Berikut adalah tabel unsur kimia yang disusun berdasarkan nomor atom dan kode warna menurut tipe unsur. Setiap unsur ditampilkan informasi mengenai nama
unsur, lambang unsur, golongan dan periode, massa atom (atau isotop yang paling stabil), massa jenis, titik lebur, titik didih dan penemunya.
Pada masing-masing unsur meliputi: lambang unsur, nomor atom, massa atom atau isotop yang paling stabil, serta golongan dan nomor periode dalam tabel
periodik.
Catatan :
1. Unsur ini tidak memiliki inti stabil. Nilai dalam tanda kurung kotak, misalnya [209], menunjukkan nomor massa isotop dengan waktu hidup terpanjang pada
unsur tersebut. Namun, terdapat tiga unsur (Torium, Protaktinium, dan Uranium) yang memiliki ciri-ciri "terrestrial isotopic composition", sehingga yang
ditunjukkan adalah massa atomnyalah yang diberikan.
2. Komposisi isotopik unsur ini bervariasi dalam beberapa spesimen geologis, dan variasinya mungkin melebihi seperti yang ditunjukkan dalam tabel ini.
3. Komposisi isotopik unsur ini dapat bervariasi dalam materi komersial, yang dapat menyebabkan berat atom menyimpang secara signifikan dari nilai yang
ditunjukkan dalam tabel ini.
4. Komposisi isotopik bervariasi pada materi terrestrial, sehingga berat atom yang lebih tepat (precise) tidak dapat diberikan.
5. Berat atom Litium komersial dapat bervariasi antara 6,939 dan 6,996—analisis materi secara spesifik diperlukan untuk menemukan nilai yang lebih akurat.
B. RUMUS KIMIA
Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam zat itu. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia
disebut angka indeks. Rumus kimia zat dapat berupa rumus molekulatau rumus empiris.
1 Rumus Molekul
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus molekul menyatakan
susunan sebenarnya dari molekul zat.
Contoh:
a. Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
b. Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
2 Rumus Empiris
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus kimia senyawa ion
merupakan rumus empiris.
Contoh:
(a) Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1. Rumus kimia natrium klorida NaCl.
(b) Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Ca2+ dan ion Cl-– dengan perbandingan 2 : 1. Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.
Pada kondisi kamar, sebagian unsur-unsur ada yang membentuk molekul-molekul. Rumus kimia unsur-unsur semacam ini tidak digambarkan hanya dengan
lambang unsurnya, melainkan unsur beserta jumlah atom yang membentuk molekul unsur tersebut.
Contoh:
(a) Rumus kimia gas oksigen yaitu O2, berarti rumus kimia gas oksigenterdiri
atas molekul-molekul oksigen yang dibangun oleh dua atomoksigen.
(b) Rumus kimia fosfor yaitu P4, berarti rumus kimia unsur fosfor terdiri
atas molekul-molekul fosfor yang tiap molekulnya dibentuk dari empat
buah atom fosfor.
Semua senyawa mempunyai rumus empiris. Senyawa molekul mempunyai rumus molekul selain rumus empiris. Pada banyak senyawa, rumus molekul sama dengan
rumus empirisnya. Senyawa ion hanya mempunyai rumus empiris. Jadi, semua senyawa yang mempunyai rumus molekul, pasti memiliki rumus empiris. Namun,
senyawa yang memiliki rumus empiris, belum tentu mempunyai rumus molekul.
C. PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia.
Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasilreaksi. Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri dan rumus
kimia hasil reaksi dituliskan di ruas kanan. Antara kedua ruas itu dihubungkan dengan anak panah (→ ) yang menyatakan arah reaksi kimia.
Contoh:
Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida. Tuliskan persamaan reaksinya.
Persamaan reaksinya adalah Mg + Cl2 → MgCl2
Suatu persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat yang terlibat dalam reaksi harus setara, baik jumlah zat maupun muatannya.
Sebelum menuliskan persamaan reaksi yang benar, tuliskan dulu persamaan kerangkanya.
