Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Judul : Hubungan Syukur dengan Optimisme Pada Tunadaksa


YPAC Semarang

Penulis : : MILA WARDANI

NIM : : 1404046023

Program Study : TASAWUF PSIKOTERAPY

A. Latar Belakang
Optimisme adalah ……….. dapat disimpulkan bahwa individu yang memili optimisme
dalam dirinya akan memuculkan suatu keyakinan, misalnya memiliki harapan baik untuk
mada depan,
Lanjut usia merupakan tahap akhir dari siklus hidup individu, yaitu saat individu
beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu
yang penuh manfaat.1
Fase selanjutnya yang akan dialami oleh individu ialah lanjut usia, di tahap ini
individu akan banyak mengalami perubahan, baik secara mental, fisik, ataupun
perubahan penampilan. Dan proses yangakan terjadi pada lansia seperti kurang tajamnya
penglihatan, menurunnya daya tubuh, menurunnya daya ingat.2
Menurut WHO lanjut usia meliputi
1. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun3
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa tahun 2014
jumlah penduduk lansia di Indonesia sebanyak 20,24 jutaorang atau setara dengan 8,03%
seluruh penduduk di Indonesia pada tahun itu, dan jumlah ini diperkirakan terus
1
Elizabeth B Harlock,Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga 2003) hal 380
2
Papalia, Diane E. “Human development (psikologiperkembangan); (Jakarta: KencanaTahun 2008) hal 570
3
Nugroho, W. “Perawatan Lanjut Usia” (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 1992) hal 13
meningkat yang akan membuat Indonesia dapat menduduki peringkat keempat dunia
setelah China, India dan Amerika dalam hal jumlah kependudukan lanjut usia. 4
Peningkatan jumlah lansia yang signifikan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
angka harapan hidup semakin membaik dari tahun ke tahun. Namun pertambahan
harapan hidup lansia tidak diimbangi dengan kesejahteraan psikis mereka. Tidak semua
lansia tinggal dengan keluarga, banyak pula lansia yang tinggal terpisah dengan keluarga
seperti di panti werdha.
Subjective well-being merupakan suatu pengukuran terhadap diri, mengenai
perasaan sejahtera yang dinilai secara subjective5
Kesejahteraan subjektif merujuk pada evaluasi seseorang tertang kehidupannya,
termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasaan hidupnya serta evaluasi afektif. Evaluasi
ini termasuk reaksi emosional terhadap peristiwa yang terjadi pada dirinya serta penilaian
kognitif terhadap kepuasaan dan pemenuhan dalam hidup.6
Dari paragfar sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan subjektif terdiri
dari keseimbangan afek serta kepuasan hidup. Pada individu tidak terkecuali lansia di
panti wreda semarang, kepuasan hidup juga tergantung pada kebutuhan yang ingin
dimiliki oleh lansia. Terpenuhinya kebutuhan secara memadai akan menimbukan
kepuasan dalam diri individu. Dalam hal ini akan muncul permasalahan yang akan
dihadapi oleh lansia yaitu pengalaman yang baik atau tidak baik, dan selanjutnya akan
mengalami kebahagiaan atau ketidakbahagiaan.
Salah satu indikator kebahagiaan antara lain adalah rasa syukur. Syukur menurut
Junaidi r.a adalah saat individu tidak ikut mengatur bersama Allah karena menurutnya
manusia dikarunia akal untuk berfikir dan sebab itu manusia tidak akan ikut campur
mengatur bersama Allah.7
Menurut Al-Harits al-Mahasibi syukur adalah kelebih-lebihan yang diberikan Allah
kepada seseorang karena rasa terimakasinya kepada Allah. apabila manusia menyukuri

4
https://www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 19 Desember 2017 pukul 14.42
5
Seligman M E P “Authentic Happiness (Bandung: PT Mizan Pustaka 2002) hal 35
6
Ed Diener, Richard E Lucas, Shigehiro Oishi “ The Science of Happiness and Life Satisfaction” (Handbook of
Positive Psychology England : Oxford University Press. Inc 2002)
7
IbnuAthaillah al-Sakandari “MisteriBerserahDiriKepada Allah” (Jakarta: Zaman: 2013) hal 5
nikmat yang diberikan oleh Allah niscaya Allah akan menambahkannya. Sebagaimana
firman-Nya8

