Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Februari 1943
AKU
HAMPA
kepada sri
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru
padamu;
RUMAHKU
27 april 1943
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Tuhanku
Tuhanku
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
SAJAK PUTIH
1944
Derai-derai Cemara
Tuti Artic
Lagu Siul
Tak Sepadan
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak saru juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangga
Sajak Putih
Karya: Chairil Anwar
Rumahku
Malam Di Pegunungan
Malam
Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957
Krawang – Bekasi
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957
Hampa
kepada sri
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Tuhanku
Tuhanku
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
Diponegoro
MAJU
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954
Lagu Siul
Tak Sepadan
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak saru juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangga
Cintaku Jauh di Pulau
Sajak Putih
Rumahku
Malam Di Pegunungan
Malam
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
Thermopylae?
Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957
Krawang – Bekasi
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957
Hampa
kepada sri
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Tuhanku
Tuhanku
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
Diponegoro
Karya: Chairil Anwar