Apakah persamaan sudah setara jumlah atomnya? Persamaan tersebut belum setara sebab pada hasil reaksi ada satu atom klorin, sedangkan pada pereaksi ada dua
atom klorin dalam bentuk molekul Cl2. Untuk menyetarakan persamaan reaksi, manakah cara berikut yang benar?
a. Mengubah pereaksi menjadi atom klorin, persamaan menjadi:
Na + Cl → NaCI
b. Mengubah hasil reaksi menjadi NaCl2, dan persamaan menjadi:
Na + Cl2 → NaCl2
Kedua persamaan tampak setara, tetapi kedua cara tersebut tidak benar, sebab mengubah fakta hasil percobaan. Gas klorin yang direaksikan berupa molekul diatom
sehingga harus tetap sebagai molekul diatom. Demikian pula hasil reaksinya berupa NaCl bukan NaCl2. Jadi, kedua persamaan reaksi tersebut tidak sesuai Hukum
Perbandingan Tetap.
Cara yang benar untuk menyetarakan persamaan reaksi adalah dengan menambahkan bilangan di depan setiap rumus kimia dengan angka yang sesuai. Bilangan
yang ditambahkan ini dinamakan koefisien reaksi. Jadi, cara yang benar untuk menyetarakan persamaan reaksi adalah dengan cara menentukan nilai koefisien
reaksi.
Gas nitrogen bereaksi dengan gas oksigen menjadi gas dinitrogen tetroksida.
Tuliskan persamaan reaksinya.
Jawab
Langkah I: tuliskan persamaan kerangkanya.
N2 + O2 → N2O4
Langkah II: setarakan persamaan kerangka dengan menentukan
koefisien reaksinya. Persamaan reaksinya menjadi:
N2 + 2O2 → N2O4
Periksa apakah jumlah atom pada kedua ruas sama. Jika sudah setara,
lengkapi fasanya.
N2(g) + 2O2(g) → N2O4(g)
2 Menyetarakan persamaan reaksi yang agak rumit
Gas butana, C4H10 digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor gas. Tuliskan persamaan reaksi pembakarannya.
Jawab
Pembakaran artinya mereaksikan zat dengan gas oksigen. Jika pembakaran
sempurna akan terbentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Persamaan kerangkanya:
C4H10 + O2 → CO2 + H2O
Setarakan dulu atom yang tidak sering muncul. Dalam hal ini adalah C atau H
sehingga dapat disetarakan bersamaan.
Jika C dan H sudah setara, selanjutnya adalah menyetarakan atom O yang
sering muncul.
Penyetaraan C: C4H10 + O2 → 4CO2 + H2O
Penyetaraan H: C4H10 + O2 → 4CO2 + 5H2O
Penyetaraan O: C4H10 + 13/2 O2 → 4CO2 + 5H2O
Untuk menyatakan persamaan reaksi, koefisien harus bilangan bulat (kecuali untuk perhitungan).
Jadi, persamaan reaksi pembakaran gas butana:
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g)
Periksa apakah persamaan sudah setara?
Untuk :
C ruas kiri = 8, C ruas kanan = 8
H ruas kiri = 20, H ruas kanan = 20
O ruas kiri = 26, O ruas kanan = 26
Jadi, persamaan di atas sudah setara.
D. SOAL-SOAL LATIHAN
7. Apabila tiga molekul senyawa mengandung 6 atom C, 21 atom H dan 3 atom O maka rumus empiris dan rumus molekulnya yaitu . . . .
