FISIOLOGI VETERINER I
FRAGILITAS DAN HEMOLISIS PADA ERITROSIT
Oleh Kelompok C2 :
1. Fendik Saputra 1709511072
2. Putu Diva Adiwinata 1709511073
3. Pandu Adjie Pamungkas 1709511074
4. Gusti Agung Rama WP 1709511075
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pratikum tentang Tes Fragilitas
Eritrosit.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan pratikum ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kepustakaan
iii
A. Maksud dan Tujuan
B. Landasan Teori
Bila membran eritrosit tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel
eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam
medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis,
maka cairan eritrosit akan keluar menuju medium luar eritrosit (yaitu plasma), akibatnya
eritrosit akan kekurangan cairan sehingga menjadi keriput (krenasi). Keriput ini dapat
dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit
(plasma).
1
C. Alat dan bahan :
Darah sapi dan antikoagulans
NaCl fisiologis
Larutan NaCl 3%.
Larutan aquades
Tabung reaksi dan raknya
Spuit atau pipet tetes
Kaca benda (obyec glass) dan penutup (cover glass )
Mikroskop
D. Urutan kerja :
1. Ambil 2 tabung reaksi beri label A, dan B.
2
2. Tabung A diisi dengan 1 ml NaCl 3 %; dan B dengan 1 ml aquades.
Gambar 3.
3. Teteskan darah masing-masing sebanyak 5 tetes menggunakan pipet tetes
kedalam tabung A dan B. Bolak-baliklah sampai homogen.
3
5. Amatilah secara mikroskopis dengan jalan mengambil masing-masing dari tabung
A dan B setetes dengan lidi taruh di atas gelas benda dan tutup dengan gelas cover.
Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 400X.
6. Selanjutnya tabung B (pada no 6) ditambah dengan 2 ml aquades campurlah dan
tabung C tambah 1 ml NaCl 3%, campur dengan baik. Amati seperti pada no 5
dan 6.
7. Bila selesai, cucilah semua alat yang digunakan dengan sabun.
Keterangan :
Dalam pengamatan selama 10 menit terhadap 2 larutan di atas, adapun hasil yang
kami dapatkan yaitu pada larutan A warna darahnya adalah merah berkabut ( epaque ).
Itu menandakan pada larutan A tidak terjadi hemolisis, dikarenakan penambahan larutan
4
NaCl 3 % ke dalam darah menyebabkan terjadinya krenasi ( keriput ). Sedangkan pada
larutan B warna darahnya adalah merah jernih. Menandakan bahwa larutan tersebut
mengalami hemolisis yaitu pecahnya membrane eritrosit yang disebabkan dari
penambahan larutan aquades ke darah.
Larutan A Larutan B
5
menit dan hasil yang kami dapatkan adalah warna darahnya tetap berwarna merah
berkabut ( epaque ).
F. Kesimpulan.
Pada pratikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan, eritrosit yang di berikan
larutan hipotonis akan mengalami hemolisis atau pecahnya membrane eritrosit.
Sedangkan eritrosit yang diberikan NaCl 3 % akan mengalami keriput dan bila
ditambahkan kembali eritrosit dengan larutan aquades larutan tersebut akan menjadi
hemolisis.
6
KEPUSTAKAAN