Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

Priskila D. Lumintang*, Franckie.R.R Maramis*, Febi K. Kolibu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Pengelolaan obat merupakan satu rangkaian kegiatan yang melibatkan aspek perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, penarikan dan pemusnahan,pengendalian, pencatatan dan
pelaporan. Ketersediaan obat-obatan adalah salah satu unsur yang sangat vital dalam menjalankan peran
pelayanan kesehatan sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang tentang standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengelolaan obat di Puskesmas
Tompaso Kabupaten Minahasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif.
Informasi yang dikumpulkan melalui 4 informan yang terlibat dalam pengelolaan obat di Puskesmas dengan
menggunakan metode triangulasi. Instrumen penelitiian terdiri dari pedoman wawancara dan alat perekam
suara. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan obat di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa
sudah terlaksana dengan baik. Meskipun belum berjalan sesuai dengan peraturan yang ada serta masih ada
hal yang harus dibaharui dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan, dan juga penempatan sumber daya
manusia yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan obat di Puskesmas Tompaso harus lebih di perhatikan agar selaras dengan Permenkes No
74 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas untuk kelancaran pelayaanan kesehatan
di Puskesmas. Bagi bagian pengelolaan obat di Puskesmas peneliti menyarankan agar mempertahankan
pengelolaan obat yang sudah baik saat ini dan terus melakukan perbaikan pada yang masih kurang.

Kata Kunci: Pengelolaan, Obat, Puskesmas

1
PENDAHULUAN

Salah satu unsur kesejateraan yang harus preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang

diwujudkan sebagaimana yang dimaksud dalam setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Indonesia Tahun 1945 adalah terwujudnya Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014.

pemerataan kesehatan yang merupakan hak asasi Ketersediaan obat-obatan adalah salah

setiap manusia. Keberadaan sarana kesehatan satu unsur yang sangat vital dalam menjalankan

merupakan salah satu yang mempengaruhi derajat peran pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini

kesehatan suatu negara. Undang-Undang Republik akan dibahas mengenai sarana kesehatan yang

Indonesia No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan termasuk dalam bagian kefarmasian yang

menyebutkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan menyangkut tentang bagaimana manajemen yang

merupakan suatu alat dan atau tempat yang dilaksanakan di Puskesmas, lebih terfokus lagi

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pada manajemen pengelolaan obat diPuskesmas.

pelayanan kesehatan, baik itu promotif, preventif, Pengelolahan obat di Puskesmas meliputi

dan kuratif maupun rehabilitatif yang laksanakan beberapa kegiatan diantaranya kegiatan

oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah ataupun perencanaan, penyimpanan, pendistribusian, dan

masyarakat. pengawasan. Pengolahan obat bertujuan agar

Menurut Bank Data Kementrian terlaksananya penggunaan obat yang efektif dan

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017, jumlah efisien. Hasil penelitian dari Al-Hijrah Dkk, 2013

Puskesmas di Indonesia tahun 2017 berjumlah tentang pengelolaan obat di Puskesmas Mandai

8659 Puskesmas, sedangkan jumlah Puskesmas di Kabupaten Maros, mendapatkan hasil bahwa masih

Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 187 Puskesams terjadi kekurangan persediaan obat karena ada

yang terdiri dari 92 Puskesmas Perawatan dan 95 ketidaksesuaian jumlah yang didapat dengan yang

Puskesmas Non Perawatan. Puskesmas yang tercantum pada permintaan obat di Puskesmas

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang Mandai Kabupaten Maros juga gudang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat penyimpanan obat yang belum sesuai standar yang

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, ada. Sedangkan penelitian dari Hartono J.P, 2007

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan tentang Analisis Proses Perencanaan Kebutuhan

