Disusun Oleh :
(H72215027)
Dosen Pengampu :
(199011022014032004)
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Yussy Puspita Hidayati H72215027
Mengetahui,
Ketua Program Studi Matematika
NIP.168601232014031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan kasih-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dengan baik.
Proposal ini dibuat untuk kelengkapan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) di BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA MOJOKERTO yang
diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya sebagai
salah satu program pendidikan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa.
Dalam kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Muhamad Sholeh, M.Pd. PNI selaku dekan Fakultas Sains dan
Teknologi
Penulis menyadari penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak, demi perbaikan proposal dimasa yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.6 Analisa Efektivitas, Kontribusi dan Korelasi ................................................................. 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 24
4.1 Data Penerimaan Pajak Hotel ......................................................................................... 24
4.3 Analisis Efektivitas penerimaan pajak hotel Kota Mojokerto ....................................... 31
4.4 Analisis Kontribusi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Mojokerto .................. 33
4.5 Data Korelasi .................................................................................................................. 35
4.6 Analisis korelasi penerimaan Pendapatann Asli Daerah Kota Mojokerto ..................... 35
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 38
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Perhitungan kontribusi realisasi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah...................33
Tabel 4.4 Perhitungan kontribusi realisasi pajak hotel dan pendapatan asli daerah.............................34
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian laba dari BUMD.............................................................................................14
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak ialah iuran rakyat kepada kas Negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir
ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-undang 28 tahun 2009 (dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjuk dan yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Pajak dipungut dari warga negara
Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Untuk
membiayai dan memajukan daerah dapat ditempuh suatu kebijaksanaan yaitu dengan
mengoptimalkan penerimaan pajak dengan mengikut peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan oleh para pemerintah, di tunjuk untuk memimpin sebuah negara dan sebagai
masyarakat kita seharusnya mengikuti apa saja yang telah di atur oleh pemerintah dalam
hal tata negara (Supriyanto, 2017).
Allah berfirman dalam An-Nisa’4: 59 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika
kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Allah SWT mewajibkan ke umatNya untuk taat kepada pemerintah yang telah di
tunjuk untuk memimpin Negara. Berdasarkan ayat di atas, dikatakan bahwa setiap umat
terutama kaum muslim memiliki tugas yang sama di dunia yakni menjadi seorang khalifa
atau pemimpin. Ketaatan pada pemimpin harus di dasarkan ketaatan pada Allah, seorang
pemimpin harus di taati selama pemimpin itu mengarahkan ke jalan Allah (Supriyanto,
2017).
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang
digunakan oleh pemerintahan pusat maupun daerah sebagai salah satu sumber
pembiayaan dalam penyelenggaraan roda pemerintahan. Pada undang-undang nomer 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka pemerintah diberi kewenangan untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya berdasarkan asas otonomi dan
1
2
Pada pajak Daerah secara spesifik diatur dalam Undang-undang Nomer 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana jenis-jenis pajak yang menjadi
kewenangan pemerintah kota adalah pajak hotel dari tahun 2013-2017
(http://dispendamojokerto.net/, 2017) peluang penerimaan pajak khususnya pajak hotel
semakin meningkat. Kontribusi pajak hotel terhadap PAD yang semakin meningkat,
menjadikannya sebagai salah satu pajak daerah yang potensial bagi pemerintahan kota
Mojokerto khususnya bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Mojokerto (DISPENDA) .
Pengelolaan sumber pendapatan asli daerah dari sektor pajak perlu dioptimalkan karena
berperan memberikan nilai tambah pendapatan daerah yang berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan daerah. Oleh karena itu
perlu dilakukan evaluasi kinerja pajak hotel dalam mendorong pertumbuhan pendapatan
daerah. Bentuk evaluasi yang sering digunakan diantaranya adalah analisis efektivitas,
kontribusi dan korelasi.
Efektivitas pajak daerah sendiri merupakan penilaian kinerja pemungutan pajak
daerah yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah selama satu tahun anggaran.