a. C6H21O3 dan C2H7O
b. C6H21O3 dan C6H12O3
c. C2H7O3 dan C2H7O3
d. C2H7O dan C6H21O3
e. CH7O dan C6H12O3
9. Lambang atom yang benar untuk emas, perak, timbal, raksa, platina berturut-turut yaitu . . . .
a. Au, Ag, Pb, Hg, Pt
b. Ag, Au, Pb, Hg, Pt
c. Ag, Au, Hg, Pb, Pt
d. Au, Ag, Pb, Pt, Hg
e. Ag, Au, Hg, Pt, Pb
13. Jika ditentukan ion-ion Ca2+, Al3+, NH4+, S2–, PO33– dan Cl3–. Rumus kimia yang benar yaitu . . . .
a. Ca3(PO4)2
b. ClAl
c. Ca2NH4
d. Al3Cl3
e. PO3S2
14. Di antara senyawa berikut yang mempunyai jumlah atom oksigen terbanyak yaitu . . .
a. 2 molekul asam fosfat H3PO4
b. 2 molekul asam asetat CH3COO
c. 2 molekul asam sulfat H2SO4
d. 2 molekul kalsium nitrat Ca(NO3)2
e. 2 molekul asam nitrat HNO3
1. Asam sulfat, zat yang larutannya digunakan dalam akumulator (aki) mobil atau motor, mempunyai rumus kimia H2SO4. Apa arti rumus tersebut?
2. Persamaan reaksi mempunyai arti kualitatif dan arti kuantitatif. Jelaskan makna pernyataan tersebut!
3. Tulislah nama senyawa-senyawa berikut!
a. Cl2O5
b. CBr4
c. Al2O3
4. Tulislah rumus kimia senyawa yang terbentuk dari kation dan anion berikut!
a. NH4+ dan SO42–
b. Fe3+ dan O2–
c. Hg2+ dan SO42-
5. Tulislah persamaan reaksi yang setara untuk reaksi antara:
a. amonium sulfat + larutan natrium hidroksida membentuk natrium sulfat, amonia, dan air,
b. besi(III) oksida + asam sulfat membentuk besi(III) sulfat dan air,
c. kalsium karbonat + asam klorida membentuk kalsium klorida, air dan karbon dioksida
KONSEP MOL
A.MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF
Massa atom relatif (Ar) Perbandingan massa satu atom dengan massa atom standar
Contoh Soal
Bila Ar Fe = 55,845 sma dan massa 1 atom 12C = 1,99 x 10-23 g, tentukan
massa 1 atom besi!
Penyelesaian
Perbandingan massa molekul dengan massa standar disebut massa molekul relatif (Mr), ditulis sebagai berikut:
Contoh Soal 1
Hitunglah Mr CaBr2, bila Ar Ca = 40,078 dan Ar Br = 79,904
Penyelesaian
Mr CaBr2 = (1 x Ar Ca )+ (2 x Ar Br) = (1 x 40,078) + (2 x 79,904)
= 40,078 + 159,808 = 199,886
Jadi Mr CaBr2 = 199,889
Contoh Soal 2
Bila Ar H = 1,008, Ar O = 15,999 dan massa 1 atom 12C = 1,99 x 10-23 g,
Tentukan massa 200 molekul air!
Penyelesaian
Mr H2O = (2 x Ar H )+ (1 x Ar O) = (2 x 1,008 )+ (1 x 15,999)
= 2,016 + 15,999
= 18,015
D. HUKUM-HUKUM KIMIA
1 Hukum Dalton
Hukum ini menyatakan bahwa tekanan total gas sama dengan jumlah tekanan parsial tiap gas dalam campuran.
P total = Pa + Pb + Pc + . . .
2 Hukum Boyle
Hukum ini menyatakan bahwa pada suhu tetap volume sejumlah tertentu gas
berbanding terbalik dengan tekanan.
V = 1/P (T dan m tetap)
V = 1/P (konstan) atau P1 V1 = P2 V2
Dengan, V1 = volume gas pada tekanan P1 (keadaan gas sebelum berubah)
V2 = volume gas pada tekanan P2 (keadaan gas setelah berubah)
1) Satu liter gas hidrogen bereaksi dengan satu liter gas klorin, menghasilkan dua liter gas hidrogen klorida.
