Anda di halaman 1dari 12

Rancang Bangun Antena Omnidirectional untuk Pemancar Frekuensi Modulation

(FM) di Sekolah Tinggi Teknik Telematika Telkom Purwokerto


Jalal Abdul Nasir1, Imam MPB, S.T., M.T2, Eka Wahyudi, S.T., M.Eng3.
Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
jalal.sp@gmail.com1, imam@st3telkom.ac.id2, ekawahyudi@st3telkom.ac.id3

Abstract

With the development of communication technology encourages people to create a communication


system that is easy to use with a relatively affordable price, including radio telecommunication systems, with a
wide range and it is cheaper than using cable communications systems. In a radio transmitter, there are five
main parts: the encoder, modulator, power amplifier, antenna, and power supply. One important part of a radio
station is the antenna. The antenna is a very important component in radio telecommunication system because it
serves to transmit or receive radio waves. Antenna as a transmission medium for wireless devices that utilizes
free space as a medium conductor. In STT Telematika Telkom Purwokerto unavailability antenna as radio
transmitters so that the author makes an design of omnidirectional antenna for transmitter Frequency
Modulation. In this final task antenna made is omnidirectional antennas 5/8λ. Omnidirectional Antenna 5/8λ is
Antenna with composed of vertical elements whose length is 5/8 lambda and horizontal elements 1/4λ in length
and must be equipped with loading as a series of matching his device. Measurements were taken using a
measuring instrument Power & SWR meter, dammy load and Spactum anlyzer. The results of the measurement
antenna is an antenna can work at a frequency that has been set is 107.7 MHz with VSWR value of 1.3. Has a
radiation pattern that is suitable for emitting electromagnetic waves in all directions, or by 360 0 with 50 Ω
impedance and a gain of 6.15dB. beam antenna range of 3 Km.

Keywords: FM, Omnidirectional, 5/8λ, 107.7 MHz.

Abstrak

Dengan perkembangan teknologi komunikasi mendorong manusia untuk menciptakan sistem


komunikasi yang mudah untuk digunakan dengan harga yang relatif terjangkau, diantaranya sistem
telekomunikasi radio, dengan arsitektur jaringan yang mudah, jangkauan luas dan harganya yang lebih murah
dibandingkan dengan sistem komunikasi dengan menggunakan kabel. Pada pemancar radio ada lima bagian
utama yaitu: encoder, modulator, power amplifier, antenna, dan power supply. Salah satu bagian penting dari
suatu stasiun radio adalah Antena. Antena merupakan komponen yang sangat penting pada sistem
telekomunikasi Radio karena berfungsi untuk memancarkan atau menerima gelombang radio. Antena sebagai
perangkat media transmisi nirkabel (wireless) yang memanfaatkan udara atau ruang bebas sebagai media
penghantar. Di Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika Telkom Purwokerto sendiri belum tersedianya
Antena sebagai pemancar Radio sehingga penulis membuat rancang bangun antena Omnidirectional untuk
pemancar Frequency Modulation (FM). Pada Tugas Akhir ini Antena yang dibuat adalah antena
Omnidirectional 5/8λ dengan polarisasi Vertikal. Antena Omnidirectional 5/8λ merupakan Antena yang terdiri
dari elemen vertikal yang panjangnya 5/8 lambda dan elemen horisontal yang panjangnya 1/4λ dan harus
dilengkapi dengan loading sebagai rangkaian matching device-nya. Pengukuran dilakukan menggunakan alat
ukur Power & SWR meter, Spactum analizer dan dammy load. Hasil pengukuran Antena yaitu antena dapat
bekerja pada frekuensi yang telah di tentukan yaitu 107.7 Mhz dengan memiliki nilai VSWR 1,3. Memiliki pola
radiasi yang sesuai untuk memancarkan gelombang elektromagnetik ke segala arah atau sebesar 360 0 dengan
impedansi 50 Ω dan gain sebesar 6.15dB. jangkauan pancaran antena mencapai 3 Km.

Kata Kunci: FM, Omnidirectional, 5/8λ, 107.7 Mhz.

I. PENDAHULUAN untuk mengirimkan suara. Sistem telekomunikasi radio


1.1. LATAR BELAKANG dapat menggunakan sistem Amplitudo Modulation
Kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi pada (AM) maupun Frequency Modulation (FM). Jika
saat ini berkembang sangat pesat. Dengan adanya dibandingkan dengan sistem AM, sistem FM memiliki
perkembangan teknologi tersebut sangat membantu beberapa keunggulan, diantaranya : Lebih tahan noise,
semua golongan masyarakat dan organisasi dalam Bandwith yang Lebih Lebar, Fidelitas Tinggi dan
melakukan segala aktifitas. Salah satu perkembangan Transmisi Stereo. Frekuensi yang dialokasikan untuk
teknologi yakni pesawat radio. Radio merupakan alat siaran FM berada diantara 88 – 108 MHz, dimana pada
komunikasi yang tidak menggunakan kabel sebagai wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan
media perantara, tetapi menggunakan gelombang radio baik atmosfir maupun interferensi yang tidak

