Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

FOTOSINTESIS

OLEH :
KELOMPOK IV
KELAS : TRANSFER D 2017

Hariansyah 17.01.464
Rika Ratih 17.01.450
Lutfi A. Mayang 17.01.436
Waode Siti N. H 17.01.448
Nerfischa F 17.01.443
Prima Riyandi. L. Suaib 17.01.434

ASISTEN :

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang
Setiap mahkluk hidup memiliki beberapa cirri atau sifat dasar.
Salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan
mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar tersebut
mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya
tidak sama. Bergantung pada komponen penyusun makhluk hidup
tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam proses metabolism
terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan
senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme,
sedangkan proses penguraiannyadisebutkatabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang sering
kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada
tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang atau palisade dan
bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang,
proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti yang
telah diketahui, proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya.
Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang
penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan
spectrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-
biru-nila-ungu).
Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan
karbon dioksida dan air. Untuk itu dari percobaan ini saya ingin
membuktikan bahwa intensitas cahaya dan suhu dapat mempengaruhi
laju fotosintesis suatu tumbuhan.
I.2. TujuanPraktikum
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
fotosintesis
2. Untuk membuktikan bahwa adanya oksigen yang dihasilkan dalam
fotosintesis
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh warna (spektrum) cahaya
terhadap proses fotosintesis
4. Untuk mengetahui pengaruh suhu proses fotosintesis
I.3. ManfaatPraktikum
1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses
fotosintesis
2. Mengetahui hasil proses fotosintesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Fotosintesis
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah
kemampuannya untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah
menjadi bahan organik serta asimilasikan di dalam tubuh tanaman.
Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya, dan oleh karena itu maka
asimilasi zat karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa
fotosintesis atau asimilasi zat karbon itu suatu proses di mana zat-zat
organik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat
dengan bantuan cahaya matahari. Pengubahan energi sinar menjadi
energi kimia (karbohidrat) dan kemudian pengubahan energi kimia
menjadi energi kerja pada peristiwa pernafasan dalam tubuh tumbuhan
merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia ini (Dwijoseputro, 1994).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan
sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses
penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik
yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi
pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi
sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat
makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida,
dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua
makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Proses
fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut
(Kimball,2002) :
6 CO2 + 6 H2O → C6H12O6 + 6O2
Fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan
CO2 menjadi senyawa yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil,
yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari
(Kimball, 2002). Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk
memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan
hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun suatu tumbuhan
yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya
matahari (Salisbury dan Ross, 1995).
Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada
berbagai spesies, beberapa cirinya selalu sama. Misalnya, prosesnya
selalu dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang
disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di
dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini
tersimpan pada membran plasma.Sebagian dari energi cahaya yang
dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosine trifosfat
(ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat
seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah
karbondioksida menjadi senyawa organik (Suyitno, 2005).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks,
proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat
dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam.
Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-
enzim yang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses
fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),
konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya
matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal
ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila
ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1996).
Reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karbon
dioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya
matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul
oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses
fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya
matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut.
Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama
elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain
yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula
dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa
sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh (Kimball,
1994).
Cahaya yang dapat dipergunakan dalam fotosintesis ini mempunyai
syarat kualitas (jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya)
tertentu.Dalam kondisi normal, cahaya matahari memenuhi semua syarat
itu sehingga secara alami cahaya matahari merupakan sumber energi
bagi fotosintesis. Pigmen fotosintesis, sebagai penangkap energi cahaya
matahari berupa klorofil atau karotinoid (Suyitno,2005). Seperti organisme
lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut
kloroplas (chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis.
Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk
oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau
daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau,
termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel
penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam
daun (Kimball, 2002).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam
sebagai molekul yang kompleks dan besar.Karbohidrat sangat beraneka
ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida
dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan
lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer
terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Proses fotosintesis dapat d ibagi dalam dua kelompok proses kimia
yang saling berkaitan. Pertama ialah proses pembentukan
adenosintrifosfat (ATP) dan NADPH yang menggunakan cahaya matahari
dan karenanya disebut reaksi terang (light reaction). Reaksi terang terjadi
pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam
stroma. Pada reaksi terang terjadi pemecahan air menjadi Hidrogen dan
Oksigen dengan reaksi (Poedjiadi, 1994):
2 H2O 2 H2 + O2
Proses kedua ialah reaksi gelap (night reaction) yang terjadi setelah
reaksi iniialah reaksi pembentukan karbohidrat. Reaksi ini tidak
menggunakan energi matahari, tetapi menggunakan energi kimia dari ATP
yang terbentuk pada kelompok reaksi pertama. Pada dasarnya reaksi ini
membentuk heksosa dari CO2 dengan jalan reduksi dengan
menggunakan NADPH sebagai reduktor dan ATP sebagai sumber energi.
Pembentukan heksosa ini menggunakan ribulosa-1,5-difosfat (RuDP) dan
berlangsung secara berulang. Siklus ini dinamakan siklus Calvin, karena
Calvinlah yang mengemukakannya, berikut reaksinya (Poedjiadi, 1994) :