H2 (g) + Cl2 (g) → 2 HCl (g)
1L 1L 2L
Perbandingan volume gas H2 : gas Cl2 : gas HCl = 1 : 1 : 2
2)Satu liter gas nitrogen bereaksi dengan satu liter gas hydrogen menghasilkan dua liter gas amonia.
N2 (g) + 3H2 (g) → 2 NH3 (g)
1L 3L 2L
Dari beberapa contoh diatas, diperoleh perbandingan dengan bilangan yang bulat dan sederhana.
4. Hukum Avogadro
hukum Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang memiliki volume sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama.
Secara umum pada suatu reaksi gas:
aA + bB → cC + dD
Misalnya p liter A setara dengan q molekul. Untuk menghitung volume atau
jumlah molekul zat lain (B, C atau D) dilakukan cara sebagai berikut.
Volume B = koefisien A x volume A
koefisien B
Jumlah molekul B = Koefesien B x jumlah molekul A
Koefesien A
E. SOAL-SOAL LATIHAN
LAJU REAKSI
A)MENGUKUR LAJU REAKSI
Untuk reaksi ini kita dapat mengukur laju reaksi dengan menyelidiki berapa cepat konsentrasi, katakan A, berkurang per detik
Semakin luas permukaan maka semakin banyak tempat bersentuhan untuk berlangsungnya reaksi. Luas permukaan zat dapat dicapai dengan cara memperkecil
ukuran zat tersebut
2. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh suhu.
Semakin tinggi suhu reaksi, kecepatan reaksi juga akan makin meningkat sesuai dengan teori Arhenius.
3. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh katalis.
Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu reaksi. Kereakifan dari katalis bergantung dari jenis dan konsentrasi yang digunakan.
C) ORDE REAKSI
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :
v = k (A) (B) 2
persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah
reaksi orde 3.
Contoh soal:
Dari reaksi 2NO(g) + Br2 (g) → 2NOBr(g)
dibuat percobaan dan diperoleh data sebagai berikut:
No. (NO) mol/l (Br 2 ) mol/l Kecepatan Reaksi
mol / 1 / detik
1. 0.1 0.1 12
2. 0.1 0.2 24
3. 0.1 0.3 36
4. 0.2 0.1 48
5. 0.3 0.1 108
Pertanyaan:
a. Tentukan order reaksinya!
b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !
Jawab:
a. Pertama-tama kita misalkan rumus kecepatan reaksinya adalah sebagai berikut:
V = k(NO) x (Br 2 )y : jadi kita harus mencari nilai x den y.
Untuk menentukan nilai x maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap Br2 tidak berubah, yaitu data (1) dan (4).
Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya naik 4 kali maka :
2 x = 4 → x = 2 (reaksi orde 2 terhadap NO)
Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO tidak berubah yaitu data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br 2 naik 2
kali, sedangkan kecepatan reaksinya naik 2 kali, maka :
2 y = 2 → y = 1 (reaksi orde 1 terhadap Br 2 )
Jadi rumus kecepatan reaksinya : V = k(NO) 2 (Br 2 ) (reaksi orde 3)
b. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil salah satu data percobaan saja misalnya data (1), maka:
V = k(NO) 2 (Br 2 )
12 = k(0.1) 2 (0.1)
k = 12 x 10 3 mol -2 1 2 det -1
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa orde reaksi total adalah…
(a) 0
(b) 1
(c) 2
(d) 3
(e) 4
(3) Berikut adalah data hasil percobaan laju reaksi adri reaksi:
2NO(g) + 2H2(g) → N2(g) + 2H2O(g)
No. [NO] mol/l [H2] mol/l Kecepatan Reaksi
mol / 1 / detik
1. 0.30 0.05 1,6
2. 0.30 0.15 4,8
3. 0.10 0.25 0,5
4. 0.20 0.25 2,0
Reaksi tersebut mempunyai tetapan laju reaksi sebesar…
(a) 0.2
(b) 2.0
(c) 20
(d) 100
(e) 200
(4) Reaksi tingkat (orde) tiga mempunyai satuan tetapan laju reaksi….
(a) Detik-1
(b) Mol-1dm-3detik-1
(c) Mol-2dm-6detik-1
(d) Mol2dm-6detik-1
(e) Mol-3dm9detik-1
(5) Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, sebab…..
(a) Kenaikan suhu akan mengakibatkan turunnya energi aktivasi
(b) Energi kinetic partikel-partikel yang bereaksi meningkat
(c) Dalam reaksi kimia suhu berperan sebagai katalisator
(d) Kenaikan suhu menyebabkan konsentrasi pereaksi meningkat
(e) Menyebabkan frekuensi tumbukan antar partikel semakin tinggi
2. ESSAY
(1) Dengan berdasarkan pada teori tumbukan, jelaskan bagaimana pengaruh factor-faktor berikut terhadap laju reaksi:
(a) Konsentrasi pereaksi
(b) Suhu
(c) Luas permukaan zat pereaksi
(2) Diketahui reaksi A → B dengan laju reaksi 1,6 x 10-2 mol dm-3 det-1 pada saat konsentrasi A sebesar 0,35 mol dm-3. hitunglah tetapan laju reaksi:
(a) Jika reaksi orde 1 terhadap A
(b) Jika reaksi orde 2 terhadap A
(3) Suatu reaksi akan berlangsung dua kali lebih cepat daripada semula jika suhunya dinaikkan 10oC. Pada suhu 20oC reaksi tersebut berlangsung selama 120 menit,
berapa menit reaksi berlangsung pada suhu 50oC.
(4) Diketahui data hasil percobaan sebagai berikut:
KESETIMBANGAN KIMIA
A REAKSI BERKESUDAHAN DAN DAPAT BALIK
Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan
reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:
A+B→C+D
ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU :
1. Kesetimbangan dalam sistem homogen
Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan
Contoh: NH4OH(aq) → NH4+(aq) + OH- (aq)
2. Kesetimbangan dalam sistem heterogen
a. Kesetimbangan dalam sistem padat gas
Contoh: CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
b. Kesetimbangan sistem padat larutan
Contoh: BaSO4(s) → Ba2+(aq) + SO42- (aq)
c. Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas
Contoh: Ca(HCO3)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
HUKUM KESETIMBANGAN
Hukum Guldberg dan Wange:
Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap,maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana
masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.
Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B → c C + d D maka:
Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b
Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.
3. PERUBAHAN SUHU
Menurut Van't Hoff:
Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).
Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).
Contoh:
H = -216 kJ2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g) ;
Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
PENGARUH KATALISATOR TERHADAP KESETIMBANGAN
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan
kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.
D. HUBUNGAN ANTARA HARGA Kc DENGAN Kp
Sesuai dengan nomor golongannya (IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron valensi. Oleh karena itu, untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon
mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat. Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua
atau rangkap tiga. Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus,
bercabang dan melingkar (siklik).
1. Alkana
Adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Rumus umum alkana yaitu : CnH2n+2 ; n = jumlah atom C
Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut :
1) Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak.
2) Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
3) Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka.
Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-).
3. Alkuna
Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (–C≡C–) . Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut alkadiuna,
yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan rangkap 3 disebut alkenuna.
Rumus umum alkuna yaitu : CnH2n-2 ; n = jumlah atom C
A. Tata Nama Alkuna
Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran –ana menjadi –una.
Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena.
B. Sumber dan Kegunaan Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena), C2H2. Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.
6)
KEISOMERAN
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi mempunyai struktur atau konfigurasi yang berbeda.
Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berikatan, sedangkan konfigurasi berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul.
Keisomeran dibedakan menjadi 2 yaitu :
o Keisomeran struktur : keisomeran karena perbedaan struktur.
o Keisomeran ruang : keisomeran karena perbedaan konfigurasi (rumus molekul dan strukturnya sama).
III) 1,. Keisomeran Struktur
Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
• keisomeran kerangka : jika rumus molekulnya sama tetapi rantai induknya (kerangka atom) berbeda.