1
diharapkan. Selain sebagai sarana informasi radio juga
merupakan sarana yang ampuh sebagai media
pendidikan. Popularitas dan biaya rendah dari radio
membuatnya menjadi media yang nyaman dan praktis
untuk digunakan dalam program belajar jarak jauh.
Mengacu dari radio sebagai sarana pendidikan maka
kajian Tugas Akhir ini difokuskan pada pembuatan
suatu perangkat elektronik yang berfungsi untuk Gambar 2.1 Antena sebagai pengirim dan penerima.[1]
menyiarkan gelombang radio sebagai media
pembelajaran kampus. Salah satu bagian penting dari Antena merupakan salah satu komponen penting
suatu stasiun radio adalah Antena. Antena merupakan dalam telekomunikasi radio untuk dapat menentukan
komponen yang sangat penting pada sistem jarak suatu pancaran. Gelombang pemandu yang
telekomunikasi Radio karena berfungsi untuk dipancarkan berjalan sepanjang jalur transmisi,
memancarkan atau menerima gelombang radio. Antena kemudian diradiasikan menjadi gelombang ruang bebas.
adalah sebatang logam yang berfungsi menerima Konsep dasar antena di ilustrasikan seperti gambar 2.2.
getaran listrik dari transmitter dan memancarkannya
sebagai gelombang radio.
Pada tugas akhir ini akan dirancang antena
omnidirectional dengan konfigurasi 5/8λ yang
digunakan pada band frekuensi 107.7-107.9 MHz yaitu
band Frekuensi VHF untuk Radio komunitas yang
diharapkan akan bermanfaat dalam proses pembuatan
Radio Komunitas di area lokal Sekolah Tinggi
Teknologi Telematika Telkom Purwokerto.
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT Gambar 2.2 Konsep dasar antena [2]
Adapun maksud penulisan tugas akhir ini adalah
untuk merancang bangun suatu antena Antena pengirim mengkonversi energi listrik dari
Omnidirectional yang dapat digunakan untuk pemancar menjadi gelombang elektromagnetik,
memancarkan sinyal ke segala arah sehingga kemudian gelombang tersebut dipancarkan menuju
mempermudah peroses pembuatan Radio FM sebagai udara bebas (Free space). Pada sisi penerima,
salah satu alat komunikasi untuk mempermudah gelombang elektromagnetik dikonversikan kembali
komunikasi antar mahasiswa dan dosen, serta sebagai menjadi energi listrik oleh antena penerima.
media pendidikan dan informasi di lingkungan 2.2. GELOMBANG ELEKTOMAGNETIK
kampus Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika Gelombang elektromagnetik adalah gelombang
Telkom Purwokerto. yang mempunyai sifat listrik dan sifat magnet secara
1.3. BATASAN MASALAH bersamaan.[1] Gelombang radio merupakan bagian dari
Mengingat luasnya pembahasan, maka tugas gelombang elektromagnetik pada spectrum frekuensi
akhir ini dibatasi oleh beberapa hal: radio. Gelombang dikarakteristikkan oleh panjang
1. Pembahasan mengenai jenis antena yang gelombang dan frekuensi. Panjang gelombang (λ)
digunakan adalah Antena Omnidirectional. memiliki hubungan dengan frekuensi (ƒ) dan
2. Antena dirancang untuk frekuensi radio kecepatan (ν) yang ditunjukkan pada Persamaan 2-1.[1]
komunitas yaitu 107,7-107,9 MHz. Dengan λ = ................................................................ (2-1)
Bahan Utama pembuatan antena dari alumunium. dengan: λ adalah panjang gelombang (m)
v adalah kecepatan cahaya (m/s)
II. DASAR TEORI f adalah frekuensi (Hz)
2.1. PENGERTIAN ANTENA Kecepatan (ν) bergantung pada medium. Ketika
Antena adalah perangkat media transmisi nirkabel medium rambat adalah hampa udara (free space),
(wireless) yang memanfaatkan udara atau ruang bebas maka :
sebagai media penghantar. Antena juga didefinisikan v = c = 3 x 108 m/s ......................................... (2-2)
sebagai sebuah atau sekelompok konduktor yang Antena memiliki frekuensi resonansi, sehingga
digunakan untuk memancarkan atau meneruskan panjangnya tertentu. Bentuk dasar sebuah antenna
gelombang elektromagnetik menuju ruang bebas atau adalah antenna 1/2λ (half wave antenna).[3] Antena
menangkap gelombang elektromegnetik dari ruang 1/2λ merupakan sepotong kawat yang panjangnya:
bebas.[1] Dari pengertian antena tersebut, dapat
1/2 ( ) = 1/2 = meter.....................(2-3)
diketahui ada dua kegunaan antena yaitu:
1. Memancarkan sinyal gelombang elektromagnetik Panjang bahan antena ini adalah panjang listrik
(Transmitter). atau panjang ruang bebas bagi antena tersebut
2. Menerima sinyal gelombang elektromagnetik (electrical length/free space lenght). Antena
(Receiver) terbentang antara tanah dan udara, antena
membutuhkan penyekat terhadap tanah. Udara dan
penyekat menyebabkan efek kapasitif, sehingga

2
mempengaruhi kecepatan rambat gelombang Konten siaran Konten siarannya Konten siaran
elektromagnet. Oleh karena itu, panjang antena λ mengikuti selera bersifat lokal,
dikoreksi dengan faktor K menjadi[3]: pasar mengikuti dari, oleh,
L = (150 ) meter.............................................(2-4) selera pasar gaya untuk,
hidup masyarakat masyarakat
L disini merupakan panjang mekanik atau panjang
kota setempat.
fisik antena (physical lenght). Besar nilai K dapat
dilihat pada gambar 2.3, yaitu tergantung pada besar
perbandingan 1/2λ terhadap diameter batang 2.4. PARAMETER ANTENA
konduktor (bahan antena). Semakin besar diameter Parameter-parameter antenna digunakan untuk
batang konduktor, semakin kecil perbandingan 1/2λ menguji atau mengukur performa antena yang akan
terhadap diameter batang konduktor, dan semakin digunakan. Berikut penjelasan beberapa parameter
kecil nilai K. Pada gambar 2.3 juga digambarkan antena yang sering digunakan yaitu direktivitas
hubungan antara diameter batang konduktor dengan antena, gain antena, pola radiasi antena, polarisasi
resistansi saat resonansi. Semakin besar diameter antena, beamwidth antena dan bandwidth antena.
batang konduktor, kapasitas bertambah, induktansi 1. Direktivitas Antena
berkurang, resistansi berkurang, factor kualitas (Q) Directivity dari sebuah antena atau deretan antena
berkurang, dan kurva antenna tajam namun lebar jalur diukur pada kemampuan yang dimiliki antena untuk
(bandwidth) semakin lebar. Gambar tentang nilai K memusatkan energi dalam satu atau lebih ke arah
adalah sebagai berikut: khusus.[1]
Direktivitas (D) antena merupakan perbandingan
kerapatan daya maksimum (Pmaks) dengan kerapatan
daya rata-rata (Prata-rata). Maka dapat dituliskan pada
persamaan 2-5.[1]
D= ...........................................(2-5)

2. Gain Antena
Gain adalah karakter antena yang terkait dengan
kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya,
atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain
Gambar. 2.3 hubungan antara diameter batang bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan
konduktor dengan faktor K.[3] fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya,
melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena
2.3. STANDARISASI KOMUNIKASI RADIO itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel
Band Frekuensi yang digunakan untuk pemancar
(dB). [1]
FM radio adalah dari 88 Mhz sampai 108 Mhz dimana Penguatan (Gain) merupakan besaran nilai yang
Metoda pemodulasian digunakan dalam siaran audio menunjukkan adanya penambahan level sinyal dari
dalam pita-pita Very Low Frequency (VHF) yaitu 30 sinyal masukan menjadi sinyal keluaran. Penguatan
Mhz sampai 300 Mhz.[4] Adapun perbedaan
bergantung pada keterarahan dan efisiensi. Semakin
penggunaan radio komersil dengan radio komunitas
tinggi keterarahannya maka semakin besar pula
dapat diamati pada tabel 2.1.
penguatannya. Gain antena dapat diperoleh dengan
Tabel 2.1 perbedaan radio komersil dengan radio mengukur power pada main lobe dan membandingkan
komunitas[5] powernya dengan power pada antena referensi. Gain
Hal Radio Komesil Radio dapat dihitung dengan membandingkan kerapatan
(swasta) Komunitas daya maksimum antena yang diukur dengan antena
Rentang 88.0-107.6 FM 107.7-107.9 referensi yang diketahui gainnya. Maka dapat
Frekuensi FM dituliskan pada Persamaan 2-6. [1]
Siaran
Kuat daya >= 300 watt < 200 watt G = x G (antena
pemancar atau jangkauan referensi)............................................................(2-6)
siar 2,5 km Atau jika dihitung dalam nilai logaritmik
Komersialisasi Boleh Tidak boleh dirumuskan oleh Persamaan 2-7.
mengkomersilkan mengkomersil- GAUT= GREF +((PAUT)-(PREF))........................(2-7)
program siarannya kan program Dengan:
lewat iklan siarannya lewat GAUT adalah Gain antena yang akan diukur (dB).
iklan, kecuali PAUT adalah Nilai level sinyal maksimum yang
iklan produk diterima antena terukur (dBm).
hasil komunitas PREF adalah Nilai level sinyal maksimum yang
tersebut serta diterima antena referensi (dBm).
iklan layanan GREF adalah Gain antena referensi (dB). [6]
masyarakat

3
3. Pola Radiasi Antena dengan wave front.[1] Pada umumnya semua titik pada
Pola radiasi antena atau pola antena didefinisikan gelombang depan sama dengan jarak antara antena.
sebagai fungsi matematik atau representasi grafik dari Selanjutnya dari antena tersebut, gelombang akan
sifat radiasi antena sebagai fungsi dari koordinat. Pola membentuk kurva yang kecil atau mendekati. Dengan
radiasi antena menjelaskan bagaimana antena mempertimbangkan jarak, right angle ke arah dimana
meradiasikan energi ke ruang bebas atau bagaimana gelombang tersebut dipancarkan, maka polarisasi
antena menerima energi. dapat digambarkan sebagaimana Gambar 2.6. [1]
a. Pola radiasi antena Unidirectional
Antena unidirectional mempunyai pola radiasi
yang terarah dan dapat menjangkau jarak yang relative
jauh. Secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan
oleh antena unidirectional digambarkan pada gambar
2.4.[3]

Gambar 2.6. Bentuk Polarisasi Antena[1]

Ada empat macam polarisasi antena yaitu


polarisasi vertikal, polarisasi horisontal, polarisasi
circular, dan polarisasi cross.
5. Beamwidth Antena
Beamwidth Adalah besarnya sudut berkas
pancaran gelombang frekuensi radio utama (main
lobe) yang dihitung pada titik 3 dB menurun dari
puncak lobe utama. Besarnya beamwidth di tunjukan
pada persamaaan 2-8. [1]
β= derajat................................................(2-8)
Gambar 2.4 Bentuk Pola Radiasi Antena Dengan: β = 3 dB beamwidth (derajat)
Unidirectional. f = frekuensi (GHz)
d = diameter antena (m)
b. Pola Radiasi Antena Omnidirectional Apabila beamwidth mengacu kepada perolehan
Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi pola radiasi, maka beamwidth dapat dirumuskan
yang digambarkan seperti bentuk kue donat dengan sebagai persamann 2-9.
pusat berimpit. Antena Omnidirectional pada β = θ2 – θ1.................................................(2-9)
umumnya mempunyai pola radiasi 3600 jika dilihat Gambar 2.7. menunjukkan tiga daerah pancaran
pada bidang medan magnetnya. Gambar 2.5 yaitu lobe utama (main lobe, nomor 1), lobe sisi
merupakan gambaran secara umum bentuk pancaran samping (side lobe, nomor 2), dan lobe sisi belakang
yang dihasilkan oleh antena omnidirectional.[3] (back lobe, nomor 3). Half Power Beamwidth
(HPBW) adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titik-
titik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan
maksimum pada lobe utama. First Null Beamwidth
(FNBW) adalah besar sudut bidang diantara dua arah
pada main lobe yang intensitas radiasinya nol. [1]

Gambar 2.5. Bentuk Pola Radiasi Antena Gambar 2.7. Beamwidth Antena[1]
Omnidirectional
6. Bandwith Antena
4. Polarisasi Antena Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemancar
Polarisasi antena merupakan orientasi perambatan
atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi
radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena
oleh suatu antena dimana arah elemen antena terhadap dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat
permukaan bumi sebagai referensi lain. Energi yang
menerima atau memancarkan gelombang pada band
berasal dari antena yang dipancarkan dalam bentuk
frekuensi tertentu.[1] Daerah frekuensi kerja dimana
sphere, dimana bagian kecil dari sphere disebut

