Anda di halaman 1dari 44

https://youtu.

be/MSqEMN1g9XM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, perkembangan pendidikan di
sekolahan semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai
usaha perubahan. Proses pendidikan di sekolah-sekolah kita telah menunjukkan
perkembangan pesat pada bidang kurikulum, metodologi pembelajaran, peralatan dan
penilaian. Selain itu, juga terjadi perubahan pada bidang administrasi pendidikan,
organisasi, personil (SDM), dan supervisi pendidikan. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa perubahan yang terjadi merupakan pembaharuan dalam sistem
pendidikan yang menyangkut semua aspek atau komponen yang ada (Arifin, 2008).

Sekarang ini proses pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan


perkembangan teknologi informasi, sehingga telah terjadi perubahan dan pergesaran
paradigma pendidikan. Katakan saja program-program internet bukan hanya data dan
informasi yang dapat di transmisikan dengan kecepatan tinggi, tetapi ilmu
pengetahuan dapat diakses secara cepat oleh penggunanya. Tentu saja, kondisi ini
berpengaruh pada kebiasaan dan budaya pendidikan yang dikelola dan
dilakukanselama ini. Kemajuan dan peranan teknologi sudah sedemikian menonjol,
sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan
pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan.
Penggunaan alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga pendidikan, audio,
visual, dan audio-visual serta perlengkapan sekolah serta perlengkapan peralatan kerja
lainnya, (Akmal, 2004) mulai disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Maka
yang perlu diperhatikan adalah semua peralatan dan perlengkapan sekolah harus
disesuaikan dengan tuntutan kurikulum, metode, materi, dan tingkat kemampuan
peserta didiksiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengajar mulai berusaha membiasakan diri untuk menggunakan peralatan-
peralatan, seperti OHP, LCD, CD, VCD, Vidio, komputer, dan internet dalam
pembelajaran di kelas, dengan berbagai program pembelajaran yang dapat
dikembangkan.
Sekarang ini mulai dikembangkan pembelajaran berbasis e-learning internet.
Maka bagi sekolah-sekolah jarak jauh atau pembelajaran jarak jauh, tentu saja
memerlukan perlengkapan pendidikan yang baik dan disesuaikan dengan
perkembangan alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari media modern?
2. Apa saja konsep dari media pembelajaran?
3. Apa saja prinsip dasar pengembangan media pembelajaran modern?
4. Apa saja contoh media pembelajaran modern?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari media modern.
2. menjelaskan konsep dari media pembelajaran.
3. Menjelaskan prinsip dasar pengembangan media pembelajaran modern.
4. Menyebutkan contoh media pembelajaran modern.
BAB II
ISI
1. Pengertian media modern
Menurut Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media pembelajaran terdapat dua jenis yaitu media konvensional dan media
modern.
Media konvensional
Media pembelajaran konvensional merupakan suatu media yang dilakukan
secara tradisional, tidak menggunakan suatu komputer atau teknologi yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Penggunaan media mengajaar lebih banyak “guru”
Media modern
Media pembelajaran modern adalah media yang mengikuti zaman, dimana era
sekarang ini adalah era teknologi informasi pembelajaran modern harus mampu
menyerap informasi dari beragam sumber, memahami, mensintesakannya, lalu
meraciknya menjadi satu pengetahuan baru yang powerful.
Contoh media modern yaitu computer based training (CBT), web based training
(WBT), televisi, dan internet.

2. Konsep media pembelajaran

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa
pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah
pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan
informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula
pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif
berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dirancang dan
dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan
memnuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran
dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada


setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk
mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan
demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini
perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut
kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan pelajaran
yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab OHT
digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan
menggunakan prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang
ingin disampaikan dituliskan pada transparan hingga menyerupai Koran(Arisandi,
2011).

Ada 9 (Sembilan) prinsip media pembelajaran antara lain, yaitu :

1. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai semua tujuan
pembelajaran.

2. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak


dicapai. Dengan demikian pemanfaatan media pembelajaran harus menjadi bagian
integral dari penyajian pelajaran.

3. Penggunaan media pembelajaran harus mempertimbangkan kecocokan ciri


media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.

4. Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan


belajar yang akan dilaksanakan seperti belajar klasikal, kelompok kecil, belajar secara
individual, dan belajar mandiri.

5. Guru hendaknya kenal betul dengan alat yang akan digunakan. Penggunaan
media harus disertai persiapan yang cukup seperti mempreview media yang akan
dipakai, mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.

6. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi


aktif peserta.

7. Media yang digunakan hendaknya dipilih secara objektif, tidak didasarkan atas
kesenangan pribadi.

8. Aneka ragam media

9. Kepraktisan dan ketersediaan media.

Penggunaan media juga harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan


karakteristik materi pelajaran yang disajikan. Penggunaan media harus disesuaikan
dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan seperti belajar secara klasikal,
belajar dalam kelompok kecil, belajar secara individual, atau belajar mandiri.
Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mempreview media
yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang
kelas. Dengan cara ini pemanfaatan media diharapkan tidak akan
menggangu kelancaran proses belajar-mengajar dan mengurangi waktu
belajar (Sumarno, 2011).

Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip


tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasi yang baik. Prinsip-
prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana (1991 : 104) adalah :

1. Menentukan jenis media dengan tepat ; artinya sebaiknya guru memilih terlebih
dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan
diajarkan.

2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat ; artinya perlu


diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau
kemampuan anak didik.

3. Menyajikan media dengan tepat ; artinya teknik dan metode penggunaan media
dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan
sarana yang ada.

4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang
tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan.
Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus
memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.

Prinsip-prinsip penggunaan Media pembelajaran yang antara lain :

1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang


integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang
berfungsi sebagai tambahan yang digunakan biladianggap perlu dan hanya
dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan (Usman, 2011).

2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar


yangdigunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar.

3. Guru seharusnya memperhitungkan untung-ruginya pemanfaatan suatu media


pembelajaran.

4. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematisbukan


sembarang menggunakannya.

5. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macammedia, maka
guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses
belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar (Arif, 2010).
Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan
seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan
atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini disebabkan adanya
beraneka ragam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Manfaat
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran terutama untuk tingkat sekolah dasar
sangat penting, sebab pada masa ini siswa belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran
media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau
kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru menjelaskan sesuatu
bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media. Disinilah nilai praktis media terlihat
yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media atau alat-alat modern di dalam perkuliahan bukan bermaksud


mengganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para
dosen dalam menyampaikan materi atau informasi. Dengan menggunakan media
diharapkan terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa secara maksimal
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Sebenarnya tidak
ada ketentuan kapan suatu media harus digunakan, tetapi sangat disarankan bagi para
dosen untuk memilih dan menggunakan media dengan tepat.

Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru


dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan
lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa.
Sedangkan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan.

· Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga


merangsang minat siswa untuk belajar.

· Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi

· Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa

· Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif

· Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa (Situmorang, 2009)

Selain prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran diatas, terdapat sejumlah


prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada komunikasi
pembelajaran. Prinsip-Prinsip tersebut diuraikan dibawah ini :

1. Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya
memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang
dari sudut kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru.

2. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-
mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi
benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi
pelajaran memiliki ke khasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus
sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran. Contohnya, untuk membelajarkan siswa
memahami pertumbuhan jumlah penduduk di indonesia, maka guru perlu
mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan penduduk.

4. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami
pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya,
siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap
bahan pelajaran yang disajikan melalui media visual.

5. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektifitas dan efisien. Media
yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan
tertentu. Demikian juga media yang sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai.
Setiap media yang dirancang guru perlu memerhatikan efektivitas penggunaannya.

6. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam


mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama media-media mutakhir
seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan
khusus dalam mengoperasikannya.

3. Prinsip dasar pengembangan media modern


E-Learning (Electronic Learning), proses pembelajaran jarak jauh dengan
menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi.
Menurut Michael Purwadi , perangkat elektronik yang dimaksud dalam hal ini adalah
perangkat elektronik yang ada kaitannya dengan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dan multimedia berupa CD ROM, Video Tape, Televisi, dan Radio. Maka, e-
learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan internet. E-Learning tidak lagi hanya terbatas
pada proses pembelajaran yang sifatnya statis, stand alone, dan satu arah, tetapi telah
meluas menjadi proses pembelajaran yang sifatnya dinamis, collaborative, dan
multimedia. Sedangkan secara khusus e-learning mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1. Memiliki content yang relevan dengan tujuan pembelajaran,
2. Menggunakan metode instruksional, misalnya penyajian contoh dan latihan,
3. Menggunakan elemen-elemen seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk
4. Menyampaikan materi pembelajaran, dan
5. Membangun pemahaman dan kemampuan yang terkait dengan tujuan
pembelajaran baik secara perseorangan atau kelompok.
(Clark, 2003)

Untuk melihat dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap


kegiatan pembelajaran secara umum, ada beberapa istilah yang mirip, seperti:
Distance Education, Distance Learning, Computer Mediated Learning, Computer
Aided Instruction, dsb. Sehingga tak jarang terjadi tumpang tindih dalam penggunaan
istilah tersebut:
a. Distance Learning, yaitu instructional delivery yang tidak mengharuskan siswa
untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar (Ornager, UNESCO,
2003).
b. Distance Education, yaitu model pembelajaran dimana siswa berada di rumah
atau kantor mereka dan berkomunikasi dengan dosen maupun dengan sesama
mahasiswa melalui e-mail, forum diskusi elektronik, videoconference, serta bentuk
komunikasi lain yang berbasis komputer (Webopedia, 2003).
c. E-Learning, yaitu proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui
pemanfaatan TIK (Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic Center, 2003).

4. Contoh media modern


Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah satu
perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe
Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar tersebut.

Macromedia Flash merupakan salah satu media pembelajaran modern yang


menarik, karena dapat dimuat animasi-animasi, sehingga siswa akan merasa tertarik
terhadap materi yang ditampilkan. Dengan begitu siswa tidak akan merasa bosan dan
jenuh terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Dengan begitu akan berdampak pada
prestasi yang semakin meningkat.

Berikut adalah tampilan Macromedia Flash:


Misalnya materi tentang senyawa polar dan senyawa non polar. Dalam
tampilan makromedia flash menampilkan tentang materi ikatan kovalen polar dan
ikatan kovalen non polar. Dalam penggunaan macromedia Flash ini sangatlah mudah,
misal kita akan menerangkan materi yang berkaitan dengan ikatan kovalen polar dan
ikatan kovalen non polar maka kita dapat meng-klik kategori “MATERI”. Di dalam
kategori “MATERI” kita dapat memilih sub kategori seperti yang ada pada gambar
dibawah ini:

Kemudian dalam “SIMULASI” kita dapat melihat bagaimana cara


membedakan kepolaran suatu senyawa. Berikut adalah gambar ketika kita meng-klik
kategori “SIMULASI”:
Lalu untuk latihan soal-soal kita dapat meng-klik kategori “TEST”. Berikut
tampilan apabila kita meng-klik kategori “TEST”:

Kahoot adalah aplikasi game yang memungkinkan siswa untuk mengikuti


kuissecara online di dalam kelas. Salah satu tujuan utama permainan ini
adalahmemotivasi siswa untuk menjadi pemenang di setiap game yang dimainkan
sehinggasiswa termotivasi untuk memperhatikan guru dan mendorong siswa untuk
mencatatmateri yang diajarkan oleh guru didalam kelas.
Konsep pembelajaran dengan menggunakan game Kahoot akan
meningkatkanminat siswa karena belajar dengan menggunakan game akan lebih
menarik dan dapatmerubah emosi dan perasaannya menjadi lebih baik. Dengan
demikian, tentunya siswa akan lebih mudah mengembangkan potensi mereka ke tahap
yang maksimal.
Kemudian guru mengisi form yang tersedia lalu klik CREATE ACCOUNT,seperti tampilan
Kemudian guru mengisi form yang tersedia lalu klik CREATE ACCOUNT,seperti tampilan
berikut :Setelah mempunyai akun Kahoot, guru membuat kuis yang berisi soal-soal
mengenaimateri yang akan diajarkan di kelas, kuis ini akan diberikan kepada siswa di akhir
kelas sebagaievaluasi materi yang diajarkan oleh guru di kelas. Untuk membuat kuis di
Kahoot, Anda perlu
Gamification Hal 6
klik Tanda Tanya (?) pada tulisan Quiz untuk embuat kuis baru, seperti tampilan berikut.
:Lalu beri nama kuis, dan klik Go :Kemudian tulis soal, tulis pilihan jawaban, dan jangan
lupa untuk jawaban yang benar, ganti Incorrect menjadi Correct, disini Anda juga bisa
menambahkan gambaryang berkaitan dengan soal, untuk membuat soal baru klik +Add
question, dan jikasoal sudah ditulis semua pikih Save & continue.

Gamification Hal 7
Selanjutnya di awal kelas guru menjelaskan kepada siswa bahwa di akhir kelasakan diadakan
kuis online menggunakan Kahoot yang tentunya mempunyai batasanwaktu untuk
mengerjakannya, dan menjelaskan dengan menggunakan Kahoot makaakan diketahui siswa
yang menjawab benar dan yang salah, dan di akhir kuis akanditampilkan pemenangnya yaitu
siswa yang paling banyak menjawab pertanyaandengan benar, dengan demikian siswa akan
termotivasi untuk memperhatikan gurudan berinisiatif untuk mencatat agar dapat menjawab
kuis dengan benar, serta siswaakan termotivasi untuk menjadi pemenang pada kuis yang
diberikan oleh guru.Ketika guru akan mengadakan kuis, maka guru akan mendapatkan game-
pin yangnantinya game-pin tersebut akan diinputkan ketika siswa bergabung di
kahoot.it,tampilan pada layar guru sebagai berikut :
Gamification Hal 8
Tampilan pada smartphone/pc siswa sebagai berikut :
Gamification Hal 9
Setelah siswa menginput game-pin dan klik enter, kemudian siswa memasukkan
username
, lalu klik Join Game

seperti tampilan berikut :


Gamification Hal 10
Setelah semua siswa bergabung dalam kuis, lalu guru klik tombol Start now.Kemudian pada
layar utama yang ditampilkan oleh guru di depan kelas akan tampilsoal kuis dan waktu yang
berjalan, seperti tampilan berikut :
Gamification Hal 11
Sedangkan di layar smartphone/pc siswa akan ditampilkan pilihan jawabannyasaja, seperti
tampilan berikut :

Gamification Hal 12
Jika jawaban siswa benar maka pada layar smartphone/pc siswa akan muncultampilan berikut
:
Gamification Hal 13
Sedangkan di layar guru (layar utama) akan ditampilan Scoreboard yaitu scoruntuk siswa
yang menjawab benar dan salah, seperti tampilan berikut :
Gamification Hal 14
Setelah guru klik Next, maka akan muncul dalam Kahoot berapa siswa yangmenjawab benar
dan salah / tidak menjawab sama sekali, seperti pada tampilan berikut :
Gamification Hal 15
Di akhir kuis, pada layar guru (layar utama) akan ditampilkan pemenang kuis(siswa yang
paling banyak scornya/paling banyak menjawab dengan benar), sepertitampilan berikut
:Sedangkan pada layar smartphone/pc siswa, siswa dapat memberi penilaianterhadap kuis dan
kemudian akan ditampilan scor siswa, seperti tampilan berikut :

Gamification Hal 16
Penilaian siswa terhadap kuis akan ditampilkan pada layar guru (layar utama),Kemudian
setelah guru mengklik Final results, maka akan ditampilkan Finalscoreboard sebagai berikut :
Gamification Hal 17
IV.

ANALISIS
GAMIFICATION
Kelebihan :

Siswa lebih termotivasi untuk memperhatikan dan mencatat materi yang diajarkanoleh guru
agar dapat mengerjakan kuis di akhir kelas.

Siswa lebih termotivasi untuk menjadi pemenang kuis dengan scor tertinggi.

Dengan adanya batasan waktu dalam mengerjakan setiap soal pada kuis, makakemungkinan
siswa untuk berdiskusi dengan teman akan lebih sedikit.

Siswa tidak perlu membuat akun Kahoot.

Dengan menggunakan Kahoot, guru akan mendapatkan hasil evaluasi dengancepat tanpa
harus mengoreksi jawaban siswa.
Kekurangan :

Menjadi tidak bermakna, jika tujuan pembelajaran tidak tercapai.


Gamification Hal 18

Harus ada sarana dan prasarana yang memadai seperti pc/smartphone dengankoneksi yang
stabil.
1. Kelebihan, Kelemahan, dan Pemanfaatan Media Berteknologi Modern
Manfaat media pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara
lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:

 Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan


Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan
dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.

 Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik


Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara
alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar
menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

 Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif


Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru
cenderung bicara satu arah.

 Efisiensi dalam waktu dan tenaga


Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan
tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-
ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran.

 Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa


Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan
utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan
mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

 Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung
seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak
justru di luar lingkungan sekolah.
 Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu
pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

 Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif


Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi
perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,
pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain

Kelebihan, Kelemahan, dan Pemanfaatan Media Berteknologi Modern


 Audiotape
Kelebihan-kelebihan Audiotape
1. Baik untuk siswa yang sedang belajar mendengar.

2. pengisi waktu saat menunggu

3. mendengar sambil melakukan mobilitas (kegiatan lain)

4. merupakan alternatif bagi yang tidak senang membaca atau yang mempunyai kesulitan
membaca

5. pendengar dapat me-review-nya sambil menunggu atau melakukan atau melakukan


kegiatan lain.

