beberapa
perlombaan, namun ingat semua hal tersebut haruslah sesuai dengan persetujuan anak-
anak. Bakat dan minat yang dimiliki anak anak tersebut bisa anda amati dari perlombaan
yang diikuti anak anak. Hasil perlombaan yang memiliki pencapaian tertinggi bisa menjadi
indikasi jika kemampuan anak lebih dominan pada hal tersebut.
Ketika mengikutkan anak pada perlombaan tersebut, jangan memberi target yang terlalu
besar yang hanya akan membuat anak anak menjadi tertekan. Yang ada malah tidak akan
membuat anak tampil maksimal namun hanya akna terbebani dengan target yang sudah
anda tentukan. Hal yang paling bijak adalah dampingi anak ketika mengikuti perlombaan
tersebut dengan memberikan banyak penguatan penguatan positif yang dapat menguatkan
anak.
7. Mengajarkan Anak Untuk Bekerja Keras
Terkadang terdapat kondisi dimana bakat dan minat yang dimiliki anak bisa terlihat asalkan
ada perlakuan yang khusus yang membuat bakat tersebut bisa muncul. Salah satu caranya
adalah dengan mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang selalu bekerja keras.
Misalnya saja, ketika anak meminta uang kepada anda maka anda bisa mencoba untuk
menumbuhkan sikap pekerja keras dalam diri anak anda. Untuk meminta uang, anda bisa
meminta anak untuk melakukan pekerjaan terlebih dahulu seperti merapikan kamar,
mencuci sepeda, belajar, dan lainnya. Tujuan dari cara ini adalah agar bisa mengajarkan
kepada anak untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan kerja keras.
8. Beri Kebebasan Anak Untuk Memilih
Banyak kasus dimana orang tua bisa salah paham dengan bakat yang dimiliki anak sehingga
meminta anak untuk melakukan sebuah aktivitas tanpa berkomunikasi terlebih dahulu
dengan anak. Hal ini merupakan sebuah hal yang harus dihindari karena bisa membuat anak
malah kesulitan menemukan bakat yang dimilikinya. Untuk itu berikan keleluasaan kepada
anak-anak anda untuk bisa memilih, memainkan, dan melakukan sendiri hal hal yang
disukainya.
Selama hal tersebut masih wajar dan memiliki dampak positif, maka anda tetap bisa
mendukungnya. Jangan sampai melarang anak melakukan sesuatu yang memang dirasa
dapat membuat bakat anak semakin berkembang. Namun jika kegiatan tersebut
memberikan dampak negatif pada anak anda, maka anda bisa memberikan penjelasan dan
pengertian yang baik agar tidak melanjutkan hal tersebut.
9. Berkonsultasi Dengan Guru
Anda juga bisa mengetahui bakat yang dimiliki oleh anak melalui konsultasi dengan pihak
guru di sekolah, terutama dengan guru kelas. Hal ini karena guru kelas memang memiliki
tugas untuk mendidik dan mengajar anak anda setiap harinya di sekolah. Apalagi sebagi
besar waktu anak dihabiskan di lingkungan sekolah, sehingga sebagian besar guru tentu
mengetahui dan memahami bakat terpendam yang dimiliki anak.
Selain itu guru kelas juga pasti memahami apa saja yang menjadi kelemahan dan kelebihan
hingga bakat yang dimiliki anak anda. Oleh karena itu anda bisa mencoba berkonsultasi
dengan guru mengenai bakat yang dimiliki oleh anak sekaligus mendiskusikannya. Rajin-
rajinlah berkomunikasi dengan guru atau wali kelas anak anda untuk mengetahui
perkembangan anak anda sehari-harinya di sekolah.
10. Tetap Mendukung
Selama hal-hal yang dilakukan anak memiliki dampak positif, maka anda harus tetap
mendukung kegiatan anak tersebut. Dengan dukungan anda, maka bisa membuat anak
semakin mudah menemukan bakat yang terpendam di dalam dirinya. Dengan dukungan
anda pula lah akan membuat anak merasa dihargai atas hal yang dilakukannya.