“Dan ingatlah(juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu


beryukur, niscaya kami akan menambah(nikmat) kepadamu, dan jika kamu meningkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”(QS Ibrahim :7)
Menurut al-Ghazali syukur tersusun dari ilmu, keadaan dan amal. Berasal dari ilmu
yang kemudian menimbulkan keadaan dan keadaan yang menimbulkan amal perbuatan.
Cara bersyukur yang pertama adalah dengan ilmu yaitu mengenal nikmat dari
pemberi nikmat. Yang kedua adalah keadaan yaitu hal gembira yang terjadi karena
pemberiaan itu. Yang ketiga adalah amal yaitu bertindak melaksanakan apa yang menjadi
keinginan orang yang membawa nikmat dan yang dicintai. 9
Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Miftakhul Wahidah dengan
judul, Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Syukur Dengan Kesejahteraan Subjektif
Pada Mahasiswa Semester Akhir Uin Sunan Kalijaga tahun diperoleh hasil bahwa efektif
syukur terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 38,7%. Hal ini berarti semakin tinggi
syukur maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif dan sebaliknya semakin rendah
syukur maka semakin rendah kesejahteraan subjektif pada individu.10
Kebahagiaan tidak lepas dari sikap syukur. Karena dengan sikap syukur individu
lebih menghargai segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya.
Bersyukur juga dapat mendorong individu untuk bersikap ikhlas dan terus maju
kedepan hal ini pula yang akan melahirkan kesejahteraan . individu yang mempunyai
sikap syukur akan membuat hidupnya sejahtera.
Atas dasar pemaparan sebelumnya, peneliti ingin menguji adanya hubungan syukur
dengan kesejahteraan subjektif (subjective well-being) pada lansia di Panti Wreda
Semarang.

8
Abu Bakar M Kalabadzi “Ajaran-Ajaran Sufi”(Bandung: Pustaka1985) halm 151
9
Al-Ghazali “Taubat, Sabar dan Syukur” (Jakarta: PT. Tintamas Indonesia, 1978) hal 198
10
Miftakhul Wakhidah “Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Syukur Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada
Mahasiswa Semester Akhir Uin Sunan Kalijaga” (Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga 2015) hal 99
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat Hubungan Syukur dengan Optimisme Pada Tunadaksa di YPAC
Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang peneliti ajukan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara Syukur dengan Optimisme
2) Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana sikap Syukur pada penyandang tunadaksa
b. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Syukur pada penyandang
tunadaksa di YPAC
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang peneliti ajukan, maka manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan konstribusi Khazanah keilmuan
bagi Mahasiswa Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi UIN WALISONGO Semarang.
2) Manfaat Prakitis
Memberikan informasi kepada seluruh pembaca khususnya Mahasiswa tentang
Optimisme pada Tunadaksa dalam kaitannya dengan sikap Syukur. Memberikan
Ilmu dan Pengalaman baru serta pelajaran bagi peneliti.
E. Kajian Pustaka
Untuk menyatakan keaslian penelitian ini, maka perlu ada kajian pustaka dari penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian yang peneliti kaji. Adapun penelitian tersebut
diantaranya adalah:
Skripsi Fitri Octaviani Putri, tahun 2012 “Hubungan Antara Gratitude Dan
Psychological Well-Being Pada Mahasiswa”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
apakah terdapat hubungan antara gratitude dan psychological well-being pada mahasiswa
Universitas Indonesia, adapun penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif.Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang
signifikan antara gratitude dengan psychological well-being.
Skripsi Diyah Ambar Berlita tahun 2014 “Hubungan Antara Sikap Syukur Dengan
Kesejahteraan Subjektif Siswa MAN 1 Yogyakarta”penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap syukur dengan kesejahteraan
subjektif pada siswa MAN I Yogyakarta, adapun penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Berdasarkan hasil penelitian ini sikap
syukur memberikan sumbangan efektif 68,8% dalam mempengaruhi kesejahteraan
subjektif siswa MAN 1 Yogyakarta .
Skripsi Miftakhul Wakhidah tahun 2015 “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan
Syukur Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Semester Akhir Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dukungan social dan syukur dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa semester
akhir Uiniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, adapun penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan social
dan syukur tidak bias bersama mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Hanya sykur yang
berhubungan dengan kesejahteraan subjektif.Hal ini berarti semakin rendah syukur, maka
semakin rendah pula kesejaheraan subjektif. Sumbangan efektif syukur terhadap
kesejahteraan subjektif sebesar 38,7%
Skripsi Adina Pramita tahun 2016 “ Hubungan Kebersyukuran Dengan
Kesejahteraan Subjektif Pada Guru SMA Negeri 1 Sewon”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan kesejahteraan
subjektif.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional.
Kebersyukuran memiliki sumbangan efektif sebesar 47,5% terhadap kesejahteraan
subjektif. Dan terdapat hubungan positif antara kebersyukuran dan kesejahteraan
subjektif.
F. Kajian Teori