• keisomeran posisi : jika rumus molekul dan rantai induknya (kerangka atom) sama tetapi posisi cabang / gugus penggantinya berbeda.
IV) 2. Keisomeran Ruang
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
o keisomeran geometri : keisomeran karena perbedaan arah (orientasi) gugus-gugus tertentu dalam molekul dengan struktur yang sama.
V) 3. Keisomeran pada Alkana
1) Tergolong keisomeran struktur yaitu perbedaan kerangka atom karbonnya. Makin panjang rantai karbonnya, makin banyak pula kemungkinan isomernya.
2) Pertambahan jumlah isomer ini tidak ada aturannya. Perlu diketahui juga bahwa tidak berarti semua kemungkinan isomer itu ada pada kenyataannya.
Misalnya : dapat dibuat 18 kemungkinan isomer dari C8H18, tetapi tidak berarti ada 18 senyawa dengan rumus molekul C8H18.
3) Cara sistematis untuk mencari jumlah kemungkinan isomer pada alkana :
VI)
4. Keisomeran pada Alkena
Dapat berupa keisomeran struktur dan ruang.
a) Keisomeran Struktur.
Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau karena perbedaan kerangka atom C.
Keisomeran mulai ditemukan pada butena yang mempunyai 3 isomer struktur. Contoh yang lain yaitu alkena dengan 5 atom C.
b) Keisomeran Geometris.
Keisomeran ruang pada alkena tergolong keisomeran geometris yaitu : karena perbedaan penempatan gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap.
Contohnya :
o Keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena. Keduanya mempunyai struktur yang sama tetapi berbeda konfigurasi
(orientasi gugus-gugus dalam ruang).
Pada cis-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap; sebaliknya pada trans-2-butena, kedua gugus metil berseberangan.
Tidak semua senyawa yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbonnya (C=C) mempunyai keisomeran geometris. Senyawa itu akan mempunyai
keisomeran geometris jika kedua atom C yang berikatan rangkap mengikat gugus-gugus yang berbeda.
5. Keisomeran pada Alkuna
Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan posisi.
Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometris.
Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer.
6. Sifat-Sifat Hidrokarbon
Meliputi :
a) Sifat-Sifat Fisis
b) Sifat Kimia
Berkaitan dengan reaksi kimia.
1) Reaksi-reaksi pada Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi pembakaran, substitusi dan
perengkahan (cracking).
Penjelasan :
a. Pembakaran
o Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan uap air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel
karbon).
b. Substitusi atau pergantian
• Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan halogen.
• Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi.
• Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya klorin (klorinasi).
• Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin.
c. Perengkahan atau cracking
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih pendek.
Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen.
Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana.
2) Reaksi-reaksi pada Alkena
o Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan rangkap C=C.
o Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi : reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi.
Penjelasan :
a. Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal ini terjadi
karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak oksigen.
Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.
b. Adisi (penambahan = penjenuhan)
o Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi penjenuhan ikatan rangkap.
c. Polimerisasi
• Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang besar.
• Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer.
• Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi.
• Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mula-mula ikatan rangkap terbuka sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak berpasangan.
Elektron-elektron tidak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar gugus sehingga membentuk rantai.
3) Reaksi-reaksi pada Alkuna
o Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan
alkena.
o Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan H2, adisi dengan halogen (X2) dan adisi dengan asam halida (HX).
o Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov yaitu :
“ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H ”
“ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang “
Contoh :
F. SOAL-SOAL LATIHAN
I. Pilihlah jawaban di bawah ini yang paling tepat
1) Alkana yang tidak mengandung lima atom karbon adalah….
a) N.pentana
b) 2-metil butane
c) Isopentana
d) 2-metilpentana
e) 2,2-dimetilpentana
2) Nama senyawa CH3 – C = CH - CH3
CH2 – CH3
Adalah….