2
Obat Publik untuk Pelayanan Kesehatan Dasar METODE PENELITIAN

(PKD) di Puskesmas se Wilayah Kerja Dinas


Desain penelitian dalam penelitian ini adalah
Kesehatan Kota Tasikmalaya, di Puskesmas
penelitian kualitatif dengan menggunakan
sewilayah kerja Dinas Kesehatan Tasikmalaya,
pendekatan deskriptif dengan didukung oleh data
menyatakan bahwa kebutuhan obat di Puskesmas
kuantitatif. Tempat penelitian ini dilaksanakan di
kadang tidak sesuai dengan jenis dan alokasi dana
Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa. Sumber
yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota. Serta
data dalam penelitian ini terdiri dari 4 informan
obat yang didapatkan oleh Puskesmas tidak sesuai
yang berada di Puskesmas Tompaso. Informan
dengan perencanaan dan permintaan.
dalam penelitian ini adalah pegawai yang
Puskesmas Tompaso merupakan
memenuhi syarat dalam penelitian ini serta mampu
Puskesmas rawat inap yang berada di wilayah kerja
bekerja sama dengan baik dalam penelitian ini.
Kecamatan Tompaso Raya. Menurut observasi
Informan yang di ambil adalah: Kepala Puskesmas
awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas
Tompaso, Penaggungjawab gudang obat dan apotik
Tompaso, Puskesmas Tompaso tidak memiliki
Puskesmas Tompaso, Pewagai di Puskesmas yang
tenaga apoteker, seperti penuturan singkat dari
memenuhi syarat, Penanggung jawab gudang obat
kepala Puskesmas bahwa petugas di apotek hanya
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa.
seorang perawat yang sudah lama ditugaskan
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dibagian tersebut. Beberapa petugas kesehatan
dikumpulkan lewat wawancarai mendalam pada
yang ada di Puskesmas Tompaso menuturkan
informan yang telah ditentukan. Untuk memeriksa
bahwa terkadang terjadi kekosongan persediaan
keabsahan data yang diberikan oleh informan maka
obat di Puskesmas Tompaso, bahkan pihak
dilakukan kembali pemeriksaan melalui beberapa
Puskesmas harus membeli sendiri persediaan obat
teknik diantaranya dengan metode triangulasi
karena kekosongan yang terjadi tersebut. Takjarang
sumber dan triangulasi metode. (Ibrahim, 2015)
juga terjadi pasien harus dimembeli obat diluar

puskesmas oleh karena obat yang dibutuhkan tidak HASIL PENELITIAN

tersedia.
Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Tompaso

kabupaten Minahasa pada bulan april sampai juni

2017 dengan melibatkan informan-informan yang

3
berkaitan dengan pengelolaan obat di Puskesmas. Kabupaten atau pengadan secara mandiri oleh

Penelitian berfokus pada perencanaan, permintaan, Puskesmas itu sendiri sesuai dengan permintaan

penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, yang telah di buat. Peneriman obat di

pemusnahan, pengendalian dan pelaporan. Setiap Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa di

informn memiliki krakteristik yang berbeda. lakukan oleh petugas farmasi yang ada di

Puskesmas, yang diserahkan oleh petugas


1. Perencanaan obat adalah suatu proses kegiatan
gudang obat Dinas Kabupaten Minahasa.
seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk

menentukan kebutuhan obat dalam rangka


4. Penyimpanan obat di Puskesmas adalah kegiatan
memenuhi permintaan obat di Puskesmas.
mengatur persediaan obat yang di terima di
Perencanaan obat di Puskesmas Tompaso
Puskesmas agar tidak hilang, terhindar dari
Kabupaten Minahasa dilakukan setiap bulan
kerusakan fisik ataupun kimia dan mutunya
juga di buat pada setiap tahunnya dan di
tetap dijamin sesuai dengan standar yang ada.
masukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten,
penyimpanan obat di Puskesmas Tompaso
berdasarkan data 10 penyakit terbanyak bulan
Kabupaten Minahasa di lakukan dengan cara
sebelumnya.
menyusun sesuai abjad dan yang lebih dulu