6 RuDP + 6CO2 + 18 ATP + 12 NADPH + 12H+6 RuDP + Heksosa +18 Pi


+ 18 ADP +12 NADP+

Energi yang terkandung dalam karbohidrat pada dasarnya berasal


dari energi matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari
karbon dioksidasi dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil
dalam daun.Selanjutnya glukosa yang terbentuk diubah menjadi amilum
dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah dan umbi. Proses
pembentukan glukosa dari karbondioksida dan air disebut
prosesfotosintesis (Poedjiadi, 1994). Organisme fotosintesis bersifat
autotrof, yang berarti bahwa organisme ini dapat menyimpan energi,
mereka dapat menyintesis makanan langsung dari karbon dioksida, air,
dan menggunakan energi dari cahaya. Mereka menumbuhkannya sebagai
bagian dari energi potensial mereka. Akan tetapi, tidak semua organism
menggunakan cahaya sebagai sumber energi untuk melaksanakan
fotosintesis, karena organisme fotoheterotrof menggunakan senyawa
organik, dan bukan karbondioksida, sebagai sumber energi.Pada
tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, fotosintesismenghasilkan oksigen.Ini
disebut fotosintesis oksigen.Walaupun ada beberapaperbedaan antara
fotosintesis oksigen pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, secara
umum prosesnya cukup mirip pada organisme-organisme tersebut. Akan
tetapi, ada beberapa jenis bakteri yang melakukan fotosintesis tanpa
oksigen, yang menyerap karbon dioksida namun tidak menghasilkan
oksigen (Anwar, 1984). Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung
pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini
tersimpan dalam molekul-molekul organic seperti karbohidrat.Untuk tujuan
praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakaryang menjadi tempat
bergantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis.Fotosintesis merupakan
salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis
adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan
baku karbondioksida dan air (Malcome, 1990).

Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan


organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil).Sel yang
mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel
jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons).Di
dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membran
tilakoid.Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b.Klorofil a
merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap
cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam
reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang
mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan.Klorofil terdapat
sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu
berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang
terkandung di dalamnya disebut grana (Dwidjoseputro, 1986). Rumus
bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg
sebagai inti. Rumus bangun ini hampir serupa dengan rumus bangun
haemin (zatdarah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil,
terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi
fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase.
Fitol itu lipofil (suka asam lemak),sedangkan biasanya disebut rangka
porfin, sifatnya hidrofil/suka akan air(Dwidjoseputro, 1994).

Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju


fotosintesis,diantaranya (Poedjiadi, 1994):

1. Intensitas cahaya, laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.


2. Konsentrasi karbon dioksida, semakin banyak karbon dioksida di
udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu, enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya
dapat bekerja jika pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis
meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
4. Kadar air, kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata
menutup menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotsintesis), jika kadar fotosintat seperti
karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik, bila kadar fotosintat
bertambah lajunya akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan, laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan
yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih
banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis


menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan
daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian
daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alcohol dan ditetesi dengan
iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman padadaun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun
tidak berfotosintesis. Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya
dimiliki oleh tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan
karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
direspirasikan /desimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat
organik itu bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan


Ingenhousz(1730-1799). Fotosintesis merupakan suatu proses yang
penting bagi organisme dibumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan
menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak
langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan
tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana
gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi
yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik
matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air
itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
II. 2. TANAMAN
1. Hydrilla verticillata

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Alismatidae
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle

MORFOLOGI

Hydrilla (rumput air) adalah jenis tanaman air yang hanya


terdiri dari satu spesies. Meskipun beberapa ahli botani
membaginya menjadi beberapa spesies yaitu : Hydrilla asiatica,
Hydrilla japonica, Hydrilla lithuanica, dan H.ovalifolica. Hydrilla
verticillata memiliki rimpang putih kekuningan yang tumbuh di
sedimen bawah air sampai dengan kedalaman 2 m. Panjang
batang yang tumbuh sekitar 1-2 m. Hydrilla adalah tanaman
produktif dalam air yang dapat tumbuh dengan cepat dan dapat
berkembang dalam air dari beberapa sentimeter sampai 20 meter.
Daun kecil (1 / 2 - 3 / 4 inci) berbentuk segitiga-lancip yang berada
di ulir dari 4-8 daun di sepanjang batang dengan lebar masing-
masing daun 5-20 mm dan panjang lebar 0,7-2 mm. Tidak seperti
tanaman air asli, daun Hydrilla memiliki tepi bergerigi atau duri kecil
menonjol dan seperti gundukan di sepanjang pelepah di bagian
bawah. Hydrilla biasanya hijau, tapi karena berada di bawah sinar
matahari menjadi kuning atau coklat.Batang bercabang banyak
dekat permukaan dan tumbuh secara horisontal, membentuk tikar
padat vegetasi. Umbi kecil ada di dasar akar tanaman. Pelepah
daun Hydrilla sering kemerahan jika segar. Tanaman air ini
termasuk monoecious, yaitu bunga jantan dan betina diproduksi
secara terpisah di sebuah tanaman tunggal.Bunga-bunga kecil
dengan tiga sepal dan tiga kelopak, panjang kelopak 3-5 mm,
transparan dengan garis-garis merah. Tetapi ada pula yang
termasuk dioecious, yaitu tumbuhan yang terdiri dari hanya
tumbuhan androecious (bunga hanya mempunyai stamen atau
benang sari saja, dan disebut bunga jantan) dan Ginoecious
(bunga hanya mempunyai karpel atau putik saja dan disebut bunga
betina).

Hydrilla adalah tumbuhan Spermatophyta yang hidup di air,


sehingga ia memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan
Spermatophyta darat. Dinding selnya tebal untuk mencegah
osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel.
Sel Hydrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun seperti
batu bata. Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat didalamnya.
Pada daun Hydrilla, dapat pula diamati proses aliran sitoplasma,
yaitu pada bagian sel – sel penyusun ibu tulang daun yang
memanjang di tengah – tengah daun. Pada hydrilla juga terdapat
trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan yang
berlebihan.
2. Mangga

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiacea
Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera laurina

Deskripsi
1. Pohon besar, dapat mencapai tinggi 50 m. Akar mangga memiliki
sistem perakaran tunggang, strukturnya kuat. Batang besar,
berkayu, berbentuk bulat panjang seperti silindris, kasar,
berwarna coklat, arah tumbuhnya tegak lurus (erectus), apabila
dilukai kulit batang akan mengeluarkan getah yang mula-mula
bening kemudian kemerahan dan menghitam dalam beberapa
jam, getah ini berbau terpentin dan tajam, dapat melukai kulit atau
menimbulkan iritasi, terutama bagi orang yang sensitive. Terdapat
banyak celah-celah kecil serta sisik yang merupakan bekas tepat
tumbuhnya daun.
2. Percabangan simpodial, cabang tinggi, membentuk tajuk yang
rapat dan rindang, arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus).
3. Akar mangga memiliki sistem perakaran tunggang, strukturnya
kuat.Akar tumbuh memanjang dan bercabang-cabang dengan
panjang bisa mencapai 6 meter.
4. Termasuk kedalam tumbuhan berdaun tunggal, daun tumbuh
lebat dan tersebar disetiap batang. Secara umum daun mangga
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Panjang tangkai daun antara 1-
1,25 cm. Bagian pangkal membesar, sisi daun bagian atas
terdapat alur. Posisi daun pada batang umumnya berjarak 3/8
dan semakin ujung batang posisinya makin berdekatan. Helai
daun berbentuk jorong hingga linset. Tekstur daun agak liat,
warna daun muda kemerahan, kekuningan, dan keunguan.
Warna daun akan berubah hijau lalu kuning menua. Pangkal daun
lancip, tepi daun berbentuk gelombang, bagian ujung daun
meruncing.
5. Bunga lengkap, dan termasuk majemuk
tak berbatas (inflorescentia raacemosa) dan berkelamin
campuran (hermaphroditus), warna kuning kehijauan. Tumbuh
memanjang hingga 40 cm. bunga berkarang dalam malai
(panicula), berbentuk piramid, tangkai bunga bulat, pendek,
duduk pada cabang-cabang malai; kelopak lonjong; kepala sari
berbentuk ginjal; putik bentuk segitiga, kuning kemerahan, butir
polen bertipe Tri-zonocolpate, tiga pori/ celah tersusun teratur di
zona katulistiwa.
6. Buah mangga memiliki warna hijau muda ketika masih belum
matang dan akan berubah menjadi kuning kehijauan ketika sudah
matang. Bentuk buah beraneka ragam tergantung dari
varietasnya, ada yang bulat, lonjong telur, hingga lonjong
memanjang. Ukuran buah umumnya antara 25-30 cm.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat Paktikum
Praktikum ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 sampai
selesai di Laboratorium Biologi Farmasi STIFA Kebangsaan Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
1. Alat :
- Cawan petri
- Pipet
- Penjepit kertas
- Kertas
- Pinset
- Beaker gelas
- Corong kaca
- Tabung reaksi
- Kawat penyangga
- Gegep kayu
2. Bahan :
- Daun Mangga
- Hydrilla vertcillata
- Plastik transparan ( biru, merah, dan hitam)
- Alumunium foil
- Es batu
- Aquades
- Alkohol 70%
- Larutan iodin
- Larutan NAHCO 3 0,25%
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Pengamatan potongan Sachs
1. Pilih daun yang sehat, tentukan empat lembar daun yang akan
diberi perlakuan dan satu lembar daun yang tidak diberi perlakuan.
Tanaman yang dipilih harus berada di tempat yang mendapat
cukup cahaya.
2. Ambil tiga pasang plastik (biru, merah, dan bening), dan juga kertas
emas hitam atau aluminium foil. Potong dengan ukuran 2,5cm x
5,0cm.
3. Tempelkan satu bagian kertas atau kertas pada setiap lembar yang
membentuk lembaran potongan 2 lembar plastik. Jepitlah dengan
penjepit kertas. Biarkan selama 3 hari agar terkena cahaya penuh.
4. Petiklah daun-daun yang telah dibungkus dan satu lembar daun
yang tidak dibungkus. Jangan buka potongan plastik atau kertas
saat daun. Beri tanda pada masing-masing daun untuk mencirikan
warna plastik / kertas yang ditempelkan Masuk ke dalam tubuh
beker 300 ml, selanjutnya dipanaskan.
5. Masukkan aquades kedalam gelas beaker 300 ml, selanjutnya
dipanaskan.
6. Lepaskan plastik / kertas dari masing-masing daun. Rebus daun
danade yang sudah mendidih sampai layu (5 menit) dan tiriskan di
atas cawan petri
7. Masuk ke dalam tabung reaksi / gelas gelas kecil (100 ml),
panaskan reaksi / gelas gelas kecil Mencakup alkohol ke dalam
gelas beker berisi udara mendidih
8. Masukkan daun ke dalam alkohol mendidih sampai berwarna pucat
(5 meni).
9. Jika daun telah berwarna pucat, angkat daun dengan pinset.
Letakkan daun diatas cawan petri.
10. Teteskan 3-4 tetes larutan iodin pekat keatas daun dan amati
warna pada daun.
11. Dokumentasikan hasil pengamatan dan beri keterangan.
12. Latihan menggunakan sampel daun lainnya
III.3.2 Pengamatan ingenhousz
1. Masukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat
sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca.
2. Masukkan corong kaca ke dalam beaker gelas yang berisi air.
Tutup bagian atas corong dengan tabung reaksi dengan catatan
tabung reaksi harus penuh berisi medium (jangan ada rongga
udara), dalam keadaan terbalik. Pemasangan perangkat dilakukan
didalam ember/baskom berisi air.
3. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, D, E dan
F, dimana:
A. Medium air dan diletakkan didalam ruangan atau tempat yang
teduh.
B. Mcdium air dan dilctakkan ditcmpat tcrbuka atau yang terkcna
cahaya.
C. Medium air dan letakkan pada tempat yang terkena cahaya
matahari.
D. Medium air dan letakkan pada tempat yang terkena cahaya
matahari (tanpa cahaya) matahari langsung langsung,
tambahkan air hangat langsung, tambahkan es batu.
E. Medium air dan diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya),
+larutan NaHCO3.
F. Medium air dan diletakkan ditempat yang terkena cahaya
matahari langsung, + larutan NaHCO, Catatan : untuk setiap
100 ml air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 % .
4. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari
potongan cabang /ranting yang terjadi selama 5',10 dan 15,
Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat
digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis.
5. Ukur suhu pada medium sant pengamatan masing-masing
perlakuan.
6. Catat hasil pengamatan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
IV.1.1. Pengamatan percobaan sachs
Warna daun Percobaan warna daun setelah perlakuan
Jenis daun sebelum Air Alkohol Tetesan Ket
perlakuan mendidih panas iodin
Daun yang
Hijau Kuning Tidak
ditutup Hijau tua Hijau pucat
kekuningan kecoklatan berfotosintesis
plastik hijau
Daun yang
ditutup Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
plastik kekuningan kecoklatan berfotosintesis
merah
Daun yang
ditutup Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
plastik kekuningan kecoklatan berfotosintesis
hitam
Daun yang
ditutup Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
aluminium kekuningan kecoklatan berfotosintesis
foil
Daun yang Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
tidak ditutup kekuningan kecoklatan berfotosintesis

IV.1.2. Percobaan ingenhousz


Jumlah gelembung pada menit ke-
Perlakuan Ket
5 10 15
A 222 289 313 Cahaya matahari
B 30 64 89 Tanpa cahaya matahari
C - 18 83 + Es batu (Cahaya matahari)
D - - - + NaHCO3 (Tanpa cahaya matahari)
E 369 446 668 + NaHCO3 (Cahaya matahari)

IV.2. Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat
makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida,
dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan
sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Persamaan reaksi fotosintesis dapat ditulis :
𝐶𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖+𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2 + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang
dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama.
Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia
fotosintesis.

IV.2.1. Percobaan sachs


Percobaan Sachs bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam
proses fotosintesis dihasilkan glukosa. Sampel yang digunakan yaitu daun
mangga yang selama 2 hari ditutup sebagian menggunakan aluminium
foil, plastik berwarna hijau, merah, dan hitam serta daun yang tidak
ditutup. Adapun tujuan penutupan daun mangga adalah agar daun yang
tertutup tidak terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak
dapat berlangsung.
Kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam air panas selama
15-30 menit, hal ini bertujuan untuk mematikan/ membuat layu sel- sel
pada daun. Setelah diangkat daun yang tertutup dan yang tidak tertutup
berwarna hijau pucat. Selanjutnya daun tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam alkohol mendidih selama 3 menit, hal ini bertujuan agar klorofil
pada daun dapat larut. Adapun perubahan warna pada daun setelah
diangkat yaitu daun yang ditutup dan daun yang tidak di tutup berwarna
hijau kekuningan.
Selanjutnya daun ditetesi iodin yang berfungsi sebagai indikator
untuk menentukan apakah pada daun terdapat amilum/ glukosa atau
tidak. Dan setelah daun diangkat ternyata daun yang ditutup dan yang
tidak ditutup berwarna kuning kecoklatan. Dari hasil percobaan diketahui
bahwa pada daun yang ditutup dan yang tidak di tutup tidak menunjukkan
adanya glukosa/amilum. Hasil percobaan tersebut berbeda pada literatur
dimana seharusnya daun yang tidak tertutup terdapat bercak berwarna
biru/kehitaman karena tersedianya sinar matahari dapat berlangsung
proses fotosintesis dan menghasilkan amilum/glukosa. Adapun kegagalan
diduga karena kesalahan memilih daun pada intensitas cahaya yang tidak
tinggi atau daun yang diambil terlalu tua. Dapat pula terjadi karena pada
saat pemanasan klorofil belum larut sempurna.

