Produksi Mie
Produksi Mie
PENDAHULUAN
1|Proses Industri K3
Yulianingsih, 2008). Situs informasi dari Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia menyebutkan bahwa konsumsi plastik di Indonesia pada tahun 2013
mencapai 1,9 juta ton. Jumlah ini meningkat sekitar 22,58% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya (Daily, 2014).Tingginya angka penggunaan plastik
oleh industi makanan ataupun minuman yang ada di dunia khususnya di
Indonesia mendorong banyak pihak untuk menghasilkan suatu produk yang
dapat mengurangi penggunaan plastik sebagai bahan pengemas.
Menurut Darini dkk. (2009), edible film merupakan alternatif untuk
menggantikan plastik kemasan karena bersifat biodegradable sekaligus
bertindak sebagai barrier untuk mengendalikan transfer uap air, pengambilan
oksigen, dan transfer lipid. Edible film juga dapat digunakan untuk melapisi
produk yang berfungsi sebagai pelindung dari kerusakan secara mekanis dan
aman dikonsumsi. Salah satu bahan dasar pembuatan edible film adalah pati.
Pati bisa didapatkan dari berbagai jenis bahan pangan seperti biji nangka. Biji
nangka atau yang sering dikenal dengan beton adalah salah satu bagian dari
buah nangka yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Minimnya
pengetahuan masyarakat mengenai kandungan gizi dari biji nangka ini
membuat biji nangka jarang diolah menjadi produk. Kandungan gizi yang
cukup besar yang terdapat dalam biji nangka antara lain karbohidrat, fosfor,
protein, dan vitamin C (Juwariyah, 2000).
Kandungan karbohidrat yang tinggi pada biji nangka memungkinkan biji
nangka untuk diolah menjadi edible film (Juwariyah, 2000). Pemanfaatan biji
nangka sebagai bahan dasar pembuatan edible film ini tidak hanya untuk
mengurangi penggunaan pengemas plastik tetapi juga meningkatkan nilai
tambah pada biji nangka. Proses pembuatan edible film, perlu ditambahkan
pektin agar edible film yang dihasilkan bersifat elastis.
Menurut Kertsz (1951), pektin merupakan suatu senyawa biopolimer
polisarakarida yang memiliki kemampuan membentuk gel. Pektin dapat berasal
dari bahan-bahan seperti kulit pisang, kulit jeruk, kulit durian ataupun buah-
buahan lain. Menurut Min dkk. (2011) dalam Christianita dkk. (2014),
kandungan pektin yang tinggi pada apel yaitu sebesar 15-20% dalam 100 g
2|Proses Industri K3
bahan, membuat banyak pihak ingin memanfaatkan pektin yang terkandung
dalam apel sebagai campuran dalam pembuatan edible film.
Menurut Anonim (2000), anggur hijau dipilih sebagai komoditas yang akan
diamati karena ukuran buah yang kecil dan termasuk buah yang mudah
mengalami penyusutan berat. Bentuk anggur hijau yang berdekatan antara satu
dengan lainnya juga membuat anggur hijau mudah mengalami kerusakan akibat
penumpukan dan penularan kebusukan, sehingga diperlukan penanganan
khusus agar buah anggur hijau dapat menjadi lebih tahan lama baik secara fisik
maupun meminimalisir penyusutan berat. Pembuatan edible film ini akan
digunakan untuk mengemas buah anggur hijau dan akan diamati setiap dua hari
sekali selama 8 hari untuk dilihat jumlah pengurangan kadar air, kesegaran, dan
warna fisik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu industry makanan?
2. Bagaimana proses produksi mie instan?
3. Apa saja sumber bahaya yang ada pada proses industry mie instan?
4. Bagaimana tindakana preventif untuk menurunkan resiko
kecelakaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui industry makanan.
2. Mengetahui proses produksi industry mie instan.
3. Mengetahui sumber bahaya yang ada pada proses pembuatan mie
instan
4. Mengetahui tindakana preventif untuk menurunkan resiko
kecelakaan.
3|Proses Industri K3
BAB II
PEMBAHASAN
4|Proses Industri K3
yang masih dapat diolah secara sederhana dan dampak yang ditimbulkan
cenderung sedikit. Industrialisasi dapat mendorong perkembangan
pembanguanan, memacu laju pertumbuhan ekonomi akan tetapi indutri juga
mengandung risiko lingkungan.
Oleh karena itu adanya aktifitas industri dalam suatu kawasan dapat
mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah
dampak negatif limbahnya yang menimbulkan gangguan kesehatan.