2. Permintaan obat di Puskesmas adalah agar kadaluarsa.

terpenuhnya kebutuhan persediaan obat di 5. Penditribusian Obat adalah kegiatan yang

Puskesmas, tentu yang sesuai dengan yang telah berkaitan dengan pengeluaran obat dan proses

tercantum dalam perencanaan yang telah di penyerahan obat yang dilakukan secara merata

buat. Dinas Kesehatan Kabupaten belum dan teratur untuk pemenuhan kebutuhan setiap

sepenuhnya memenuhi kebutuhan obat yang unit pelayanan kesehatan. Pendistribusian obat

ada di Puskesmas Tompaso Kabupaten di Puskesmas Tompaso kabupaten Minahasa ke

Minahasa sehingga menggunakan dana BPJS Sub unit pelayanan kesehatan yang ada di

untuk membeli obat dan menutupi kekurangan Puskesmas dilakakukan melalui apotik

persediaan yang ada Puskesmas.

3. Penerimaan obat di Puskesmas adalah kegiatan 6. Pemusnahan dan penarikan obat di Puskesmas

penerimaan obat dari Instalasi Farmasi akan terjadi apabila ada obat yang tidak sesuai

4
dengan standar dan ketentuan perundang- PEMBAHASAN

undangan yang ada. Puskesmas Tompaso


1. Perencanaan
Kabupaten Minahasa dapat melakukan

pemusnahan sendiri obat yang sudah Menurut Permenkes 74 tahun 2016 Daftar

kadaluarsa, tetapi harus dibuat berita acara dan Obat Esensial Nasional (DOEN) adalah acuan

dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten. dalam proses perencanaan obat di Puskesmas.

Dalam menentukan daftar perencanaan obat,


7. Pengendalian persediaan obat merupakan suatu
Puskesmas memiliki buku daftar obat-obatan yang
kegiatan untuk memastikan apakah sasaran
dapat di minta oleh Puskesmas. Dalam LPLPO
yang ditetapkan telah tercapai sesuai yang
Puskesmas Tompaso, terdapat 141 item obat umum
diinginkan sesuai dengan strategi dan program
dan 12 item obat Narkotika dan Psikotropika, jadi
yang ada. Pengendalian obat yang ada di
berdasarkan data ada 153 item obat yang ada
Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa
Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa.
dilakukan dengan cara menambah dua persen

dari pemakaian obat pada bulan sebelumnya Perencanaan obat di Puskesmas Tompaso

juga melakukan pertukaran pemakaian antara Kabupaten Minahasa dibuat dalam bentuk LPLPO.

stok obat dari APBD dan JKN. Meskipun telah membuat perencanaan berdasarkan

data dari unit-unit di atas, Puskesmas Tompaso


8. Pencatatan dan pelaporan obat adalah
Kabupaten Minahasa masih mengalami kekurangan
serangkaian kegiatan dari keseluruhan kegiatan
obat seperti yang di kemukakan oleh informan.
pengelolaan obat, mulai dari yang diterima,

disimpan dan di distribusikan dan yang Kekurangan obat disebabkan oleh

digunakan di Puskesmas. pencatatan dan ketidaksesuaian kebutuhan obat Puskesmas dengan

pelaoran obat dilakukan oleh Puskesmas daftar obat yang telah di tetapkan oleh dinas

