GOLONGAN B
Dosen pengampu
PRODUKSI PERTANIAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Struktur Bunga
a. Kelopak, umumnya berwarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saat masih kuncup.
b. Mahkota, merupakan bagian bunga yang indah dan berwarnawarni.
c. Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.
d. Putik sebagai alat kelamin betina.
e. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.
Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga, dan putik
disebut bunga sempurna. Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga
jantan. Jika memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga
yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit.
Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan
satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung batang.
b. Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan
lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-
ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz.)
b. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
3. Bagian-Bagian Bunga
Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil. Bagian steril terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus),
tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun tangkai
(brachteola), dan perhiasan bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun
mahkota (petal). Bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang sari dan
makrosporofil sebagai putik (pistillum) dengan daun buah sebagai penyusunnya. Cobalah cermati
penjelasan berikut ini agar Anda lebih mengetahui bagian bagian bunga.
a. Tangkai induk atau ibu tangkai bunga (rachis, pedunculus, pedunculus communis)
merupakan aksis perbungaan sebagai lanjutan dari batang atau cabang.
b. Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
c. Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat bertumpunya
bagian-bagian bunga yang lain (batang).
d. Daun pelindung (brachtea) merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
e. Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindung yang letaknya di pangkal tangkai
bunga.
f. Daun kelopak (sepal) merupakan daun perhiasan bunga yang paling pangkal, umumnya
berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak bunga (calyx).
g. Daun mahkota atau daun tajuk (petal) merupakan daun perhiasan bunga yang berwarna-
warni. Daun mahkota ini berkelompok membentuk mahkota bunga (corolla).
h. Benang sari (stamen) adalah daun fertil yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi serbuk
sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari.
i. Daun buah (carpell) adalah daun fertil pendukung makrospora berupa bakal biji (ovalum)
yang secara kolektif membentuk putik (pistill).
Bunga Salak
Tanaman salak merupakan tanaman buah yang masih dalam jenis buah palma yang
memiliki kulit hampir menyerupai sisik ular. Tanaman salak ini memiliki nama latin Salacca
zalacca atau sering dikenal dengan sebutan snake fruit.
Tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki duri yang sangat banyak dibagian
batangnya, dan bahkan juga di bagian sekitar buahnya. Ada beberapa spesies yang menyebar luas
buah salak ini, namun secara garis besar hanya beberapa saja yang dikenal. Berdasarkan
sistematisnya yang dilansir dari beberapa jurnal tanaman salak ini dapat diklasifikasikan dan
morfologi sebagai berikut :
Ordo : Arecales
Genus : Salacca
Berumah Dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, sehingga
ada individu tumbuhan yang hanya mempunyai bunga jantan saja dan ada individu tumbuhan yang
hanya mempunyai bunga betina saja. Misalnya Salak (Zalacca edulis Reinw.).
Morfologi tanaman salak
Tanaman salak ini merupakan tanaman yang berbentuk perdu atau tidak memiliki batang,
berduri banyak, melata dan beranak banyak, tumbuh menjadi sebuah tanaman berumpun yang
sangat rapat dan kuat. Bagian batang menjalar kebawah atau permukaan tanah, membentuk sebuah
rimpang, bercabang dengan diameter mencapai 10-15 cm.
Daun tanaman salak ini majemuk menyirip, dengan panjang 3-7 m, tangkai daun, pelepah
dan memiliki peranakan atau anak dengan daun berduri panjang, tipis dan juga banyak, serta warna
duri tersebut berwarna kehitaman. Anak daun tanaman ini terbentuk lanset dengan bagian ujung
meruncing, dengan ukuran berkisar 8 x 85 cm bagian bawah berwarna keputihan yang hampir
menyerupai lapisan lilin.
Kebanyakan memiliki bagian rumah dua, dengan karangan bunga yang terletak didalam
tongkol majemuk yang muncul pada bagian ketiak daun, bertangkai, mula – mula tertutup dengan
seludang, yang dilapisi dengan serabut halus. Tongkol bunga jantan ini memiliki panjang 50- 100
cm, terdiri dari 4-12 bulir slindris yang masing – masing memiliki panjang antara 7-15 cm, warna
bunga kemarahan yang tersusun dengan rapat. Sedangkan tongkol bunga betina ini panjang
berkisar 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang mencapai panjang 10 cm.
Buah pada tanaman ini berbentuk segitiga agak bulat telur berbalik, runcing dipangkalnya
dan membulat pada bagian ujungnya, panjang 1,5 – 10 cm, yang terbungkus oleh sisik yang hampir
menyerupai ular berwarna kecoklatan hitaman mengkilap, terdapat duri halus yang
melindunginya. Dinding buah sangat tebal, berwarna kuning krem hingga berwarna keputiha,
berasa manis tergantung varietes, dengan terdapat 1 biji berwarna kehitaman, keras dengan
panjang 2-3 cm.
Tanaman salak berbunga banyak, tersusun dalam tandan rapat dan bersisik dengan tandan
bunga jantan dan tandan bunga betina terletak pada pohon yang berlainan, sebagian tandan bunga
terbungkus oleh seludang atau tongkol yang berbentuk seperti perahu yang terletak diketiak
pelepah daun (Sulastri, 1986). Menurut Sunarjono (2005), bunga salak ada tiga macam, yaitu
bunga betina, jantan, dan campuran (sempurna), dimana bunga jantan terbungkus oleh seludang
(spandex) dengan tangkai panjang sedangkan bunga betina terbungkus oleh seludang dengan
tangkai pendek. Tongkol bunga jantan memiliki panjang 50 – 100 cm, terdiri atas 4 – 12 bulir
silindris yang masing-masing panjangnya antara 7 – 15 cm, dengan banyak bunga kemerahan
terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat, sedangkan tongkol bunga betina panjangnya
antara 20 – 30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1 – 3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm.
