Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

DINAS KESEHATAN
RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO
Jalan Kom Yos Sudarso No. 42 Putussibau. Kode Pos 78711
Surat Elektronik: rsud.adp42@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU


NOMOR : 449.1/.../.../DIKES-RSUD/ARK/2018

TENTANG

KEBIJAKAN TRANSFER PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU,

Menimbang : a. Bahwa proses transfer merupakan salah satu hal penting


yang pasti terjadi pada pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Achmad Diponegoro;

b. Bahwa sebagaimana yang dimaksud pada huruf a di atas,


perlu ditetapkan Kebijakan Transfer Pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro Putussibau
dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Achmad Diponegoro Putussibau;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);

3. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1966 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaga Negara Tahun 1996 Nomor
49, Tambahan Lembaga Negara Nomor 3637);

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : Kebijakan Transfer Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Achmad Diponegoro Putussibau terdapat dalam lampiran
surat keputusan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro Putussibau ini.

KEDUA : Kebijakan Transfer Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr.


Achmad Diponegoro Putussibau digunakan sebagai acuan
pelaksanaaan kegiatan transfer pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro Putussibau.

KETIGA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkannya dan


apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Putussibau
Pada tanggal :

Plt. Direktur Rumah Sakit Umum


Daerah Dokter Achmad Diponegoro,

DEWI WIDYASARI
Lampiran

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro


Putussibau
Nomor :
Tanggal : 2018
Tentang : KEBIJAKAN TRANSFER PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

A. Pengertian
1. Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari suatu ruang
perawatan ke ruang perawatan yang lain baik di dalam maupun di
luar rumah sakit
2. Transfer pasien adalah transfer intra rumah sakit atau ekstra
rumah sakit
3. Transfer intra rumah sakit adalah transfer dari satu ruang / unit /
instalasi yang lain dalam lingkup Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Achmad Diponegoro Putussibau
4. Transfer ekstra rumah sakit adalah transfer pasien dari ruang /
unit / instalasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad
Diponegoro Putussibau ke rumah sakit lain, atau dari ruang / unit
/ instalasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro
Putussibau ke rumah tempat tinggal pasien.

B. Tujuan
1. Terciptanya pelayanan pasien yang berkesinambungan
2. Terpenuhinya kebutuhan pasien

C. Kebijakan
1. Transfer di dalam rumah sakit
a. Sebelum transfer dilakukan, unit tempat pasien mendapatkan
pelayanan memastikan unit yang dituju siap menerima pasien
dan mampu memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien.
b. Sebelum transfer dilakukan asesmen kondisi klinis pasien
untuk menentukan kategori pasien, petugas transfer, waktu
observasi selama transfer dan alat utama yang digunakan
c. Hasil asesment berupa kriteria pasien:
 Non urgent
 Urgent
 Emergency
d. Panduan asessment menggunakan form transfer dan
merupakan data pre transfer
e. Asessment dilakukan oleh DPJP atau Perawat.
f. Sebelum, selama dan sesudah transfer pasien diobservasi atau
di dokumentasikan dalam form transfer
g. Panduan asessment sebagai berikut

