Anda di halaman 1dari 6

Fakta yang Wajib Anda Tahu Seputar Donor

Darah
Oleh Ajeng Quamila Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: Hello Sehat
Medical Review Team.

 105Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)105


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Darah adalah sesuatu yang dapat dengan mudah kita donasikan karena tubuh kita akan terus
mengisi ulang untuk menggantikan jumlah darah yang hilang. Rata-rata orang dewasa memiliki
5 liter darah yang terus berputar dalam tubuh. Pada umumnya, tiap sel darah akan dipecah untuk
kemudian diganti dengan sel darah baru setiap 120 hari. Sebaliknya, darah hasil donor ini hanya
bisa bertahan hingga 42 hari. Usia yang pendek ini berarti donor darah selalu dibutuhkan dan
perlu didonasikan secara teratur.

Dilansir dari Info Datin Kemenkes RI, ketersediaan darah untuk donor idealnya adalah 2,5% dari
jumlah penduduk. Artinya, untuk mencukupi ketersediaan stok darah di setiap wilayah, PMI
membutuhkan kurang lebih 5 juta kantong darah setiap tahunnya. Namun, data tahun 2013
menyatakan bahwa Indonesia masih kekurangan stok darah hingga setengah dari total yang
diperlukan.

Apakah donor darah aman?


Donor darah adalah proses yang terjamin aman. Darah dari setiap pendonor akan dikumpulkan
lewat jarum steril sekali pakai, kemudian ditampung dalam kantong darah steril.

Donor darah di Indonesia diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 2/2011 tentang pelayanan donor
darah yang diatur oleh Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai tujuan sosial dan kemanusiaan.
Donor darah di bawah pengawasan PMI juga dijamin UU No. 36/2009 tentang Kesehatan,
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan donor darah yang aman,
mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Siapa saja yang bisa donor darah?


Semua orang yang berusia 17-65 tahun boleh mendonorkan darah. Tetapi, calon pendonor baru
dikatakan layak jika lolos pemeriksaan kesehatan sebelum mendonorkan darah.

Pendonor harus memiliki berat badan tidak kurang dari 45 kilogram dan sehat, baik jasmani
maupun rohani. Selain itu, tekanan darah Anda harus berada pada angka 100-170 (sistolik) dan
70-100 (diastolik). Kadar hemoglobin darah saat pemeriksaan harus berkisar antara 12,5g%
– 17g%.

Jika Anda sedang dalam pengobatan antibiotik resep, Anda harus menyelesaikan resep hingga
tuntas sebelum mendonorkan darah.

Bagi Anda yang baru saja mendapatkan tato, Anda mungkin akan diharuskan untuk menunggu
sampai satu tahun untuk bisa mendonorkan darah.

Jika Anda menderita demam atau flu, tekanan darah rendah (di bawah 80/50), atau jika kadar
hemoglobin darah terlalu rendah, Anda tidak bisa mendonorkan darah. Begitu pula dengan
pendonor yang mengidap atau berisiko malaria, HIV, hepatitis B dan C, penyakit jantung dan
paru, kanker, hipertensi, diabetes, kelainan darah atau perdarahan abnormal, epilepsi atau kejang,
sipilis, serta ketergantungan narkoba dan alkohol.
Bagaimana proses donor darah?
Proses donor darah dari mulai Anda tiba sampai selesai memakan waktu sekitar satu jam.
Pendonoran darah itu sendiri hanya berlangsung sekitar 8-10 menit. Langkah-langkah dalam
proses ini adalah:

Registrasi: Anda akan diminta untuk menunjukkan kartu identitas (KTP/SIM/Paspor) dan kartu
donor (jika Anda punya) dan mengisi formulir pendaftaran seputar identitas diri, termasuk nomor
identitas donor (jika Anda adalah pendonor rutin).

Pemeriksaan kesehatan: Petugas pelayanan akan mewawancarai Anda seputar riwayat


kesehatan dan penyakit Anda. Pada tahap ini, tekanan darah, kadar hemoglobin, suhu tubuh, dan
nadi Anda akan diukur.

Donasi: Donor darah dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring, dan dilakukan oleh petugas
kesehatan profesional yang terlatih. Sebuah jarum steril akan dimasukkan ke kulit di bagian siku
dalam selama 8-10 menit sementara satu liter darah dan beberapa tabung sampel darah
dikumpulkan. Setelahnya, petugas akan menutup area bekas suntikan dengan perban.

