Anda di halaman 1dari 6

Rachmad Dermawan

00411

THE END OF MARKETING

Berakhirnya pemasaran suatu produk sangat erat kaitannya dengan life cycle sebuah produk
(PLC). Hal ini terlihat dari fase PLC yang dimulai dari introduction (perkenalan di market),
growth (berkembang) , maturity (dewasa), dan decline (penurunan) dengan rentang fase yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menyikapi kondisi yang berbeda-beda ini, dibutuhkan
strategi pemasaran yang berbeda-beda pula agar produk dapat bersaing di pasaran dan yang
pasti menghasilkan profit yang optimal. Dan pada fase penurunan adalah saat dimana apakah
pemasaran produk tersebut akan berakhir atau tidak karena pada fase ini penjualan akan
menurun, sehingga profit juga akan semakin menurun yang berakibat pada anggaran
pemasaran yang menurun sehingga terjadi penurunan kinerja pemasaran hingga berada pada
berakhirnya pemasaran. Penurunan penjualan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti
adanya perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, serta semakin meningkatnya
persaingan domestik maupun internasional. Pada fase ini, beberapa perusahaan akan
meninggalkan pasar. Semakin kecil exit barriers, maka semakin mudah perusahaan untuk
meninggalkan suatu industri. Sebenarnya, ini menjadi suatu hal yang menarik bagi
perusahaan yang tetap bertahan pada industri tersebut, karena perusahaan tersebut dapat
menarik konsumen dari perusahaan yang “pergi”. Dalam memilih strategi yang tepat untuk
dilakukan, perusahaan harus melihat kondisi industri yang ada serta kekuatan perusahaan
untuk bersaing dalam industri tersebut. Jika kondisi industri sudah tidak menarik tetapi
kekuatan perusahaan masih ada, maka sebaiknya perusahaan mempertimbangkan untuk
meninggalkan industri tersebut sehingga berakhirlah pula pemasran mereka. Sedangkan jika
kondisi industri masih menarik dan perusahaan masih mempunyai kekuatan untuk bersaing,
maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan investasinya dan
pemasarannya.

Dalam fase penurunan ini, jika perusahaan yang tidak dapat menaikkan kembali fase life
cyclenya ke fase kenaikan misalnya dengan merubah tampilan, menambah rasa dan
perbaruan atas produk dan cara komunikasi pemasarannya maka akan mengakibatkan
berakhirnya pemasaran produk di sebuah perusahaan hingga bankrutnya sebuah perusahaan.
Komunikasi merupakan salah satu kunci utama dalam dunia marketing. Segala macam
produk maupun jasa dapat diterima pasar apabila menginformasikannya dengan komunikasi
yang baik dan menarik. Inilah yang membuat komunikasi pemasaran sangat dibutuhkan
untuk menarik perhatian konsumen, meningkatkan minat dan meyakinkan konsumen agar
segera mengambil keputusan dan mencari informasi lebih lanjut tentang produk serta jasa
Rachmad Dermawan
00411

yang ditawarkan pada setiap fase PLC. Namun sayangnya tidak semua pelaku periklanan
dapat mengkomunikasikan produk mereka dengan baik dan efektif hingga perusahaan berada
pada fase penurunan tanpa ada evaluasi dari perusahaan. Kalaupun cukup menarik, tapi
apakah efektif pesan sebenarnya dapat dipahami untuk diputuskan memilih? Hal ini yang
membuat pemasran belum maksimal sehingga masih banyak yang mengalami kegagalan
dalam memasarkan produk atau jasanya.

Beberapa alasan gagalnya pemasaran yang harus dihindari perusahaan jika tidak ingin
pemasarannya berakhir yaitu :

1. Gagal mengenai sasaran (Positioning failure)

Perusahan harus mengenali betul kondisi pasar (competitor, persaingan,


konsumen), Kegagalan yang paling sering dialami yaitu produk atau jasa yang
ditawarkan kurang mengenai target pasar. Sehingga bisa dipastikan bahwa penawaran
yang disampaikan belum berhasil menarik perhatian dan minat konsumen. Karena
pada dasarnya produk atau jasa yang ditawarkan tidak selalu dibutuhkan pada saat itu
oleh konsumen tersebut. Untuk itu sebelum mengkomunikasikan ke pasaran,
usahakan untuk melakukan riset pasar untuk mengetahui apa saja kebutuhan
konsumen dan melibatkan para ahli untuk mendapatkan posisi pasar yang benar-benar
tepat serta memenuhi pola kebutuhan pasar yang sedang berjalan.

