Anda di halaman 1dari 37

KEMENTERIAN KEUANGAN

APBN 2019
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui
Pembangunan Sumber Daya Manusia

Konferensi Pers
31 Oktober 2018

1
Pokok Bahasan

1 Perekonomian Dunia dan 2 APBN 2019


Domestik

2
1 Perekonomian Dunia dan
Domestik

3
Risiko global meningkat seiring tensi perdagangan yang semakin intensif
dan likuiditas yang mengetat
Dalam World Economic Outlook Oktober 2018, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2018-2019

PERTUMBUHAN PDB GLOBAL(%) PERTUMBUHAN PDB NEGARA MAJU (%)


3.9 3.9
4.0 3.0
3.8 2.5
3.6 3.7 3.7 3.7
2.0
2.3 2.3 2.4
2.1 2.1
3.4
3.5 3.6 1.5
1.7
3.5 3.5
3.2 1.0
1.2 1.4
3.0
3.3 0.5

2.8 0.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

WEO Jan, Apr, Jul WEO Oct WEO Jan WEO Apr WEO Jul WEO Oct

PERTUMBUHAN VOLUME PERDAGANGAN GLOBAL PERTUMBUHAN PDB NEGARA BERKEMBANG (%)


(%) 6.0

6.0 5.0
5.0 4.0
5.3 5.1 4.7 4.4 4.7 4.7 4.7
4.0 5.2 3.0 4.3
3.0
3.8 4.2 4.0
3.6 2.0
2.0 3.0 2.8
1.0 2.2 1.0
0.0 0.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

WEO Jan WEO Apr WEO Jul WEO Oct WEO Jan WEO Apr WEO Jul WEO Oct
source: WEO IMF, October 2018

4
Di tengah fluktuasi global, fundamental ekonomi domestik sampai dengan Kuartal II 2018
relatif stabil yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat
06 Kontribusi Pertumbuhan PDB Pengeluaran
PDB (%,yoy) Tahunan (%)
98.00
7.00

005 6.00
005 005 005 005 78.00 55.43
05 005 5.00 2.759
005 2.722 4
005 005
005 005 4.00
005 005 2.654 58.00
3.00 1.858
2.00 2.540
05 1.684 .391 38.00
31.14
1.00 1.371 6
.181
.551 .678
.00 18.00
-1.132 -1.209 8.500
-1.00 4.230
04 -2.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 -2.00
Distribusi Nominal Q2
Q2 2017 Q1 2018 Q2 2018
2016 2017 2018 2018
Sumber: BPS, Diolah Net Ekspor Konsumsi LNPRT Lainnya
Kontribusi PDB Sektoral (yoy)
Konsumsi Pemerintah PMTB Konsumsi RT
Distribusi
SEKTOR Q2 2016 Q2 2017 Q2 2018
Q2 2018
Primer 2.56 2.81 3.81 21.55 • Pertumbuhan Q2 2018 mencapai 5,27% tertinggi sejak tahun 2014
Pertanian dan Pertambangan • Sisi Pengeluaran:
Sekunder 4.82 4.32 4.61 31.25
• Kontribusi konsumsi RT semakin meningkat di Q2 2018.
Industri, Listrik, Gas, Air, dan Konstruksi
Tersier 6.34 5.21 5.81 43.16 • Kontribusi PMTB menurun tajam di Q2 dibandingkan Q1 2018, namun tetap
Perdagangan, Transportasi, Infokom, Jasa lebih tinggi dari Q2 2017.
Keuangan, dan Jasa-Jasa Lainnya
• Komponen Lainnya meningkat tajam terkait dengan tingginya pertumbuhan
• Dari sisi produksi, pertumbuhan didukung oleh semua sektor primer, sekunder, dan tersier yang inventori .
tumbuh lebih tinggi dari Q2 2017, menandakan membaiknya aktivitas produksi barang dan jasa.
• Walaupun mempunyai struktur PDB paling kecil sektor tersier secara rata-rata mengalami • Perdagangan internasional masih menunjukkan kontribusi negatif sejalan
peningkatan pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor primer dan sekunder. dengan tingginya impor terkait aktivitas produksi dalam negeri.

5
Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2019 diproyeksikan akan
membaik

Prospek 2019:
2019 • Penyelesaian pembangunan infrastruktur diperkirakan tetap
Komponen PDB
menjadi salah satu pendorong investasi.
• Tingkat konsumsi diperkirakan masih tumbuh baik, terutama
Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT 5,1 bersumber dari penciptaan lapangan kerja dan tingkat inflasi
Konsumsi Pemerintah 5,4 yang terjaga.
• Namun demikian tahun 2019 terdapat banyak tantangan,
Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,0 termasuk tekanan dari volatilitas sector keuangan global
yang bersumber dari kebijakan moneter AS dan
Ekspor 6,3
ketidakpastian dalam perdagangan global akibat perang
Impor 7,1 dagang,
• Kebijakan fiskal diarahkan untuk memperkuat pertumbuhan
Pertumbuhan PDB 5,3 investasi di tengah upaya menjaga stabilitas perekonomian
(stability over growth)

8
6
Nilai tukar pada tahun 2019 diperkirakan sebesar Rp 15.000/USD
REER Rupiah undervalued à sumber potensi pendorong ekspor
16000 JISDOR BI 16000
30 Oktober 2018 :
108 REERVsSPOT SPOTMarket 15500
15500
Rp15.237/USD 15500 28 September2018
15000
14929
103
Rp14.903/USD
15000 14711 15000
14404 14413 14500
14500 14500
EOP Bulanan Range EOP2018 98 Januari 2017 : 96.6
13877 13951 14000
14000 13707 13756 14.800 –15.200 14000
13413 14047 13500
13500 13857 13950 13500 93
13753
13573 13631 13714
13478 13000
13000 13380 13000 Januari 2017
rata2 ytd 88 Rp13.343/ USD
12500 12500 REER 12500
rata2 bln Sumber :Bloomberg 30 September 2018 : 86,08
12000 12000 83 12000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt* Nov* Des*