1) Pengertian Tunadaksa
Pengertian tunadaksa adalah kelainan yang meliputi cacat tubuh atau kerusakan
tubuh, kelainan atau kerusakan pada fisik dan kesehatan dan kelainan atau
kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan otak dan saraf tulang belakang.

Klasifikasi anak tunadaksa


Klasifikasi anak tuna daksa terdiri dari

2) Pengertian Syukur
Syukur menurut bahasa berarti pujian ataupun sanjungan kepada orang yang telah
berbuat baik kepada kita. Syukur arti asalnya ialah nyata, seperti dalam bahasa
arab “dabah syukur” (bintang itu tampak lebih gemuk dari bintang lainnya), atau
“naqah syukur” (tanaman yang dapat tumbuh dengan baik ditanah yang kering)11
Menurut Abdullah bin Abbas ra. Mengatakan bahwa syukur adalah
ketaatan dengan semua anggota tubuh kepada Rabb segala makhluk, baik diwaktu
sendiri maupun bersama-sama. Dan sebagian syaikh mengakatakan bahwa syukur
itu adalah melaksanakan ketaatan, baik secara lahir maupun batin.
Pendapat yang lain menyatakan bahwa syukur itu adalah menjauhi
berbagai bentuk kemaksiatan secara lahir maupun batin ada juga yang berkata
bahwa syukur adalah memilih untuk tidak berbuat kemaksiatan kepada Allah.
Kita wajib bersyukur karena dua sebab :
a) Agar kekal kenikmatan yang sangar besar itu, sebab jika tidak disyukuri
akan hilang
b) Agar nikmat yang telah kita dapatkan bertambah
Dengan bersyukur kenikmatan akan kekal dan tetap menjadi milik kita. Menurut
Sayyidin Abbas ra.“Bersyukur adalah taat dengan segenap anggota badan kepada
Allah swt.Baik secara sembunyi ataupun terang-terangan, dan baik secara lisan
maupun dalam hati”.

11
Al-jauziyah, I. A. Q, Kemuliaan sabar dan Keagungan Syukur, (2005) mitra.
Menurut al-Ghazali syukur adalah mengagungkan Allah Yang Memberi Nikmat,
yakni dengan mengukur nikmat-Nya agar kita tidak menjauhkan diri dari tidak
bersifat kufur.12
Syukur adalah mengerahkan secara total apa yang dimilikinya untuk mengerjakan
apa yang paling dicintai Allah. Rasulullah bersabda
(Afala akuna abdan syakuraan)
“Apakah kamu tidak mau (wahai Aisyah) kalau aku menjadi hamba yang banyak
beryukur”
Karena syukur merupakan maqam yang tinggi, maka godaan iblis kepada manusia
adalah agar tidak beryukur kepada Allah.
“ Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka,
dan dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka beryukur” (al-a’raf (7):17)
Syukur termasuk salah satu maqam para penempuh jalan ruhani .syukur terdiri
dari ilmu, hal (kondisi spiritual), dan amal perbuatan. Ilmu adalah dasar darinya
melahirkan hal (kondisi spiritual), dan hal melahirkan amal perbuatan.
Ilmu adalah mengetahui segala kenikmatan itu berasal dati Allah sang pemberi
nikmat.
Hal adalah kegembiraan atas nikmat yang diperolehnya.
Amal perbuatan adalah mengerjakan perbuatan yang dicintai Allah.Amal
perbuatan tersebut berkaitan dengan hati, anggota bdan, dan lisan.

3) Aspek Syukur
Al-Munajjid menjelaskan bahwa syukur dapat muncul dikarenakan 3 aspek, yaitu:
a) Mengenal nikmat, menghadirkan dalam hati, menyadari dan meyakinkan
bahwa segala sesuatu maupun keajaiban yang kita miliki dan kita lalui
merupakan nikmat dari Allah swt.
b) Menerima nikmat, menyebutnya dengan memperlihatkan kefakiran
kepada yang memberi nikmat dan hajat kita kepada-Nya, karena

12
Imam Al-Ghazali, Wasiat Imam Ghazali, Minhajul Abidin, Darul Ulum Press Jakarta 2014 341-343
memahami bahwa nikmat itu bukan karena keberhakan kita
mendapatkannya akan tetapi karena itu bentuk karunia dan kemurahan
Tuhan.
c) Memuji Allah atas pemberian nikmat, pujian yang berkaitan dengan
nikmat itu ada dua macam, yang pertama bersifat umum yaitu dengan
memuji-Nya yang bersifat dermawan, pemurah, baik, luas pemberian-Nya
dan sebagainya. Sedaangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus,
yaitu membicarakan nikmat yang diterima itu dengan merinci nikmat-
nikmat tersebut lalu mengungkapkan dengan lisan dan menggunakan
nikmat tersebut untuk hal-hal yang diridhoi-Nya.13
4) Pengertian Optimisme
Optimisme adalah cara berfikir yang positif dan realistis dalam
memandang suatu masalah. Berfikir positif adalah berusaha mencapai hal terbaik
dari keadaan terburuk. Individu yang memiliki sifat optimisme akan dapat
membantu meningkatkan kesehatan secara psikologis, memiliki perasaan yang
baik, melalkukan penyelesaian maslaah dengan cara logis sehingga hal ini dapat
meningkatkan kekebalan tubuh.

5) Aspek Optimisme
Seligman mendiskripsikan bahwa individu yang memiliki sifat optimis
akan terlihat pada aspek-aspek tertentu seperti berikut:
a) Permanent adalah individu yang selalu menampilkan sikap hidup ke arah
kematangan dan akan berubah sedikit saja dari biasanya dan ini tidak
bersifat lama
b) Pervasive adalah gaya penjelasan yang berkaitan dengan ruang lingkup,
yang dibedakan menjadi spesifik dan universal
c) Personalization adalah gaya penjelasan yang berkaitan dengan sumber
penyebab dan dibedakan menjadi internal dan eksternal

13
Al-Munajjid 2006 Silsilah Amalan Hati Bandung Irsyad Baitus Salam.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa aspek-aspek individu yang
memiliki sifat optimisme adalah permanent, pervasive, dan personalization.14

6) Hubungan Syukur dengan Kesejahteraan Subjektif

G. Hipotesis
H. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik
korelasi.Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistic yang
digunakan untuk mencari suatu hubungan antara dua variabel yang bersifat
kuantitatif15.

2) Identitas Variabel
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitian. Variabel penelitian
adalah segala seusatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulannya16. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (X) : Syukur
b. Variabel Tergantung (Y) : Optimisme