Menurut Sunarjono (2005), dikenal tiga macam tipe tanaman salak dalam satu
varietas/kultivar, yaitu: (1) Salak sempurna campuran (tipe A), tanaman salak tipe ini mampunyai
seludang bunga jantan dan seludang bunga sempurna (hermaprodit) yang seluruhnya fertil,
sehingga terdapat kemungkinan besar tanaman menyerbuk sendiri; (2) Salak betina (tipe B),
tanaman salak betina mampunyai seludang bunga jantan rudimenter (tumbuh kerdil), sementara
bunga jantan dari seludang bunga sempurna redimenter juga, sehingga yang tampak hanya bunga
betina saja; dan (3) Salak jantan (tipe C), tanaman salak jantan hanya mempunyai seludang jantan
yang fertil, sementara bunga betina pada bunga sempurna termasuk rudimenter, sehingga yang
tampak hanya bunga jantan saja. Salak bali termasuk tipe salak A, sedangkan tipe salak B dan C
diantaranya banyak terdapat pada salak swaru, condet dan pondoh.
Santoso (1990) dan Purnomo (2010) mengungkapkan bahwa tanaman salak pondoh
mempunyai dua periode tumbuh, yaitu periode vegetatif dan periode reproduktif. Periode vegetatif
adalah periode tumbuh dari mulai tanam sampai dengan terbentuk bunga pertama. Sedangkan
periode reproduktif dinyatakan sejak waktu berbunga, hingga perkembangan buah dan saat
matang. Ciri khas tanaman salak pondoh merupakan tanaman berumah dua, sehingga dapat
ditemukan tanaman jantan dan tanaman betina. Bunga jantan memiliki panjang 25 – 30 cm,
bertangkai, seludang berwarna coklat merah, robek pada satu sisi, mengurai serupa serabut,
tongkol berjumlah 3 – 7 dengan panjang antara 7 – 13 cm, diameter 1 – 2 cm, silinder, sisik
berwarna putih-cokelat tersusun seperti genting, dari setiap ketiak sisik muncul sepasang bunga
berwarna merah muda, ujung coklat-merah, sehingga tongkol tampak berwarna cokelat merah.
Sedangkan bunga betina memiliki panjang 20 – 30 cm, bertangkai panjang, seludang lebih pendek
dan lebih lebar dari pada jantan, berwarna cokelat-merah, robek pada satu sisi, mengurai serupa
serabut, tongkol berjumlah 1 – 3 dengan panjang antara 6,5 – 8 cm, diameter 3 – 3,5 cm, oval,
berwarna merah. Tanaman jantan tidak dapat menghasilkan buah, tetapi tanaman jantan diperlukan
sebagai sumber benang sari.
Buah salak merupakan tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur
terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya dengan panjang buah dapat mencapai
2,5 – 10 cm dengan ketebalan daging buah sekitar 1,5 cm. Buah salak tersusun dalam tandan
dimana dalam setiap tandan terdiri dari 15 – 40 buah (Sulastri, 1986; dan Sunarjono, 2005).
Buah salak terdiri atas kulit, daging buah dan biji. Kulit buah salak yang membungkus daging buah
menyerupai sisik yang berbentuk segi tiga, berwarna kekuningan hingga coklat kehitaman atau
kemerah-merahan yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di
ujung masing-masing sisik. Daging buah tidak berserat berwarna putih kekuningan, kuning
kecoklatan atau merah tergantung varietasnya, dan biasanya terdiri dari tiga septa dalam tiap buah.
Biji salak yang masih muda berwarna pucat dan lunak, sedangkan setelah matang berwarna kuning
hingga kehitaman dan keras, dan dalam setiap buah terdapat 1 – 3 biji (Sulastri, 1986; Budagara,
1998; Sunarjono, 2005; dan Purnomo, 2010).
Buah salak pondoh pada umumnya lebih kecil dibandingkan dengan jenis salak lainnya.
Buah salak pondoh memiliki berbagai variasi mulai dari warna kulit yang coklat kehitam-hitaman,
coklat kemerah-merahan, coklat kekuning-kuningan, dan merah gelap kehitam-hitaman, serta
semua buah salak pondoh memiliki rasa manis (Santoso, 1990). Buah salak pondoh tergolong buah
yang berpola respirasi non klimaterik yang memiliki umur penyimpanan yang relatif lebih lama
dibanding buah klimaterik, dimana salak pondoh mulai membusuk setelah 13 hari penyimpanan
pada suhu kamar.
Tumbuhan salak dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, tetapi secara umum masa
panen tanaman salak ada empat musim, yaitu: (1) panen raya pada bulan November, Desember
dan Januari; (2) panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli; (3) panen kecil pada bulan-bulan
Februari, Maret dan April; dan 4) masa kosong atau masa istirahat pada bulan-bulan Agustus,
September dan Oktober, dan apabila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah
slandreN.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Bunga salak merupakan tanaman allogam yaitu tanaman yang selalu mengadakan
penyerbukan silang, dimana untuk masing-masing bunga tanaman mempunyai perbedaan
dalam hal bentuk serta jumlah benangsari, panjang tangkai putik serta tangkai sari.
2. Salak merupakan tanaman berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina
terpisah tempatnya, sehingga ada individu tumbuhan yang hanya mempunyai bunga jantan
saja dan ada individu tumbuhan yang hanya mempunyai bunga betina saja. Misalnya Salak
(Zalacca edulis Reinw.).