4
antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan ρ= = = .........(2-11)
bandwidth antena . Misalnya sebuah antena bekerja
pada frekuensi tengah sebesar fC, namun antena Koefisien pantul dapat juga dihitung atau
tersebut masih dapat bekerja dengan baik pada ditentukan dari nilai impedansi terminal (ZL) dan
frekuensi f1 (di bawah fC) sampai dengan f2 (di atas impedansi karakteristik saluran transmisi (ZO).
fC), maka bandwidth antena tersebut dapat diketahui Sehingga didapat persamaan 2-12. [3]
dengan persamaan 2-10. [1] ρ= .......................................................(2-12)
Bw = x 100%........................................(2-10) jika tidak ada pantulan, maka ρ = 0, namun jika
Bandwidth yang dinyatakan dalam persen seperti semua dipantulkan ρ = 1 atau ρ = -1. Yang diharapkan
ini biasanya digunakan untuk menyatakan bandwidth adalah ρ = 0 (kondisi tanpa pantulan), artinya semua
antena yang memiliki band sempit (narrow band). gelombang elektromagnetik yang dikirimkan dapat
Sedangkan untuk band yang lebar (broad band) diserap sepenuhnya oleh beban. Yang paling jelek
biasanya digunakan definisi rasio antara batas ketika kondisi ρ = 1 atau ρ = -1, dimana semua
frekuensi atas dengan frekuensi bawah.[4] gelombang elekrtomagnetik yang dikirimkan
2.5. TRANSMISSION LINE dipantulkan sepenuhnya ke sumber. Hal tersebut akan
Transmission line adalah bagian yang berdampak dapat merusak sumber, maupun saluran
menghubungkan antara sumber dengan beban. Contoh transmisi, maka dari hal tersebut proses matching
gambar transmission line dapat dilihat pada gambar sangat di perlukan.
2.8. Impedansi masukan didefinisikan sebagai
impedansi sebuah antena pada terminal masukan,
sebagai perbandingan antara besarnya tegangan
terhadap arusnya. Impedansi dari sebuah antena
dirumuskan[6]
ZA = RA + jXA ...........................................(2-13)
dengan ZA adalah impedansi antena, RA adalah
resistansi antena bagian real (R) dan XA reaktansi
antena bagian imajiner (X). Bagian real merupakan
Gambar 2.8. sekema transmission line
resistansi atau tahanan masukan yang menyatakan
daya yang diradiasikan oleh antena pada medan jauh.
Gelombang elektromagnetik merambat di dalam
Sedangkan pada bagian imajiner adalah merupakan
Transmission line, dari sumber menuju beben, maka
masukan yang menyatakan daya yang tersimpan pada
ada kondisi yang harus dipenuhi diantaranya seperti
medan dekat antena.
matching yaitu impedansi beban dan saluran harus
sama. Kondisi matching juga harus diperhatikan pada 2.6. VSWR
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) merupakan
bagian sumber, yaitu impedansi input saluran harus
kemampuan suatu antena untuk bekerja pada frekuensi
sama dengan impedansi output sumber.[7]
yang diinginkan. Pengukuran VSWR berhubungan
1. Impedansi Saluran
dengan pengukuran koefisien refleksi dari antena
Pada frekuensi tinggi tiap daerah pada kabel
tersebut. VSWR sangat dipengaruhi oleh impedansi
transmisi memiliki nilai impedansi yang bereda-beda.
input. Impedansi antena penting untuk pemindahan
Untuk mencapai kondisi transfer daya maksimal,
daya dari pemancar ke antena dan dari antena ke
maka impedansi beban harus sama dengan impedansi
penerima. Sebagai contoh untuk memaksimumkan
saluran. Demikian juga pada bagian sumber,
perpindahan daya dari antena ke penerima, impedansi
impedansi output sumber harus sama dengan
antena harus match. Jika ini tidak dipenuhi maka akan
impedansi input saluran.
terjadi pemantulan energi yang dipancarkan atau
2. Matching Impedance
diterima. Perbandingan level tegangan yang kembali
Jika impedansi saluran tidak sama dengan
ke pemancar (V-) dan yang datang menuju beban (V+)
impedansi beban, maka terjadi kondisi tidak match.
ke sumbernya lazim disebut koefisien pantul atau
Akibatnya akan terjadi pemantulan gelombang
koefisien refleksi yang dinyatakan dengan simbol “Γ”
elektromagnetik. Besar kecilnya gelombang
atau dapat dilihat dengan persamaan 2-14.
elektromagnetik yang dipantulkan dapat dihitung dari
koefisien pantulan. Γ = ............................................................(2-14)
Impedansi masukan adalah impedansi yang Hubungan antara koefisien refleksi, impedansi
ditunjukkan oleh antena pada terminalnya atau nilai karakteristik saluran (Zo) dan impedansi beban/antena
antara tegangan dan arus pada terminal antena atau (Zl) dapat ditulis dengan persamaan 2-15.[8]
nilai perbandingan antara komponen medan listrik dan Γ= .........................................................(2-15)
medan magnet pada suatu titik. Setiap impedansi Harga koefisien refleksi ini dapat bervariasi antara
antena (ZL) yang dihubungkan dengan saluran 0 (tanpa pantulan/match) sampai 1, yang berarti sinyal
transmisi akan menghasilkan gelombang pantul yang datang ke beban seluruhnya dipantulkan kembali
dengan koefisien pantulan ρ dan perbandingan ke sumbernya semula. Maka untuk perhitungan
tegangan gelombang berdiri (VSWR) dapat diketahui VSWR. [8]
dengan persamaan 2-11.[3]

5
VSWR = ..................................................(2-16) plane terdapat matching impedance yang fungsinya
untuk menyesuaikan impedansi antena agar cocok
Besar nilai VSWR yang ideal adalah 1, yang dengan kabel coaxial sehingga antena bisa matching
berarti semua daya yang diradiasikan antena pemancar dengan transmission line maupun dengan transmiter-
diterima oleh antena penerima (match). Batas toleransi nya. Matching impedance berupa lilitan kawat yang
antena bisa dikakan sangat bagus jika nilai VSWR nya terbuat dari kawat email maupun kawat listrik, pada
1,1 sampai 1,5. Dari rentang 1,5 sampai 2,0 itu masih perancangan antena penulis menggunakan kabel NYA
bisa dikatakan antena tersebut bagus. Namun jika nilai 2,5 mm2 sebagai matching impedance-nya
VSWRnya lebih dari 2,0 antena tersebut tidaklah 3.2. PERANCANGAN ANTENA
bagus. Dalam perancangan antena omnidirectional 5/8 λ
ini, penulis terlebih dahulu menentukan parameter-
III. PERANCANGAN SISTEM parameter pembuatan antenanya. Adapun parameter
3.1. KONSEP RANCANGAN ANTENA yang harus diperhatikan dalam perancangan antena
OMNIDIRECTIONAL adalah sebagai berikut :
Antena yang akan dibuat penulis adalah antena a. Perancangan elemen primer.
omnidirectional 5/8 λ dengan polarisasi vertikal. b. Pemilihan bahan antena.
Antena omnidirectional meradiasikan sinyal ke semua c. Penyepadanan Impedansi.
arah secara horisontal, tetapi menunjukan adanya d. Perancangan transmission line.
direktivitas (pengarahan) dalam arah vertikal. Hal 1. Perancangan elemen primer
tersebut menggambarkan pengonsentrasian energi Tahap-tahap perancangan elemen primer dari
antena omnidirectional kedalam bentuk kue donat. antena Omnidirectional 5/8λ adalah sebagai berikut:
Antena omnidirectional mempunyai sifat umum a.) Menentukan frekuensi kerja dan panjang
radiasi atau pancaran sinyal 3600 yang tegak lurus ke gelombang.
atas. Untuk mencari panjang gelombang dapat
Berikut merupakan konsep rancangan antena menggunakan persamaan 2-1.
Omnidirectional 5/8 λ dengan polarisasi Vertikal di
λ=
tunjukan dengan gambar 3.1.
dengan frekuensi kerja antena di 107.7 MHz, maka
panjang gelombang dalam satu lamda (λ) atau selama
satu periode dapat dihitung sebagai berikut:
= 2,785 m ≈ 278,5 cm
Hasil λ tersebut masih disebut sebagai panjang
listrik (electrical length) untuk mendapat panjang fisik
antena (physical lenght) perhitungannya adalah
sebagai berikut:
perbandingan 1/2λ pada diameter bahan 0,5
maka:
0,5 = 69,6 cm
69,6 tersebut dikoreksi dengan factor K, harga K
tersebut diperoleh dengan melihat kurva pada gambar
2.2 maka hasil yang didapat adalah K = 0.96, sehingga
Gambar 3.1. Rancangan Antena Omnidirectional
λ = 278,5 x 0,96 = 267,36 cm
5/8 lamda.
Sedangkan untuk antena yang penulis buat yaitu
panjang gelombangnya 5/8 lamda (0,625) jadi dapat di
Dari gambar konsep rancangan di atas dapat
hitung sebagai berikut:
dijelaskan bahwa maine element merupakan jenis
konduktor yang akan di gunakan sebagai media 267,36 = 167,1 cm
transmisi gelombang elektromagnetik terbimbing dari Perhitungan panjang gelombang dan penentuan
transmitter melalui transmission line. Pada frekuensi tersebut untuk menentukan panjangnya main
perancangan ini penulis menggunakan bahan elemen antena yang akan dibuat, sesuai perancangan
alumunium sebagai konduktornya karena jenis antena pada gambar 3.1 maka setelah mengetahui
alumunim mudah didapatkan serta dari segi harganya panjang main elemennya Selanjutnya melakukan
yang relatif murah dibandingkan dengan bahan-bahan perhitungan panjang ground plane dan matcing
yang lainnya. Transmission line merupakan bagian impedan-nya. Dari gambar perancangan (Gambar 3.1)
yang menghubungkan antara sumber dengan beban di ketahui panjang ground plane yaitu ¼ lamda dan
yaitu sumbernya berupa transmitter dan bebannya macing impedance-nya yaitu 1/8 lamda. Dengan
berupa antena. Transmission line yang digunakan mengetahui panjang gelombang dalam 1λ maka
berupa kabel coaxial RG-8 yang memiliki impedansi panjang groun plane dan macing impedance dapat
50 Ω. Radial merupakan konduktor berjumlah 4 yang dihitung sebagai berikut:
digunakan sebagai ground plane. Di tengah groud

