Anda di halaman 1dari 6

Siti Nur Indah & Ety Apriliana|Hubungan antara Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi

Baru
Lahir

Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia


pada Bayi Baru Lahir

Siti Nur Indah1, Ety Apriliana2


1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal. Sedangkan asfiksia merupakan penyebab
kematian bayi kedua tersering setelah prematur dan BBLR. Pre eklampsia dalam kehamilan adalah komplikasi yang serius
trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti: odema, hipertensi, proteinuria, kejang sampai koma dengan umur
kehamilan di atas 20 minggu. Pre eklampsia dalam kehamilan menimbulkan dampak bervariasi. Mulai dari yang ringan
hingga berat, misalnya mengganggu organ ginjal ibu hamil, menyebabkan hipoksia janin intrauteri, rendahnya berat badan
bayi ketika lahir, dan melahirkan sebelum waktunya. Pre eklampsia mengakibatkan tekanan darah yang tinggi
menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke plasenta. sudah pasti ini akan mengurangi suplai oksigen dan makanan bagi
bayi. Akibatnya, perkembangan bayi mejadi lambat, dan terjadi hipoksia intrauterin, lebih fatal lagi, penyakit ini bisa
menyebabkan lepasnya jaringan plasenta secara tiba-tiba dari uterus sebelum waktunya. Ketidakmampuan bayi setelah
dilahirkan untuk bernapas normal karena gangguan pertukaran dan transport oksigen dari ibu ke janin sehingga terdapat
gangguan ketersediaan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Efek hipoksia ini adalah asfiksia. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pre eklampsia dalam kehamilan menyebabkan resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.

Kata kunci:asfiksia neonatorum, neonatus,preeklampsia.

Relationship between Preeclampsia in Pregnancy with Neonatal Asphyxia

Abstract
Preeclampsia is one of the main causes of maternal deaths. While asphyxia is the second most common cause of infant
mortality after preterm and LBW.Preeclampsia in pregnancy is a serious complication in the second-third trimester with
clinical symptoms such as edema, hypertension, proteinuria, convulsions to coma with gestational age over 20 weeks. Pre
eclampsia in pregnancy impacts vary. Ranging from mild to severe, for example disrupt kidney pregnant women, causing
fetal intrauterine hypoxia, the low weight of the baby when it is born, and gave birth prematurely. Preeclampsia in
pregnancy lead to high blood pressure cause a reduction in shipments of blood to the placenta. surely this would reduce
the supply of oxygen and food for the baby. As a result, the development of the baby becoming slow, and intrauterine
hypoxia occurs, more fatal, the disease can lead to the release of placental tissue suddenly from the uterus prematurely.
The inability of the baby after birth to breathe normally because of interference exchange and transport of oxygen from
mother to fetus so that there is interference with the availability of oxygen and carbon dioxide expenditure. This is the
effect of hypoxia asphyxia. Therefore it can be concluded that Preeclampsia in pregnancy lead to the risk of asphyxia in
newborns.

Keywords: neonatal asphyxia, neonatal, preeclampsia.

Korespondensi:Siti Nur Indah | Alamat Pondok Arbenta, LK 001 Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung | HP
082186662432|e-mail: sitinurindah26@gmail.com

Pendahuluan Menurut WHO diperkirakan sekitar


Kemampuan pelayanan kesehatan 900.000 kematian bayi baru lahir setiap tahun
suatu negara ditentukan dengan diakibatkan asfiksia neonatorum. Laporan dari
perbandingan tinggi rendahnya angka WHO menyebutkan bahwa sejak tahun 2000 –
kematian ibu dan angka kematian perinatal. 2003 asfiksia menempati urutan keenam yaitu
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal sebanyak 8% sebagai penyebab kematian
lebih mencerminkan kesanggupan satu negara neonatal di seluruh dunia setelah pneumonia,
untuk memberikan pelayanan kesehatan. malaria, sepsis neonatorum dan kelahiran
Kesehatan prenatal, perinatal, dan postnatal prematur.2
menjadi sangat penting karena pada masa ini Berdasarkan Survei Demografi dan
dianggap sebagai masa yang rawan terjadinya Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
gangguan atau kecacatan.1 kematian ibu yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas sebesar 359