N Pasien Petugas Ketrampilan Peralatan Waktu


o Transfer Petugas Transfer Utama observasi
1. Non urgen Perawat 1.Bantuan Hidup kursi pre dan post
 Kesadran compos Dasar roda/ transfer
mentis berjalan
 Pasien dapat memenuhi 2.transfer pasien
kebutuhannya sendiri
 Jalan nafas bebas,
batuk efektif
 Respiratory rate normal
(16-20 kali/menit)atau
kurang dari 30 kali
permenit untuk anak
 Tanpa terapi oksigen
 Tidak ada sianosis
 Hemodinamik stabil
tanpa support inotropic
atau vasopressor
 Capillary refill <2 detik
2 Urgen Perawat 1.Bantuan Hidup brancard pre dan post
 Kesadaran compos Dasar / kursi transfer
mentis roda serta per
 Pasien memenuhi 2.transfer pasien jam selama
kebutuhan sendiri dalam
dengan dibantu transfer
 Jalan nafas bebas,
batuk efektif
 Respiratory rate
meningkat (20-28
kali/menit atau 30-40
kali per menit
 Terapi oksigen dengan
nasal kanul atau simple
mask tidak lebih 5
liter/menit
 Tidak ada sianosis
 Hemodinamik stabil
tanpa support inotropic
atau vasopressor
 Capillary refill <2 detik
3 Emergensi pasien dewasa perawat 1.Bantuan hidup bed Monitor pre
 Terjadi penurunan dan dasar pasien/ dan post
kesadaran atau gelisah dokter brancard, transfer
 Pasien memenuhi 2.transfer pasien monitor serta
kebutuhannya dengan transfer, menggunak
dibantu penuh 3.bantuan hidup transfer an pasien
 Jalan nafas terganggu lanjut ventilator, monitor
atau kemungkinan transfer selama
besar akan terganggu 4.penguasaan oksigen transfer
alat transfer
(monitor transfer, Dokumenta
ventilator si
transfer) monitoring
dilakukan
setiap 15
 Respiratory rate menit
tachypnea (>28 kali per selama
menit) atau bradypneu dalam
 Terapi oksigen lebih transfer
dari 5 liter/menit atau
dengan NRM, RM,
bagging atau ventilator
 Tidak ada atau ada
sianosis
 Hemodinamik stabil
dengan support
inotropic atau
vasopressor
 Capillary refill <2 detik
4 Emergensi pasien neonates perawat 1.Bantuan hidup bed Monitor pre
dan anak dan dasar pasien/ dan post
 Terjadi penurunan dokter brancard, transfer
kesadaran 2.transfer pasien monitor serta
 Jalan nafas terganggu transfer, menggunak
atau kemungkinan transfer an pasien
besar akan terganggu 3.bantuan hidup ventilator, monitor
 Respiratory rate lanjut transfer selama
tachypnea (>28 kali per oksigen transfer
menit) atau bradypneu 4.penguasaan
 Terapi oksigen lebih alat transfer Dokumenta
dari 5 liter/menit atau (monitor transfer, si
dengan NRM, RM, ventilator monitoring
bagging atau ventilator transfer dilakukan
 Tidak ada atau ada setiap 15
sianosis menit
selama
 Hemodinamik stabil dalam
dengan support transfer
inotropic atau
vasopressor
 Capillary refill <2 detik
5 Transfer pasien kritis 1.Bantuan hidup bed Monitor pre
(Critically ill transfer) dasar pasien/ dan post
 Pasien yang mengalami brancard, transfer
masalah pada jalan 2.transfer pasien monitor serta
nafas, pernafasan, transfer, menggunak
sirkulasi, dan setelah 3.bantuan hidup transfer an pastient
dilakuakn stabilisasi lanjut ventilator, monitor
sesuai sumber daya transfer selama
rumah sakit masih 4.penguasaan oksigen, transfer
belum stabil. alat transfer defibrilato
 DPJP menjustifikasi (monitor transfer, r/AED Dokumenta
bahwa secara medis, ventilator si
akan lebih baik jika transfer) monitoring
pasien ditransfer ke dilakukan
unit yang mempunyai setiap 5
sumber daya yang menit
dibutuhkan pasien selama
dalam
transfer

h. Transfer pasien ke kamar operasi, dan tempat lain jika terjadi


alih tanggung jawab setelah sampai tempat yang dituju maka
dilakukan serah terima pasien. Pasien diobservasi dan
didokumentasikan dalam data post transfer oleh petugas yang
menerima pasien.
i. Setelah selesai tindakan dan pasien siap ditransfer dilakukan
assessment transfer dan didokumentasikan dalam data pre
transfer di form transfer pasien oleh petugas kamar operasi,
hemodialisa dan tempat lain jika terjadi alih tanggung jawab,
dilakukan serah terima pasien kemudian ditransfer oleh
penjemputan pasien. Setelah sampai di ruang keperawatan
pasien dilakukan assessment post transfer.
j. Jika terjadi alih tanggung jawab pasien diobservasi pre, intra,
dan post transfer menjadi tanggung jawab petugas transfer.
k. Rumah sakit menetapkan kriteria masuk dari dan ke
pelayananintensif.
l. Kriteria layak masuk dan keluar instalasi rawat intensif
disusun oleh kepala instalasi rawat intensif.
m. Serah terima pasien antar petugas:
1. Identitas pasien
2. Diagnosis pasien
3. Riwayat penyakit pasien
4. Rencana managemen pasien
5. Kondisi dan problem terkini pasien
6. Rekam medis pasien
7. Form ceklist transfer antar ruang

2. Transfer keluar rumah sakit


a. Sebelum transfer dilakukan, unit tempat pasien mendapatkan
pelayanan memastikan fasilitas kesehatan lain yang dituju
siap menerima pasien dan mampu memberikan pelayanan
sesuai kebutuhan pasien.
b. Sebelum transfer dilakukan asesmen kondisi klinis pasien
untuk menentukan kategori pasien, petugas transfer, waktu
observasi selama transfer dan alat utama yang digunakan
c. Hasil assessment berupa kriteria pasien:
 Non urgent
 Urgent
 Emergency
d. Panduan asessment menggunakan form transfer dan
merupkan data pre transfer
e. Asessment dilakukan oleh DPJP atau Perawat.
f. Sebelum, selama dan sesudah transfer pasien diobservasi atau
di dokumentasikan dalam form transfer
g. Panduan asessment sebagai berikut
No Pasien Petugas Ketrampilan Peralatan Waktu
Transfer Petugas Utama observasi
Transfer
1. Non urgen Perawat 1.Bantuan kursi pre dan post
 Kesadaran compos Hidup Dasar roda/ transfer
mentis berjalan
 Pasien dapat memenuhi 2.transfer ambulan
kebutuhannya sendiri pasien non
 Jalan nafas bebas, batuk gawat
efektif darurat
 Respiratory rate normal
(16-20 kali/menit)atau
kurang dari 30 kali
permenit untuk anak
 Tanpa terapi oksigen
 Tidak ada sianosis
 Hemodinamik stabil
tanpa support inotropic
atau vasopressor
 Capillary refill <2 detik

2 Urgen Perawat 1.Bantuan brancard pre dan post


 Kesadaran compos Hidup Dasar / kursi transfer serta
mentis roda, per jam
 Pasien memenuhi 2.transfer ambulan selama dalam
kebutuhan sendiri pasien non transfer
dengan dibantu gawat
 Jalan nafas bebas, batuk darurat
efektif
 Respiratory rate
meningkat (20-28
kali/menit atau 30-40
kali per menit
 Terapi oksigen dengan
nasal kanul atau simple
mask tidak lebih 5
liter/menit
 Tidak ada sianosis
 Hemodinamik stabil
tanpa support inotropic
atau vasopressor
 Capillary refill <2 detik
3 Emergensi pasien dewasa perawat 1.Bantuan bed Monitor pre
 Terjadi penurunan dan hidup dasar pasien/ dan post
kesadaran atau gelisah dokter brancard, transfer serta
 Pasien memenuhi 2.transfer monitor menggunakan
kebutuhannya dengan pasien transfer, pasien monitor
dibantu penuh transfer selama
 Jalan nafas terganggu 3.bantuan ventilator, transfer
atau kemungkinan besar hidup lanjut transfer
akan terganggu oksigen, Dokumentasi
 Respiratory rate 4.penguasaan ambulan monitoring
tachypnea (>28 kali per alat transfer gawat dilakukan
menit) atau bradypneu (monitor darurat setiap 15
 Terapi oksigen lebih dari transfer, menit selama
5 liter/menit atau ventilator dalam transfer
dengan NRM, RM, transfer
bagging atau ventilator
 Tidak ada atau ada
sianosis
 Hemodinamik stabil
dengan support inotropic
atau vasopressor
 Capillary refill <2 detik
4 Emergensi pasien neonates perawat 1.Bantuan bed Monitor pre
dan anak dan hidup dasar pasien/ dan post
 Terjadi penurunan dokter brancard, transfer serta
kesadaran] 2.transfer monitor menggunakan
 Jalan nafas terganggu pasien transfer, pastient
atau kemungkinan besar transfer monitor
akan terganggu 3.bantuan ventilator, selama
 Respiratory rate hidup lanjut transfer transfer
tachypnea (>28 kali per oksigen,
menit) atau bradypneu 4.penguasaan ambulan Dokumentasi
 Terapi oksigen lebih dari alat transfer gawat monitoring
5 liter/menit atau (monitor darurat dilakukan
dengan NRM, RM, transfer, setiap 15
bagging atau ventilator ventilator menit selama
 Tidak ada atau ada transfer dalam transfer
sianosis
 Hemodinamik stabil
dengan support inotropic
atau vasopressor
 Capillary refill <2 detik
5 Transfer pasien kritis 1.Bantuan bed Monitor pre
(Critically ill transfer) hidup dasar pasien/ dan post
 Pasien yang mengalami brancard, transfer serta
masalah pada jalan 2.transfer monitor menggunakan
nafas, pernafasan, pasien transfer, pastient
sirkulasi, dan setelah transfer monitor
dilakuakn stabilisasi 3.bantuan ventilator, selama
sesuai sumber daya hidup lanjut transfer transfer
rumah sakit masih oksigen,
belum stabil. 4.penguasaan defibrilato Dokumentasi
 DPJP menjustifikasi alat transfer r/AED monitoring
bahwa secara medis, (monitor dilakukan
akan lebih baik jika transfer, setiap 5 menit
pasien ditransfer ke ventilator selama dalam
rumah sakit lain yang transfer transfer
mempunyai sumber daya
yang dibutuhkan pasien

h. Untuk pasien rujuk pelayanan atau alih rawat setelah sampai


ke pelayanan kesehatan yang dituju dilakukan serah terima
pasien, dilakukan observasi pre dan post transfer oleh petugas
transfer dan didokumentasikan dalam form monitor transfer
pasien. Satu form transfer dimasukkan dalam rekam medis
pasien satu lagi diserahkan ke pelayanan yang dituju

i. Jika terjadi alih tanggung jawab pasien maka observasi pre,


intra, dan post transfer menjadi tanggung jawab petugas
transfer
j. Petugas transfer adalah petugas ruangan dimana pasien di
rawat yang memenuhi kriteria sebagai petugas transfer.
k. Berkaitan dengan biaya yang timbul karena transfer pasien ke
luar rumah sakit diatur dalam kebijakan keuangan rumah
sakit.
3. Transfer pasien pulang dari rumah sakit
a. Pasien pulang sembuh
1. Pasien diberikan surat pulang dan pengobatan lanjutan
sesuai kebijakan pemulangan pasien
2. Pasien pulang sembuh, kriteria transfer pasien adalah hijau
3. Transfer pasien bisa dengan kendaraan pribadi pasien
4. Jika pasien menghendaki dengan ambulan maka rumah
sakit memfasilitasi sesuai dengan ketentuan
b. Pasien pulang atas permintaan sendiri
1. Pasien menandatangani informed consent setelah diberikan
penjelasan oleh DPJP
2. Pasien bisa mengunakan kendaraan pribadi dengan berbagai
akibat yang sudah bukan menjadi tanggung jawab rumah
sakit
3. Rumah sakit memfasilitasi jika pasien menghendaki
menggunakan ambulans dan petugas transfer
4. Petugas transfer adalah petugas ruangan dimana pasien di
rawat yang memenuhi kriteria sebagai petugas transfer.
5. Berkaitan dengan biaya yang timbul karena transfer pasien
ke luar rumah sakit diatur dalam kebijakan keuangan rumah
sakit.
c. Pasien pulang dari rawat jalan pasca tindakan dengan sedasi
dan pasca kemoterapi
1. Untuk pasien tindakan sedasi atau kemoterapi dilakukan
observasi sampai kriteria transfer non urgent
2. Transfer pasien bisa menggunakan kendaraan pribadi pasien
3. Jika pasien menghendaki dengan ambulan maka rumah
sakit memfasilitasi sesuai dengan ketentuan penggunaan
ambulan
4. Transfer pasien meninggal dunia
a. Transfer pasien meninggal harus menggunakan ambulan
jenazah
b. Rumah sakit berkewajiban menyediakan ambulan jenazah
c. Keluarga pasien berhak menggunakan ambulans jenazah dari
luar rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai