Anda di halaman 1dari 3

Percobaan kali ini dilakukan pengujian obat anti tukak sukralfat pada hewan uji tikus.

Percobaan kali ini menggunakan enam ekor tikus yang terbagi menjadi dua ekor kontrol negative,
dua ekor kontrol positif , dan dua ekor sebagai tikus uji menggunakan obat sukralfat. Tukak
lambung merupakan peradangan yang terjadi pada lambung dimana dinding mukosa lambung
menipis hingga dapat mengiritasi dinding lambung atau bahkan membuat kebocoran dinding
lambung dan perdarahan lambung.

Tukak lambung terjadi bila terjadi ketidakseimbangan antara faktor agresif dan faktor
protektif. Bila produksi asam lambung dan pepsin tidak berimbang dengan sistem pertahanan
gastroduodenal maka akan terjadi tukak peptik Sel parietal di fundus dan korpus mengeluarkan
HCl dan chief cell mengeluarkan pepsinogen. Pepsinogen dikatalisis oleh HCl menjadi pepsin,
suatu enzim proteolitik.. Pada perangsangan saraf parasimpatik akan dilepaskan asetilkolin yang
meninggikan sekresi asam lambung dan pepsin, tetapi peran histamin dalam merangsang sekresi
asam lambung jauh lebih kuat daripada asetilkolin yang pada akhirnya dapat menyebabkan tukak
lambung. Terdapat beberapa penyebab penyakit tukak lambung yang salah satunya adalah karena
mengkonsumsi alkohol berlebihan. Untuk itu prinsip percobaan kali ini adalah dengan melihat dan
membandingkan kondisi lambung tikus uji dengan tikus kontrol yang diinduksi dengan etanol.

Penyakit tersebut juga dapat ditunjukkan pada lambung tikus yang mengalami tukak
lambung. Untuk itu pada percobaan kali ini digunakan enam ekor tikus sebagai hewan uji obat anti
tukak. Pada percobaan ini dibagi menjadi 2 ekor tikus sebagai kontrol negative, dua ekor tikus
sebagai kontrol positif, dan dua ekor tikus sebagai hewan uji obat anti tukak. Kemudian pada
percobaan kali ini digunakan obat anti tukak yaitu sukralfat dan etanol sebagai induktor tukak
lambung. Pertama dilakukan penimbangan pada tikus yang akan digunakan sebagai kontrol yang
kemudian diperlukan untuk mengkonversi dosis pemakaian untuk tikus. Kemudian pada tikus
yang akan dijadikan sebagai tikus kontrol diberikan aquades secara oral dengan volume pemberian
sesuai perhitungan berdasarkan perbedaan berat badan tikusnya. Pemberian secara oral ini
diberikan dengan menggunakan sonde oral.

Pemberian aquades pada tikus kontrol negative dan positif merupakan larutan pembawa
yang biasanya digunakan dalam sediaan obat sirup. Aquades pada percobaan kali ini tidak akan
berpengaruh pada lambung tikus kontrol melainkan hanya meningkatkan volume cairan tubuh
didalam tubuh tikus kontrol saja. Kemudian tikus kontrol positif dan negative didiamkan selama
satu jam yang dilakukan dengan presepsi semua aquadest yang diberika telah melewati lambung
dan diserap oleh usus tikus.

Selanjutnya pada tikus kontrol positif diberikan induktor etanol sebanyak 1,245 ml.
Pemberian etanol pada tikus kontrol positif memiliki peran sebagai penyebab terjadinya tukak
lambung pada tikus kontrol positif. Etanol dapat meningkatkan faktor agresi pada lambung
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara faktor agresi dan faktor proteksi dan mengakibatkan
tukak lambung, oleh karena itu etanol dapat digunakan sebagai induktor tukak lambung.
Pemberian etanol dilakukan secara oral dengan menggunakan sonde oral. Pemberian rute oral
dikarenakan pada percobaan ini induktor harus berada pada lambung tikus yang dapat dilalui hanya
dengan rute oral. Sedangkan untuk tikus kontrol negative tidak diberikan induktor etanol karena
tikus ini digunakan sebagai pembanding lambung yang tidak terkena tukak lambung.

Kemudian setelah tikus kontrol didiamkan selama satu jam maka tikus dikorbankan dengan
cara dislokasi leher. Selanjutnya dilakukan pembedahan pada bagian perut tikus dengan tidak
mengenai bagian hati agar pembedahan berlangsung tanpa pengeluaran darah dari tikus. Dengan
menggunakan pinset lambung tikus diambil perlahan dari badannya dan digunting bagian saluran
atas penghubung kerongkongan dengan lambung dan bagian bawah lambung penghubung dengan
duodenum untuk kemudian lambung diamati. Pembedahan ini dilakukan pada kedua tikus yaitu
kontrol positif dan kontrol negative.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tikus kontrol negative dari kelompok
5 dan 6 didapatkan nilai rata-rata skor jumlah tukak dan nilai rata-rata skor keparahan tukak adalah
1. Dari dua parameter nilai tukak tersebut menunjukkan pada saat pengamatan lambung kedua
tikus tersebut tidak terdapat perdarahan dan tidak terjadi tukak lambung sehingga dapat dikatakan
lambung dar masing-masing tikus adalah normal. Hal ini sesuai dengan literature dimana tikus
kontrol negative adalah tikus yang dipuasakan selama 2 hari namun tidak di induksi dengan
induktor tukak lambung, sehingga lambung yang dimiliki kontrol negative adalah lambung normal
yang digunakan sebagai pembanding pada lambung yang terkena tukak lambung. karena pada
tikus kontrol negative tidak mengalami tukak lambung maka nilai indeks tukaknya pun kecil hanya
bernilai 2, hal ini sesuai dengan persamaan rumusnya yang menyatakan indeks tukak berbanding
lurus dengan skor jumlah tukak dan skor keparahan tukak.
Selanjutnya adalah hasil pengamatan yang dilakukan pada tikus kontrol positif dari
kelompok 6 dan 7 didapatkan nilai rata-rata skor jumlah tukaknya adalah 3,5. Dari parameter skor
jumlah tukak tersebut menunjukkan pada saat pengamatan kondisi lambung pada tikus kontrol
positif terdapat tukak sebanyak 3-4 buah. Selain itu didapatkan juga nilai rata0rata keparahan tukak
yaitu 3 yang menunjukkan diameter atau panjang tukak yang terbentuk sepanjang 1,5 mm. Panjang
keparahan tukak dengan ukuran kurang dari 2 mm menurut literature dapat disebut sebagai
petechiae. Sedangkan bila panjang ukuran tukak lebih dari 2 mm disebut purpura. Dengan adanya
skor jumlah tukak dan skor keparahan tukak maka dapat dihitung indeks tukak sebagai penilaian
keadaan tukak yang terbentuk dan nilainya adalah 11,5. Dimana nilai indeks tukak pada tikus
kontrol positif ini lebih besar dibandingkan dengan indeks tukak tikus kontrol negative karena
telah diinduksi dengan etanol.

Tukak lambung yang dialami oleh tikus kontrol positif dapat terjadi dikarenakan adanya
ketidak seimbangan antara produksi asam lambung dan pepsin pada sistem pertahanan
gastroduodenal maka akan memicu terjadinya tukak peptic. Pada kasus ini tikus kontrol positif di
induksi oleh etanol yang dapat merusak selaput lendir lambung sehingga dapat menimbulkan
gastritis dan terjadi pendarahan pada lambung.

Anda mungkin juga menyukai