IV.2.2. Percobaan Ingenhousz


Percobaan Ingenhousz bertujuan untuk membuktikan bahwa di
dalam proses fotosintesis dilepaskan oksigen, hal itu ditunjukkan oleh
munculnya gelembung-gelembung udara pada permukaan corong.
Percobaan ini dimulai dengan membuat rangkaian percobaan Ingenhousz
lalu diberikan berbagai perlakuan untuk membandingkan laju fotosintesis.
Dari hasil percobaan diperoleh perlakuan E (terkena cahaya
matahari dan penambahan NaHCO3) yang menghasilkan gelembung
terbanyak dimana tanaman hydrilla mendapatkan sumber cahaya yang
cukup dan adanya NaHCO3 sebagai sumber penghasil CO2 karena ketika
NaHCO3 larut dalam air akan terurai menjadi NaOH dan CO2. Seperti yang
diketahui bahwa karbondioksida berperan dalam proses fotosinteis.
Kemudian pada perlakuan D (Tanpa cahaya dan penambahan
NaHCO3) tidak dihasilkan gelembung udara. Hal ini dikarenakan tanaman
hydrilla tidak mendapatkan sumber cahaya secara cukup. Kemudian
gelembung yang sedikit juga terlihat pada perlakuan C (Cahaya matahari
dan penambahan Es batu) dimana laju fotosintesis dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya suhu. Suhu yang dingin akan memperlambat laju fotosintesis.
Penambahan es batu mengakibatkan penurunan laju fotosintesis karena
terjadi penurunan suhu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada percobaan dengan metode sachs, hasil percobaan diketahui
bahwa pada daun yang ditutup dan yang tidak di tutup tidak
menunjukkan adanya glukosa/amilum. Hal diduga karena
kesalahan memilih daun pada intensitas cahaya yang tidak tinggi
atau daun yang diambil terlalu tua dan apat pula terjadi karena
pada saat pemanasan klorofil belum larut sempurna.
2. Pada percobaan dengan metode Ingenhousz, pada sampel hydrilla
kelompok E, dengan menggunakan cahaya matahari dan
penambahan NaHCO3 menghasilkan banyak gelembung, pada
sampel kelompok D, yang mana tanpa terkena sinar cahaya
matahari dan tanpa penambahan NaHCO3 tidak terdapat
gelembung sama sekali, dan pada sampel kelompok C
mengggunakan air dingin menghasilkan gelembung yang sedikit.
Hal ini terjadi karena pada proses fotosinteis sangat dipengaruhi
oleh suhu dan intensitas cahaya.

B. Saran
Pada saat pengambilan sampel harus lebih teliti agar meminimalkan
kegagalan dalam proses pengujian. Dan alat serta bahan harus lebih
diperhatikan.
Daftar pustaka

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.


Dwidjoseputro. 1986. “Dunia Tumbuhan’’. Gramedia. Jakarta.
Dwidjoseputro. 1996 . “Pengantar Fisiologi Tumbuhan”.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Dwijoseputro. 1994. “Ekologi Manusia Dengan Lingkunganya”.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Kimball, J. W. 1993. “Biologi Umum”. Erlangga. Jakarta.
Kimball , John. 2002 . “Biologi Jilid 1 Edisi Kelima”. Erlangga :
Jakarta
Kimball,John. 1994. Biologi Jilid 1 edisi kelima. Erlangga :
Jakarta.
Malcome, 1990. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiolog
Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB
LAMPIRAN
1. Percobaan sachs

Proses pemanasan menggunakan air Setelah dipanaskan dengan air

Proses pemanasan menggunakan


Setelah dipanaskan dengan alkohol
alkohol

Setelah ditetesi iodin


2. Percobaan ingenhousz

Ket : Cahaya matahari + es batu.

Anda mungkin juga menyukai