Majority | Volume 5 | Nomor 5 | Desember 2016 | 55


Siti Nur Indah & Ety Apriliana|Hubungan antara Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir

per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun dan teratur, sehingga dapat menurunkan
2010, penyebab langsung kematian maternal oksigen dan makin meningkatkan karbon
di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan dioksida yang menimbulkan akibat buruk
yaitu perdarahan (28%), pre eklampsia dan dalam kehidupan lebih lanjut.7 Oleh karena itu
eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama antenatal care yang baik dan pertolongan
(5%), dan abortus (5%).3 persalinan olehtenaga kesehatan sangat
Kondisi Angka Kematian Bayi juga dianjurkan untuk deteksi dini dan penanganan
belum menggembirakan yaitu 32 per 1.000 komplikasi obstetrik yang mungkin timbul
kelahiran hidup.Angka kematian bayi dari pada ibu hamil, bersalin dan bayi baru lahir.
tahun ke tahun mengalami penurunan Pelayanan Antenatal Care yang kurang baik
walaupun belum memuskan. Berdasarkan dapat menyebabkan masalah kesehatan pada
riskesdas 2007 terdapat angka kematian bayi masa kehamilan tidak dapat ditangani dengan
sebesar 24 per 1000, lebih rendah baik termasuk preeklamsia. Hal ini sering
dibandingkan tahun 2002 yang sebesar 35 per menyebabkan ibu hamil datang ke petugas
1000 kelahiran.3Angka kematian bayi di kesehatan dengan kondisi atau komplikasi
Indonesia masih tergolong tinggi jika kehamilan yang sudah parah. Keterlambatan
dibandingkan dengan negara – negara ASEAN penanganan ini menyebabkan perburukan
seperti Singapura (3/1000 kh), Brunei kondisi ibu dan janin. Tingginya angka
Darussalam (8/1000 kh), Malaysia (10/1000 kematian ibu dan bayi di Indonesia tidak dapat
kh), Vietnam (18/1000 kh) dan Thailand dilepaskan dari berbagai faktor yang
(20/1000 kh).2Penyebab kematian neonatus mempengaruhi di antaranya kondisi sosial
adalah prematur dan berat badan lahir rendah ekonomi, rendahnya pendidikan, faktor sosial
(35%), asfiksia lahir (33,6%) dan sisanya budaya, kurangnya kesadaran akan kesehatan
karena infeksi, trauma jalan lahir serta cacat dan belum berfungsinya secara optimal
kongenital. 3 pelayanan kesehatan pada ibu pada masa
Preeklampsia masih menjadi salah satu kehamilan.8
penyebab utama kematian ibu dan perinatal. Oleh karena itu, pada artikel ini akan
Preeklampsia merupakan penyakit yang membahas mengenai hubungan antara
ditandai dengan adanya hipertensi, hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian
proteinuria dan edema. Preeklampsia pada asfiksia neonatorum.
ibu hamil menimbulkan dampak bervariasi.
Mulai dari yang ringan hingga berat, misalnya Isi
mengganggu organ ginjal ibu hamil, Preeklampsia adalah sindrom spesifik
menyebabkan hipoksia janin intrauteri, kehamilan berupa bekurangnya perfusiorgan
rendahnya berat badan bayi ketika lahir, dan akibat vasospasme dan aktivitas endotel yang
melahirkan sebelum waktunya.4 Pada ditandai dengan proteinuria dan hipertensi.
hipertensi dalam kehamilan (misal Hipertensi yang dimaksudkan disini adalah
preeklampsia) tekanan darah yang tinggi terjadinya peningkatan tekanan diastolik
menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke sekurang-kurangnya 30 mmHg, atau
plasenta. sudah pasti ini akan mengurangi peningkatan diastolik sekurang-sekurangnya
suplai oksigen dan makanan bagi bayi. 15 mmHg, atau adanya tekanan sistolik
Akibatnya, perkembangan bayi mejadi lambat, sekurang-kurangnya 140 mmHg, atau tekanan
dan terjadi hipoksia intrauterin, lebih fatal diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg.
lagi, penyakit ini bisa menyebabkan lepasnya Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya
jaringan plasenta secara tiba-tiba dari uterus dua kesempatan dengan perbedaan waktu 6
sebelum waktunya.5 Efek hipoksia adalah jam dan harus didasarkan pada nilai tekanan
asfiksia neonatorum. Ketidakmampuan bayi darah sebelumnya yang diketahui.9
setelah dilahirkan untuk bernapas normal Etiologi preeklamsia sampai saat ini
karena gangguan pertukaran dan transport belum diketahui dengan pasti. Ditandai
oksigen dari ibu ke janin sehingga terdapat dengan perubahan pembuluh darah plasenta
gangguan ketersediaan oksigen dan dengan cepat menyebabkan gangguan fungsi
pengeluaran karbondioksida.6 plasenta, diduga yang berperan menyebabkan
Asfiksia neonatorum adalah keadaan hal ini adalah tiga faktor yaitu maladaptasi
gawat bayi yang tidak dapat bernafas spontan