2. Hanya mengejar peningkatan penjualan

Selama peluncuran produk, Perusahaan hanya memikirkan pada usaha


peningkatan penjualan atau sales promotion. Sementara dalam hal membangun atau
menciptakan image, perusahaan kurang jeli dalam mengenali karakter konsumen, dan
mempertahankan eksistensi karakter produk yang telah dikenali konsumen. Dalam
melakukan positioning produk, Perusahaan harus memahami insight (wawasan) target
konsumen terhadap produk. Brand image yang tidak dipertahankan pencitraannya
akan tenggelam dalam benak konsumen karena bombardir iklan merek lain yang
bertubi-tubi, juga bisa terjadi karena kesalahan konsep komunikasi iklan Perusahaan
sendiri yang tidak memperhitungkan positioning dari brand image.
Rachmad Dermawan
00411

3. Kurang meyakinkan target pasar

Sebagian besar konsumen tidak bisa langsung percaya tanpa adanya dukungan
pembuktian fakta (verification of facts). Karena itu untuk mendukung komunikasi
pemasaran, Perusahaan dapat melampirkan data-data statistik yang dapat memperkuat
penawaran Perusahaan. Misalnya saja beberapa data konsumen yang pernah
menggunakan produk atau jasa Perusahaan. Lengkapi pula dengan testimoni dari
mereka agar konsumen semakin yakin dengan kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan. Meyakinkan konsumen memerlukan informasi yang realistis serta
dukungan pembuktian-pembuktian yang akan membantu mereka memperhitungkan
hasil yang mereka inginkan.

4. Tidak memberikan Solusi

Dalam memasarkan produk, kadang Perusahaan cenderung lebih fokus untuk


menginformasikan jenis pelayanan atau produk apa saja yang ditawarkan dengan
menyampaikan kelebihan produk atau jasa yang ditawarkan daripada
menginformasikan keuntungan atau benefit yang akan didapat oleh konsumen.
Sehingga banyak konsumen yang tidak tertarik dengan penawaran yang disampaikan,
sehingga konsumen merasa tidak menemukan sebuah solusi yang mereka butuhkan.
Jadi, sebaiknya jangan selalu membanggakan kelebihan tapi belum tentu itu yang
dibutuhkan, tapi jadikan produk sebagai solusi bagi setiap permasalahan konsumen.

5. Materi Komunikasi tidak tepat dan berlebihan

Pesan komunikasi yang tidak tepat dapat meciptakan interpretasi yang salah
terhadap apa sebenarnya karakter produk yang sesuai dengan konsumen, kesalahan
sering terjadi kepada materi promosi yang tidak membuat konsumen menemukan apa
yang mereka inginkan. Begitu pula komunikasi pemasaran yang berlebihan akan
menggeser makna pesan sebenarnya dan menyamarkan inti pesan yang akan
dikomunikasikan kepada para konsumen. Jadi, lebih baik tawarkan produk
Perusahaan dengan bahasa yang jelas dan padat. Sehingga konsumen dapat menyerap
informasi yang Perusahaan sampaikan. Kampanye komunikasi pemasaran yang baik
adalah strategi yang terintegrasi meliputi materi yang jelas, pelaksanaan yang mudah
dan dukungan fungsional yang mengacu pada efisiensi dan fleksibilitas.
Rachmad Dermawan
00411

6. Tidak menyesuaikan situasi yang sedang berkembang

Kampanye promosi harus berpikir secara sosial dalam masyarakat. Pemasar


harus selalu mengetahui situasi dan trend saat ini serta sentimen publik ketika
menyusun kosep komunikasi. Banyak dari segolongan orang, terutama penduduk
kota, yang sensitif terhadap pesan atau sesuatu yang tidak lazim. Situasi ekonomi dan
kondisi pasar secara global akan memberikan Perusahaan moment yang tepat kapan
kampanye akan diluncurkan atau menunggu hingga situasinya sesuai. Begitu pula
pesan yang dikreasikan harus bisa menempatkan diri pada posisi pelanggan
Perusahaan. Lakukan apa saja untuk membuat hal yang cocok dengan situasi dan
mood konsumen pada saat yang tepat.

7. Etika Persaingan

Kondisi persaingan ketat kini telah mempengaruhi gaya komunikasi dan


creative strategy pesan dalam berbagai aktivitas kampanye produk, terutama
periklanan. Kurangnya pemahaman moral mengenai persaingan yang sehat dan kode
etik periklanan menyebabkan para praktisi komunikasi pemasaran cenderung
mengabaikan aspek ini. Akibatnya banyak materi komunikasi pemasaran yang
cenderung merendahkan para pesaingnya di pasar lewat iklan. akibatnya masyarakat
yang kritis akan menilai pencitraan yang tidak baik, dan ketika materi merendahkan
pesaing itu berbalik kepada Perusahaan sendiri, maka bisa terjadi jatuhnya citra
produk yang sedang diperjuangkan. Penerapan strategi menjatuhkan lawan
(strikedown) kadang bisa membuat segmen pencinta produk yang dijatuhkan malah
semakin meyakini pilihannya bahwa sesuatu yang hebat itu selalu ada yang berusaha
meniru, menjatuhkan atau membonceng ketenarannya.

8. Tidak didukung dengan Public Relationship.

Kehumasan adalah suatu pengelolaan komunikasi antara suatu organisasi


dengan publiknya. Sebagai suatu fungsi manajemen, PR mengevaluai sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan perilaku dari individu atau organisasi dengan
kepentingan publiknya, kegiatan kehumasan membutuhkan seorang pembuat gagasan
untuk menemukan kesepahaman image produk dan interaksinya terhadap konsumen.
Namun Ini harus didukung dengan database relasi yang berhubungan dan berpotensi
dengan produk yang akan direkomendasikan dan menjadi hubungan timbal balik yang
Rachmad Dermawan
00411

saling menguntungkan. Semua upaya pemasaran harus berusaha untuk membangun


hubungan dengan pelanggan, tidak terbatas kepada calon pelanggan yang belum
menentukan pilihan, tetapi Perusahaan menganggap bahwa mereka mempunyai
kebutuhan dan image yang sama dengan produk.

9. Dukungan stabilitas distribusi produk dan kualitas pelayanan

Berhati-hatilah dengan “Promotion blast effects” dimana ketika sebuah


komunikasi promosi diluncurkan, akan ada reaksi dari konsumen yang bisa saja
kebutuhannya (Demand) terhadap produk melebihi jumlah produksi luas atau
keseimbangan distribusi produk di area tertentu, ketika itu terjadi dan konsumen
kehilangan objek pilihannya, maka kekecewaan akan terjadi dan akan menciptakan
keinginan untuk mencari pilihan yang lain (Optional) dan menjadi kerugian pada
brand image produk tersebut. begitu pula kekuatan dan kualitas pelayanan harus bisa
mengimbangi “kekuatan keinginan” dari masyarakat serta kemungkinan complain
yang akan terjadi. Banyak cara-cara menciptakan image Brand yang baik dan lebih
penting lagi mempertahankan citra produk itu sendiri dimata konsumen yang sudah
memilih dan loyal. Dapat disimpulkan bahwa kegagalan dalam mengkomunikasikan
produk lebih kepada bagaimana Perusahaan mengerti apa yang konsumen inginkan
dan berusaha membuatnya bertahan dengan pilihannya dengan upaya Brand
Awareness (kesadaran mengingat suatu merek) dan selalu berhubungan (Interactive)
lewat berbagai cara dengan konsumen.

Akibat kelemahan dan kegagalan dalam pemasaran berakibat pada:

1. barang barang tidak laku

2. barang barang tidak disenangi konsumen

3. modal kerja perusahaan itu akan tertanam lama pada barang

4. perusahaan itu akan kehilangan kepercayaan dari pihak ketiga

5. perusahaan tidak mencapai suatu keuntungan yang sudah ditentukan.

6. kontinuitas perusahaan tidak akan terjamin atau akan terganggu.

7. THE END OF MARKETING


Rachmad Dermawan
00411

Berakhirnya pemasaran akibat gagalnya perusahaan pada fase penurunan juga karena bisa
disebabkan perusahaan yang kurang peka terhadap perkembangan teknologi dan
mempertahankan cara pemasaran tradisional di saat perusahaan pada fase penurunan.
Pesatnya kemajuan teknologi dan tingginya perkembangan ilmu pengetahuan, menjadikan
gaya hidup masyarakat dunia semakin modern. Suka atau tidak, kondisi ini tentunya turut
mengubah minat beli para konsumen. Bila dulunya konsumen lebih tertarik berbelanja
langsung ke toko, warung, atau pasar konvensional, sekarang ini mereka cenderung memilih
cara yang praktis dengan berbelanja di dunia maya. Kebiasaan baru tersebut menjadi salah
satu bukti nyata bagi perusahaan semua bahwasannya era pemasaran tradisional hampir
berakhir. Karenanya agar bisnis tak tenggelam seiring dengan berubahnya trend pemasaran di
dunia, perusahaa harus menyesuaian pemasaran tradisional ke pemasaran modern.

Dalam penelitian tentang strategi perusahaan di industry yang menurun, ada lima strategi
penurunan yang tersedia bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Meningkatkan investasi perusahaan (untuk mendominasi atau memperkuat posisi


persaingan) sehinga dapat menaikkan kembali anggaran pemasaran
2. Mempertahankan level investasi perusahaan sampai ketidakpastian tentang industry
itu terselesaikan.
3. Mengurangi level investasi perusahaan secara selektif, degan melepas kelompok
pelanggan yang tidak menguntungkan, sambil memperkuat investasi perusahaan di
tempat-tempat yang menguntungkan.
4. Menuai investasi perusahaan untuk memulihkan kas secepatnya.
5. Melepaskan bisnis itu secepatnya dengan menjual asetnya dengan cara yang paling
menguntungkan.

Strategi penurunan yang tepat bergantung pada daya tarik relative industry dan kekuatan
persaingan perusahaan di industry tersebut sehingga berakhirnya pemasaran tidak terjadi di
sebuah perusahaan. Dan perusahan wajib mengidentifikasi produknya di pasar sebelum
perusahaan akan menuju ke fase penurunan sehinga dapat dinaikkan lagi kinerjanya baik dari
sisi produk, layanan konsumen, dan pemasaran yang efektif dan efisien.
Sumber :
http://doniadriansah.blogspot.com/2010/03/strategi-pemasaran-berdasarkan-product_30.html
https://id.linkedin.com/pulse/kegagalan-yang-sering-terjadi-dalam-strategi-marketing-fahri-ubay
http://www.ilmupemasaran.com/2016/02/kelemahan-dan-kegagalan-dalam-
pemasaran.html#ixzz5H4GkPEfZ

Anda mungkin juga menyukai

  • Rachmad 0411 Uas Ob, Pasca
    Rachmad 0411 Uas Ob, Pasca
    Dokumen5 halaman
    Rachmad 0411 Uas Ob, Pasca
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Dzikir
    Dzikir
    Dokumen2 halaman
    Dzikir
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • PROFIL NJIC
    PROFIL NJIC
    Dokumen1 halaman
    PROFIL NJIC
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Kasus SPM Uas
    Kasus SPM Uas
    Dokumen8 halaman
    Kasus SPM Uas
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • DDD
    DDD
    Dokumen2 halaman
    DDD
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Uts SPM
    Uts SPM
    Dokumen5 halaman
    Uts SPM
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • UTS OB Rachmad 00411
    UTS OB Rachmad 00411
    Dokumen4 halaman
    UTS OB Rachmad 00411
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Konsep Motivas 89
    Konsep Motivas 89
    Dokumen5 halaman
    Konsep Motivas 89
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Kasus SPM Uas
    Kasus SPM Uas
    Dokumen8 halaman
    Kasus SPM Uas
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Transfer Pricing With ABC
    Transfer Pricing With ABC
    Dokumen7 halaman
    Transfer Pricing With ABC
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Uts PT Dwidaya Tour
    Uts PT Dwidaya Tour
    Dokumen7 halaman
    Uts PT Dwidaya Tour
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Dzikir
    Dzikir
    Dokumen2 halaman
    Dzikir
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Akntnsi
    Akntnsi
    Dokumen3 halaman
    Akntnsi
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Makalah P. Gatot
    Makalah P. Gatot
    Dokumen6 halaman
    Makalah P. Gatot
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Oh
    Oh
    Dokumen1 halaman
    Oh
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 16
    JombLo CooL 16
    Dokumen19 halaman
    JombLo CooL 16
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Manajemen (31737)
    Manajemen (31737)
    Dokumen4 halaman
    Manajemen (31737)
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 17
    JombLo CooL 17
    Dokumen13 halaman
    JombLo CooL 17
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 15
    JombLo CooL 15
    Dokumen19 halaman
    JombLo CooL 15
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Macro Ekonomi
    Macro Ekonomi
    Dokumen3 halaman
    Macro Ekonomi
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 18
    JombLo CooL 18
    Dokumen10 halaman
    JombLo CooL 18
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 14
    JombLo CooL 14
    Dokumen13 halaman
    JombLo CooL 14
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 13
    JombLo CooL 13
    Dokumen9 halaman
    JombLo CooL 13
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 12
    JombLo CooL 12
    Dokumen21 halaman
    JombLo CooL 12
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 11
    JombLo CooL 11
    Dokumen15 halaman
    JombLo CooL 11
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • JombLo CooL 10
    JombLo CooL 10
    Dokumen29 halaman
    JombLo CooL 10
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Jomblo Cool 8
    Jomblo Cool 8
    Dokumen19 halaman
    Jomblo Cool 8
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat
  • Jomblo Cool 9
    Jomblo Cool 9
    Dokumen5 halaman
    Jomblo Cool 9
    Rachmad Dermawan
    Belum ada peringkat