Kelemahan Audiotape
1. Kaset buku ini kaku (kurang fleksibel), sebab harus tergantung dengan komponen lain
yaitu adanya tape dan alira listrik

2. tidak memungkinkan melakukan penjelajahan terhadap isi buku terlebih dahulu


3. bila ingin menvermati kembali isi buku, harus me-review-nya kembali sampai menemukan
yang dimaksdukan, baru kemudian memutarnya kembali

4. hal-hal penting tidak bisa digarisbawahi atau diberi tanda khusus.

5. tidak ada grafik, diagram, atau gambar sebagai bahan klarifikasi.

 Video dan Videotape


Kelebihan Videotape
1. baik untuk semua yang sedang belajar mendengar dan melihat

2. bisa menampilkan gambar, grafik atau diagram

3. bisa dipergunakan di rumah, di luar kelas maupun dalam perjalanan dalam kendaraan

4. bisa diperlambat dan diulang

5. dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang

6. dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik

Kelemahan Videotape
1. Sering dianggap sebagai hiburan TV

2. kegiatan melihat videotape adalah kegiatan pasif

3. menggunakan video berarti memerlukan dua unit alat, yaitu videotape dan monitor TV

4. dibandingkan dengan kaset recorder, harganya relatif lebih mahal

5. pemirsa tidak bisa melihat secara cepat bagian-bagian yang sudah tayangan yang sudah
terlewatkan

 Computer Based Training (CBT)


Kelebihan Computer Based Training (CBT)
1. Tampilanya bisa menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar
(video), serta animasi.

2. Dapat mengakses informasi secara instan dari manapun yang dicakup dari compact dist
tersebut.

3. Menghasilkan gambar yang lebih jelas.

4. Program dan sistem computer based training (CBT) yang lebih canggih lebih
memungkinkan pembelajaran mengakses lebih banyak, bukan hanya satu macam pilihan
seperti pada audiotape atau videotape;

5. Menyediakan fasilitas akses informasi yang lebih banyak.

6. Dapat disesuaikan dengan motivasi, kemampuan dan kecepatan pembelajaran.

7. Sebagai guru yang sabar

8. Mengurangi kekhawatiran pembelajaran jika kurang paham.

Kelemahan Computer Based Training (CBT)


1. Kelemahan mendasar dari penggunaan program ini adalah tidak adanya iteraksi
antarmanusia.

2. Memerlukan biaya mahal.


 Web Based Training (WBT)
Kelebihan Web Based Training (WBT)
1. Mengkombinasikan kelebihan video, kecepatan komputer, dan akses internet

2. Mekanisme kerja program ini mampu menyesuaikan dengan semua gaya belajar.

3. Memungkinkan bagi pembelajar untuk aktif berpartisipasi.

4. Memungkinkan akses ke materi/subyek yang diinginkan bagi banyak sekali pembelajar di


tempat yang berbeda.
5. Pembelajar dapat berhubungan dengan guru/instruktur, demikian sebaliknya dimanapun
mereka berada.

Kelemahan Web Based Training (WBT)


1. Tidak terjadi temu muka antara guru/instruktur dengan pembelajar.

2. Perlu biaya mahal untuk melengkapi peralatan.

 Internet
Kelebihan Internet
1. Memungkinkan akses informasi ke banyak nara sumber.

2. Hampir semua tema dapat diperoleh dari Net.

3. Bisa menjelajah dunia dari rumah, sekolah, kampus, kantor dan perusahaan.

4. Adanya fasilitas untuk berinteraksi dengan orang lain dari seluruh penjuru dunia yang
tertarik pada tema yang sama.

5. Merupakan komunikasi dua arah, tanya jawab, mengobrol, membuat web sendiri,
mengirim berita ke mana saja.

Kelemahan Internet
1. Biayanya mahal, karena untuk mengoperasikannya membutuhkan kelengkapan seperti
komputer, modern ISP (Internet Service Provider), dan saluran telepon. Namun demikian
kalau kita tidak memiliki perangkat tersebut kita bisa datang ke perpustakaan-perpustakaan
atau ke tempat penyewaan internet;

2. Diperlukan kemampuan mengoperasikan komputer, juga kemampuan memilih dari


sejumlah pilihan yang semuanya kelihatan menarik bagi kita;