Majority | Volume 5 | Nomor 5 | Desember 2016 | 56


Siti Nur Indah & Ety Apriliana|Hubungan antara Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir

imunologi, genetik predisposisi, dan faktor semua arteriola dalam tubuh mengalami
media-vaskular.10 spasme, maka tekanan darah akan naik,
Faktor yang pertama yaitu maladaptasi sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan
imunologi. Pengaruh imunologi ini didukung tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
oleh penelitian epidemiologi mengenai dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan
kegagalan respon imun maternal yang secara dan edema yang disebabkan oleh penimbunan
langsung menyebabkan invansi tromboplastik air yang berlebihan dalam ruangan interstisial
dan gangguan fungsi plasenta. Kegagalan belum diketahui sebabnya, mungkin karena
respon imun ini menjadi postulat yang retensi air dan garam. Proteinuria dapat
menyebabkan berkurangnya Human leukocyte disebabkan oleh spasme arteriola sehingga
antigent (HLA) G protein yang normalnya terjadi perubahan pada glomerulus.4
diproduksi untuk membantu ibu mengenal Tanda dan gejala preeklampsia
komponen imunologi asing plasenta atau dibedakan menjadi dua macam yaitu
berkurangnya formasi dari bloking antibody berdasarkan gambaran klinik ditandai dengan
untuk menekan atau imunoprotec dari imun pertambahan berat badan yang berlebihan,
asing plasenta.10 edema, hipertensi, proteinuria dan
Faktor yang kedua yaitu genetic berdasarkan gejala subyektif yang ditandai
predisposisi. Preeklamsi diduga berhubungan sakit kepala di daerah frontal, nyeri
dengan sigle recesives gene.dominant gen epigastrium, gangguan visus: penglihatan
dengan incomplete penetrance atau kabur, skotoma, diplopia, mual, muntah dan
multifakrorial. Penelitian lain mengatakan gangguan serebral lainnya: reflek meningkat
pasien dengan riwayat mempunyai anak intra dan tidak tenang.12
uterine growth retardation (IUGR) Klasifikasi preeklampsia dibagi
dipertimbangkan mempunyai resiko untuk menjadi dua golongan yaitu preeklamsia
terjadi hipertensi pada kehamilan.10 ringan dan preeklamsia berat. Preeklamsi
Faktor yang terakhir yaitu faktor aringan di tandai dengan pertambahan berat
media-vaskular. Adanya defek vaskuler badan, edema umum di kaki dan muka,
menyebabkan penyakit seperti diabetes hipertensi dengan tekanan darah lebih atau
mellitus, hipertensi kronik, penyakit gangguan sama dengan 140/90mmHg setelah gestasi20
vaskuler, resistensi insulin dan obesitas minggu, proteinuria lebih atau sama dengan
menyebabkan perfusi plasenta yang 300 mg per liter dan 1+ atau 2+ pada dipstick,
berkurang sehingga meningkatkan resiko danbelum ditemukan gejala-gejala subyektif.
preeklamsia. Hal ini menjadi postulat Sedangkan preeklamsia berat ditandai dengan
berkembangnya preeklamsia menjadi tiga cara tekanan darah sistolik≥ 160 mmHg dan
yaitu: defective plasentation, plasental tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg,
ischemia, endothelial cell dysfunction. Teori proteinuria 2 gram per liter atau≥ 2+ pada
yang sekarang dipakai sebagai penyebab dipstick, oliguria < 400 ml/24 jam, kreatinin
preeklamsia adalah teori “iskemia plasenta”. serum > 1,2 mg/dl, nyeri epigastrium, edema
Teori ini belum dapat menerangkan semua hal pulmonum, sakit kepala di daerah frontal,
yang bertalian dengan penyakit ini.10 diplopia dan pandangan kabur, serta
Faktor predisposisi terjadinya perdarahan retina.13
preeklamsi menurut Varney adalah penyakit Komplikasi preeklampsia dibedakan
trofoblas, kehamilan multiple, penyakit menjadikomplikasi pada ibu dan komplikasi
hipertensi vaskuler kronik, penyakit renal pada janin/bayi. Komplikasi pada ibu di
kronik, diabetus mellitus, usia maternal diatas antaranya atonia uteri, sindrom HELLP,
35 tahun, nuliparitas, riwayat preeklamsia gagalginjal, perdarahan otak, edema paru,
terdahulu dan riwayat keluarga.11 gagal jantung, sedangkan komplikasi pada
Patofisiologi preeklamsi terjadi janin/bayi seperti asfiksia neonatorum,
spasme pembuluh darah disertai dengan pertumbuhan bayi terhambat (Intra Uterin
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal Fetal Retardation), hipoksia intrauteri,
ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. kelahiran prematur dan berat badan lahir
Pada beberapa kasus, lumen arteriola rendah.14
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat Pre eklampsia saat kehamilan dapat
dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi

Majority | Volume 5 | Nomor 5 | Desember 2016 | 57


Siti Nur Indah & Ety Apriliana|Hubungan antara Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir

baru lahir. Patofisiologi terjadinya asfiksia Terdapat tiga faktor penyebab


neonatorum disebabkan oleh perubahan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir yaitu
vaskuler yang terjadi selama kehamilan. Pada faktor ibu, faktor lain pusat dan faktor bayi.
hamil normal terjadi invasitrofoblas kedalam Penyebab asfiksia berdasarkan faktoribu di
lapisan arteria spiralis yang menimbulkan antaranya preeklamsia dan eklamsia,
degenerasi lapisan otot tersebut dan jaringan perdarahan abnormal (plasenta previa atau
sekitarnya sehingga terjadi dilatasi spiralis dan solusio plasenta), partus lama atau partus
jaringan matriks menjadi gembur sehingga macet, demam selama persalinan, infeksi
memudahkkan lumen arteri spiralis berat (malaria, sifilis, TBC, HIV), kehamilan
mengalami distensi dan dilatasi. Dampak dari lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan),
distensi dan dilaatasi ini adalah terjadinya penyakit ibu. Berdasarkan factor tali pusat
penurunan tekanan darah, penurunan yaitu lilitan tali pusat, talipusat pendek, simpul
resistensi vaskuler dan peningkatan aliran tali pusat dan prolapsus tali pusat, sedangkan
darah pada daerah uteroplasenta. Akibatnya factor bayi adalah bayi prematur, persalinan
aliran darah ke plasenta cukup banyak dengan tindakan, kelainan bawaan dan air
sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin. ketuban bercampur mekonium.16
Proses ini dinamakan “remodeling arteri Patogenesis terjadinya asfiksia
spinalis” Sedangkan pada preeklamsia tidak neonatorum adalah bila janin kekurangan O2
terjadi invasi sel-sel trofoblas pada arteri dan kadar CO2 bertambah, timbulah
spiralis dan jaringan matriks sekitarnya, rangsangan terhadap N. Vagus sehingga bunyi
akibatnya arteri spiralis relatif mengalami jantung menjadi lambat. Bila kekurangan O2
vasokonstriksi dan terjadi kegagalan ini terus berlangsung, maka N. vagus tidak
“remodeling arteri spinalis” sehingga aliran dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini
darah uteroplasenta menurun dan terjadilah rangsangan dari N.simpatikus. Denyut jantung
iskemia plasenta dan hipoksia intra uteri.6 Jika janin lebih cepat akhirnya ireguler dan
janin mengalami kekurangan O2 dalam rahim menghilang. Kekurangan O2 juga merangsang
akan merangsang usus janin untuk usus,sehingga mekonium keluar sebagai tanda
mengeluarkan mekonium, selain itu janin juga janin dalam asfiksia.Janin akan mengadakan
akan mengadakan pernafasan intra uterin pernafasan intra uterin, bila kita periksa
sehingga terjadi aspirasi air ketuban dan kemudian, terdapat banyak air ketuban dan
mekonium dalam paru-paru yang mekonium dalam paru. Bronkus tersumbat
menyebabkan bronkus tersumbat dan bila dan terjadi atelektasis, bila janin lahir alveoli
janin lahir alveoli tidak berkembang sehingga tidak berkembang.
terjadi asfiksia.9 Tanda dan Gejala asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah suatu yaitu bayi tidak bernafas atau bernafas megap
keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat –megap, warna kulit kebiruan, kejang dan
bernafas secara spontan, teratur dan penurunan kesadaran.15 Gejala asfiksia
adekuat.15 Asfiksia neonatorum adalah diklasifikasikan berdasarkan nilai apperance
kegagalan bernafas secara spontan dan (colour = warna kulit), pulse (heart rate =
teratur pada saat lahir atau beberapa saat denyut nadi), Grimace (refleks terhadap
setelah lahir yang ditandai dengan keadaan rangsangan), activity (tonus otot), dan
PaO2 didalam darah rendah (hipoksemia), Respiration (usaha bernapas) atau sering
hiperkarbia (PaCO2 meningkat) dan asedosis.5 disebut APGAR.Asfiksia diklasifikaikan menjadi
Etiologi asfiksia neonatorum adalah tiga jenis yaitu asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
hipoksia janin yang terjadi karena gangguan asfiksia ringan-sedang (nilai APGAR 4-6) dan
pertukaran gas serta transport O2 dari ibu bayi normal (nilai APGAR 7-10).17 Skor APGAR
kejanin sehingga terdapat gangguan dalam dinilai pada menit pertama, menit kelima, dan
persediaan O2 dan dalam menghilangkan menit kesepuluh setelah bayi lahir, untuk
CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara mengetahui perkembangan keadaan bayi
menahun akibat kondisi atau kelainan ibu tersebut. Namun dalam situasi tertentu, skor
selama hamil (seperti; gizi buruk, anemia, APGAR juga dinilai pada menit ke sepuluh,
hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain), kelima belas, dan kedua puluh, hingga total
atau secara mendadak karena hal–hal yang skor sepuluh.18
diderita ibu dalam persalinan.6