a. 2-etil-2-butena
b. 3-etil-2-butena
c. 3-metil-2-pentena
d. 3-metil-3-pentena
e. 2-vinilbutana
3) Pada senyawa 2,2-dimetilpropana terdapat ikatan C – H sebanyak…
a) 8
b) 9
c) 10
d) 11
e) 12
4) Alkana yang tidak dapat di hasilakan dari adisi alkena adalah…
a) Metana
b) Etana
c) Propane
d) Butane
e) pentana
5) Gas asetilena termasuk deret….
a) Alkena
b) Alkuna
c) Alkana
d) Alkadiena
e) Hidrokarbon jenuh
II. ESSAY
1. Tulislah semua isomer dari masing-masing alkana si bawah ini serta nama setiap senyawa berdasarkan tata nama alkana:
a. C5H12
b. C6H14
c. C7H16
2. Tuliskan reaksi pembakaran CH4, C2H6, C3H8, C4H10, dan C5H12 secara lengkap!
3. Apakah perbedaan antara alkadiena dan alkuna yang sama-sama memiliki rumus umum CnH2n-2
4. Jelaskan perbedaan antara reaksi adisi dan reaksi subtitusi, dan kemukakan contoh reaksi masing-masing.
5. Selesaikan reaksi-reaksi berikut:
a. 2-pentena + Cl2
b. 3-metil-1-butena + Cl2
c. 3-etil-3-heksena + HBr
Ikatan Kimia
Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut:
a). atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron.
b). penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom. A.SUSUNAN ELEKTRON YANG STABIL Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah
agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom / unsur yang
terlibat. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Maka
dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas mulia memiliki elektron valensi
sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).
Periode Unsur Nomor Atom K L M N O P
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.
Lambang Lewis
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
• Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
• Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).
Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinat/koordinasi/dativ dan ikatan logam.
B. IKATAN ION (ELEKTROVALEN)
Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai
afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion). Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis.
Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
Contoh 1 :
Ikatan antara dengan
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 8, 1
= 2, 8, 7
Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
(2,8,1) (2,8)
(2,8,7) (2,8,8)
Antara ion Na+ dengan terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk senyawa ion NaCl.
Contoh 2 :
Ikatan antara Na dengan O
Supaya mencapai oktet, maka Na harus melepaskan 1 elektron menjadi kation Na+
(2,8,1) (2,8)
Supaya mencapai oktet, maka O harus menerima 2 elektron menjadi anion
(2,6) (2,8)
C. IKATAN KOVALEN
Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1
atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara
mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8
elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Ada 3 jenis ikatan kovalen :
a). Ikatan Kovalen Tunggal.
Contoh 1 :
• Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
• Konfigurasi elektronnya :
•=1
• Ke-2 atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).
• Untuk itu, ke-2 atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat sepasang elektron yang dipakai bersama.
•
• Rumus struktur = H-H
• Rumus kimia = H2
Contoh 2 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
=1
= 2, 7
Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.
Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan
konfigurasi elektron He dan Ne).
Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.
H-C≡C-H
(Rumus Lewis) (Rumus bangun/struktur)
Atau
Contoh 2:
Terbentuknya molekul ozon (O3)
Agar semua atom O dalam molekul O3 dapat memenuhi aturan oktet maka dalam salah 1 ikatan O - O, oksigen pusat harus menyumbangkan kedua elektronnya.
Rumus struktur O = O - O
E. IKATAN LOGAM
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron
yang bebas bergerak. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi,
sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga
elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu
suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.
Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub
dalam molekul HCl).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
Contoh 2 :
Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Contoh 3 :
Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga
PEI tertarik sama kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).
Momen Dipol ( µ )
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.
Dirumuskan :
µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10-30 C.m
keterangan :
µ = momen dipol, satuannya debye (D)
Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)
r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)
Contoh :
atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2
atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3
Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :
1) Tidak mencapai oktet
2) Melampaui oktet (oktet berkembang)
Penulisan Struktur Lewis
Langkah-langkahnya :
1) Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis
2) Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan
3) Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
4) Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)
Langkah alternatif : (syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui)
1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion
2) Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan
3) Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet
4) Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat
5) Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan atom pusat
Resonansi
a. Suatu molekul atau ion tidak dapat dinyatakan hanya dengan satu struktur Lewis.
b. Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion disebut Struktur Resonansi.
