Anda di halaman 1dari 2

Laporan wawancara dengan klien

Rida berusia 7 tahun. Saat ini dia duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Orang tuanya seringkali
mendapatkan masukan dan laporan dari gurunya bahwa dia seringkali jalan-jalan di kelas.
Rida lebih banyak berdiri dan tidak fokus pada pekerjaan sekolahnya.

Orang tuanya pun mengakui bahwa di rumah pun Rida seperti itu. Seringkali Rida berganti-
ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai. Misalnya, bermain bongkar pasang dan selang
beberapa menit kemudian sudah beralih pada permainan yang lain.

Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi prestasinya di sekolah. Rida seringkali sulit dikontrol.
Dia sering mengabaikan apa yang Mamanya perintahkan.

Kasus yang dialami Rida hanyalah salah satu kasus yang terjadi pada anak-anak lainnya.
Kadangkala sebagai orang dewasa, jika kita memperhatikan seorang anak yang berganti-ganti
aktivitas, kita memiliki asumsi bahwa anak itu mengalami kebosanan.

Namun, perlu diperhatikan lebih seksama lagi, apakah anak itu memang bosan atau ada hal
lain yang terjadi padanya. Ketidakmampuan anak untuk menaruh perhatian terhadap berbagai
aktivitas tentunya dapat menghambat perkembangan akademik dan perkembangan sosial
anak.

Hal ini dapat terjadi karena dia tidak dapat menyelesaikan tugas dengan penuh perhatian dan
proses belajar yang terganggu. Oleh sebab itu sangat penting jika orang tua maupun pendidik
dapat melakukan deteksi atau mengetahui lebih awal yang terjadi pada anak sehingga dapat
dilakukan penanganan dengan tepat.

Pada kasus Rida dan yang akan kita bicarakan lebih jauh merupakan sebuah ilustrasi
mengenai Gangguan Pemusatan Perhatian atau Attention Deficit/ Hiperactivity (ADHD).

ADHD adalah sebuah gangguan dengan karakteristik adanya gejala kurang perhatian yang
diikuti dengan hiperaktivitas maupun tidak (Monastra, 2005).

Seperti dijelaskan Wenar (1994) dalam bukunya Developmental Psychopatology, terdapat


karakteristik utama dari ADHD. Antara lain adalah kurang perhatian, impulsif dan hiperaktif.
Penyabab:
*Kurang perhatian
Anak-anak yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian atau ADHD mengalami
kesulitan untuk menaruh perhatian secara terus menerus dalam menyelesaikan tugas atau
dalam aktivitas bermain.
Seperti yang terjadi pada Rida, dia kesulitan menaruh perhatian pada aktivitasnya bahkan
ketika sedang bermain. Kurang perhatian seringkali berkaitan dengan rendahnya performansi
sekolah karena anak membutuhkan waktu untuk berkonsentrasi dan menyerap informasi
sebaik menaruh perhatian yang cukup panjang untuk melengkapi tugas tanpa adanya
gangguan. Kondisi dimana anak mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya
membuat mereka menjadi frustrasi dan tertekan.

*Impulsif

Dalam arti khususnya, impulsif adalah bertindak tanpa ada pertimbangan tertentu. Ketika
dihadapkan pada tugas yang kompleks, misalnya ketika tiba-tiba dalam pikiran mereka
terdapat sebuah ide atau solusi tertentu, mereka tidak melakukan pertimbangan apapun
apakah ide/pemikiran/perilaku mereka baik ataupun yang pantas.

Mereka mengatakan sesuatu tanpa dipikirkan sehingga kadangkala memberikan jawaban


yang tidak benar saat di kelas atau mereka mengalami kesulitan ambil bagian dalam sebuah
permainan.

Hal ini terjadi karena mereka mengalami kesulitan untuk mengatur reaksi diri terhadap
rangsangan dari luar. Sangat sulit sekali jika kita melarang mereka untuk berhenti dari
impulsivitasnya karena anak-anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk berhenti
melihat, mendengar bahkan berpikir.

*Hiperaktif

Terdapat berbagai dasar tentang hiperaktif. Yaitu anak-anak dengan ADHD lebih aktif dari
pada anak-anak normal dalam waktu 24 jam bahkan saat tidur sekalipun.

Mereka menunjukkan kegelisahan yang sangat besar dalam berbagai tugas sehingga mereka
memperlihatkan gerakan-gerakan yang tidak relevan, tidak bertahan di tempat duduk mereka,
bahkan selalu tidak bisa duduk dengan tenang seperti anak-anak yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai