Tektonik lempeng membahas tentang kerak/lempeng yang bersifat padat dan rapuh yang
bergerak di atas astenosfer yang relatif lebih cair.
Bagian dalam bumi terdiri atas inti dalam yang bersifat padat karena tekanan yang sangat besar,
inti luar yang bersifat relatif lebih cair karena suhunya yang sangat tinggi. Kemudian mantel bumi yang
bersifat padat tetapi dapat berubah bentuk secara perlahan (bersifat plastis) dengan suhu diatas
10000C, dan yang paling atas adalah lapisan kerak bumi yang bersifat padat sebagai tempat tinggal
makhluk hidup.
Namun dalam konsep tektonik lempeng bagian bumi dibagi menjadi litosfer yang terdiri dari
kerak bumi dan bagian atas mantel yang kebanyakan masih bersifat padat. Astenosfer yaitu mantel
yang relatif lebih cair/plastis dibandingkan dengan litosfer serta inti dalam dan inti luar.
Upper Mantle
Tektonik lempeng terutama berhubungan dengan mantel bagian atas, yaitu litosfer yang
bersifat brittle dan astenosfer yang bersifat plastis.
Untuk gejala yang cepat seperti gelombang seismik, semua bagian mantel bersifat padat
dan elastis
Ketebalan litosfer di daratan (continent) lebih tebal dibandingkan dengan ketebalan
litosfer di lautan (oceanic). Hal ini berkaitan dengan prinsip isostasi dimana topografi
bumi yang lebih tinggi maka seharusnya memiliki akar yang lebih dalam, misalnya jika
didaratan kita dapat melihat pegunungan lebih tinggi dibanding permukaan laut artinya
ketebalan di daerah pegunungan lebih tebal dibandingkan lapisan kerak bumi di laut.
Selain itu, prinsip ini sesuai dengan konsep densitas, dimana benda yang memiliki
densitas lebih besar akan tenggelam atau berada di bawah benda yang memiliki densitas
lebih kecil. Benda yang memiliki densitas kecil akan cenderung naik ke atas. Sesuai
dengan kenampakan topografi muka bumi yaitu lapisan oceanic crust tenggelam di dalam
air sedangkan lapisan continental crust nampak di permukaan. Begitupula dengan adanya
tumbukan antar lempeng samudra dan benua dimana lempeng samudra menunjam ke
dalam lapisan lempeng benua.
Continental plate continental crust + upper mantle
Oceanic plate oceanic crust + upper mantle
Plate Boundary
Untuk mengetahui batas antar lempeng bumi, dapat diketahui dari beberapa parameter yaitu:
a. Gempa bumi, dimana jika kita amati lebih jauh kejadian gempa bumi hanya terjadi di
sekitaran kawasan tertentu dan membentuk pola khusus yaitu di kawasan batas antar
lempeng yang paling sering terjadi gempa bumi
b. Gunung api, karena adanya aktifitas pemekaran bumi yang menyebabkan cairan mantel
naik ke permukaan sehingga membentuk jajarann gunung api
c. Oceanic trench, adanya oceanic trench menunjukan adanya aktifitas antar dua lempeng
bumi
d. Aktifitas vulkanik, karena banyak terbentuk gunung api sepanjang batas antar lempeng
menyebabkan aktifitas vulkanik di daerah tersebut juga tinggi
Sea Floor Spreading, konsep ini diketahui karena pengamatan yang terus menerus bahwa
batas antar benua cocok satu sama lain jika digabungkan
Continental Drift
Pemekaran dasar samudra yang menyebabkan pergerakan lempeng bumi
Bukti adanya continental drift yaitu:
a. Formasi batuan sama di dua tempat yang berjauhan, sehingga dimungkikan usia
pembentukannya sama
b. Ditemukan fosil tumbuhan dan hewan darat yang sama di dua benua yang berbeda,
padahal hewan darat tidak mungkin dapat berenang sedemikian jauh. Umur dari fosil yang
ditemukan di dua benua berbeda ini menandakan periode yang sama
c. Fakta tentang iklim, dimana ditemukan batubara di antartika sedangkan pembentukan
batubara membutuhkan daerah yang beriklim tropis dengan kondisi hangat dan banyak
hujan
Namun continental drift hanya berhenti sebagai hipotesis tidak menjadi teori karena tidak
dapat menjelaskan bagaimana lempeng bumi bisa bergerak