Mie Instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan
dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya
dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbuyang sudah ada dalam
paketnya.Bahan-bahan Pembuatan Mie diantaranya :
5|Proses Industri K3
Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease danamilase sehingga
pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.
d. Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada
permukaan mie.Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah
penyerapan minyak sewaktu digoreng dankekeruhan saus mie sewaktu
pemasakan.
e. Lesitin pada kuning telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat
mempercepat hidrasi air pada terigu, dan bersifat mengembangkan
adonan.
Adapun proses produksi mie instan sabagai berikut :
a. mixer 1
fungsinya untuk mengaduk campuran bahan baku yang diperlukan
sebagai bahan dasar
b. mixer 2
fungsinya untuk mengaduk lebih rata adonan yang dihasilkan oleh
mixer 1 supaya adonan tersebutdapat dimasukkan kedalam dounht sheet
roller.
c. Doungt sheet combining machine
terdiri dari 2 buah roller yang berfungsi untuk mengatursupaya
ketebalan dari adonan mie dapat diproses kembali menuju ke continuos
roller, dimanaketebalan antara adonan yang satu dengan yang lain tidak
sama untuk menuju ke ketebalanyang lebih tipis.
6|Proses Industri K3
berbentuk sisir, yang juga merupakan bagian dari ke 6 yang dimaksud,
sehinggadapat membuat adonan menjadi miee.
f. Steamer conveyor
untuk mensteam adonan yang sudah dalam bentuk mie yang kemudian
diangkut dengan menggunakan konveyor menuju ke bagian steamer.
Konveyer digerakkan oleh motor yang kecepatan diatur sesuai dengan
putaran roller dari adonan setelah selesai dari proses adonan maka
diteruskan menuju proses pemotongan “cutting‟ yang dipotong sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
g. Transport
adalah sarana yang digerakkan dengan menggunakan konveyor yang
mengangkuthasil pemotongan yang sudah berbentuk mie sesuai dengan
ukuran yang diinginkankemudian dimasukkan kedalam wadah masing-
masing sesuai ukuran yang ada. Dalam hal iniyang berperan adalah
kecepatan motor harus sangat sinkron kdengan yang lain, suppaya
mietersebut jatuh tepat pada wadah yang telah disediakang.
h. Fryer
i. Cooling
7|Proses Industri K3
supaya mie yang akan dibungkus dapatsecara satu persatu masuk ke
dalam mesin pembungkus (Wrapping Machine)
bahaya yang paling dominan pada industry makanan mie instan adalah
bahaya mekanik dan iklim kerja. Karena kita tau hampir keseluruhan
proses pembuatan mie instan di PT. INDOFOOD Tbk. Mempergunakan
mesin sebagai komponen utama. Beberapa mesin yang paling dominan
adalah mesin mesin berputar dan mesin mesin pemotong dan pengepres.
Berikut beberapa bahaya yang terlihat pada proses pembuatan mie :
8|Proses Industri K3
Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui sistem manajemen :
9|Proses Industri K3
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Produksi mie instant di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dilakukan
berdasarkan permintaan dari pasar, baik pasar dalam negeri ataupun luar
negeri. Proses produksi mie instant dimulai dari proses pencampuran,
kemudian proses pembentukan lembaran adonan, pemotongan
lembaran, pengukusan, pemotongan dan pelipatan, penggorengan,
pendinginan dan terakhir pembungkusan. Dimana setiap bagian proses ini
saling berkaitan satu sama lain yang juga akan berpengaruh terhadap mutu
produk yang dihasilkan. Oleh karena itu pengendalian mutu
pada setiap bagian proses perlu diperhatikan agar diperoleh mutu produk
yang sesuai dengan persyaratan. Sistem jaminan mutu yang diterapkan
oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan implementasi dari
sistem mutu ISO 9000.
Sistem dokumentasi terkendali yang menjadi dasar pengendalian mutu
terpadu telah dilakukan oleh pihak perusahaan dengan menyusun
standarstandar operasi sebagai pedoman untuk melakukan pengendalian
mutu. Mutu produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang sudah mencapai visi dan misi yang
telah ditetapkan. PT. Indofood Sukses Makmur selalu menjadikan mutu
dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan
oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan
konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan
senantiasa berubah.
10 | P r o s e s I n d u s t r i K 3
1.2 Saran
11 | P r o s e s I n d u s t r i K 3
DAFTAR PUSTAKA
12 | P r o s e s I n d u s t r i K 3