3. Dibutuhkan ketelitian terhadap informasi yang ada, periksa kebenarannya, sebab tidak
semua informasi selalu benar atau baik untuk kita
3. Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan Bovee,
(1997).[11]Dengan demikian, media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan
pesan. Selain itu, bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya
adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan
suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari
bahan pelajaran, atau dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan
sebagai media adalah suara, lihat, dan gerakan.
Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media,
diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Association of
Education and Communication Technology (AECT) di Amerika, membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau
informasi. National Education Assiciation (NEA), mengatakan bahwa “media” adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya. Gagne (1970),
mangatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam
lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs (1970),
mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang pembelajar untuk belajar. Schramm, mengatakan media adalah teknologi
pembawa informasi atau pesan instruksional. Y. Miarso, mengatakan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar. Secara umum media adalah “alat
bantu” yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Dari pengertian di atas, dapat didisimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Media
pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses
pembelajaran di kelas.[12]Dari keseluruhan pengertian di atas, secara umum dapat dikatakan
bahwa substansi dari media pembelajaran adalah:
a. Bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran
kepada penerima pesan atau pembelajar.
b. Berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar
untuk belajar.
c. Bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar.
d. Bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak
maupun audio-visual.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mulyatiningsih, Endang. (2013). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada


Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
https://makalahtentang.wordpress.com/2011/03/29/penggunaan-media-pembelajaran/
http://anton-anvi.blogspot.co.id/2012/04/prinsip-prinsip-penggunaan-media.html
http://sialvianputranto.blogspot.co.id/2012/04/langkah-penggunaan-media-dan-metode.html

Arifin, Muzzayin, 2008, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara)

Akmal Hawi, 2004, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Palembang: (IAIN Raden Fatah)

Assegaf, Abd. Rachman. 2004. “Membangun Format Pendidikan Islam di Era Globalisasi”,
dalam Imam Machali dan Musthofa (ed), Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi (Buah
Pikiran Seputar Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Ar-Ruuz Media)

Fuad, Moch, 2004, “Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi (Perspektif Sosial
Budaya)”, dalam Imam Machali dan Musthofa (ed), Pendidikan Islam dan Tantangan
Globalisasi (Buah Pikiran Seputar Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan
Budaya) (Yogyakarta: Ar-Ruuz Media).

Hamalik, Oemar, 1989, Media Pendidikan, (PT.Citra Aditya Bakti, Bandung)


Harry B. Santoso, e-Learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja, From: http://dl2.cs.ui.
ac.id/harrybs/e-Learning.pdf, access.

Nata, Abuddin, 2001, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Grasindo).


Hawi, Akmal, 2004, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Palembang: (IAIN Raden Fatah).

Ouda Teda Ena, Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi,
From:http://www.ialf.edu/kipbipa/ papers/ Ouda TedaEna.doc.

[1]Oemar Hamalik,1989, Media Pendidikan,PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 2


[2]Hamalik,Media,h. 3.
[3]Hamalik, Media, h. 4.
[4]Assegaf, Abd. Rachman. 2004. “Membangun Format Pendidikan Islam di Era
Globalisasi”, dalam Imam Machali dan Musthofa (ed), Pendidikan Islam dan Tantangan
Globalisasi (Buah Pikiran Seputar Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Yogyakarta: Ar-Ruuz Media. h. 17.
[5] Lihat Q.S. Saba’ 10
[6]Moch. Fuad, “Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi (Perspektif Sosial
Budaya)”, dalam Imam Machali dan Musthofa (ed), Pendidikan Islam dan Tantangan
Globalisasi (Buah Pikiran Seputar Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan
Budaya) (Yogyakarta: Ar-Ruuz Media, 2004), h. 88.
[7]Muzzayin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 45
[8]Ibid., h. 89-90.
[9]Akmal Hawi,Kapita Selekta Pendidikan Islam. Palembang: (IAIN Raden Fatah,
2004). h. 148.

[10]Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam,(Jakarta: Grasindo, 2001), h. 82

[11]Ouda Teda Ena, Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak
Presentasi, From:http://www.ialf.edu/kipbipa/ papers/ Ouda TedaEna.doc, Akses, Senin,
19/09/2016.
[12]Hamalik, Media, h. 12.
[13]Clark, R.C. dan Mayer, R E, E-Learning and the science of instruction: Proven
guidelines for consumers and designers of multimedia learning, Pfeiffer, San Francisco,
(2003)
[14]Harry B. Santoso, e-Learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja,
From: http://dl2.cs.ui. ac.id/harrybs/e-Learning.pdf, access, 10/4/2007.
[15]Santoso , e-Learning
[16]Santoso , e-Learning

Anda mungkin juga menyukai