Faktor- faktor :
1. Faktor Genetik
Kita dapat mulai mengenali, manakah fungsi otak yang lebih dominan pada anak.
Bahasa, angka, analisa, logika, urutan, hitungan, dan detail adalah fungsi pada otak kiri.
Sementara gambar/warna, kreativitas, seni/musik, konseptual, dimensi, emosi, dan imajinasi
adalah fungsi pada otak kanan.
2. Faktor Kepribadian
Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang menjadikan anak tersebut pribadi
yang unik. Sebagai orangtua kita dapat mengamati dan mengenali perilakunya.
Ada banyak anak yang sebenarnya berbakat, namun kurang memiliki semangat juang yang
tinggi. Disitulah peranan kita sebagai orangtua untuk terus memotivasi dan menyemangati
anak untuk mencoba dan berusaha.
3. Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor keluarga merupakan salah satu faktor yang terpenting yang menentukan
perkembangan seorang anak. Seseorang yang mampu meraih prestasi yang membanggakan
seringkali memiliki latar belakang keluarga atau sahabat dan rekan yang sangat
mendukungnya.
Apresiasi serta dukungan dari orang-orang terdekat mampu membuat seseorang melampaui
keterbatasan yang ia miliki dan menggali seluruh potensi di dalam dirinya sampai maksimal.
Dalam mengembangkan bakat seorang anak, mulailah dari lingkup terkecil yaitu keluarga.
Contoh :
Membuat panggung kecil untuk anak bernyanyi atau menari dan anda orangtua
sebagai penontonnya.
Membelikan anak meja kecil miliknya sendiri untuk ia berlatih menggambar atau
menulis cerita
Mendaftarkan anak mengikuti kompetisi untuk menumbuhkan percaya dirinya.
4. Faktor Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah/akademis, anak dapat melatih dan menumbuhkan bakat serta
minatnya. Memiliki teman bermain dengan hobi dan bakat yang sama akan juga mengasah
kreativitas anak dan membuka wawasannya akan bidang yang ia minati.
Anak-anak memiliki energi yang sangat besar dan sangat baik bila disalurkan ke kegiatan
yang bermanfaat. Bermain olahraga, seni peran, mempelajari alat musik dan kegiatan
ekstrakurikuler adalah wadah yang baik untuk anak menyalurkan energinya.
5. Faktor lain-lain
Tugas kita sebagai orangtua dan pendidik adalah memfasilitasi anak dengan sarana dan
prasarana yang tepat agar anak dapat mengembangkan bakatnya secara maksimal.
Sarana yang baik tidaklah selalu harus mahal dan mewah. Membuat sarana sendiri untuk
anak juga melatih kreativitas kita sebagai orangtua. Dalam artikel berikutnya, Talent Impact
akan membagikan berbagai macam ide yang murah meriah serta praktis untuk menjadi
sarana anak mengembangkan bakatnya.