Istirahat: Anda akan diberikan waktu memulihkan diri dengan menikmati makanan dan
minuman yang disediakan oleh penyelenggara donor darah untuk mengisi kembali tenaga setelah
kehilangan banyak volume cairan.

Setelah donor darah, Anda tidak akan merasakan apa-apa — Anda bisa pulang dan melanjutkan
rutinitas harian Anda — walaupun sebagian kecil orang mungkin akan merasakan pusing, sakit
perut, atau timbul memar pada area bekas suntikan. Sangat jarang, pendonor mengalami hilang
kesadaran, kerusakan saraf, atau kerusakan arteri.

Apa yang harus dilakukan sebelum donor darah?


Cukupi asupan gizi dan cairan tubuh Anda dengan makanan dan minuman kaya zat besi, seperti
daging merah, ayam, ikan, produk susu, kacang dan biji-bijian, dan bayam. Hindari makanan
berlemak, seperti fast food atau es krim, yang bisa mengecoh hasil tes darah. Jika darah Anda
mengandung terlalu banyak lemak, darah Anda tidak akan bisa diuji untuk penyakit menular dan
darah Anda tidak bisa digunakan untuk transfusi. Hindari pula konsumsi alkohol menjelang hari-
H donor darah.

Di malam menjelang donor darah, usahakan Anda mendapat cukup tidur. Perbanyak minum air
putih atau minuman non-alkoholik lainnya sebelum donor darah.

Di hari-H donor darah, pakai pakaian yang lengannya mudah digulung hingga di atas siku, atau
pakai kaos oblong.

Apa yang harus dilakukan setelah donor darah?


Perbanyak asupan cairan dan makanan. Hindari alkohol hingga 24 jam setelah donor darah.

Anda bisa melepas perban 5 jam setelah donor. Jika Anda mengalami perdarahan, angkat lengan
di atas kepala dan berikan tekanan sampai perdarahan berhenti. Jika terasa sakit, kompres es
selama 24 jam pertama. Jika sakit berlanjut, kompres dengan air hangat.

Jangan mengangkat barang berat atau melakukan aktivitas berat dengan lengan Anda selama
seharian.

Jika Anda merasa lemas, pusing, atau mual setelah mendonorkan darah, hentikan segala hal yang
sedang lakukan dan duduk atau berbaring selama beberapa saat sampai Anda merasa lebih baik.

Apakah pendonor akan diberitahu jika ternyata mengidap


suatu penyakit berdasarkan hasil tes darah?
Hasil tes darah adalah informasi pribadi dan rahasia. PMI tidak akan membocorkan hasil tes
positif kepada siapapun, kecuali donor dan jika diwajibkan oleh hukum.

Pendonor yang terbukti positif terhadap HIV atau penyakit menular lewat darah lainnya akan
segera diberitahukan oleh PMI dan mendapatkan kesempatan untuk konseling dengan konselor
kesehatan profesional dari PMI.

PMI menyimpan catatan dari orang-orang yang memiliki risiko menyebarkan penyakit lewat
transfusi. PMI akan diwajibkan oleh hukum untuk melaporkan segala informasi berisiko kepada
Kementerian Kesehatan dan badan pemerintahan lain yang bersangkutan, jika diperlukan.

Informasi donasi juga bisa digunakan secara rahasia untuk penelitian medis.

Bisakah terjangkit HIV dari donor darah?


Tidak. Anda tidak bisa tertular HIV atau penyakit menular lainnya melalui donor darah legal.

Prosedur donor darah yang diawasi oleh PMI dan pemerintah terjamin keamanannya. Petugas
kesehatan akan menggunakan perlengkapan steril dan sekali pakai untuk setiap pendonor, yang
akan dibuka segelnya dan dibuang atas pengetahuan Anda.

Apa yang akan dilakukan PMI terhadap darah donor?


Darah donor yang terkumpul akan dikirim ke laboratorium untuk diproses — dibagi sesuai
kebutuhan, misalnya sel darah merah, plasma, platelet darah dan/atau cryoprecipitaten. Darah
donor kemudian siap untuk didistribusikan ke berbagai rumah sakit di Indonesia.
Donor darah adalah satu hal sederhana yang bisa Anda lakukan, tetapi bisa membuat perbedaan
besar dalam hidup orang lain. Setiap kantong donor darah yang didonasikan bisa menyelamatkan
tiga orang yang membutuhkan.

Baca Juga:

 5 Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan Anda


 Makanan yang Harus Dilahap Setelah Donor Darah
 Persiapan yang Harus Dilakukan Sebelum Donor Darah

Anda mungkin juga menyukai