Pergerakan Mata Uang Dunia terhadap Dolar


(Jan-30 Okt 2018)
Argentina 100.6%
Turkey 45.6% • Tekanan kebijakan moneter dan fiscal di AS diperkirakan masih akan memberi tekanan
South Africa 17.7%
India 15.7% terhadap pasar keuangan, termasuk potensi kenaikan defisit fiskal, utang AS serta Yield
14.2%
Russia
Brazil 14.0% SuratUtangAS(safehaveninstrument)
12.6%
Indonesia
Philippines 7.5% • TekanandariTradeWarmasihakanberlangsung
6.8%
Korea
China 7.3% • ProyeksitekanansukubungadengankenaikansukubungaacuanTheFed.
6.2%
EUR
Canada 4.6%
• PerkembangankerjasamaASdenganNAFTA
Singapore
Malaysia
4.2%
4.0%
• Selama Jan – Sept 2018 terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah yang membuat REER
Thailand
Mexico
2.1%
2.5%
Depresiasi Rupiah undervalued, yangdapat menjadi potensi penguatan ekspor.
Japan 0.2% Sumber : Bloomberg

-15% 5% 25% 45% 65% 85% 105% 125%


7
Asumsi Dasar Ekonomi Outlook RAPBN APBN
Makro 2018 2019 2019

5,2 5,3 5,3


Nilai tukar
disesuaikan 3,5 3,5 3,5
secara cepat
untuk 14.294 14.400 15.000
mengantisipasi
5,0 5,3 5,3
kondisi global
70 70 70

APBN menjadi
775 750 775
lebih realistis
dan kredibel 1.131 1.250 1.250
Cost Recovery
(miliar USD) 11,3 11,3 10,22
8
2 APBN 2019

9
Perubahan nilai tukar dan lifting berdampak pada meningkatnya
pendapatan dan belanja negara, namun defisit tetap dijaga 1,84%
terhadap PDB
2018 2019
Uraian
(triliun Rupiah)
Outlook APBN RAPBN APBN Selisih

A. PENDAPATAN NEGARA 1.903,0 2.142,5 2.165,1 22,6


I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.897,6 2.142,1 2.164,7 22,6
1. PENERI M AAN PERPAJAKAN 1.548,5 1.781,0 1.786,4 5,4
Tax Ratio (%) 11,57 12,11 12,22
2. PENERI M AAN NEGARA BUKAN PAJAK 349,2 361,1 378,3 17,2
II. PENERIMAAN HIBAH 5,4 0,4 0,4 0,0
B. BELANJA NEGARA 2.217,3 2.439,7 2.461,1 21,4
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.453,6 1.607,3 1.634,3 27,0
1. Belanja K/L 813,5 840,3 855,4 15,2
2. Belanja Non K/L 640,2 767,1 778,9 11,8
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 763,6 832,3 826,8 (5,6)
1. Transfer ke Daerah 703,6 759,3 756,8 (2,6)
2. Dana Desa 60,0 73,0 70,0 (3,0)
C. KESEIMBANGAN PRIMER (64,8) (21,7) (20,1) 1,6
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (314,2) (297,2) (296,0) 1,2
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,12) (1,84) (1,84)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 314,2 297,2 296,0 (1,2)
I. PEMBIAYAAN UTANG 387,4 359,3 359,3 (0,0)
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (65,7) (74,8) (75,9) (1,1)
III. PEMBERIAN PINJAMAN (6,5) (2,3) (2,4) (0,1)
IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (1,1) 0,0 0,0 0,0
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,2 15,0 15,0 0,0
10
Defisit APBN tahun 2019 semakin turun dan Keseimbangan
Primer menuju arah positif

Rasio Defisit APBN diturunkan menjadi 1,84%


persen Keseimbangan
Triliun Rp Primer mendekati Rp0 à
persen
terhadap PDB à terendah sejak 2013 konsisten turun sejak 2015
persen Triliun Rp
Triliun Rp outlook 2013 2014 2015 2016 2017 outlook 2018 APBN 2019 persen

2013 2014 2015 2016 2017 2018 APBN 2019 - -

- 0,30 (20,1)
(20,0)
(0,12) (0,20)
(50,0) (40,0)
(0,20)
(100,0) (60,0) (64,8) (0,40)

(0,70)
(150,0) (80,0)
(93,3)
(0,44)
(0,60)
(98,6)
(211,7) (100,0)
(200,0) (226,7) (1,20)
(124,4) (0,80)
(120,0) (125,6)
(250,0)
(296,0) (1,70) (142,5)
(300,0)
(298,5)
(308,3) (314,2) ` (140,0)
(0,92)
(0,92) (1,00)

(341,0)
(1,84) (1,01)
(160,0)
(2,20) (1,09)
(350,0) (2,12) (1,20)
(2,25) (180,0)
(2,33) (1,23)
(400,0) (2,49) (2,51) (2,70)
(2,59) (200,0) (1,40)
Defisit Anggaran % Defisit Anggaran thd PDB (RHS) Keseimbangan Primer % Keseimbangan Primer thd PDB (RHS)

11
Penerimaan Perpajakan tetap realistis, diperkirakan tumbuh 15,4 % dari
outlook APBN 2018 à didukung reformasi perpajakan
Lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan beberapa Tax ratio terus meningkat à 12,2% di tahun
tahun terakhir (2018-2017 tumbuh 11,1%) 2019
(triliun rp)

(persen) Tax Ratio (termasuk Pend.SDA Migas+Minerba)


1.781,0 1.786,4
1.800,0
1.600,0 1.548,5

1.400,0 1.240,4 1.285,0 1.343,5


16,0
1.200,0 1.146,9

1.000,0
15,0 14,6
800,0 14,3
600,0
13,7
400,0 14,0
200,0
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2019 APBN 13,0
Outlook RAPBN 12,2
PPh migas Pajak nonmigas Kepabeanan dan Cukai
12,0 11,6 11,6
Kontribusi Penerimaan Perpajakan semakin 10,8 10,7
11,0
meningkat à menuju kemandirian
dari 74% di tahun 2014 menjadi 82,5% di tahun 2019 10,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pajak tetap Menjaga keberlangsungan iklim
Outlook APBN
investasi dan peningkatan daya saing
Insentif fiskal (Tax Allowance, Tax Holiday)
12
Kebijakan Perpajakan diarahkan untuk mendorong peningkatan iklim investasi
dan daya saing
KEBIJAKAN PERPAJAKAN 2019 KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI 2019
Penguatan Pelayanan Perpajakan Memperbaiki dwelling time, a.l :
a. simplifikasi registrasi, perluasan tempat pemberian ü Percepatan layanan Pusat Logistik Berikat
pelayanan ü Simplifikasi prosedur impor
b. perluasan cakupan e-filing,dan ü Pembayaran BM & Pajak 24x7 (dgn MPN G2) à
c. kemudahan restitusi termasuk layanan kepabeanan 24x7
Penegakan Hukum
a. Pelaksanaan penegakan hukum (law enforcement) secara Melanjutkan pemberantasan penyelundupan, dan
berkeadilan penertiban barang kena cukai ilegal (rokok,
b.Peningkatan mutu pemeriksaan melalui perbaikan tata miras)
kelola pemeriksaan
Penurunan/efisiensi biaya logistik
Pengawasan Kepatuhan Perpajakan
a. Implementasi AEoI dan akses informasi keuangan Melanjutkan penertiban importir, eksportir dan
b. Ekstensifikasi dan peningkatan pengawasan sebagai tindak cukai berisiko tinggi (PIBT, PEBT dan PCBT)à Sinergi
lanjut pasca tax amnesty dengan DJP, TNI, Polri, dan Kejaksaan
c. Penanganan UMKM secara end-to-end melalui pendekatan
Business Development Services (BDS)
Pengembangan/perluasan fasilitas kemudahan
d. Joint Program DJP-DJBC
impor tujuan ekspor (KITE) untuk industri kecil
e. Pembenahan basis data perpajakan
dan menengah (IKM)
f. Penerapan pengawasan Wajib Pajak berbasis risiko
(Compliance Risk Management /CRM) Penambahan barang kena cukai (BKC) baru
(kemasan plastik)
13
PNBP tahun 2019 ditargetkan tumbuh 8,4% dari outlook tahun 2018
Didorong kenaikan harga minyak, peningkatan kualitas dan volume layanan, serta perbaikan tata kelola
KEBIJAKAN UMUM PNBP
(triliun rp) 398,6 Optimalisasi produksi
400,0 378,3 diikuti upaya efisiensi biaya dan mendukung
349,2 361,1 pengembangan industri hilir, kelestarian lingkungan dan
350,0 keberlangsungan usaha
311,2
300,0 Peningkatan pelayanan dan penyesuaian
255,9 262,0 tarif
250,0 dengan mempertimbangkan daya beli dan pengembangan
dunia usaha serta optimalisasi pengelolaan Barang
200,0 Milik Negara (BMN)
Peningkatan dividen BUMN
150,0 dengan mempertimbangkan cashflow BUMN dan
kemampuan keuangan BUMN dengan pengembangan
100,0 usaha dan menjalankan penugasan Pemerintah

50,0 Penggunaan Teknologi Terintegrasi/


Terkoneksi dengan sistem pembayaran PNBP
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2019 APBN Tindak Lanjut Perubahan UU PNBP
Outlook RAPBN § Penyederhanaan tarif PNBP, khususnya terkait layanan
§ Penajaman perencanaan, pelaksanaan & pertanggung
Penerimaan SDA Penerimaan KND PNBP Lainnya Penerimaan BLU jawaban PNBP
§ Penguatan pengawasan dan pemeriksaan PNBP
§ Rumusan keberatan, keringanan, dan pengembalian
PNBP
14
Belanja Pemerintah Pusat naik Rp27,0 T dari usulan RAPBN tahun 2019 (kenaikan
belanja K/L Rp15,2 T dan belanja non K/L Rp11,8 T)
(triliun rupiah)

Mendukung peningkatan daya saing, ekspor dan


Alokasi 2019
investasi, diikuti dengan penguatan value for money 1.634,3 (RAPBN: 1.607,3)
Outlook 2018: 1.473,1
Menampung inisiatif strategis (a.l. rehab rekon bencana
alam, agenda demokrasi)
Triliun Rp persen
Belanja K/L 855,4 (RAPBN: 840,3)
• Peningkatan kualitas aparatur negara dengan penguatan
1.800,0 1.634,3 20,0 reformasi birokrasi
1.600,0 1.453,6 10,3 • Penguatan bantuan sosial
1.265,4 • Optimalisasi belanja modal
1.400,0 1.203,6 1.183,3 15,0 • Pengendalian belanja barang
1.200,0 1.154,0 14,9
1.000,0 9,6 12,4 10,0 Belanja Non K/L 778,9 (RAPBN: 767,1)
800,0 5,8 5,0
600,0 Antara lain:

400,0 (1,7) - Bunga Utang Subsidi Energi Subsidi Nonenergi


200,0 (2,5) • Menjaga akuntabilitas • difokuskan subsidi yang • difokuskan pada kebijakan
- (5,0) pengelolaan utang lebih tepat sasaran subsidi yang lebih tepat
• Pemilihan komposisi • menuju penyaluran non sasaran
2014 2015 2016 2017 Outlook APBN utang yang optimal tunai
2018 2019 dan pemanfaatan • Melanjutkan subsidi
lindung nilai terbatas solar
Belanja K/L Belanja Non K/L Growth (%) • Melakukan penurunan • Peningkatan penggunaan
pertumbuhan energi terbarukan
pembiayaan utang
15
Belanja K/L diarahkan untuk mendukung SDM, infrastruktur,
perlindungan sosial, agenda demokrasi & upaya menjaga stabilitas
hankam
Belanja K/L diarahkan untuk:
2019 2019
No. KEMENTERIAN/LEMBAGA Selisih 1. Peningkatan investasi di bidang pendidikan untuk
RAPBN APBN meningkatkan kualitas SDM dengan memperkuat PIP,
1 KEMEN PUPR 110,7 110,7 - BOS, beasiswa, vokasi, dan mempercepat rehab
sekolah.
2 KEMENHAN 107,2 108,4 1,2
2. Penguatan program perlindungan sosial melalui
3 POLRI 76,2 86,2 10,0
perluasan JKN, serta peningkatan besaran manfaat
4 KEMENAG 62,1 62,1 - PKH.
5 KEMENSOS 58,9 58,9 - 3. Menjaga kesinambungan pembangunan infrastruktur
6 KEMENKES 58,7 58,7 - untuk pemerataan pembangunan.
7 KEMENKEU 45,2 45,2 - 4. Memperkuat reformasi birokrasi dengan
mempermudah pelayanan publik dan investasi.
8 KEMENHUB 41,6 41,6 -
9 KEMENRISTEK DIKTI 41,3 41,3 -
5. Mensukseskan pelaksanaan pesta demokrasi, dan
menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan.
10 KEMENDIKBUD 36,0 36,0 0,01
- Jumlah 10 K/L Terbesar 637,8 649,0 11,2 Didukung perbaikan pelaksanaan anggaran:
- Lainnya 202,5 206,5 4,0 1. Percepatan pelaksanaan kegiatan melalui lelang dini
JUMLAH 840,3 855,4 15,2 2. monitoring & evaluasi dengan lebih komprehensif dan
terkoordinasi melalui sinergi sistem informasi

16
APBN tahun 2019 akan mengoptimalkan potensi sumber
pembiayaan untuk mitigasi risiko bencana
triliun rupiah Alokasi dan realisasi Dana Cadangan Bencana Alam 2005 s.d 2019
1. Mengembangkan kerangka
pendanaan risiko bencana,
Gempa bumi dan Tsunami
45.00 Aceh dan Nias 160%
40.00 140%
35.00
Gempa bumi
Yogyakarta
120% skema transfer risiko dan
30.00
25.00
Gempa Padang
100% skema APBN;
80%
20.00
60%
2. Melanjutkan skema asuransi
yang telah ada (asuransi
15.00 Gempa di Sumatera Barat,
10.00 Banjir Jakarta, Gempa Bengkulu Gempa dan tsunami 40%
Mentawai, Erupsi Gunung
5.00 Merapi 20%
pertanian dan asuransi
.00 0%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018* nelayan), dan melakukan
Alokasi Realisasi Kerugian Penyerapan piloting untuk Asuransi
Barang Milik Negara
Skema Pembiayaan Risiko Bencana Alam Ke Depan
• Pembiayaan Darurat • Pembiayaan Rehab/Rekon
3. Membentuk dana
Risiko Residual (Bantuan Internasional)
penanggulangan bencana
h
a
d
n
e
Asuransi untuk Asuransi alam yang dikelola khusus;
4. Sumber-sumber pendanaan:
R Masyarakat (dengan • Asuransi BMN Catastrophe/CAT-
r
e dukungan APBN): • Asuransi Bonds
f
s
ü APBN (Rupiah Murni)
n • Asuransi Pertanian Infrastruktur
a
r
T • Asuransi Perikanan
• Asuransi
i
s
n
Perumahan ü PHLN termasuk pinjaman
siaga bencana
e
u
k
e
r
F • Contingent Credit Lines (mis: • Post-Disaster Credit (bonds)
is
Pinjaman Siaga Bencana
n
e
t
e
CAT-DDO) Donor Int’l dan Domestik
ü Kontribusi daerah
R

i
• • DanaAlam,
Dana Abadi Bencana siaga bencana, dana siap
Dana Kontijensi pakai ü Sumber lain yang sah
g
g Alokasi dan Re-Alokasi APBN
in
T

Rendah Kerugian Tinggi

17
Anggaran Pendidikan tetap dijaga 20% APBN, diarahkan untuk
meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas SDM
12
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
800 10 09
6.3 07
-05 Peningkatan Kualitas dan Perbaikan Akses
492,5
390,3 370,8 406 435 a. Peningkatan efektivitas BOS à BOS berdasarkan kinerja dan
353.4
400 afirmasi
b. Kelanjutan Program Indonesia Pintar diikuti peningkatan
ketepatan sasaran
0
2014 2015 2016 2017 Outlook 2018 APBN 2019 c. Percepatan pembangunan sarpras sekolah dan universitas
Anggaran Pendidikan Pertumbuhan (%)
(sebagian dilaksanakan Kemen PU PR, dan DAK disupervisi
Kemen PUPR)
2018 d. Perluasan program beasiswa afirmasi/bidik misi
2019
Triliun Rupiah
APBN RAPBN e. Pengalokasian dana abadi penelitian
Melalui Belanja Pusat 149,7 163,1 158,0 f. Enforcement pemenuhan anggaran pendidikan oleh Pemda
Kemendikbud 40,1 36,0 36,0 g. Penguatan pendidikan vokasi untuk meningkatkan link and
52,7 51,9 51,9 match dengan industri
Kemenag
40,4 40,2 40,2
Kemenristekdikti
- 6,6 6,6
Kemen PUPR
Program Bantuan 57,0
Melalui Transfer 279,5 308,4 309,9 20,1 Operasional
Indonesia juta siswa
DAU*) Pintar Juta siswa Sekolah
153,2 168,8 168,6
DAK Fisik 9,1 16,9 18,7 Kemenag dan DAK
DAK Non Fisik 112,3 117,7 117,7

Melalui Pembiayaan 15,0 21,0 20,0


(Dana Pengembangan Pendidikan Nasional dan Dana Abadi Beasiswa 471,8 ribu Pembangunan/ 56,1 ribu
Penelitian) Bidik Misi mahasiswa Rehab Ruang Kemendikbud, Kemenag,
Kemen PUPR, dan DAK
Anggaran pendidikan melalui belanja pusat termasuk
Kelas
*) angka sementara
tambahan untuk Polri, TNI, BPPT Rp1,25 T

18
Anggaran Kesehatan 5% untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan
kesehatan, serta penguatan penanganan stunting
140
38.7
123,1
60
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
120 29.6 107.4 40
100 10.4
92.8 92,2 16.2 14.6
20
Peningkatan Kualitas dan Perbaikan Akses
80 69,3
1.1 a. Perluasan Penerima Bantuan Iuran dalam rangka Jaminan
60
59.7 0 Kesehatan Nasional (2019: 96,8 juta jiwa) à diikuti
-20 peningkatan ketepatan sasaran
40
-40
b. Perbaikan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
20
c. Percepatan penanganan stunting melalui intervensi gizi
-60
0
2014 2015 2016 2017 Outlook 2018 APBN 2019
spesifik dan intervensi gizi sensitif pada 160 Kabupaten kota
(2018:100 kab/kota).
Anggaran kesehatan Pertumbuhan (%)
d. Melanjutkan optimalisasi bauran kebijakan untuk
Triliun Rupiah
2018 2019 keberlangsungan program JKN
APBN RAPBN
Melalui Belanja Pusat 81,5 89,8 88,2

Kemenkes 59,1 58,7 58,7


BPOM 2,2 2,0 2,0
BKKBN 5,5 3,8 3,8
JKN PNS/TNI/POLRI 5,4 5,8 5,8 Prevalensi Prevalensi Tuberkulosis
Stunting per 100 ribu penduduk
29,5 33,4 33,7
Melalui Transfer 24,8% 245
DAK Fisik 18,0 19,9 20,3
12,2 12,2 Jumlah Kabupaten/kota Kartu Indonesia Sehat
BOK dan BOKB 10,4
dengan eliminasi malaria (juta jiwa PBI)
Anggaran kesehatan melalui belanja pusat termasuk 300 96,8
tambahan untuk Polri dan TNI Rp1,0 T *) angka sementara
19
Pembangunan infrastruktur diakselerasi melalui terobosan pembiayaan kreatif

800 100
700 65.6
5.1
41
8.2 50 Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
600
0 2.4 0
500 410.4 415,0
400
379.4
-50 Ø Perbaikan eksekusi proyek infrastruktur;
256.1 269.1
300
-100
200 154.7
-150
Ø Peningkatan koordinasi lintas sektoral
100
0 -200
termasuk dengan Pemda;
2014 2015 2016 2017 2018 APBN 2019

Anggaran Infrastruktur Pertumbuhan (%)


Ø Pemberdayaan BUMN dan swasta
melalui skema KPBU AP.
Triliun Rupiah
2018 2019
APBN RAPBN
Melalui Belanja Pusat 183,0 173,8 173,8 Pembangunan
Kemen PU Pera* 104,7 108,2 108,2 Pembangunan
Kemenhub* 44,2 38,1 38,1
/ rekonstruksi/
Pelebaran 2.007 dan Rehabilitasi 27.067
Jalan (km) Jembatan (m)
*) alokasi belanja di luar belanja pegawai

Melalui Transfer 184,1 196,2 201,7


DAU dan DBH non earmark**122,1 130,4 129,0 Pembangunan Pembangunan/
DAK 33,9 33,5 39,1 Bandara baru (unit) 4 Penyelesaian Rel KA 415,2
Dana Desa (km’sp)
24,0 28,0 29,2
**) pemanfaatan 25% untuk bidang infrastruktur
Jaringan

Melalui Pembiayaan 48,1 45,0 45,0 Irigasi (ribu


hektar)
162 Bendungan (unit) 48
a.l. PMN 6,1 17,8 17,8
LMAN 35,4 22,0 22,0 *) angka sementara

20
Komitmen Pemerintah untuk memberikan Perlindungan Sosial dan
Meningkatkan Kesejahteraan Bagi 40% Penduduk Berpenghasilan Terendah
Bansos Pangan:
PIP: Keluarga Penerima Manfaat Bansos
Penerima PIP dan PKH (Juta) • Perubahan mekanisme penyaluran
Mendukung pencapaian target APM Pangan (Juta) menjadi BPNT untuk:
21 20 20 20 PKH
16 16 *) ⁻ menjamin ketepatan sasaran, waktu
a. Perluasan sasaran dari 3,5 juta dan jumlah; dan
(2015) menjadi 10 juta KPM ⁻ memberikan fleksibilitas bagi
b. 2019: Alokasi PKH meningkat 01 penerima manfaat untuk memilih
10 10 jenis, bahan pokok yang diperlukan
menjadi Rp34,4 triliun
06 2017 2018 2019 • Perluasan KPM BPNT dari 1,2 juta
06 (2018:Rp19,3 triliun) untuk (2017), 10 juta (2018) dan
mendukung peningkatan nilai APBN
direncanakan 15,6 juta (2019)
manfaat menjadi dua kali lipat
bagi 10 juta keluarga miskin.
2016 2017 2018 2019 Debitur Kredit Pembiayaan Ultra Mikro
c. Dinilai paling efektif Kredit Ultra Mikro:
APBN
mengurangi kemiskinan dan
(Akumulasi, juta ) *) • Peningkatan jumlah sasaran
PIP (Siswa) PKH (KPM) 1.4
kesenjangan penerima kredit Umi dari 0,3
0.8
0.3 juta debitur menjadi 1,4 juta
debitur (kumulatif)
Penerima PBI (Juta) • Perluasan segmen debitur
97 PBI
a. 2015-2019 : perluasan 2017 2018 2019 kepada usaha mikro pesantren
cakupan PBI dari 86,4 juta APBN
jiwa (2015) menjadi 96,8
92 92 juta (2019) Mahasiswa/i Penerima Bidikmisi (ribu) Bidikmisi:
91 à mendukung UHC *) • Meningkatnya jumlah
472
324 364 402 mahasiswa penerima
b. 2016 : penyesuaian bantuan bidikmisi dari 269,2 ribu
dari Rp19.225,- menjadi Mahasiswa (2015) menjadi
2016 2017 2018 2019
Rp23.000,- per orang per 471,8 ribu mahasiswa
APBN bulan 2016 2017 2018 2019 (2019)
APBN
PBI (Jiwa)
Catatan : *) angka sementara

21
Kebijakan subsidi diarahkan agar lebih tepat sasaran dan
APBN 224,3
menuju penyaluran nontunai RAPBN 220,9 (triliun rupiah)

Subsidi Energi meningkat, 160,0


terutama karena perubahan asumsi nilai tukar 156,5
Triliun
200.0
Subsidi Energi Subsidi BBM & LPG
163.5 3,5% 160.0
• Melanjutkan subsidi terbatas solar
150.0
67,4%
100,7
119.1
10,3%
106.8
• Perbaikan sasaran penerima LPG: rumah tangga,
8,6% 97.6
100.0 100,1 usaha mikro, kapal bagi nelayan kecil
50.0
Subsidi Listrik
• Subsidi tepat sasaran untuk pelanggan 450 VA
-
2015 2016 2017 2018 Outlook APBN 2019
59,3 dan 900 VA
BBM dan LPG 3 Kg Listrik 56,5
• Peningkatan rasio elektrifikasi
Subsidi Non-energi ditetapkan sama sesuai
usulan Pemerintah dalam RAPBN 2019
64,3
64,3
Triliun
80.0
Subsidi Non Energi Subsidi Pupuk 29,5 Subsidi Bunga 3,5
66.9 0,8% 67.4 1,9%
68.8
6,0% 64.7 64.3 Untuk mendukung ketahanan pangan Perumahan
0,5%
60.0 yang disesuaikan dengan update luas Subsidi kredit perumahan
lahan pertanian bagi MBR dengan
40.0
penerbitan sebanyak100
20.0 Subsidi Bunga KUR 12,0 ribu unit
-
Target penyaluran KUR Rp120 T dengan suku
2015 2016 2017 2018 Outlook APBN 2019 bunga 7% yang diperuntukkan pembiayaan
Pupuk Pangan Benih PSO Bunga Kredit Program Pajak DTP sektor produktif bagi UMKM dan TKI 22
Peningkatan TKDD untuk mendukung kebutuhan pendanaan pelayanan publik di daerah,
disertai prinsip Value For Money

Peningkatan alokasi anggaran Transfer ke


Triliun Rp persen
Daerah dan Dana Desa (TKDD) secara
900 16
proporsional (sesuai kebutuhan daerah, 14.0 826,8
kapasitas daerah dan kemampuan keuangan 800 763,6
742,0 14
negara) 11.8 710,3
700
623,1 12
Mendukung kebutuhan pendanaan daerah
(untuk penyelenggaraan layanan dan 600 573,7
10
pembangunan) 500
08
Fokus untuk mengurangi kesenjangan layanan
400
antar-daerah 8.6 8.3
4.5 06
300
Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran 2.9
04
TKDD dengan belanja K/L 200

Menjaga kesinambungan program 100 02

pembangunan 5 tahun (Pembangunan SDM,


- -
Konektivitas, destinasi pariwisata,
2014 2015 2016 2017 2018 2019
pengurangan kemiskinan, penguatan Dana Outlook APBN
Desa)
DBH DAU DTK DID Otsus & DIY Dana Desa Growth (%)
Mendorong penggunaan belanja di daerah
yang efektif, efisien, dan produktif berdasarkan
prinsip value for money.
23
Triliun Rupiah
Pemerintah memberikan dukungan kepada pemerintah daerah 826,8
untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat melalui TKDD APBN
832,3 RAPBN
Dana Kelurahan
Dana Bagi Hasil 106,4 104,0
1. Minimal 50 persen dari DBH CHT untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. Penyelesaian Kurang Bayar DBH pada Triwulan IV.
3. Sharing beban subsidi BBM dan LPG dalam hal terdapat kenaikan realisasi PNBP Migas.

Dana Alokasi Umum 417,9 414,9


1. Dana Kelurahan sebesar Rp3,0 T ditujukan bagi 8.212 kelurahan di seluruh kab/kota untuk pembangunan sarana dan prasarana kelurahan dan pemberdayaan
masyarakat (Dasar hukumnya UU tentang APBN Tahun 2019 dan pelaksanaanya diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri).
2. Pagu DAU bersifat final untuk memberikan kepastian sumber pendanaan bagi APBD.
3. Memperhitungkan kenaikan gaji pokok 5 persen, gaji ke 13, dan THR, serta Formasi CPNS Daerah.

DAK Fisik 69,3 77,2


1. Fokus pada pembangunan SDM melalui percepatan rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas
2. Sesuai usulan daerah dan sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, dan memperhatikan aspirasi program pembangunan anggota DPR.
3. Penambahan sub-bidang GOR dan Perpustakaan Daerah.

DAK Nonfisik 131,0 131,2


1. Perbaikan kualitas kinerja (BOS Kinerja).
2. Peningkatan unit cost BOS untuk Pendidikan Vokasi.
3. Afirmasi untuk daerah 3 T (Tertinggal, Terluar, dan Transmigrasi).

Rata-Rata Per Desa :


1. Penyempurnaan formulasi dan afirmasi untuk percepatan pengentasan kemiskinan.
Dana 2019 : 70,0 2. Penyempurnaan skema padat karya tunai (cash for work). 2019 : Rp933,9 juta
2018 : 60,0 3. Penyaluran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan dan capaian output.
Desa 2015 : 20,8 4. Penguatan monev, kapasitas SDM desa, dan tenaga pendamping desa.
2018 : Rp800,5 juta
2015 : Rp280,0 juta 2424
Dana Desa Tahun 2019 untuk meningkatkan layanan publik, mengentaskan
kemiskinan, memajukan perekonomian desa, dan mengatasi kesenjangan
pembangunan antar desa”
Dana Desa Output (2015 s.d. 2018) TANTANGAN ARAH KEBIJAKAN 2019

(Dalam Triliun Rp) JALAN DESA


(123,8 ribu kilometer) Fokus pada kegiatan prioritas
Penggunaan Dana desa, peningkatan porsi
70.0 SANITASI DAN AIR BERSIH Desa belum Optimal pemanfaatan untuk
60.0 60.0 (38.331 unit) pemberdayaan masyarakat, serta
46.9 mendorong peningkatan
POSYANDU perekonomian desa.
(11.574 unit)
20.8
Kapasitas Perangkat
PAUD DESA
Desa belum
(18.177 unit)
memadai
2015 2016 2017 outlook APBN 2014 Outcome 2018 Penguatan kapasitas
2018 2019 SDM dan tenaga
RASIO GINI PERDESAAN pendamping desa.
Penyediaan Pendamping Desa:
0,34 0,32 § Kompetensi belum memadai
§ Proses rekuitmen lama
§ Mobilisasi yang terlambat
JUMLAH PENDUDUK MISKIN PERDESAAN
17,37 Juta 15,81 Juta
Meningkatkan Penguatan monitoring dan
pemantauan dan evaluasi evaluasi, serta pengawasan
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN PERDESAAN atas pelaksanaan Dana Desa.
pelaksanaan dana desa
14,2% 13,2%

25
BANTUAN PENDANAAN KELURAHAN

Memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban


penganggaran bagi kelurahan sesuai PP No.7/2018 tentang Kecamatan untuk pembangunan
sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat di Kelurahan

ALOKASI
§ KEBIJAKAN ini bersifat melengkapi tanpa mengurangi komitmen pendanaan pemerintah
daerah kepada kelurahan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
PAGU 2019 Rp3 T § Memperkuat pengawasan dengan mengoptimalkan peran aparat pengawas fungsional di
Daerah karena pendanaan tsb bagian dari Belanja APBD.
Dalam bentuk DAU TAMBAHAN § Pengendalian melalui penyaluran dan penguatan pemantauan dan evaluasi.

SASARAN
JUMMLAH JUMLAH DAU
KATEGORI PAGU
§ dialokasikan untuk 8.212 kelurahan pada 410 kabupaten/kota. KAB/KOTA KELURAHAN PERKELURAHAN
SATUAN DAERAH KELURAHAN JUTA MILIAR
BAIK 91 2.805 352,94 990,00
§ dihitung berdasarkan 3 (tiga) kategori kinerja pelayanan
PERLU DITINGKATKAN 257 4.782 370,14 1.770,00
dasar publik, yaitu kategori baik, perlu ditingkatkan, dan SANGAT PERLU DITINGKATKAN 62 625 384,00 240,00
sangat perlu ditingkatkan. TOTAL 410 8.212 3.000,00

26
Pembiayaan Utang menurun dalam 2 tahun terakhir
Menunjukkan Kesehatan dan Kemandirian APBN
Pertumbuhan pembiayaan utang cenderung menurun dari tahun 2015,
dan bahkan tumbuh negatif di tahun 2018 dan 2019 Tantangan 2019 Strategi Pembiayaan
Triliun rupiah persen
Utang 2019

500.0 80 Lanjutan kenaikan Fed Utang diprioritaskan dalam


rate Rupiah agar tetap resilient
429.1
403.0
Penghentian QE di Eropa terhadap gejolak nilai tukar
380.9 387.4 dan Jepang
400.0 359.3
60 Potensi investor domestik
Tekanan defisit neraca dioptimalkan untuk
49.0 transaksi berjalan pendalaman pasar sekaligus
300.0 40 mengendalikan kepemilikan
255.7
asing
200.0 20
Arah Kebijakan Pembiayaan Utang
14.6
100.0 5.8 6.5 0 Hati-hati Efisiensi
menjaga rasio utang • Menjaga akuntabilitas pengelolaan utang
(7.3) terhadap PDB. • Meningkatkan efisiensi bunga utang pada
(9.7)
0.0 -20 tingkat risiko terkendali
2014 2015 2016 2017 outlook APBN
2018 2019 Produktif
• pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif;
Pembiayaan Utang Growth (RHS) • menjaga komposisi utang dalam batas manageable;
• menjaga solvabilitas.

27
Pembiayaan Investasi Tahun 2019 dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
penguatan anggaran infrastruktur, penanggulangan kemiskinan, meningkatkan daya saing
ekspor dan peran serta Indonesia di dunia internasional
2019 2018 (triliun rupiah)

BLU LMAN : 22,0 35,4


Perkembangan Pembiayaan Investasi BLU PPDPP : 5,2 2,2
Pembebasan lahan untuk prioritas
(triliun rupiah) pembangunan nasional Peningkatan akses pendanaan
dan pembiayaan perumahan
89.1 bagi MBR
DPPN : 20,0 15,0
75.9 Peningkatan akses masyarakat untuk BLU PIP: 3,0 2,5
pendidikan dan keberlanjutan
Mendorong pembiayaan
65.7 pengembangan pendidikan
yang kreatif dan inovatif
59.7 59.8

PMN kepada LPEI : 2,5 0 Organisasi/LKI/BUI : 2,4 2,2


Penugasan khusus peningkatan ekspor Mempertahankan porsi
nasional kepemilikan saham dan hak
suara Indonesia pada
organisasi/LKI
PMN kepada BUMN : 17,8 3,6
Ø PT PLN Rp6,5 T LDKPI : 2,0 1,0
Pencapaian target rasio elektrifikasi Pengelolaan dana kerjasama
pembangunan internasional
Ø PT Hutama Karya Rp10,5 T
Penugasan jalan tol trans sumatera
2015 2016 2017 outlook APBN Dana Abadi Penelitian : 1,0
Ø PT SMF Rp800 M
2018 2019 Dukungan pembiayaan perumahan Dana
- Abadi untuk kegiatan
penelitian
28
Kesimpulan
Postur APBN Sehat, Adil, Belanja negara semakin produktif
dan Mandiri
• Antisipatif dan fleksibel menghadapi • Reformasi belanja negara fokus untuk
dinamika perekonomian global mendukung daya saing, ekspor, dan investasi
• Defisit anggaran terendah sejak 2013 • Penguatan value for money

• Keseimbangan primer mendekati Rp0 • Sinergi pusat dan daerah

• Pembiayaan utang menurun • Semakin transparan dan akuntabel

Penerimaan negara terus Memperkuat belanja untuk bencana alam dan


dioptimalkan mempercepat pembangunan di daerah
• Optimal namun tetap realistis • Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana alam
• Tetap menjaga iklim usaha & investasi di Prov. NTB dan Sulteng
• Peningkatan PNBP melalui peningkatan • Memperkuat Pemerintahan Daerah ditingkat
layanan dan tata kelola Kelurahan

29
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Terima Kasih

30
30
Kebijakan Untuk Perbaikan Investasi Dan Daya Saing Ekspor

PROGRAM PRIORITAS KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


1. Peningkatan Ekspor dan Nilai Tambah Peningkatan Daya Saing Ekspor
Produk Pertanian (a.l. Kementan, a. Peningkatan mutu, sertifikasi dan standarisasi hasil
Kemperin, Kemendag, KKP, KLHK, LIPI pertanian, perikanan dan kehutanan
dan BPPT) b. Peningkatan sarana dan pasarana pendukung nilai
2. Percepatan Peningkatan Ekspor dan tambah pertanian, perikanan dan kehutanan
Nilai Tambah Industri Pengolahan (a.l. c. Peningkatan daya saing industri non pangan
Kemenko Bid. Perekonomian,
Kemendag, Kemperin, KemPUPR) Perbaikan Investasi
a. Pengembangan dan peningkatan investasi industri hulu
3. Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata
non agro dan pendukung
dan Jasa Produktif Lainnya (a.l.
Kemenpar, Kemenko Bid. Maritim, b. Pengembangan 7 Kawasan Industri dan 6 KEK
Kemenhub, KemenKUKM, KemPUPR,
industri/logistik
Kem ATR/BPN) c. Penguatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
vokasi
4. Percepatan Peningkatan Keahlian
Tenaga Kerja (a.l. Kemenaker, Peningkatan Jasa Produktif Lainnya
Kemperin, Kemdikbud, KemRistekDikti, a. Pengembangan kemitraan petani, nelayan dan usaha
Kemenpar) mikro dan kecil dengan usaha menengah dan besar
5. Pengembangan IPTEK dan Inovasi b. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi pengungkit
untuk meningkatkan produktivitas ( a.l. produktifitas
LAPAN, Kementan, LIPI, BPPT) c. Penyiapan SDM IPTEK (peneliti dan perekayasa)

31
Dibanding RAPBN 2019, Penerimaan Perpajakan naik Rp5,4 T menjadi
Rp1.786,4 T
2018 2019
Penerimaan Dalam Negeri Outlook
RAPBN APBN Selisih
(triliun Rupiah) APBN
1. PPh MIGAS 55,4 62,3 66,2 3,9
2. PAJAK NON MIGAS 1.295,5 1.510,0 1.511,4 1,4
a. PPh Non Migas 705,8 827,3 828,3 1,0
b. Pajak pertambahan nilai 564,7 655,1 655,4 0,3
c. Pajak bumi dan bangunan 17,4 19,1 19,1 (0,0)
d. Pajak lainnya 7,6 8,6 8,6 (0,0)
3. KEPABEANAN DAN CUKAI 197,6 208,7 208,8 0,2
a. Cukai 155,5 165,5 165,5 0,0
b. Bea masuk 37,6 38,7 38,9 0,2
c. Bea keluar 4,4 4,4 4,4 0,0

JUMLAH 1.548,5 1.781,0 1.786,4 5,4

32
Depresiasi nilai tukar dan kenaikan lifting minyak mendorong peningkatan
PNBP pada APBN 2019

2018 2019
PNBP
(triliun Rupiah) Outlook
RAPBN APBN Selisih
APBN

1. Pendapatan SDA 169,2 178,1 190,8 12,6


a. SDA Migas 144,3 148,3 159,8 11,5
b. Non Migas 24,9 29,8 31,0 1,2
2. 44,7 45,6 45,6 0,0
Pend. dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan

3. PNBP Lainnya 92,0 89,5 94,1 4,6


4. Pendapatan BLU 43,3 47,9 47,9 0,0

JUMLAH 349,2 361,1 378,3 17,2

33
Dibandingkan RAPBN 2019, Belanja Pemerintah Pusat meningkat Rp27
T dalam APBN 2019
Termasuk untuk Penanggulangan Bencana NTB dan Sulteng telah dialokasikan Rp10 T

2018 2019
Belanja Pemerintah Pusat
Outlook
(triliun Rupiah) RAPBN APBN Selisih
APBN

1. Belanja K/L 813,5 840,3 855,4 15,2

2. Belanja Non K/L 640,2 767,1 778,9 11,8


a.l. a. Pembayaran Bunga Utang 249,4 275,4 275,9 0,5
b. Subsidi Energi 163,5 156,5 160,0 3,4
c. Cadangan Penanggulangan Bencana - 5,0 10,0 5,0
Provinsi NTB dan Sulteng
d. Cadangan Pooling Fund Bencana - - 1,0 1,0

JUMLAH 1.453,6 1.607,3 1.634,3 27,0

34
Dalam APBN 2019, TKDD diarahkan semakin efektif dan efisien
à Naik Rp63,2 T dari outlook APBN 2018
2018 2019
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(triliun Rupiah) Outlook
RAPBN APBN Selisih
APBN

A. Transfer ke Daerah 703,6 759,3 756,8 (2,6)


1. Dana Perimbangan 674,1 727,3 724,6 (2,7)
a. Dana Transfer Umum 497,4 518,9 524,2 5,3
1) Dana Bagi Hasil 95,9 104,0 106,4 2,3
2) Dana Alokasi Umum 401,5 414,9 417,9 3,0
b. Dana Transfer Khusus 176,7 208,4 200,4 (8,0)
2. Dana Insentif Daerah 8,5 10,0 10,0 0,0
3. Dana Otonomi Khusus dan Dana
21,1 22,1 22,2 0,1
Keistimewaan D.I.Y.
B. Dana Desa 60,0 73,0 70,0 (3,0)

JUMLAH 763,6 832,3 826,8 (5,6)

35
Defisit Anggaran dijaga sebesar 1,84% terhadap PDB à sama dengan
RAPBN 2019
2018 2019
Pembiayaan Anggaran
Outlook
(triliun Rupiah) RAPBN APBN Selisih
APBN

I. PEMBIAYAAN UTANG 387,4 359,3 359,3 (0,0)


a. Surat Berharga Negara (neto) 388,0 386,2 389,0 2,7

II. PEMBIAYAAN INVESTASI (65,7) (74,8) (75,9) (1,1)


a.l. a. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (15,0) (20,0) (20,0) 0,0
b. Dana Abadi Penelitian 0,0 0,0 (1,0) (1,0)

III. PEMBERIAN PINJAMAN (6,5) (2,3) (2,4) (0,1)


IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (1,1) 0,0 0,0 0,0

V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,2 15,0 15,0 0,0

JUMLAH 314,2 297,2 296,0 (1,2)

36
KEBIJAKAN DANA DESA TA 2019 #2

2018 ALOKASI 2019 2019 SASARAN

Rp60 T PAGU Rp70 T

AD, AA, dan AF Alokasi AD, AA, dan AF q Peningkatan pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat desa
AF=77 : AA=3 : AF=20 Pembobotan AF=72 : AA=3 : AF=25
q Peningkatan kualitas dan
0,486 Rasio Ketimpangan Distribusi DD 0,479 akuntabilitas pelaporan

Rp800 Juta Rp933,9 Juta


q Pengelolaan Dana Desa lebih baik
Rata-rata DD per desa

Rp22,1 T Dana Desa untuk Desa Rp26,7T q Optimalisasi penggunaan Dana Desa
(36,8% dr Pagu) dgn JPM Tinggi (38,2% dr Pagu) untuk percepatan pembangunan dan
perekonomian
Rata-rata Dana Desa di Desa
Rp1,075 M Tertinggal dan Desa Sangat Rp1,335 M
Tertinggal dengan JPM Tinggi

37

Anda mungkin juga menyukai