Anda di halaman 1dari 2

PERINTAH TAYAMUM

Seperti biasa, sebelum berangkat perang Rasulullah selalu mengundi istri-istrinya untuk
mengetahui siapa yang akan menyertai beliau. Aisyah menuturkan, “Beliau mengundi kami
untuk suatu perang yang akan dilancarkannya. Ternyata namaku keluar dalam undian itu,
sehingga akulah yang menemani beliau dalam perjalanan.”

Aisyah pergi menemani Rasulullah dalam perjalanannya. Di lehernya melingkar kalung yang
serupa benar dengan kalungnya saat Perang Bani Mushtaliq ( saat perang Bani Musthaliq,
Aisyah telah meminjam seuntai kalung milik saudara perempuannya, Asma’ ). Sewaktu kaum
muslimin sampai di Dzatul Habisy, kalung itu terjatuh dari leher Aisyah. Itu terjadi di
penghujung malam menjelang subuh.* Akhirnya Rasulullah terpaksa kembali untuk mencarinya.

Aisyah menceritakan kisahnya secara lengkap sebagai berikut, “Kami menyertai Rasulullah
dalam salah satu perjalanannya. Sesampainya di Baida’ atau Dzatul Habisy, kalungku putus.
Kemudian Rasulullah memutuskan untuk mencarinya dengan dibantu oleh orang-orang. Ketika
itu mereka tidak memiliki air dan tidak dekat dengan sumber air. Orang-orang mendatangi Abu
Bakar dan berkata, “Tidakkah engkau melihat apa yang diperbuat oleh Aisyah? Dia telah
memaksa Rasulullah dan orang-orang untuk tinggal di tempat yang tidak ada airnya, sementara
kita juga tidak punya air.” Kemudian datagnlah Abu Bakar kepadaku. Saat itu Rasulullah tengah
merebahkan diri di pangkuanku dan jatuh tertidur. Abu Bakar berkata kepadaku, “Engkau telah
menghambat perjalanan Rasulullah dan orang-orang. Mereka tidak punya air dan tidak pula
dekat dengan sumber air.”

Aisya melanjutkan, “Abu Bakar terus mengecamku. Dia berkata “ Entah apa yang akan Allah
katakan.” Dia juga memukulku, sementara aku tidak bisa bergerak karena Rasulullah tertidur di
pangkuanku. Ketika beliau terbangun, diketahuilah bahwa kami tidak memiliki air. Setelah itu
Allah menurunkan ayat tayamum sehingga akhirnya mereka pun bertayamum.**

Di antara ciri dan keistimewaan syariat dan hukum islam adalah bahwa Allah swt. menurunkan
syariat dan hukumnya pada waktu-waktu yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan manusia.
Contohnya adalah perintah wudhu yang diwajibkan sebelum menunaikan shalat. Namun kaum
muslimin menemui banyak kesulitan dalam masalah air ini. Ada sepuluh tempat yang diketahui
tidak memiliki sumber air. Maka Allah menurunkan hukum tayamum, sebab kaum muslimin
sangat membutuhkannya. Ini juga merupakan bentuk kasih saying dan perhatian Allah kepada
mereka, agar mereka dapat mendirikan syiar Islam dan menjalankan kewajibannya yang paling
penting, yaitu shalat. Setelah itu turunlah ayat al-Quran yang berbunyi :

‫س ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُك ْم‬ َ ‫صعِيدًا‬


َ ‫طيِبًا فَا ْم‬ َ ِ‫سف ٍَر أ َ ْو َجا َء أ َ َحدٌ مِ ْن ُك ْم مِ نَ ْالغَائِطِ أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬ َ ‫ضى أ َ ْو‬
َ ‫علَى‬ َ ‫َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬
‫ورا‬ ً ُ‫غف‬ َ ‫عفُ ًّوا‬ َّ ‫( إِ َّن‬43)
َ َ‫َّللاَ َكان‬

“dan jika kalian dalam keadaan sakit, atau safar, atau salah seorang dari kalian datang dari
tempat menunaikan hajat, atau kalian “menyentuh” perempuan, kemudian kalian tidak
mendapatkan air maka bertayammumlah kalian dengan debu yang suci. Maka usaplah wajah-
wajah kalian dan tangan-tangan kalian, sesungguhnya Allah itu adalah Maha memaafkan lagi
Maha mengampuni.”

Ketika ayat ini turun, suhu emosi dan kemarahan kaum muslimin akibat kondisi itu berubah
menjadi kebahagiaan dan sukacita. Mereka kembali mengangkat kedua tangannya kepada Sang
Pencipta langit dan bumi untuk mendoakan Ummul Mukminin Aisyah karena merasa turut
menikmati karunia Allah yang luar biasa untuk Aisyah ini.

Usaid ibn Hudhair pun bangkit. Wajahnya terlihat berseri-seri. Dia berkata,”Apakah berkah
pertama kalian, wahai keluarga Abu Bakar?”***

Saat kemudahan (rukhshah) Allah ini turun, Abu Bakar yang tadinya bersikap keras terhadap
Aisyah berkata, “Demi Allah, putriku, aku tidak tahu bahwa engkau sangat diberkahi Allah.
Lihatlah berkah dan kemudahan yang telah dilimpahkan Allah kepada kaum muslimin karena
engkau menghambat perjalanan mereka.”****

Akhirnya mereka pun menemukan kalung Aisyah yang hilang, yang ternyata ada di bawah
seekor unta.

*Musnad Imam Ahmad, 6/272, no. 26384


**Sahih Bukhari, kitab Tayammum, no. 334 dan kitab al-Manaqib, no.367, kitab Tafsir, no.
4607. Sahih Muslim, kitab al-Haidh, bab Tayammum, no. 367
***Sahih Bukhari, kitab Tayammum, no. 334. Sahih Muslim, kitab Tayammum, no. 367
**** Musnad Ahmad, 6/272, no. 26384. Sunan Baihaqi, 1/208, no. 947. Sunan Ibnu Majah, bab
Tayammum, no. 565

Sumber : Aisyah ( Sejarah lengkap kehidupan Ummul Mu’minin ‘Aisyah R.A. )


Penulis : Sulaiman an-Nadawi

Anda mungkin juga menyukai