Tompaso Kabupaten Minahasa setiap hari Kesehetan Kabupaten Minahasa. Hal ini sejalan

sesuai jenis, jumlah pemakaian dan dibuat dengan hasil penelitian Hartono J.P tahun 2007

pelaporan setiap bulannya. tentang analisis kebutuhan obat publik di

Puskesmas sewilayah kerja dinas kesehatan kota

Tasikmalaya yang mengemukakan bahwa item obat

untuk Puskesmas di tentukan oleh Dinas Kesehatan


5
Kota) sehingga obat yang ada tidak sesuai dengan farmasi yang ada di Puskesmas. Ada obat yang

kebutuhan rill Puskesmas. diterima terkadang tidak sesuai dengan yang ada

dalam format LPLPO, ada merk obat yang


2. Permintaan
tercantum dalam LPLPO terkadang di ganti dengan

Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa merk lain, sehingga petugas Puskesmas harus

permintaan obat di ajukan oleh Puskesmas ke secara telitih memeriksa semua obat yang di terima

gudang obat dinas kesehatan kabupaten dari gudang obat dinas kesehatan kabupaten ke

menggunakan format LPLPO. LPLPO Puskesmas Puskesmas. Setelah petugas farmasi Puskesmas

yang berisi daftar obat mulai dari daftar pemakaian mengecek obat yang dibawah oleh petugas gudang

obat sampai dengan sisa jumlah pemakaian obat obat dinas kesehatan kabupaten maka obat di

pada bulan berjalan dilaporkan ke dinas kesehatan pindahkan ke gudang obat Puskesmas.

kabupaten untuk digunakan pada permintaan obat


Penelitian yang dilakukan oleh Hiborang
bulan selanjutnya. Permintaan obat oleh Puskesmas
(2016) dengan judul gambaran pelaksanaan
Tompaso Kabupaten Minahasa ke gudang obat
pengelolaan obat di puskesmas Paniki Bawah kota
dinas kesehatan kabupaten Minahasa dilakukan
Manado menyebutkkan bahwa penerimaan obat di
pada setiap bulan.
terima sendiri oleh kepala gudang sewaktu di dinas

Penelitian yang terdahulu dilakukan oleh kesehatan, kemudian di bawah ke puskesmas dan

Kobandaha (2016) dengan judul analisis staf apotik melakukan pengecekan kembali obat

manajemen pengelolaan obat di puskesmas setelah berada di Puskesmas.

Wenang kota Manado mengemukakan bahwa


4. Penyimpanan
permintaan obat di puskesmas Wenang kota

Manado dibuat sesuai kebutuhan puskesmas Menurut pengamatan peneliti di gudang obat

dengan menggunakan LPLPO. Permintaan di buat Puskesmas Tompaso, gudang obat di Puskesmas

pada setiap bulannya. Tompaso Kabupaten Minahasa hanya memiliki satu

ventilasi dan tidak memilki jendela, pencahayaan di


3. Penerimaan
gudang obat menggunakan lampu, karena tidak ada

Penerimaan obat di Puskesmas Tompaso sinar matahari yang masuk ke gudang. Gudang

Kabupaten Minahasa dilakukan oleh petugas obat hanya berukuran 2 x 1 meter, sehingga jika

6
datang obat dari gudang obat dinas kesehatan puskesmas ke sub unit pelayanan kesehatan

kabupaten Minahasa, gudang obat menjadi penuh. puskesmas dilakukan dengan sistem amprah,

Obat di susun dengan cara menyesuaikan saja dilakukan setiap bulannya sesuai pemakaian.

dengan bentuk yang ada.


6. Pemusnahan

Hasil penelitian dari Al-Hijrah Dkk (2013)


Hasil penelitian di Puskesmas Tompaso
tentang pengelolaan obat di Puskesmas Mandai
kabupaten Minahasa, informan mengatakan bahwa
Kabupaten Maros, mengemukakan bahwa
apabila ada obat yang di temukan tidak sesuai
penyusunan obat di puskesmas maroos mengikuti
dengan syarat (kadaluwarsa) akan di musnahkan.
prinsip FIFO, tapi polla alfabetis sudah jarang
Dimusnahkan dengan cara di bakar ataupun di
digunakan karena ruang penyimpanan yang sempit.
buang. Pada penelitian terdahulu oleh Kobandaha

