BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
a. PanjangTekuk
Kolom dengan kekangan yang besar terhadap rotasi dan translasi pada ujung-
ujungnya (contoh tumpuan jepit) akan mampu menahan beban yang lebih besar
dibandingkan dengan kolom yang mengalami rotasi dan translasi pada bagian ujung
tumpuannya.
Semakin kecil panjang efektif suatu komponen struktur tekan, maka semakin
kecil pula resiko mengalami masalah tekuk.
SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.3.1 memberikan daftar nilai factor panjang tekuk
untuk berbagai kondisi tumpuan ujung dari suatu kolom. Nilai k ini diperoleh dengan
mengasumsikan bahwa kolom tidak mengalami pergoyangan atau translasi pada
ujung tumpuannya. Namun dalam kasus portal kaku yang diberi gaya horizontal
(portal bergoyang), nilai k harus dihitung berdasarkan perbandingan antara inersia
penampang dan panjang profil dari kolom maupun balok yang akan diplot dalam
sebuah nomogram.
𝐸𝐼𝑐
⅀ 𝐿𝑐
𝐺=
𝐸𝐼𝑔
⅀ 𝐿𝑔
TUGAS STRUKTUR BAJA 1
Mulai
E, I, L
Tidak
G
G EI
Ʃ( )c
L
GA= EI
EI Ʃ( )g
Ʃ( )c L
L
GA = EI
Ʃ( )g EI
L Ʃ( )c
L
GB= EI
EI Ʃ( )g
Ʃ( )c L
L
GB = EI
Ʃ( )g
L
Nilai K Nilai K
Finish
TUGAS STRUKTUR BAJA 1
BAB III
STUDI KASUS
Struktur portal, semua kolom profil H250x250(Ix = 10000 cm4) dan balok
dengan profil WF300x150 (Ix = 7210 cm4). Sambungan kolom-balok dianggap
menyatu, dan tumpuannya sendi (titik A, B, C, dan G). Jika kondisi tekuk yang
dievaluasi adalah pada bidang gambar (arah tegak lurus tertambat). Hitung dengan
alignment chart berapa faktor K untuk [1] kolom BE; dan [2] kolom EH.
BAB IV
ANALISIS
Tahap awal adalah memprediksi bentuk tekuk yang mungkin terjadi jika
setiap kolom dapat dibebani sebesar Pcr secara serentak. Sambungan balok menerus
ke titik G menyebabkan kolom – kolom sampai elevasi tersebut akan berperilaku
sebagai kolom tidak bergoyang. Kolom di atas elevasi tersebut berperilaku sebagai
kolom bergoyang. Prediksi tekuknya adalah sebagai berikut:
Prediksi dibuat dengan asumsi titik D,E dan F terikat lateral pada titik G
sehingga tidak bisa digeser. Adapun titik H dan I, karena hanya mengandalkan
kekakuan kolom dan balok, bisa bergeser di arah lateral. Bentuk deformasi tekuk
terjadi dengan asumsi semua kolom dibebani sampai Pcr dan terjadi secara bersamaan.
Tentu saja kondisi tersebut secara real jarang terjadi, tetapi memang itu asumsi
pemakaian alignment chart dalam menghitung faktor K, khususnya bagian rangka
bergoyang. Jika ternyata beban Pcr tekuk hanya diberikan secara partial. Jika ada
bagian lainnya yang tidak mengalami tekuk, maka pemakaian cara DAM (AISC
2010) dapat memberi nilai kapasitas kolom yang lebih realistis.
TUGAS STRUKTUR BAJA 1
Dari prediksi deformasi portal saat terjadi tekuk, dengan ilmu “panjang efektif
kolom” dapat diketahui kisaran nilai K tiap kolom. Untuk mendapatkan nilai K yang
akurat maka alignment chart “rangka tidak bergoyang” dipakai untuk kolom BE,
adapun “rangka bergoyang” untuk kolom EH. Detail hitungan dan data nilai GA dan
GB yang diperlukan adalah sebagai berikut (dianggap nilai E = 1, karena material
balok dan kolomnya sama).
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑐 2∗10000/500
Titik E : GA = = = 2.5
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑔 2∗7210/900
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑐
Titik B : GB = = 10 dianggap sebagai sendi
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑔
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑐 10000/500
Titik H : GA = = = 2.5
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑔 7210/900
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑐 2∗10000/500
Titik E : GB = = = 2.5
∑(𝐸𝐼/𝐿)𝑔 2∗7210/900
TUGAS STRUKTUR BAJA 1
Cara lain tanpa memakai Alignment Chart, yaitu dengan rumus (Dumoteil 1992) akan
digunakan sebagai pembanding, yaitu:
1. Kolom BE rangka titik bergoyang (0,5 ≤ K ≤ 1,0), rumusnya:
3𝐺𝐴𝐺𝐵+1,4(𝐺𝐴+𝐺𝐵)+0,64
𝐾𝐵𝐸 =
3𝐺𝐴𝐺𝐵+2,0(𝐺𝐴+𝐺𝐵)+1,28
𝐾𝐵𝐸 = 0,92
𝐾𝐸𝐻 = 1,73
Catatan:
Kisaran nilai K untuk K kolom sesuai prediksi sebelumnya. Ketelitian sampai
dua angka di belakang koma, ditentukan dari kecermatan pembacaan chart, ini
tentu saja sifatnya subyektif.
TUGAS STRUKTUR BAJA 1
BAB V
KESIMPULAN