Efektivitas pajak hotel bertujuan untuk mengamati apakah pajak sudah efektif atau
belum yang dapat dilihat dari presentase penerimaan pajak hotel yang direalisasikan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Sedangkan kontribusi pajak daerah
sendiri merupakan tingkat pajak hotel terhadap PAD yang dapat diketahui dari
membandingkan penerimaan pajak dengan keseluruhan pendapatan asli daerah dalam (3
tahun 36 bulan) anggaran. Korelasi bertujuan menganalisis besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terkait. Selanjutnya regresi linier sederhana digunakan untuk
mengetahui apakah variabel dependen dipengaruhi hanya oleh satu variabel independen.
3
Realisasi yang tidak memenuhi target menjadi suatu permasalahan yang sangat
menarik bagi peneliti untuk dijadikan sebuah topik penelitian guna mengetahui keadaann
yang terjadi sebenarnya pada saat itu yang menyebabkan target tidak tercapai dengan
maksimal. Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti merasa
perlu untuk menganalisis efektivitas, kontribusi dan korelasi pajak daerah yang
khususnya dilakukan Badan Pendapatan Asli Daerah, maka penelitian ini mengambil
judul “ANALISIS EFEKTIVITAS, KONTRIBUSI DAN KORELASI REALISASI
PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS
PENDAPATAN DAERAH KOTA MOJOKERTO”.
1 Vanessa Angela Analisis efektivias Dinas Pendapatan Asli Dengan Pada persentase efektivitas Sama-sama menggunakan Pada skripsi ini mencari efektivitas,
Lengkong, David P E realisasi pajak hotel Daerah diKota Bitung menggunakan pada tahun anggaran 2011- pajak hotel dan PAD kontribusi terhadap di
Saerang, Harijanto dan kontribusinya analisis 2015 terlihat “sangat efektif” PAD.Sedangkan pada laporan ini
sabijono /2016 terhadap Deskriptif karena persentase tingkat menggunakan efektivitas,
pendapatan asli efektivitas selalu melebihi kontribusi dan korelasi.
daerah pada Badan angka di atas 100%, meskipun
Pendapatan Daerah di tiap tahunnya sering terjadi
Kota Mojokerto peningkatan dan penurunan
persentase tingkat efektivitas.
Dari persentase kontribusi
Pajak Hotel dapat dilihat
bahwa kontribusi Pajak Hotel
terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Bitung
dari tahun ke tahun mengalami
penurunan yaitu dari tahun
2011-2015 dengan
kriteria kontribusi “sangat
kurang” . Terlihat bahwa tiap
tahun penerimaan pajak hotel
sangat baik namun tetap
6
3. Rendy Sukma Efektivitas dan Pemerintahan Daerah Analisis Pada persentase efektivitas Sama-sama menggunakan Pada skripsi ini mencari efektivitas,
Putra/2016 kontribusi pajak Kota Waringin Barat besarnya dapat dilihat bahwa pada 5 pajak hotel dan PAD kontribusi terhadap di PAD.
hotel terhadap Efektivitas (lima) tahun terakhir pajak Sedangkan pada laporan ini
penerimaan dan Analisis hotel di Kotawaringin Barat menggunakan efektivitas,
pendapatan asli besarnya hanya di tahun 2012 yang kontribusi dan korelasi.
daerah Kontribusi mencapai target yang telah di
tetapkan. Namun, pada tahun
2011, 2013, 2014 dan 2015
penerimaan pajak hotel tidak
mencapai target yang telah di
tetapkan. Pada tahun 2011
penerimaan pajak hotel hanya
sebesar 76,88%, pada tahun
2013 penerimaan pajak hotel
hanya sebesar 53,34%, pada
tahun 2014 penerimaan pajak
hotel hanya sebesar 66,00%
dan pada tahun 2015
penerimaan pajak hotel
sebesar 74,43%. Realisasi
pajak hotel terbesar terjadi di
tahun 2012 sebesar 116,21%
dan realisasi pajak hotel
terkecil di tahun 2013 sebesar
53,34%.
Dan pada persentase
8
8
9
a Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. 10 Contoh: Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
b Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: pajak
reklame dan pajak hiburan.
2. Hutang pajak baru akan timbul setelah petugas pajak atau aparatur
perpajakan mengeluarkan surat ketetapan pajak.
3. Wajib pajak bersifat pasif, wajib pajak baru aktif ketika melakukan
penyetoran pajak terhutang berdasarkan ketetapan srat ketatapan
pajak.
b. Self Assessment System
Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang, sehingga wajib pajak harus aktif menghitung, menyetor dan
melaporkan pajak terutangnya pada kantor pelayanan pajak sedangkan petugas
pada pajak atau aparatur perpajakan hanya bertugas untuk memberikan
keterangan dan pengawasan. Sistem ini mulai diterapkan pada tahun 1983
setelah diterbitkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1984. Ciri-ciri pemungutan pajak adalah sebagai berikut :
1. Wajib pajak menghitung sendiri besarnya pajak terhutang.
2. Surat ketetapan pajak hanya dikeluarkan petugas pajak atau aparatur
pajak pada saat wajib pajak terlambat melaporkan atau membayar
pajak terhutang terdapat pajak yang seharusnya dibayar tetapi tidak
dibayar.
3. Wajib pajak bersifat aktif dengan menghitung, menyetor dan
melaporkan pajak terhutang yang harus dibayar.
c. Witholding System
Witholding System adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada pihak lain atau pihak ketiga untuk membantu atau
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Pihak ketiga yang dimaksud dalam konteks ini adalah pihak lain selain
pemerintah dan wajib pajak.
Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah Sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan Pendapatan daerah menurut UU No.33 Tahun 2004 Pendapatan
daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai
kekayaan periode yang bersangkutan. Menurut pasal 6 Ayat (1) UU No 33
Tahun 2004, (Anggreini, 2010) ;
a. Pajak daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah
Lain-lain yang dimaksud pada ayat (1) yaitu ;
a. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Tidak Dipisahkan.
b. Jasa Giro
c. Pendapatan Bunga
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
e. Komisi, Potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
Khusus pajak dan retribusi daerah, dasar hukum pemungutannya
berdasar UU No 33 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No 18 Tahun
1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Sedangkan dalam
pelaksanaan pemungutan pajak diatur dalam Peraturan Pemerintahan Nomor
65 Tahun 2001 tentang Pajak daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66
tentang Retribusi Daerah. Adapun yang dimaksud dengan bagian laba dari
BUMD ditunjukkan pada Gambar 2.1 (Ruswandi, 2009).
BPD
BUMD PDAM
BPR
Retribusi Daerah
Pendapatan
Asli Daerah Hasil Pengelolaan
Kekayaan yang Dipisahkan
2.7 Efektivitas
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan
atau sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif apabila proses kegiatan
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Semakin
besar output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang
ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.
(Memah, 2010).
2.8 Kontribusi
Analisis kontribusi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peranan
seluruh pendapatan asli daerah dalam meningkatkan penerimaan daerah.
Dengan adanya analisis kontribusi dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai tindakan atau kebijakan yang harus dilakukan pemerintah daerah
dalam usaha meningkatkan peran seluruh penerimaan daerah (Halim, 2004)
Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara pajak hotel
dan pendapatan asli daerah menggunakan korelasi produk momen/ Pearson.
Kegunaan dari korelasi ini melihat apakah dia kuat atau lemah. Dan dalam hal
ini yang akan dicari adalah potensi pajak hotel dan pajak pendapatan asli
daerah.
B.MISI:
Misi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2021
sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang mengenai alur penyelesaian penelitian. Mulai dari
pengumpulan data sampai proses pengolahan data. Alur tersebut ditunjukkan pada
gambar sebagai berikut:
Studi Literatur
Pengumpulan Data
START
Selesai
Pengumpulan Data
1. Menghitung data target dan realisasi pajak hotel serta penerimaan PAD dari bulan
Jaanuari-Desember dari tahun 2015-2017. .
