Anda di halaman 1dari 4

Fuel Cell

Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

 Sejarah Singkat Fuel Cell


Fuel cell ditemukan pertama kali di tahun 1839 oleh Sir William Grove. William

berpendapat bahwa air dapat pecah menjadi hidrogen dan oksigen dengan bantuan arus

listrik. Setelah melalukan percobaan berulang kali dengan hipotesisnya,akhirnya William

dapat membuktikan teorinya. Ludwig Mond dan Charles Langer mengubah istilahnya dengan

fuel cell sambil berusaha membuat prototype yang menghasilkan energi listrik lima puluh

tahun kemudian.

Alkaline fuel cell di temukan oleh francis bacon ditahun 1930, yang kemudian di susul

pada tahun 1950 General Electic berhasil mengembangkan PEMFC . PEMFC ini mampu

membangkitkan daya 1 KW, dengan kelebihan design, lebih compact, jika dibandingkan fuel

cell yang ditemukan oleh F. Bacon saat itu.

 Fuel Cell
Fuel cell merupakan suatu alat konversi energi elektrokimia yang merubah energi kimia
hidrogen (H2) dan oksigen (O2) menjadi energi listrik dan panas melalui reaksi reduksi
elektrokimia yang terjadi pada anoda (kutub positif) dan katoda (kutub negatif) dari sel
dengan air (H2O) sebagai hasil sampingnya. Jenis fuel cell ditentukan melalui material yang
berfungsi sebagai elektrolit yang mampu menghantarkan proton. Untuk itu jenis fuel cell
secara umum ada 6 jenis yakni Direct Methanol Fuel Cell (DMFC), Alkaline Fuel Cell
(AFC), Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC), Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC), Solid
Oxide Fuel Cell (SOFC), dan Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

 Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) atau Proton Exchange Membrane

Fuel Cell merupakan lapisan tipis padat yang berfungsi sebagai elektrolit pemisah katoda dan
anoda. Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell ini secara selektif megatur perpindahan

proton dari anoda ke katoda dalam fuel cell. PEMFC memerlukan hidrogen, oksigen dari

udara, dan air untuk mengoperasikannya untuk menghasilkan energi.

Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) dapat memberikan densitas daya

yang tinggi dan mempunyai kelebihan dalam hal berat dan volume dibandingkan dengan sel

bahan bakar jenis lain. PEMFC menggunakan polimer padat sebagai elektrolit dan elektroda

karbon berpori (porous carbon electrodes) yang mengandung katalis platina. PEMFC hanya

membutuhkan hidrogen, oksigen dari udara, dan air untuk sistem operasinya dan tidak

membutuhkan cairan korosif seperti pada sel bahan bakar jenis lain. Dengan efisiensi yang

mencapai 40–50%, PEMFC sudah melebihi nilai efisiensi mesin bakar BBM yang kurang

dari 20%.

Gambar 1. Skema Sel Bahan Bakar Membran Penghantar Proton

Keterangan :

A = Pengumpul Arus Anoda E = Lapisan Katalisator Katoda

B = Kanal Aliran Anoda F = Pengumpul Arus Katoda

C = Lapisan Katalisator Anoda G = Kanal Aliran Katoda

D = Membran Elektrolit Polimer

Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell memiliki beberapa kelebihan yakni :

1. Murah dalam pembuatannya

2. Mempunyai sifat mekanik yang baik


3. Mempunyai hantaran listrik yang rendah

4. Mempunyai hantaran yang cocok untuk aplikasi sel elektrokimia

5. Mempunyai kestabilan kimia, elektrokimia dan fotokimia yang baik

Prinsip kerja dari suatu unit PEMFC (proton exchange membrane fuel cell

menggunakan reaksi kimia paling sederhana. Didalam PEMFC terdapat empat elemen dasar

yakni anoda sebagai kutub negatif fuel cell. Anoda merupakan elektroda yang akan

mengalirkan elektron yang lepas dari molekul hidrogen sehingga elektron tersebut dapat

digunakan di luar sirkuit. Kemudian sebagai kutub elektroda positif fuel cell adalah katoda

yang memiliki saluran yang akan menyebarkan oksigen ke seluruh permukaan katalis. Selain

itu juga katoda juga berperan dalam mengalirkan elektron dari luar sirkuit ke dalam sirkuit

sehingga elektron-elektron tersebut dapat bergabung dengan ion hidrogen dan oksigen untuk

membentuk air. Elektrolit merupakan elemen dasar yang ketiga dari PEMFC, berfungsi

sebagai membran pertukaran proton (proton exchange membrane/PEM). Katalis, berguna

sebagai fasilitasi reaksi oksigen dan hidrogen. Katalis umumnya terbuat dari lembaran kertas

karbon yang diberi selapis tipis bubuk platina. Permukaan katalis selalu berpori dan kasar

sehingga seluruh area permukaan platina dapat dicapai hidrogen dan oksigen.

Gambar 2. Prinsip Kerja PEMFC

Pada gambar di atas terlihat gas hidrogen yang memiliki tekanan tertentu memasuki fuel

cell di kutub anoda. Gas hidrogen ini akan bereaksi dengan katalis dengan dorongan dari

tekanan. Ketika molekul H2 kontak dengan platinum pada katalis, molekul akan terpisah
menjadi dua ion H+ dan dua elektron (e-). Elektron akan mengalir melalui anoda, elektron-

elektron ini akan membuat jalur di luar sirkuit fuel cell dan melakukan kerja listrik, kemudian

mengalir kembali ke kutub katoda pada fuel cell.

Di kutub katoda fuel cell, gas oksigen (O2) dengan dorongan gaya tekan terjadi reaksi

dengan katalis yang mengakitbatkan terbentuknya dua atom oksigen. Pada masing-masing

atom oksigen terdapat muatan negative yang besar. Muatan negatif ini akan menarik dua ion

H+ keluar dari membran PEM, kemudian ion tersebut bergabung dengan satu atom oksigen

dan elektron-elektron dari luar sirkuit untuk membentuk molekul air (H2O).

Disetiap unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di anoda dan katoda. Pada anoda

terjadi reaksi 2H2  4H+ + 4e-. kemudian pada katoda terjadi reaksi O2 + 4H+ + 4e-  2H2O.

Makan pada fuel cell terjadi reaksi 2H2 + O2  2H2O. Hasil samping reaksi kimia ini adalah

aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta energi panas dari reaksi. Satu unit fuel

cell ini menghasilkan energi kurang lebih 0,7 volt. Karena itu untuk memenuhi energi satu

baterai handphone atau menggerakkan turbin gas dan mesin mobil, dibutuhkan berlapis-lapis

unit fuel cell dikumpulkan menjadi satu unit besar yang disebut sebagai stack fuel cell.

Anda mungkin juga menyukai