6
Diketahui 1λ pada frekuensi 107.7 MHz yaitu perancangan antena ini dilakukan dengan menaik-
278,5 cm. turunkan main elemen dan merenggangkan atau
Panjang ground plane = 1/4λ sehingga panjang merapatkan matching impedance (loading) sampai
groung plane dapat dihitung: didapatkan nilai VSWR yang terkecil. Tentunya juga
1/4 x 278,5 = 69,6 cm dengan melakukan penyepadanan impedansi saluran
Panjang macing impedance = 1/8λ sehingga transmisi (transmission line) dan sumber
maching impedance dapat dihitung: (transmitter)-nya. Untuk itu diperlukan dummy load
1/8 x 278,5 = 34,8 cm dengan nilai impedansi 50 ohm sebagai beban
Dari perhitungan diatas diketahui dalam membuat pengganti antena. Hal ini untuk menguji dan
antena 5/8 lamda untuk frekuensi 107.7 MHz maka menyepadankan impedansi saluran transmisi dan
diperlukan panjang main elemen yaitu 5/8λ atau transmitter.
sepanjang 167,1 cm. Untuk panjang groung plane 4. Perancangan transmission line
yaitu 1/4λ atau sepanjang 69,6 cm dan untuk maching Penghubung antara antena dan pesawat pemancar
impedan-nya yaitu 1/8 lamda atau sepanjang 34,8 cm. maupun pesawat penerima sangat dibutuhkan dan
Untuk maching impedan-nya sendiri berupa lilitan tidak kalah penting dalam perancangan antena, yang
kawat bisa dari kawat email maupun kawat listrik. lazim digunakan adalah kabel sebagai
b.) Nilai Impedansi Antena Omnidirectional 5/8 penghubungnya. Dalam rancang bangun antena ini
lamda. digunakan kabel coaxial dengan tipe RG 8 Ericsoon
Nilai impedansi antena 5/8λ yang di harapkan dengan impedansi 50Ω dengan panjang sekitar 20
adalah 50 Ω. Hal tersebut untuk menyepadankan meter sebagai transmission line yang menghubungkan
impedansi dengan saluran transmisinya maupun antara transmitter dan antena. Transmission line
dengan transmitter-nya. Jika terjadi perbedaan brfungsi sebagai penyalur daya yang dikirim dari
inpedansi di masing-masing komponen maka hal transmiter ke antena, sehingga antena dapat
tersebut dapat mengakibatkan antara antena dan meradiasikannya ke ruang bebas (free space).
saluran transmisi maupun dengan transmiter-nya tidak 3.3. PEMBUATAN ANTENA
match. 1. Bahan Pembuatan Antena
c.) Nilai VSWR. Setelah menentukan parameter, langkah
Pada umumnya saluran transmisi yang selanjutnya adalah pembuatan atau pembangunan
digunakan pada pemancar radio yaitu kabel coaxial antena omnidirectional 5/8λ. Ada beberapa bahan
RG-8 dengan impedansi karakteristik 50 Ω, sedangkan yang digunakan dalam pembuatan antena
impedansi antena 5/8λ sebesar 50 Ω, dengan omnidirectional 5/8λ yaitu:
persamaan impedansi tersabut maka nilai VSWR a. Pipa alumunium dengan diameter 3/8”,1/2”,
yang diharapkan akan dicapai adalah 1. Karena, nilai 5/8” dan 1” (dalam satuan inci)
VSWR yang ideal adalah pada saat semua daya yang b. Konektor Rg-8 Female
diradiasikan antena pemancar diterima oleh antena c. Kabel Coaxial RG 8 Ericcson.
penerima (match). d. Kabel NYA 2,5 mm2
2. Pemilihan bahan e. Pipa PVC
Sebagai konduktornya dipilih bahan alumunium f. Bracket dengan 4 buah ground
yang memiliki konduktivitas cukup baik yaitu sebesar g. Mur dan baut
3.72 x 107 mho/m. Bahan alumunium juga banyak h. Klem pipa
tersedia di pasaran dan harganya terjangkau. Diameter 2. Perakitan Antena
alumunium yang digunakan adalah sekitar 2 cm.
Selain itu ada pipa PVC sebagai isolator yang
memisahkan antara main elemen dengan ground
plane-nya sekaligus sebagai tempat lilitan loading
(macing impedance).
3. Perancangan penyepadanan Impedansi
Dalam sebuah pemancar RF sangatlah penting
untuk melakukan penyepadanan impedansi agar
semua komponen dapat match dan saling terhubung
dengan baik satu sama lain. Akibat ketidaksepadanan
impedansi akan mengakibatkan daya yang harusnya
ditransmisikan oleh antena di balikan kembali
sehingga akan merusak transmitter-nya. teknik
penyepadanan sangat penting agar terjadi transfer
daya maksimum dari sumber ke beban, sehingga tidak
terjadi pemantulan gelombang. Pemantulan ini
disebabkan oleh ketidaksepadanan impendansi antara
saluran transmisi dan impendansi beban (antena).
Gambar 3.2 Penerapan bahan dengan rancangan
Untuk menyepadankan impedansi tersebut pada
antena

7
Perakitan antena dilakukan setelah melakukan c.) Memasang konektor dengan bracket
perhitungan elemen-elemen yang terkait dengan Konektor yang digunakan penulis menggunakan
konsep rancangan antena dan pengumpulan bahan konektor RG-8 N female dan bracket-nya dengan
yang telah dipilih yang kemudian akan dirangkai jumlah 4 ground. Konektor ini berfungsi untuk
menjadi suatu antena omnidirectional 5/8 λ dengan menyambungkan antara transmission line dengan
parameter-parameter yang telah ditentukan untuk antena. Sedangkan bracket berfungsi sebagai dudukan
mencapai hasil yang diharapkan. Penerapan bahan- konektor dan ground plane antena serta sebagai
bahan tersebut jika di aplikasikan kepada rancangan gruonding. Untuk menggabungkan ke empat groun
antena omnidirectional 5/8λ maka dapat di lihat plane yang memiliki panjang masing-masing 1/4λ
seperti pada gambar 3.2 yaitu sesuai perhitungan panjangnya 69,6 cm dengan
Proses perakitan antena omnidirectonal 5/8 lamda memesukan ground lane tersebut ke dalam dudukan
dapat di jelaskan sebagai berikut: yang ada di bracket kemudian menguncinya dengan
a.) pembuatan main elemen baut agar tidak lepas. Untuk pemasangan konektor
main elemen merupakan elemen utama dalam dengan bracket dapat dilihat seperti gambar 3.5.
suatu antena, fungsinya sebagai ujung konduktor
untuk mengalirkan daya dari transmitter ke ruang
bebes (free space). Mein elemen yang di buat penulis
berbahan alumunium dengan ukuran diameter
3/8”,1/2”, dan 5/8”. Panjang total main elemen sesuai
dengan perhitungan yaitu 167,1 cm. Untuk
memudahkan dalam proses matching maka penulis
membagi panjang elemen menjadi 3 bagian yaitu Gambar 3.5 Pemasangan konektor dengan bracket
elemen A,B dan C. Untuk menyesuaikan panjang total
main element, maka panjang main elemen untuk d.) Penggabungan antara main elemen,
elemen C panjangnya 75 cm, panjang elemen B yaitu loading, konektor dan bracket.
60 cm dan sisanya untuk main elemen A panjangnya Untuk menggabungkan masing-masing elemen
32 cm. Penyambungan antar elemen diperkuat dengan maka diperlukan baut dan solder. Setelah main elemen
klem, sehingga ketika antena sudah di matching tidak digabungkan dengan loading dengan cara dibaut dan
terjadi perubahan pada panjang elemennya. disolder maka selanjutnya menyambugkan konektor
dengan loading. Tentunya konektor telah terpasang
pada bracket. Masukkan pipa PVC ke lubang tengah
bracket dan sambungkan dengan pipa aluminium
berdiameter 1”. Setelah loading dan konektor
tersambung maka bor pipa alumunium yang ada di
bawah bracket hingga menembus ke pipa PVC
kemudian baut agar lebih kencang. Yang terpenting
antara ground dan main elemen tidak tersambung di
Gambar 3.3. Penyambungan main element sekat dengan pipa PVC untuk menghindari short.
Secara jelasnya bisa dilihat pada gambar 3. 6.
b.) membuat matching impedace
pembuatan matching impedance atau loading
maenggunakan bahan dari kabel NYA 2,5 mm2 yang
dililitkan pada pipa PVC. Fungsi loading tersebut
untuk menyepadankan impedansi agar didapatkan
impedansi 50 ohm, selain itu juga berfungsi sebagai
matching antena. Untuk Cara membuatnya yaitu
dengan mengetahui panjang kabel yang dibutuhkan
adalah 1/8λ dari panjang gelombang, maka hasil dari
perhitungan diperoleh panjang kabel yaitu 34,8 cm. Gambar 3.6. perakitan main elemen dengan
Setelah itu lilitkan kabel pada pipa PVC berdiameter konektor
7/8” dengan renggang spasi antar lilitan 1/2 cm.
Sehingga diperoleh hasil seperti gambar 3.4 3.4. DUMMY LOAD
Dummy load dapat menggunakan rangkaian
resistor yang dirangkai secara paralel. Untuk membuat
dummy load dengan nilai impedansi 50 Ohm dapat
menggunakan perhitungan paralel resistor berikut.

Gambar 3.4 Pembuatan loading atau matching


atau,
impedance

8
Maka jika nilai Rt yang di inginkan adalah 50 Ohm Gambar 4.1 Rangkaian untuk pengukuran
dengan menggunakan resistor dengan nilai hambatan Impedansi dan VSWR Antena menggunakan Power
1000 Ohm, maka banyaknya resistor yang dibutuhkan dan SWR meter Maldol HS-2060S Serta Dummy load
adalah


Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah resistor Gambar 4.2 Rangkaian untuk pengukuran VSWR
yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai hambatan Antena menggunakan Power dan SWR meter Maldol
murni adalah sebanyak 20 resistor dengan nilai HS-2060S
hambatan masing-masing resistor sebesar 1000 Ohm.
Gambar 3.7 berikut adalah contoh dari dummy load Sebelum melakukan pengukuran Impedansi dan
dengan menggunakan konektor RG-8. VSWR meter, terlebih dahulu mengukur impedansi
beban yang akan digunakan. Disini penulis
menggunakan dummy load buatan sendiri. Alat ukur
yang digunakan yaitu multimeter digital. Nilai yang
diharapkan dari pengukuran sebesar 50Ω.
Gambar 3.7. Dummy Load dengan konektor RG-8 2. Pengukuran Gain
N male Untuk menyatakan gain pada frekuensi kerja 107.7
MHz dari antena omnidirectional dilakukan dengan
IV. PENGUKURAN DAN ANALISA cara membandingkan antena yang telah dirangkai
4.1. UMUM dengan gain dari sebuah antena dipole sebagai
Antena Omnidirectional 5/8λ yang telah dirancang perbandingan untuk mendapatkan gain yang
oleh penulis diharapkan dapat bekerja pada frekuensi maksimal.
yang telah di tentukan yaitu 107,7 Mhz dengan Peralatan yang digunakan pada pengukuran gain
memiliki nilai VSWR 1 atau kurang dari 2. Memiliki diantaranya:
pola radiasi yang sesuai yaitu Omnidirectional untuk
 Antena Omnidirectional 5/8λ sebagai
memancarkan gelombang elektromagnetik ke segala
antena AUT (Antenna Under Test)
arah atau sebesar 360o. Serta memiliki impedansi 50 Ω
 Antena Dipole sebagai antena Referensi
dengan gain yang cukup untuk mejangkau jarak
dengan gain 2,15 dB.
sekitar 2,5 Km.
 Antena X dengan pola tradiasi sama
4.2. PENGUKURAN ANTENA
Ada beberapa parameter antena yang diukur dengan antena AUT (Omni)
untuk menunjukan karakteristik serta kemampuan  Transmitter
kerja dari antena diantaranya seperti SWR, Impedansi,  Spacetrum Analyzer
Pola Radiasi dan Gain. Konvigurasi pengukuran dilakukan seperti gambar
1. Pengukuran Impedansi dan VSWR 4.3 dimana gain antena dapat diketahui dengan
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan membandingkan Level Daya yang diterima oleh
impedansi input merupakan parameter yang Antena Referensi dengan Level daya yang diterima
mengindikasikan kesesuaian dari antenna terhadap oleh Antena AUT. Persamaan yang digunakan dalam
saluran transmisi dan frekuensi kerjanya, sehingga pengukuran gain ini menggunakan persamaan 2.12
mempengaruhi daya yang diterima. Pengukuran ini Yaitu:
menggunakan Power dan SWR Meter Maldol HS- GAUT= GREF +((PAUT)-(PREF))
260S dan dummy load 50Ω unutuk mendapatkan nilai
VSWR dan impedansinya.
Pengukuran Impedansi dan VSWR dapat dilihat
seperti gambar 4.1 dan 4.2

Gambar 4.3 metode pengukuran gain

9
3. Pengukuran Pola Radiasi
Pengukuran pola radiasi dilakukan untuk
mengetahui bagaimanakah bentuk pola radiasi antena
omnidirectional yang telah dibuat.
Pada pengukuran ini dipergunakan dua antena
dimana antena pertama adalah antena omnidirectional
5/8 λ dihubungkan dengan transmitter sebagai antena Gambar 4.6 Hasil Pengukuran dummy load
pengirim dan antena singgle stick sebagai antena
penerima yang dihubungkan dengan sebuah spectrum Dari hasil pengukuran dummy load (Gambar 4.6)
analyzer. Penempatan kedua antenna ini diletakan dapat diketahui nilai dummy load yang dihasilkan
dalam posisi sejajar dengan ketinggian 140 cm dari sebesar 50Ω. Dengan nilai 50Ω tersebut dummy load
lantai dan jarak 2.5 meter antara kedua antena. dapat dijadikan beban pengganti antena yang
fungsinya sebagai alat untuk melakukan pengukuran
impedansi antena maupun penyepadanan impedansi
antara transmission line dengan transmitter.
1. Hasil Pengukuran VSWR
Dari pengukuran VSWR yang dilakukan pada
antena omnidirectional dengan range frekuensi
107.5–107.9 MHz, maka didapatkan hasil nilai VSWR
seperti pada tabel berikut ini:
Gambar 4.4 Rangkaian pengukuran untuk pola
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran VSWR Antena
radiasi.
omnidirectional
4. Pengukuran Jarak Jangkauan Antena No Frekuensi (MHz) VSWR
Pengukuran Jarak Jangkauan Antena dilakukan 1 107,5 1,5
untuk mengetahui sejauh mana pancaran antena ketika
digunakan pada radio FM yang telah dibuat. Untuk 2 107,6 1,3
peletakan antena pada uji coba ini, antena diletakkan 3 107,7 1,3
diatas bangunan lantai 3 di kampus STT Telematika
Telkom Purwokerto, ketinggian diperkirakan sekitar 4 107,8 1,4
28 meter dari tanah. antena yang digunakan adalah 5 107,9 1,5
antena omnidirectional 5/8 λ dengan panjang feeder
20 meter dan impedansi karakteristik 50 Ohm. Uji Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai VSWR
coba antena langsung dengan komponen Radio yang terbaik ada pada frekuensi 107.6 dan 107.7 MHz
lainnya seperti encoder, modulator, power amplifier, dengan nilai SWR 1.3. dengan nilai VSWR tersebut
dan power supply. Dan pengukuran dilakukan dengan menandakan bahwa antena masih bekerja dengan baik
cara manual yaitu menggunakan Radio HP. Dimana pada frekuensi yang diinginkan yaitu pada frekuensi
penulis mengelilingi sekitar kawasan STT Telematika 107.7 MHz. Karena, nilai tersebut masih berada pada
Telkom sampai jarak tertentu sambil menyalakan nilai yang diizinkan untuk batas toleransi nilai SWR
Radio pada Hp di Frekuensi 107.7 MHz. yang baik yaitu ≤ 2. Dan dari hasil pengukuran juga
dapat disimpulkan walaupun antena di rangkai untuk
frekuensi 107.7 Mhz namun masih dapat digunakan
pada frekuensi lainnya walaupun nilai VSWR-nya
tidak sebagus pada frekuensi kerja antena yang telah
dirancang.

2. Hasil Pengukuran Impedansi


Pengukuran Impedansi yang penulis lakukan
yaitu dengan membandingkan rangkaian pada gambar
4.7 Pada saat menggunakan dummy load sebagai
beban atau pengganti antena dengan nilai impedansi
yang telah diketahui yaitu sebesar 50Ω dengan
rangkaian yang telah dipasang antena Omnidirectional
Gambar 4.5 Pengujian Jarak Jangkauan 5/8λ yang telah dirancang (gambar 4.8). Hasil dari
pengukuran Impedansi dapat dilihat pada gambar 4.7
4.3. HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Dan gambar 4.8 Untuk membandingkan hasil
ANTENA pengukurannya dengan mengamati nilai VSWR.
Mengukur dummy load yang akan digunakan
sebagai alat bantu dalam pengukuran impedansi
antena. Hasil dari pengukuran dummy load tersebut
dapat dilihat pada gambar 4.12.

10
4. Hasil Pengukuran Pola Radiasi
Setelah melakukan langkah-langkah untuk
pengukuran pola radiasi antena Omnidirectional 5/8λ
Gambar 4.7. Nilai VSWR pada saat menggunakan pada bidang H, maka dapat diketahui bentuk dari pola
dummy load radiasi yang diperoleh dari pengukuran level sinyal
antena.

Gambar 4.8. Nilai VSWR pada saat menggunakan


antena Omnidirectional 5/8λ

Dari hasil perbandingan antara rangkaian yang


menggunakan dummy load dengan impedansi 50Ω Gambar 4.9. Pola Radiasi antena Omnidirectional
(Gambar 4.7) dengan rangkaian yang menggunakan 5/8λ pada bidang H plane.
antena (Gambar 4.8) diperoleh hasil VSWR 1,3
sehingga dari perbandingan tersebut dapat Dari hasil pengukuran pola radiasi yang ditunjukan
disimpulkan bahwa rangkaian antena dan transmitter- pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa pola radiasi
nya sudah dalam kondisi match. Ketika terjadi antena Omnidirectional yang dirancang mengarah ke
maching impedance artinya impedansi antara berbagai arah atau pola pancarannya 3600 walaupun
transmitter, transmission line dan antena di asumsikan dalam level daya penyebarannya tidak sama. Level
sepadan dengan nilai impedansi 50Ω. Pengukuran Daya yang paling besar terjadi pada sudut 00, sudut
seperti ini hanya untuk mengetahui penyepadanan 900, 1800, 2800 Ini menunjukan bahwa antena
impedansi antara masing-masing komponen, sehingga omnidirectional yang dirancang sudah sesuai yaitu
tidak bisa secara signifikan mengukur imppedansi pola radisinya omnidirectional. Dari pengukuran pula
antena. Untuk dapat mengukur impedansi antena dapat diketahui pada antena omnidirectional level
secara signifikan memerlukan alat ukur yang memadai sinyal tertinggi yang ditangkap adalah senilai 8 dBm
seperti network analyzer, signal generator dan SWR pada posisi sudut 00, sudut 900, 1800, 2800
analyzer. Sedangkan level sinyal terendah yang ditangkap
3. Hasil Pengukuran Gain adalah 6 dBm pada posisi sudut 2000 dan 2200
Pengukuran gain dilakukan dengan cara Sehingga dari gambar pola radiasi yang didapat dari
membandingkan antara antena omnidirectional hasil pengukuran dapat dikatakan bahwa antena yang
dengan sebuah antena dipole 1/2λ sebagai antena dibuat telah sesuai dengan harapan karena memiliki
referensi dengan besar gain yang telah diketahui pancaran daya yang menyebar ke berbagai arah atau
sebesar 2,15 dB. Dan gain yang diukur hanya pada pola radiasi omnidirectional.
frekuensi kerja antena yang dirancang yaitu di 107.7 5. Hasil Pengukuran Jarak Jangkauan
MHz. Dengan persamaan 2.12 gain antena dapat pada hasil pengujian jangkauan pancaran antena
dihitung setelah mengetahui level daya yang diterima radio FM dengan daya penguatan sebesar 30 Watt
antena referensi dan level daya yang diterima antena pada jarak pengujian 500 m sampai dengan 3 Km
AUT. kualitas suara yang diterima oleh handphone masih
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Gain. terdengar baik atau jelas tanpa adanya noise,
Frekuensi Daya Antena Daya Gain sedangkan pada jarak sekitar 3 Km sampai 3,5 Km
(MHz) Referensi Antena Antena kualitas suara radio menurun, ini ditandai dengan
(dBm) AUT Referensi suara yang diterima oleh handphone mengalami
(dBm) (dB) sedikit noice atau gangguan. Sedangkan pada jarak 4
107.7 -26 -22 2,15 Km suara radio mulai menghilang atau tidak jelas.

Maka dari hasil pengukuran gain pada tabel 4.2 V. KESIMPULAN DAN SARAN
dapat dihitung gain antena dengan persamaan 2.12: 5.1. KESIMPULAN
GAUT = GREF +((PAUT)-(PREF)) Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada
GAUT = 2,15 + ((-22) – (-26)) antena pemancar RF, maka dapat diambil kesimpulan
GAUT = 6,15 dB sebagai berikut:
1. Antena yang dibangun menggunakan konfigurasi
Dari hasil pengukuran gain diketahui bahwa antena 5/8 λ pada frekuensi 107.7 MHz sehingga panjang
yang telah dirancang memiliki gain sebesar 6,15 dB. main element-nya 167,1 cm dengan panjang

11
ground plane 69,6 cm menggunakan kabel feeder diletakan lebih tinggi dari penghalang, sehingga
RG-58 Ericsson dengan impedansi karakteristik jarak pancar antena akan semakin jauh.
Zo = 50Ω dan gain 6,15 dB.
2. Polarisasi horizontal antena berbentuk bulat (O) DAFTAR PUSTAKA
karena menggunakan antena omnidirectional
dengan nilai rata-rata reference level = 7 dBm [1.] Permata Putra, Agung., Rancang Bangun
pada pengukuran dengan jarak 2 meter. Antena Bazoka 1,9 GHz untuk Memperkuat
3. Nilai VSWR terbaik terdapat pada perbandingan Sinyal Ev-Do, Laporan Tugas Akhir Teknik
1:1,3 pada frekuensi 107.7 MHz. Dimana kondisi Elektro Universitas Sumatra Utara, Medan,
tersebut adalah kondisi paling baik (matching) 2010.
selama pengujian yang dilakukan dan memiliki [2.] Soleh, Muhammad, Perancangan Antena
linearity dengan bandwidth 100 KHz yaitu pada Yagi Uda Pada Frekuensi 600 MHz,
frekuensi 107.6 Mhz sampai 107.7 MHz. Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro
4. Peletakan antena pada ketinggian 28 Meter untuk Undip, semarang, 2007.
mendapatkan Line Of Sight (LOS) antara antena [3.] Setyawan, Budi, Pembuatan Antena 5/8
pemancar dan penerima sehingga kualitas yang lambda Pada Band VHF (30-300 Mhz)
didapatkan semakin baik. Dengan Sistem Polarisasi Circular,
Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro
5.2. SARAN Undip, Semarang, 2009.
Dari kesimpulan yang disebutkan pada sub-bab 5.1 [4.] --. Teknologi Wireless, Jaringan Nirkabel,
maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: Politeknik Telkom.
1. Dalam perancangan antena pemancar, khususnya [5.] A.P, Dito, Proposal Penawaran Pemancar
untuk RF perhatikan penggunaan frekuensi Radio FM, Lambda Radio, 2010.
pembawa pada transmitter untuk menentukan [6.] Pramono, Sigit., Rancang Bangun Linear
konfigurasi antena pemancar sehingga nilai VSWR Tapered Slot Antena Dengan Pencatuan
dapat dimaksimalkan. Microstrip Line Untuk Aplikasi Wran
2. Penggunaan bahan untuk antena pemancar 802.22, Laporan Tesis Teknik Elektro UI,
sebaiknya memiliki konduktifitas yang baik. Depok, 2011.
3. Untuk dapat mengetahui kualitas dari antena [7.] Yoke B, Agung, Bab II: Antena pada
pamancar sebaiknya pengukuran polarisasi Sistem Selular, Fakultas Teknik Elektro
dilakukan pada vertikal dan horisontal. Mercu Buana. Yogyakarta.
4. Untuk menghasilkan linearity antena yang baik [8.] --, BAB II: Teori dasar, [Online]
dengan perbandingan VSWR yang kecil, matching http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/474/jbpt
impedansi antena sangat perlu dilakukan. unikompp-gdl-kusyamanni-23676-4-
5. Peletakan tinggi antena sebaiknya memperhatikan babii.pdf, [di Akses 9 Oktober 2013]
penghalang langsung disekitar antena dan

Menyetujui dan mengesahkan :

Pembimbing I

Imam MPB, S.T., M.T.


NIK : 07628131

Pembimbing II

Eka Wahyudi, S.T., M.Eng.


NIDN : 0617117601

12

Anda mungkin juga menyukai