2. Menghitung efektivitas pajak hotel dari bulan Januari – Desember dan mencari
data target dari tahun 2015-2017. Efektivitas pajak hotel dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Realisasi Penerimaan Pajak Hotel
Efektifitas = 𝑥 100% (3.1)
Target Penerimaan Pajak Hotel
3. Menghitung kontribusi pajak hotel pada pendapatan asli daerah dari bulan Januari
– Desember dan mencari data target dari tahun 2015-2017. Pajak hotel pada
pendapatan asli daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Realisasi Penerimaan Pajak Hotel
Kontribusi = Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah 𝑥 100% (3.2)
4. Menghitung korelasi pajak hotel pada pendapatan asli daearh dari bulan Januari –
Desember dan mencari data target dari tahun 2015-2017. Pajak hotel pada
pendapatan asli daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rumus Koefisien Korelasi (r)
𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
r= (3.3)
√[𝑛(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)²][𝑛(∑ 𝑌 2 )−(∑ 𝑌)²]
keterangan
n = jumlah data
r = nilai koefisien korelasi
x = Pajak Hotel
y = Pendapatan Asli Daerah
xy = Pajak Hotel dan Pendapatan Asli Daerah
keterangan
t =nilai t hitung
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah data
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3,500,000,000
3,000,000,000
2,500,000,000
2,000,000,000
Target
1,500,000,000
Realisasi
1,000,000,000
500,000,000
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Penerimaan PAD yang diperoleh dari penelitian di Kantor Dinas Pendapatan Daerah
Kota Mojokerto secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 4.2. Untuk menghitung
kontribusi dan korelasi, data realisasi digunakan. Variabel realisasi adalah variabel yang
menunjukkan besaran pajak hotel yang telah dicapai..
24
Realisasi
4,000,000,000.00
3,000,000,000.00
2,000,000,000.00
Realisasi
1,000,000,000.00
0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
31
2016 Juli 833.333.333 119.225.436,00 14% Tidak Efektif
2016 Agustus 833.333.333 199.190.180,00 24% Tidak Efektif
2016 September 833.333.333 269.537.033,69 32% Tidak Efektif
2016 Oktober 833.333.333 312.583.750,69 38% Tidak Efektif
2016 November 750.000.000 432.046.325,19 58% Tidak Efektif
2016 Desember 750.000.000 2.901.390.871,26 387% Sangat Efektif
2017 Januari 250.000.000 346.769.270,00 139% Sangat Efektif
2017 Februari 250.000.000 180.169.871,00 72% Kurang Efektif
2017 Maret 250.000.000 311.344.182,00 125% Sangat Efektif
2017 April 250.000.000 277.255.411,00 111% Sangat Efektif
2017 Mei 250.000.000 283.094.919,00 113% Sangat Efektif
2017 Juni 250.000.000 192.859.426,50 77% Kurang Efektif
2017 Juli 250.000.000 131.524.708,50 53% Tidak Efektif
2017 Agustus 250.000.000 200.092.897,75 80% Kurang Efektif
2017 September 250.000.000 381.329.071,00 153% Sangat Efektif
2017 Oktober 1.016.666.667 250.912.106,00 25% Tidak Efektif
2017 November 1.016.666.667 300.346.403,50 30% Tidak Efektif
2017 Desember 1.016.666.667 374.210.055,00 37% Tidak Efektif
Efektif 0 0
Cukup Efektif 0 0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 5 kriteria efektivitas yaitu Sangat Efektivitas,
Efektivitas, Cukup Efektivitas, Kurang Efektivitas dan Tidak Efektivitas. Efektivitas pajak
hotel termasuk dalam kriteria Sangat Efektivitas karena memiliki persentase terbanyak
32
sebesar 47,22%. Sedangkan efektivitas tertinggi tiap tahun yaitu pada bulan Agustus sebesar
11,42% di tahun 2015, di bulan Desember sebesar 128,95% di tahun 2016 dan di bulan
September sebesar 12,71% di tahun 2017.
Persentase pajak hotel tiap bulan selama tiga tahun (2015-2017) dapat dilihat pada
Gambar 4.3. Dapat diamati bahwa penerimaan pajak hotel tertinggi berada di bulan
Desember, sedangkan penerimaan pajak hotel terendah berada di bulan Juli. Hal ini
menunjukkan perlu ada penyesuaian pada penetapan target pajak hotel Mojokerto dengan
memperhatikan tingkat efektivitas tiap bulan.
Gambar 4.3 Realisasi Pajak Hotel Kota Mojokerto Bulan Januari-Desember pada
Tahun 2015-2017
33
2015 Oktober 95.757.910,00 324.426.117.862,85 0,0002 Sangat Kurang
2015 November 160.351.692,00 363.568.950.245,55 0,0004 Sangat Kurang
2015 Desember 447.387.668,00 414.965.865.274,31 0,0010 Sangat Kurang
2016 Januari 232.597.440,00 28.739.942.812,98 0,0080 Sangat Kurang
2016 Februari 134.903.787,00 30.916.285.971,99 0,0043 Sangat Kurang
2016 Maret 179.873.228,00 32.705.126.899,34 0,0054 Sangat Kurang
2016 April 205.001.374,00 41.607.176.840,77 0,0049 Sangat Kurang
2016 Mei 158.817.078,00 35.107.645.330,12 0,0045 Sangat Kurang
2016 Juni 298. 358.753,00 38.539.531.256,06 0,0077 Sangat Kurang
2016 Juli 119.225.436,00 29.368.071.478,06 0,0040 Sangat Kurang
2016 Agustus 199.190.180,00 39.458.455.119,86 0,0050 Sangat Kurang
2016 September 269.537.033,69 55.592.485.291,77 0,0048 Sangat Kurang
2016 Oktober 312.583.750,69 35.540.468.596,46 0,0087 Sangat Kurang
2016 November 432.046.325,19 40.074.132.390,44 0,0107 Sangat Kurang
2016 Desember 2.901.390.871,26 447.620.851.328,91 0,0064 Sangat Kurang
2017 Januari 346.769.270,00 23.412.504.972,07 0,0148 Sangat Kurang
2017 Februari 180.169.871,00 35.546.450.471,05 0,0050 Sangat Kurang
2017 Maret 311.344.182,00 40.768.120.144,17 0,0076 Sangat Kurang
2017 April 277.255.411,00 40.013.583.796,36 0,0069 Sangat Kurang
2017 Mei 283.094.919,00 38.727.642.847,13 0,0073 Sangat Kurang
2017 Juni 192.859.426,50 40.538.296.818,88 0,0047 Sangat Kurang
2017 Juli 131.524.708,50 34.347.156.134,51 0,0038 Sangat Kurang
2017 Agustus 200.092.897,75 47.834.496.838,47 0,0041 Sangat Kurang
2017 September 381.329.071,00 61.970.207.861,44 0,0061 Sangat Kurang
2017 Oktober 250.912.106,00 38.376.647.201,01 0,0065 Sangat Kurang
2017 November 300.346.403,50 37.683.010.671,91 0,007 Sangat Kurang
2017 Desember 374.210.055,00 60.830.661.841,76 0,0061 Sangat Kurang
Tabel 4.4 Perhitungan Kontribusi Pajak Hotel dan Pendapatan Asli Daerah
34
Baik 0
Cukup Baik 0
Sedang 0
Kurang 0
Sangat Kurang 36
Dari Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa ada 5 kriteria Kontribusi yaitu Baik,
Cukup Baik, Sedang, Kurang dan Sangat Kurang. Dengan presentasi 100%,
kontribusi pajak hotel terhadap PAD termasuk dalam kriteria Sangat Kurang. Semua
nilai kontribusi pajak hotel dibawah 10% yang menunjukkan kontribusi pajak hotel
terhadap PAD sangat minim. Dari keseluruhan data 2015-2017, kontribusi tertinggi
pajak hotel terhadap PAD adalah di bulan November 2016 sebesar 0,0107.
= 0,466
35
Langkah-langkah Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah:
a. Formulasi Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pajak hotel dan pajak daerah
Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara pajak hotel dan pajak daerah
b. Taraf Nyata dan Nilai t tabel
Dengan taraf nyata (α) = 0,05 , n= 36, nilai t tabel 2,032 dan df= 34
df = n- k = 36 – 2 = 34
c. Kriteria Pengujian
1. Ho diterima jika T ≥ t tabel
2. Ha ditolak jika T < t tabel
d. Nilai Uji Statistik
Nilai uji ini didapatkan dari hasil perhitungan korelasi pada Pajak Hotel terhadap PAD.
𝑟√𝑛−2
Uji t = √1−𝑟 2 = 5,8
e. Kesimpulan
Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 5,8 maka Ho diterima
Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 5,8 maka Ha ditolak
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel N 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Pajak hotel dan pajak daerah 36 5,8 2,032
Berdasarkan perhitungan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 5,8 lebih besar dari nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,032 sehingga
𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel pajak
hotel dan pajak daerah ada hubungan positif dan signifikan, serta memiliki tingkat korelasi
yang kuat dengan nilai koefisien korelasi 0,466.
36
BAB V
KESIMPULAN
1. Efektivitas pajak hotel mengalami naik turun persentase dalam beberapa bulan dan
tahun. Efektivitas atau kenaikan tertinggi berada pada bulan Agustus sebesar 11,42 di
tahun 2015, di bulan Desember sebesar 128,95 di tahun 2016 dan di bulan September
sebesar 12,71 di tahun 2017. Efektivitas pajak hotel termasuk dalam kriteria Sangat
Efektivitas dengan presentase 47,22%.
2. Kontribusi pajak hotel terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kota
Mojokerto mengalami naik turun persentase dalam beberapa bulan dan tahun.
Kontribusi pajak hotel terhadap PAD termasuk dalam kategori “Sangat Kurang”
dengan presentase 100%. Seluruh nilai kontribusi pajak hotel dibawah 1% yang
artinya kontribusi pajak hotel terhadap PAD sangat minim.
3. Korelasi pajak hotel terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kota
Mojokerto berdasarkan perhitungan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 5,8 lebih besar dari nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
yaitu 2,032 sehingga 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara variabel pajak hotel dan pajak daerah ada hubungan positif dan
signifikan, serta memiliki tingkat korelasi yang kuat dengan nilai koefisien korelasi
0,466.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anggreini, Dina;. (2010). Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Aprianto, Eko;. (2017). Analisa Evektivitas, Kontribusi dan Potensi Paja Derah Untuk
Meningkatkan Pendapatan Asli Daereah. hal. 43-44.
Ardhiansyah, D., Rahayu, S. M., & Husaini, A. (2014). Analisis potensi pajak hotel dan pajak
restoran dan kontribusinya terhadap PAD. Malang:
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Halim, A. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Memah, E. (2010). Efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap
PAD Kota Manado. Skripsi.
Pertiwi, D. I. (2013). Analisis Potensi Pajak Restoran diKawasan Wisata Anyer Kabupaten
Serang. Semarang.
Putra, R. S. (2016). Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Penerimaan Pendapatan
Asli Daerah. Semarang.
Ruswandi, Rina Rahmawati;. (2009). analisis Pengaruh Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli
daerah (PAD) di kabupaten sumedang. 28-29.
Sari, t. n. (2013). Analisis Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kota Semarang.
Supriyanto. (2017). Pengaruh jumlah wisatawan terhadap penerimaan pajak hotel melalui
peningkatan PDRP di Kota Makassar. Makassar.
Syah, I. (2014). Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel terhadap PAD. Semarang.