Rhodamin B adalah zat pewarna tekstil berupa serbuk kristal berwarna hijau
atau ungu kemerahan, tidak berbau serta mudah larut dalam larutan merah terang
berflurosensi sebagai bahan pewarna tekstil. Rhodamin B sering kali disalahgunakan
pada makanan dan jajanan sebagai bahan pewarna, karena menghasilkan warna merah
terang yang lebih menarik daripada pewarna alami. Berdasarkan penelitian sebelumnya,
ditemukan Rhodamin B pada jajanan, seperti kerupuk, saos, es dan jajanan lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya pewarna Rhodamin B pada
jajanan anak Sekolah Dasar di wilayah kelurahan Sungai Tabuk Keramat. Sampel
diambil dari pedagang di 3 Sekolah Dasar wilayah Kelurahan Sungai Tabuk Keramat.
Analisis kualitatif Rhodamin B dilakukan dengan metode Kromatografi lapis
tipis (KLT). Fase gerak yang digunakan adalah n-butanol : etil asetat : ammonia
(11:4:5). Sampel diekstraksi dengan cara merendam sampel dalam larutan ammonia
untuk menarik zat pewarna Rhodamin B dengan prinsip penyerapan oleh benang wol.
Ada 7 buah sampel yang diteliti yaitu agar-agar, es serut, cenil, saos, mie merah, sosis
ikan dan sosis sapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 buah sampel yang diteliti dengan 3
kali replikasi didapatkan tidak ada sampel yang mengandung zat pewarna Rhodamin B,
karena nilai Rf sampel berbeda dengan nilai Rf kontrol positif Rhodamin B.
Berdasarkan hasil penelitian ini, jajanan yang beredar di sekitar Sekolah Dasar
wilayah Kelurahan Sungai Tabuk Keramat negatif mengandung zat pewarna Rhodamin
B. Namun kemungkinan mengandung zat pewarna lain selain zat pewarna Rhodamin B.
PENDAHULUAN
penampilan, kelezatan rasanya dan kadar nilai gizinya, apabila makanan tersebut tidak
aman dikonsumsi, maka makanan tersebut tidak ada nilainya sama sekali (Winarno dan
makanan dan minuman untuk menarik perhatian para konsumen, salah satunya yaitu
dengan cara menambahkan zat tambahan makanan pada produknya.Salah satu produk
pangan yang sering ditambahkan dengan zat pewarna adalah jajanan.Jajanan sangat
digemari karena warnanya yang menarik dan bentuknya yang praktis. Pewarna yang
digunakan bisa berupa pewarna alami maupun pewarna sintetis (Wirasto, 2008).
Salah satu zat pewarna yang sering disalahgunakan pada makanan adalah
Rhodamin B. Rhodamin B adalah zat pewarna terlarang yang sering ditemukan pada
lainnya.Makanan yang telah dicampur dengan zat pewarna tersebut menjadi berwarna
yang lebih murah dibandingkan zat pewarna untuk pangan (Cahyadi, 2008).Pewarna ini
umum digunakan sebagai pewarna pada tekstil dan dilarang penggunaannya pada
makanan.Penggunaan Rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama akan dapat
mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker. Namun demikian, bila terpapar
Rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut
Berdasarkan uji toksisitas Rhodamin B pada mencit dan tikus secara injeksi
sub kutan dan secara oral menunjukkan bahwa Rhodamin B dapat menyebabkan
dengan gejala adanya pembesaran hati, ginjal, dan limfa diikuti perubahan anatomi
menunjukkan hasil bahwa 50% sampel jajanan berwarna merah positif mengandung
Rhodamin B dari dua pasar tradisional di Bandar Lampung dengan 15 sampel positif
dengan kadar tertinggi 2,1843 – 3,8972 µg/g yang terdapat pada salah satu sampel
kerupuk.
keberadaan zat pewarna Rhodamin B pada jajanan yang beredar di Sekolah Dasar