Sentralisasi Dan Desentralisasi
Sentralisasi Dan Desentralisasi
Latar Belakang
Secara teori, definisi dari Desentralisasi adalah suatu proses penyerahan kekuasaan kepada
wilayah atau pemerintah lokal dengan menggeser struktur akuntabilitas dari level nasional ke level
subnasional yang cenderung diasosiasikan untuk memperkuat efisiensi dan tanggung jawab
pemerintah dalam hal pengembangan inovasi serta teknologi (Tiebot, 1956; Burki, Perry, dan
Dilinger, 1999; Oates, 1972; Beasly and Case; 1995). Tujuan dari adanya desentralisasi adalah untuk
memudahkan pemerintah pusat/nasional untuk meningkatkan kemapuan pemerintah daerah dalam
hal manajemen pembangunan ekonomi yang cepat dan akurat.
MODEL
DESENTRALISASI
Menurut (Dollery dan Wallis, 2001) parameter paling sederhana dalam mengukur
keberhasilan desentralisasi adalah dengan melihat seberapa jauh kualitas pelayanan sektor publik
dari pemerintah lokal. Kinerja dari keberhasilan publik dapat dilihat dari dua indikator yaitu efisiensi
dan efektivitas. Efisiensi mendeskripsikan seberapa baik pemanfaatan serta pengorganisasian
sumber daya dalam memproduksi pelayanan atau bisa dinyatakan adanya hubungan antara
kombinasi dan optimal yang digunakan untuk memproduksi sumber daya yang ada.
Manajemen
EFISIENSI
Sumber Daya
INDIKATOR Aksesibilitas
KEBERHASILAN
DESENTRALISASI
Kesesuaian
EFEKTIVITAS
Pencapaian
Mutu
Dalam konteks ekonomi kelembagaan, alat analisis untuk meilai seberapa efisien suatu
institusi dalam melakukan pemanfaatan sumber daya dan pelayanan publik dapat diidentifikasi
berdasarkan dari besaran biaya transaksi yang muncul dalam dalam proses pelayanan publik. Biaya
transaksi sendiri muncul karena beberapa faktor diantaranya rasionalitas terbatas, oportunisme, dan
spesifisitas aset. Namun dalam kenyataannya pelayanan publik mengakibatkan biaya transaksi yang
harus dikeluarkan cukup besar. Sehingga perlu dilakukan penataan ulang kelembagaan atau
menyerahkan kepada sektor swasta untuk menangani pelayanan sektor publik.