5. Pendistribusian (2016) tentang analisis manajemen pengelolaan

obat di puskesmas Wenang Kota Manado


Hasil penelitian pada pendistribusian di
mengemukakan bahwa pemusnahan obat yang
Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa
kadaluwarsa di puskesmas Wenang adalah dengan
mengikuti sistem anfrak dimana obat yang sudah
mengembalikanya ke dinas kesehatan kota, hasil
berada di apotik akan di distribusikan kepada
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
masing-masing sub unit pelayanan kesehatan yang
peneliti dapatkan di Puskesmas Tompaso
ada di Puskesmas. Masing-masing penanggung
Kabupaten Minahasa.
jawab sub unit pelayanan kesehatan di Puskesmas

mengambil kebutuhan obat mereka di apotik 7. Pengendalian

puskesmas dengan persetujuan dari petugas farmasi


Penambahan 2% pada bulan berikut adalah
yang ada di apotik dan mengisi buku pengambilan
salah satu upaya untuk menjamin kestabilan
obat yang ada. Serta memberikan pelaporan
persediaan obat di Puskesmas Tompaso Kabupaten
pemakaian obat pada bulan sebelumnya. Hal ini
Minahasa. Pada Puskesmas Tompaso Kabupaten
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
Minahasa pengendalian obat di Puskesmas sering
oleh Nurniati, Dkk (2016) tentang pengelolaan obat
kali dilakukan pertukaran atau saling tukar antara
di Puskesmas Buranga Kabupaten Wakatobi
obat yang ada pada APBD dan obat dari dana JKN.
mengemukakan bahwa pendisrtibusian obat dari

7
Terdapat perbedaan hasil penelitian adanya dana JKN maka pihak dinas kesehatan

pengedalian obat di Puskesmas, sperti pada mengaharapkan permintaan obat obat di Puskesmas

penelitian Kobandaha (2016) yang berjudul analisis dapat di penuhi dengan dana tersebut. Penerimaan

manajemen pengelolaan obat di Puskesmas obat di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa

Wenang Kota Manado, dimana hasil penelitiannya dilakukan oleh petugas farmasi yang ada, obat di

mengemukakan bahwa pengendalian obat di bawah oleh petugas gudang obat dinas kesehatan

puskesmas Wenang hanya memperhatikan wadah kabupaten. Penyimpanan obat di Puskesmas

obat asli pabrik dengan melihat waktu expire. Tompaso Kabupaten Minahasa di letakkan di

gudang obat yang belum sesuai standar. Obat di


8. Pelaporan
simpan tidak sesuai dengan abjad, karena saat

Puskesmas Tompaso membuat pencatatan gudang penuh maka penyimpanannya hanya

pemakaian obat dan di laporkan ke gudang obat disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Dinkes Kab. Minahasa. Demikian pula dengan Pendistribusian dilakukan langsung oleh petugas

Narkotika dan Psikotropika menurut data yang farmasi puskesmas kepada masing-masing

peneliti temukan di Puskesmas Tompaso penanggung jawab sub unit pelayanan kesehatan.

Kabupaten Minahasa bentuk pelaporannya di buat Apabila terdapat obat yang sudah tidak layak untuk

mulai dari saldo awal, jumlah pemasukan, jumlah di gunakan seperti sudah kadaluarsa maka akan di

penggunaan, sampai pada saldo akhir. Bentuk musnahkan. Pengendalian obat di Puskesmas

pelaporan dari ke puskesmas ke gudang obat di Tompaso Kabupaten Minahasa dilakukan dengan

buat dalam format LPLPO, LPLPO tersebut melakukan sistem swits antara obat dari JKN dan

berisikan mulai dari sisa stok obat yang ada sampai obat dari dana APBD. Pencatatan obat di buat

pada jumlah permintaan kebutuhan pada bulan sesuai dengan penerimaan dan pemakaian

berikut. setiapharinya dan pelaporannya dibuat setiap bulan

dan di laporkan ke dinas kabupaten.