Contoh :
c. Dalam molekul SO2 terdapat 2 jenis ikatan yaitu 1 ikatan tunggal (S-O) dan 1 ikatan rangkap (S=O).
d. Berdasarkan konsep resonansi, kedua ikatan dalam molekul SO2 adalah ekivalen.
e. Dalam molekul SO2 itu, ikatan rangkap tidak tetap antara atom S dengan salah 1 dari 2 atom O dalam molekul itu, tetapi silih berganti.
f. Tidak satupun di antara ke-2 struktur di atas yang benar untuk SO2, yang benar adalah gabungan atau hibrid dari ke-2 struktur resonansi tersebut.
Ada beberapa sistem penamaan yang didasarkan pada rumus kimia senyawa.
1. Tatanama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda (terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
a. Unsur yang berada di depan disebut sesuai dengan nama unsur tersebut.
b. Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsure tersebut dengan menambahkan akhiran -ida.
c. Jumlah atom unsur disebut dengan menggunakan angka Latin (jika diperlukan).
Contoh:
NO : nitrogen monoksida
NO2 : nitrogen dioksida
AlCl : aluminium klorida
FeCl3 : besi(III) klorida
SnO : timah(II) oksida
Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk senyawa, jumlah muatannya harus nol. Sebagai contoh:
a. ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan netral setiap tiga ion S2– yang
mempunyai muatan –2 memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
b. ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida, sebab untuk menjadikan netral setiap
satu ion Al3+ yang bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.
Perhatikan beberapa contoh berikut.
BaCl2 : Barium klorida
AgBr : Perak(I) bromida
CuCl2 : Tembaga(II) klorida
G. SOAL-SOAL LATIHAN
I. Pilihlah jawaban di bawah ini yang paling tepat.
1 Diantara unsure-unsur berikut di bawah ini, yang memiliki kecenderungan untuk menangkap electron adalah…
a) 1H d) 20Ca
b) 9F e)15P
c) 7N
2 Suatu unsure dengan nomor atom 17 paling mudah mengadakan ikatan dengan unsure yang mempunyai nomor atom sebesar
a) 13 d)19
b) 15 e)21
c) 17
3 Unsur-unsur gas mulia merupakan unsure stabil, sebab….
a) Electron valensinya 8
b) Konfigurasi elektronya stabil
c) Termasuk gas elektronegatif
d) Electron valensinya tetap
e) Kulitnya genap
4 Ikatan antara atom-atom karbon dan hydrogen dalam molekul metana adalah…
a) Ikatan ionic
b) Ikatan kovalen polar
c) Ikatan kovalen non polar
d) Ikatan kovalen non polar
e) Ikatan ionic dan kovalen
5 Ikatan ion paling mudah terjadi pada senyawa…
a) NaI d) KF
b) NaF e) NaCl
c) KI
II. Essay
1 Jelaskan apa yang dimaksud:
a) Electron valensi
b) Teori octet
c) Ikatan ionic
d) Ikatan kovalen
e) Ikatan kovalen ionic
2 Jelaskan, bagaimana caranya atom-atom di bawah ini membentuk susunan electron yang stabil!
a) H (Z = 1)
b) N (Z = 5)
c) Al (Z = 13)
d) S (Z = 16)
e) Be (Z = 4)
3 Jelaskan bagaiman cara terbentuknya ikatan dalam senyawa-senyawa berikut, dan gambarkan struktur lewisnya!
a) CaF2
b) H2SO4
c) CCl4
4 Gambarkan struktur lewis dari senyawa (NH4)2SO4!
5 Kelompokkan senyawa-senyawa berikut menjadi senyawa ionic dan kovalen:
a) HF
b) NaF
c) CS2
d) Al2O3
e) SiCl4