7. Upaya untuk mengmbangkan kreativitas


1. Hargai pertanyaan dan khayalan tidak biasa siswa. Banyak bertanya adalah salah satu
bentuk kreativitas siswa. Mereka akan mengritisi segala sesuatu. Imajinasi yang sangat luar
biasa, terkadang membuat Bapak/Ibu geleng-geleng kepala.
Sebagai fasilitator, sebaiknya Bapak/Ibu tidak membatasi ide dan hal-hal yang ingin mereka
ketahui. Berikan jawaban terbaik, dan coba kaitkan dengan pengalaman sehari-hari.
2. Coba memanfaatkan visual. Biar bagaimanapun, melihat gambar dan warna akan jauh
lebih menarik ketimbang hanya sekedar tulisan. Sering-sering menunjukkan berbagai
lukisan, gambar/foto dan video inspiratif pada siswa. Kemudian, Bapak/Ibu bisa meminta
siswa untuk membuat cerita terhadap apa yang mereka lihat.
3. Permainan kreatif. Kegiatan belajar mengajar dapat dibuat lebih bervariasi dengan
mengaplikasikan permainan kreatif. Nah, permainan kreatif ini dapat dilakukan dengan
mencoba hal yang disukai siswa.
Misalnya bermain peran sebagai detektif, sambung kata, patung musik, debat, dan masih
banyak lagi. Selain itu, bisa menggunakan media belajar seperti kertas origami, plastisin
(malam), puzzle, dan sebagainya.
4. Perbanyak project. Bapak/Ibu bisa menyeimbangkan teori dan praktek dengan
memberikan project. Dari sebuah project, siswa akan banyak berimajinasi dan menuangkan
ide-ide kreatifnya. Siswa juga akan terpancing untuk menemukan solusi pada setiap project
yang dijalankan.
5. Pasang karya siswa di kelas. Sebagai apresiasi, pajanglah hasil karya siswa di sepanjang
kelas, bahkan sekolah.
Siswa akan merasa dihargai dan terpacu untuk terus berkreasi. Suasana kelas pun akan lebih
membuat semangat karena jadi lebih berwarna.
6. Berintegrasi dengan musik. Putar berbagai jenis musik, dan minta siswa untuk
memvisualisasikannya. Bisa juga dengan mengajak siswa untuk memaknai membuat cerpen
dari lagu tersebut.
7. Belajar sejarah dengan cara menyenangkan. Tulis adegan dialog antara tokoh sejarah dan
modern. Selain itu, bisa coba untuk membuat drama. Drama akan meningkatkan imajinasi
siswa dengan saling bermain peran. Selain drama, Bapak/Ibu bisa melakukan tur ke museum
agar siswa melihat langsung rekaman peristiwa sejarah.
8. Melakukan eksperimen sederhana. Bisa dengan membedah hewan atau membuat
rangkaian listrik sederhana misalnya? Siswa akan jauh lebih mudah memahami pelajaran jika
dibarengi dengan praktek.
Mengembangkan kreativitas siswa bisa dilakukan dengan mengondisikan atau membangun
suasana yang memicu kemampuan berpikir dan berkarya. Dasarnya adalah menguasai
pengetahuan, juga menerapkan ilmu dalam bentuk keterampilan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreatifitas siswa antara
lain :
1. Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa
2. Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
3. Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan dengan
cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Pada tataran ini, guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.

8. Faktor yang mempengaruhi intelegensi


1. Faktor Bawaan. Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain
ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak
yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan
pelatihan yang sama.
2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas. Dimana minat mengarahkan perbuatan
kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia
luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat
lebih giat dan lebih baik.
3. Faktor Pembentukan. Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri
seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara
pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak
direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
4. Faktor Kematangan. Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat
dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila
anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas
empat sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya
dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan
berhubungan erat dengan faktor umur.
5. Faktor Kebebasan. Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas
dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Upaya guru meningkatkan taraf kecerdasan anak


Untuk mengoptimalkan kecerdasan peserta didik dalam pemebelajaran sangat dipengaruhi
oleh peranan guru dalam mengemas penyajian pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik sehingga betul-betul memiliki makna dalam mengasah kecerdasan yang harus dicapai
peserta didik. Untuk mewujudkan hal tesebut tidak terlepas dari strategi, pendekatan,
model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik sesuai dengan
perkembangan karakteristik peserta didik.
Dengan pemilihan strategi dan metode yang tepat, peserta didik akan terstimulasi
mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya sehingga pembelajaran menjadi aktif dan
berpusat pada peserta didik. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran serta merta
akan mengoptimalkan kecerdasan yang dimilikinya dan peserta didik akan merasakan bahwa
pembelajaran yang diberikan bermakna (Meaningful Learning), menyenangkan (Joyful
Learning) dan menantang atau problematis (Problematical Learning)), sehingga dapat
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter sesuai nilai-nilai moral
dan agama.Untuk mewujudkan itu semua tidak terlepas dari kemauan guru untuk
mengubah kebiasaan “tanpa persiapan menyajikan pembelajaran dengan menyiapkan
pembelajaran sebelum disajikan”. Dengan kata lain, para peserta didik juga dijadikan
pertimbangan dalam membuat perencanaan sehingga memiliki keterlibatan pada proses
pembelajaran yang diikutinya.

Anda mungkin juga menyukai