KESIMPULAN

SARAN
Perencanaan di sesuaikan dengan jumlah

pemakaian sebelumnya yang tercacat di LPLPO. 1. Disarankan kepada petugas farmasi

Permintaan obat sering tidak terpenuhi sesuai puskesmas kiranya mempertahankan

dengan yang di buat oleh Puskesmas, tetapi karena


8
pengelolaan obat yang ada saat ini serta %20AL-HIJRAH_K111) Diakses pada

memperbaiki bila masih ada kekurangan. tanggal 30 Maret 2017.


2. Disarankan kepada pengelolah obat di

Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa Anonim a, 2009. Undang-undang Kesehatan

agar dapat menerapkan pengelolaan obat yang Republik Indonesia.

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (http://sireka.pom.go.id/requirement/UU-

no. 74 tahun 2016 tentang standar pelayanan 36-2009-Kesehatan.pdf) Diakses tanggal

kefarmasian di Puskesmas. 10 April 2017.


3. Disarankan kepada kepala Puskesmas

Tompaso Kabupaten Minahasa agar dapat Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman

memperhatikan penempatan pegawai sesuai Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

dengan disiplin ilmu masing-masing pegawai. Kesehatan Di Puskesmas. Jakarta:


4. Disarankan kepada Dinas Kesehatan
Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian
Kabupaten Minahasa agar lebih sering
dan Alat Kesehatan Departemen
melakukan pemantauan kepada pengelola
Kesehatan RI.
obat yang ada di Puskesmas, melakukan
(http://www.depkes.go.id/download.php?
pelatihan kepada petugas serta
file=download/pusdatin/booklet/booklet-
memperhatikan kebutuhan sumber daya
2005.pdf) Diakses tanggal 10 April 2017.
manusia di bagian pengeolaan obat di
Departemen Kesehatan RI, 2017. Bank Data
Puskesmas.
Depatemen Kesehatan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI.

Al-Hijrah, Hamzah, Darmawansyah, 2013. Study (http://www.depkes.go.id/) Diakses 10

Tentang Pengelolaan Obat Di Puskesmas April 2017

Mandai Kabupaten Maros, Bagian Hartono JP, 2007. Analisis Proses Perencanaan

Administrai Kebijakan Kesehatan Kebutuhan Obat Publik Untuk Pelayanan

Masyarakat Universitas Hasaniddin Kesehatan Dasar (PKD) Di Puskesmas

Makasar, Makasar. Sewilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota

(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han Tasikmalaya. Tesis. Administrasi

dle/123456789/4442/MUH%20FAUZAR Kebijakan Kesehatan Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro Semarang.


9
Semarang. mas) Diakses pada Tanggal 09 Maret

(http://eprints.undip.ac.id/17996/1/JOKO_ 2017.

PUJI_HARTONO.pdf) Diakses pada Nurniati, 2016. Studi Tentang Pengelolaan Obat Di

tanggal 30 Maret 2017. Puskesmas Burangan Kabupaten Wakatobi

Hiborang S, 2016. Gambaran Pelaksanaan Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Pengelolaan Obat Di Puskesmas Paniki Kesehatan Masyarakat Vol 1 no 3.

Bawah Kota Manado. Jurnal Ilmu (http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/

Kesehatan Masyarakat Vol 8 no. 3. PHARMACY/article/view/112) Diakses

(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kes pada tanggal 08 Juni 2017.

mas) Diakses pada tanggal 08 Juni 2017.

Ibrahim MA, 201. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan

Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

(http://www.depkes.go.id/resources/downl

oad/pusdatin/profil-kesehatan

indonesia/profil-kesehatan-Indon) Diakses

10 April 2017.

Kobandaha, 2016. Analisis Manajemen

Pengelolaan Obat Di Puskesmas Wenang

Kota Manado. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Vol 8. No 3.

(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kes

10

Anda mungkin juga menyukai