3) Definisi Operasional
a. Syukur
Syukur merupakan
b. Kesejahteraan subjektif

14
M Nur Ghufron, Rini Risnawita S, Teori-Teori PsikologiJogjakarta Ar-Ruzz Media 95-98
15
Swarja I. Metodologi penelitian kesehatan edisi II (Yogyakarta: ANDI, 2015) hlm., 24
16
Sugiyono. Metode Penelitian pendidikan pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2010) hlm., 60
Kesejahteraan subjektif merupakan suatu bentuk pengukuran kualitas
hidup seseorang dalam memenuhi kepuasan hidupnya dan mengevaluasi
kehidupannya dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan hidupnya. Ed
Diener menjelaskan ada 4 aspek dalam Subjektive-Well Being
i. Emosi positif
Adalah seusana hati yang menyenangkan dari seseorang dimana
dia menunjukkan bahwa hidup orang itu penuh dengan
kebahagiaan sesuatu dengan yang dia inginkan

ii. Emosi Negatif


Adalah suasana hati yang tidak menyenangkan dimana ia
menunjukkan respon negative atas pengalaman seseorang sebagai
bentuk reaksi dalam hidup mereka
iii. Kepuasan Hidup
Adalah penilaian seseorang atau bagaimana seseorang memandang
atas keseluruhan hidupnya sejak mulai lahir hingga sampai saat ini
iv. Kepuasan Domain
Adalah penilaian seseorang dalam membuat evaluasi dalam ranah
kehidupannya, biasanya meliputi kesehatan fisik dan mental,
pekerjaan, santai, hubungan social dan keluarga.
4) Sumber Data
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber asli yang
memuat informasi atau data tersebut17.Sumber data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pembagian angket kepada lansia yang berada di Panti Wreda
Semarang.
5) Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang
secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian18.Populasi

17
Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian, cet III (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995) hlm., 133
18
ibid
dalam penelitian ini adalah sebanyak belum diketahui lansia di Panti
Wredha Semarang.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili
atau representative terhadap populasi. Sampel yang dikehendaki
merupakan bagian dari target yang akan diteliti secara langsung19.
Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah belum
diketahui.
6) Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan, peneliti membuat dua alat ukur
yang berupa skala Syukur dan skala Kesejahteraan Subjektif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala.Skala yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena social. Skala likert digunakan untuk
mengukur respon ke dalam lima poin skala dengan interval yang sama. Dengan
demikian tipe data yang digunakan adalah tipe data interval.20Dengan
menyediakan empat jawaban yang memiliki skor masing-masing sebagai berikut :

Table 1
Skala Likert
PERNYATAAN
PILIHAN SKOR FAVORABLE SKOR UNFAVORABLE
Sangat sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4

19
ibid

20
Mochamad Fauzi. Metode Penelitian Kuantitatif(Semarang: Walisongo Press, 2009)hlm., 168
Pernyataan Favorable merupakan pernyataan sikap yang mengatakan hal-hal
positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung dan memihak
pada objek.Sebaliknya Unfavorable adalah pernyataan sikap yang berisi hal-hal
negative yaitu yang bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap sikap yang
diungkap.21
Berikut adalah Blue Print skala Syukur yang berujuk kepada teori

Berikut adalah Blue Print skala Syukur yang merujuk kepada teori Imam Al-
Ghazali.
Tabel Blueprint Skala Syukur
Variabel Aspek Indikator Nomer Item Jumlah
Forab Unfavo Item
el rable
Syukur Ilmu Adanya pengakuan nikmat
(kognitif Mengakui Allah sebagai
) pemberi nikmat
Kebaikan yang dilakukan
semata-mata karena Allah
Hal Merasakan Kebahagiaan
(afektif) Tunduk pada Allah SWT

Amal Keinginan Melakukan


(Perilak Kebaikan
u) Memuji Allah SWT
Melaksanakan Perintah
Allah dan Menjauhi
Larangan-Nya
Total

21
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995) hlm., 107b
Sedangkan Blue Print skala Kesejahteraan Subjektif merujuk kepada teori
yang dipaparkan oleh Diener

7) Analisis Data
I. Sistematika Penulisan

Skala Subjektive-Well Being mengacu pada teori Ed Diener dimana terdiri dari 4
Aspek
Variabel Aspek Indikator Nomer Item Jumla
Favorabe Unfavorabe h Item
l l
Subjektiv Kepuasa Evaluasi terhadap
e Well- n hidup diri sendiri
Being
Kepuasa Puas dalam
n Pernikahan/Keluarg
Domain a

Anda mungkin juga menyukai