Majority | Volume 5 | Nomor 5 | Desember 2016 | 58


Siti Nur Indah & Ety Apriliana|Hubungan antara Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir
18
Tabel 1. Nilai APGAR 2. Kementerian Kesehatan RI. Profil
Tanda 0 1 2 Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta
Appeara Pucat/ Badan Merah :Kementerian Kesehatan RI: 2014.
nce sianos meraah jambu 3. Zainud A. Hubungan Jenis Persalinan
is jambu komplit dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di
ekstremi
RSUD Pontianak. Jurnal Penelitian Berita
tas biru
Pulse HR tidak HR < 100 HR > 100
Ilmu Keperawatan. 2009;2(1):1-6.
ada 4. Rossa, A. Gambaran Karakteristik Ibu
Grimace Tidak ada Grimace Batuk Hamil dengan Pre-eklampsia di RSUP H.
respon fasial Adam Malik Medan Periode Mei 2005-Mei
2006. [Skripsi]. Medan: Universitas
Activity Lumpuh Sedikit Posisi Sumatera Utara. 2006.
fleksi fleksi/aktif 5. Hashemi, A. Hubungan Paritas pada
Penderita Preeklampsia Berat Terhadap
Respiration Tidak/ada Lambat Menan gis, Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD dr.
tidak udara
Soebandi Kabupaten Jember. [Skripsi].
teratur masuk baik
Jember: Universitas Jember. 2015.
6. Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Bina
Ringkasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008.
Preeklampsia pada kehamilan 7. Manuaba IBG, Chandra IA, Fajar M.Gawat
menimbulkan dampak bervariasi. Gejala Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri
ditandai dengan edema hipertensi, Ginekologi Social Untuk Profesi Bidan.
proteinuria, kejang sampai koma dengan Jakarta: EGC. 2008: 475-480.
umur kehamilan di atas 20 minggu dan dapat 8. Jumiatun. Hubungan antara Preeklamsia
terjadi antepartum, intrapartum, pascapartus. dalam Persalinan dengan Kejadian
Pada pre eklampsia, tekanan darah yang tinggi Asfeksia di RSUD Kab.Batang. Jurnal
menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke Kebidanan STIKes Widya Husada:
plasenta. mengurangi suplai oksigen dan Semarang. 2013;11:1-17.
makanan bagi bayi mengakibatkan asfiksia 9. Cunningham,FG., et.al. Obstetri William,
neonatorum. Tanda dan Gejala asfiksia Edisi 21. Jakarta: EGC. 2006.
neonatorum adalah tidak bernaf asatau 10. Gilbert ES, Harmon JS. Manual of High Risk
bernafas megap–megap, warna kulit kebiruan, Pregnancy and Delivery. (Fifth Edition). St.
kejang dan penurunan kesadaran. Penilaian Louis : Mosby. 2011.
asfiksia dapat menggunakan skor APGAR. Skor 11. Jan MK, Carolyn LG. Buku Saku Asuhan
APGAR dinilai dari 5 item yaitu appereance, Kebidanan Varney. (Edisi Kedua). Jakarta:
pulse, grimace, activity dan respiration. Efek EGC. 2010.
dari asfiksia neonatorum mulai dari kerusakan 12. Gerungan, JC. Faktor – Faktor yang
fungsi organ, ganguan motorik, retardasi Berhubungan dengan kejadian Asfiksia
mental bahkan kematian. Neonatorum di RSUP Prof. Dr. R. Kandou
Manado. Jurnal Ilmiah Bidan Poltekes
Simpulan Manado. 2014;2(1).66-72.
Disimpulkan bahwa, preeklampsia 13. De Cherney, Nathan. Current Obstetric
dalam kehamilan pada ibu meningkatkan and Gynaecologic Diagnosis and
resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. Treatment. 10th ed. New York : McGraw-
Hill. 2007. p780-8
DaftarPustaka 14. Wagner LK. Diagnosis and Management of
1. Gilang, Harsoyo N, Maya DR. Faktor – Preeclampsia. American Family Pshysician
Faktor yang Berhubungan dengan Web. December 15, 2004;70;12: 1-12.
Kejadian Asfiksia Neonatorum (Studi di 15. Snyder EY, Cloherty JP. Perinatal Asphyxia.
RSUD Tugurejo). [Skripsi]. Semarang : dalam: Cloherty JP, Stark AR (eds.)Manual
Universitas Muhammadiyah Semarang. of Neonatal Care. 7th ed. Philadelphia:
2012: 11-19. Lippincott Williams & Wilkins. 2012. p515-
55

Majority | Volume 5 | Nomor 5 | Desember 2016 | 59


Siti Nur Indah & Ety Apriliana|Hubungan antara Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir

16. Azwar A. Asuhan Persalinan Normal dan


Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: NPK-
KR/POGI dan JHPIEGO Corporation. 2008.
17. Ridhanillah GS. Faktor-Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorum (studi di RSUD Tugurejo
Semarang). [undergraduate thesis].
Semarang : Universitas Muhammadiyah
Semarang; 2012.
18. Haws. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat.
Jakarta : EGC. 2007.

Majority | Volume 5 | Nomor 5 | Desember 2016 | 60

Anda mungkin juga menyukai