berpendapat bahwa air dapat pecah menjadi hidrogen dan oksigen dengan bantuan arus
dapat membuktikan teorinya. Ludwig Mond dan Charles Langer mengubah istilahnya dengan
fuel cell sambil berusaha membuat prototype yang menghasilkan energi listrik lima puluh
tahun kemudian.
Alkaline fuel cell di temukan oleh francis bacon ditahun 1930, yang kemudian di susul
pada tahun 1950 General Electic berhasil mengembangkan PEMFC . PEMFC ini mampu
membangkitkan daya 1 KW, dengan kelebihan design, lebih compact, jika dibandingkan fuel
Fuel Cell
Fuel cell merupakan suatu alat konversi energi elektrokimia yang merubah energi kimia
hidrogen (H2) dan oksigen (O2) menjadi energi listrik dan panas melalui reaksi reduksi
elektrokimia yang terjadi pada anoda (kutub positif) dan katoda (kutub negatif) dari sel
dengan air (H2O) sebagai hasil sampingnya. Jenis fuel cell ditentukan melalui material yang
berfungsi sebagai elektrolit yang mampu menghantarkan proton. Untuk itu jenis fuel cell
secara umum ada 6 jenis yakni Direct Methanol Fuel Cell (DMFC), Alkaline Fuel Cell
(AFC), Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC), Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC), Solid
Oxide Fuel Cell (SOFC), dan Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) atau Proton Exchange Membrane
Fuel Cell merupakan lapisan tipis padat yang berfungsi sebagai elektrolit pemisah katoda dan
anoda. Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell ini secara selektif megatur perpindahan
proton dari anoda ke katoda dalam fuel cell. PEMFC memerlukan hidrogen, oksigen dari
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) dapat memberikan densitas daya
yang tinggi dan mempunyai kelebihan dalam hal berat dan volume dibandingkan dengan sel
bahan bakar jenis lain. PEMFC menggunakan polimer padat sebagai elektrolit dan elektroda
karbon berpori (porous carbon electrodes) yang mengandung katalis platina. PEMFC hanya
membutuhkan hidrogen, oksigen dari udara, dan air untuk sistem operasinya dan tidak
membutuhkan cairan korosif seperti pada sel bahan bakar jenis lain. Dengan efisiensi yang
mencapai 40–50%, PEMFC sudah melebihi nilai efisiensi mesin bakar BBM yang kurang
dari 20%.
Keterangan :
Prinsip kerja dari suatu unit PEMFC (proton exchange membrane fuel cell
menggunakan reaksi kimia paling sederhana. Didalam PEMFC terdapat empat elemen dasar
yakni anoda sebagai kutub negatif fuel cell. Anoda merupakan elektroda yang akan
mengalirkan elektron yang lepas dari molekul hidrogen sehingga elektron tersebut dapat
digunakan di luar sirkuit. Kemudian sebagai kutub elektroda positif fuel cell adalah katoda
yang memiliki saluran yang akan menyebarkan oksigen ke seluruh permukaan katalis. Selain
itu juga katoda juga berperan dalam mengalirkan elektron dari luar sirkuit ke dalam sirkuit
sehingga elektron-elektron tersebut dapat bergabung dengan ion hidrogen dan oksigen untuk
membentuk air. Elektrolit merupakan elemen dasar yang ketiga dari PEMFC, berfungsi
sebagai fasilitasi reaksi oksigen dan hidrogen. Katalis umumnya terbuat dari lembaran kertas
karbon yang diberi selapis tipis bubuk platina. Permukaan katalis selalu berpori dan kasar
sehingga seluruh area permukaan platina dapat dicapai hidrogen dan oksigen.
Pada gambar di atas terlihat gas hidrogen yang memiliki tekanan tertentu memasuki fuel
cell di kutub anoda. Gas hidrogen ini akan bereaksi dengan katalis dengan dorongan dari
tekanan. Ketika molekul H2 kontak dengan platinum pada katalis, molekul akan terpisah
menjadi dua ion H+ dan dua elektron (e-). Elektron akan mengalir melalui anoda, elektron-
elektron ini akan membuat jalur di luar sirkuit fuel cell dan melakukan kerja listrik, kemudian
Di kutub katoda fuel cell, gas oksigen (O2) dengan dorongan gaya tekan terjadi reaksi
dengan katalis yang mengakitbatkan terbentuknya dua atom oksigen. Pada masing-masing
atom oksigen terdapat muatan negative yang besar. Muatan negatif ini akan menarik dua ion
H+ keluar dari membran PEM, kemudian ion tersebut bergabung dengan satu atom oksigen
dan elektron-elektron dari luar sirkuit untuk membentuk molekul air (H2O).
Disetiap unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di anoda dan katoda. Pada anoda
terjadi reaksi 2H2 4H+ + 4e-. kemudian pada katoda terjadi reaksi O2 + 4H+ + 4e- 2H2O.
Makan pada fuel cell terjadi reaksi 2H2 + O2 2H2O. Hasil samping reaksi kimia ini adalah
aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta energi panas dari reaksi. Satu unit fuel
cell ini menghasilkan energi kurang lebih 0,7 volt. Karena itu untuk memenuhi energi satu
baterai handphone atau menggerakkan turbin gas dan mesin mobil, dibutuhkan berlapis-lapis
unit fuel cell dikumpulkan menjadi satu unit besar yang disebut sebagai stack fuel cell.