Case Urologi Isip
Case Urologi Isip
LAPORAN KASUS
3.3 Anamnesis
Keluhan Utama
1
Pada tanggal 11 Februari 2012 pasien berobat ke dokter penyakit dalam RSUD
Kota Depok dan dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang, setelah itu pasien
didiagnosis demam thypoid dan batu urether, untuk batu urether pasien di rujuk ke
RSUP Fatmawati untuk pengobatan yang lebih lanjut. Pasien tidak pernah memiliki
riwayat penyakit asma, sakit jantung, darah tinggi dan kencing manis. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi udara, debu ataupun makanan.
2
o Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
perubahan suhu, vocal fremitus paru kiri sama dengan paru kanan.
o Perkusi : sonor dikedua lapang paru
o Auskultasi : vesikuler paru kanan dan kiri, tidak terdapat rhonki,
tidak ada wheezing.
Jantung:
o Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat di intercostals 5 mid clavicula
line sinistra
o Palpasi : ictus cordis teraba di intercostals 5 mid clavicula line
sinistra, tidak ada thrill, tidak ada heaving
o Perkusi : batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi : S1 dan S2 normal, tidak ada gallop, tidak ada murmur
3
Auskultasi:-
o Regio suprasympisis:
Inspeksi: Datar, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan,
tidak ada perubahan warna, tidak ada memar.
Palpasi: buli tidak teraba penuh, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: -
Auskultasi: -
o Regio genitalia eksterna:
Inspeksi: tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, tidak
ada perubahan warna, tidak ada memar.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: -
Auskultasi: -
4
o BNO:
Psoas line baik dan kontur ginjal kanan dan kiri baik
Tampak bayangan radioopak bentuk lonjong setinggi os sacrum
sisi kanan
Tulang-tulang tampak normal
IVP:
Fungsi ekskresi ginjal kiri mulai tampak saat 5’, kanan mulai
tampak pada 10’
Nefrogram kedua ginjal tidak membesar
5
Pelviocalices kanan tampak dilatasi bentuk clubbing, kiri baik,
tak tampak filling defect.
Drainase ureter kanan sampai setinggi batu dan kiri masih
normal
Dinding buli regular, tidak tampak filling defect dan additional
defect
Tampak sisa urin minimal di buli.
Kesan: Hidronefrosis grade III dan hidroureter kanan disebabkan ureter 1/3
medial (yang setinggi os sacrum). Fungsi ginjal kiri dan buli dalam batas
normal.
VER/HER/KHER/RDW
o VER :84,7 fl
o HER : 27 pg
o KHER : 31,9 g/dl
o RDW : 14,3 %
HITUNG JENIS
o Basofil :0
o Eosinofil :3
o Netrofil : 69
o Limfosit : 19
o Monosit :7
o LUC :2
o Masa Perdarahan : 2.0
o Masa Pembekuan : 4.0
FUNGSI HATI
o SGOT : 18
o SGPT : 23
6
FUNGSI GINJAL
o Asam urat darah : 5.3
o Ureum darah : 28
o Kreatinin darah : 1.1
DIABETES
o Glukosa Darah Puasa :76
o Glukosa Darah 2 jam PP :145
LEMAK
o Trigliserida : 161
o Kolesterol total : 197
o Kolesterol HDL : 39
o Kolesterol LDL : 126
ELEKTROLIT DARAH
o Natrium : 144
o Kalium : 3,73
o Klorida : 107
URINALISA
o Urobilinogen : 0,2
o Protein urin : 1+
o Berat Jenis : 1.025
o Bilirubin : Negative
o Keton : Negative
o Nitrit : Positif
o pH : 6.0
o Leukosit : 2+
o Darah/Hb : 2+
o Glukosa Urin/Reduksi : Negative
o Warna : Yellow
o Kejernihan : Clear
SEDIMEN URIN
o Epitel : Positif
o Leukosit : >50
o Eritrosit : 3-4
o Silinder : Negative
o Kristal : Negative
o Bakteri : Positif
o Lain-lain : Negative
7
Tanggal 19 Februari 2012
Foto Thoraks PA
Interpretasi foto:
3.6 Resume
8
Pasien mengeluh nyeri pinggang kanan sejak 4 minggu SMRS. Nyeri dirasa
hilang timbul. Selain itu nyeri juga dirasa menjalar sampai ke kemaluan. Nyeri
dipengaruhi oleh posisi. Nyeri dirasa berkurang pada posisi-posisi tertentu. Selain
nyeri pasien juga mengeluh pegal-pegal di pinggang kanan sejak 3 minggu SMRS
hingga sekarang. Pasien juga mengeluh demam saat awal nyeri terasa, sekarang
tidak merasa demam. Keluhan buang air kecil tersendat disangkal pasien. Keluhan
kencing lancer tiba-tiba berhenti dan terasa sakit disangkal pasien. Nyeri saat
buang air kecil disangkal. Keluhan urin berwarna merah disangkal. Keluhan
panas saat buang air kecil disangkal. Buang air besar tidak ada gangguan. Pasien
sedang tidak menstruasi. Riwayat menstruasi teratur. Tidak nyeri saat menstruasi.
Riwayat trauma pada perut dan pinggul disangkal pasien.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan balloteman negative, nyeri tekan pada perut
kanan atas dan bawah. Pada pemeriksaan BNO-IVP didapatkan Batu ureter distal
kanan setinggi L5-S1
3.7 Diagnosis
o Batu ureter distal kanan setinggi L5-S1
3.10 Prognosis :
Ad Vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
9
3.11 Analisa kasus
Dari ilustrasi kasus diatas, merumuskan dari data anamnesis, hasil pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang didapatkan serta disesuaikan dengan teori yang
ada, maka mengarah pada suatu diagnosis yaitu Batu ureter distal kanan.
10
bagian kanan. Untuk kemungkinan appendicitis akut bisa disingkirkan karena sifat
nyeri pada appendicitis tidak dipengaruhi oleh posisi, sedangkan pada pasien ini
nyeri kadang-kadang dan dipengaruhi posisi. Selain itu pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan adanya nyeri tekan pada titk Mc burney, pemeriksaan laboratorium
leukositpun masih dalam batas normal, sehingga kemungkinan appendicitis dapat
disingkirkan. Nyeri pinggang kanan juga bisa disebabkan oleh gangguan pada
saluran empedu, gejala pada sauran empedu biasanya tidak sampai menjalar ke
kemaluan pasien, dan pada pemeriksaan fisikpun tidak di dapatkan tanda ikterus
pada pasien dan hasil laboratorium SGOT dan SGPT masih dalam batas normal. Jadi
kemungkinan gangguan pada saluran empedu dapat disingkirkan. Kemungkinan lain
adalah HNP, nyeri pada HNP biasanya bersifat ditengah, dan hilang saat istirahat,
pada pasien ini nyeri berkurang pada posisi tertentu tapi tidak berkurang saat
istirahat. Pada anamnesis tidak ada riwayat trauma sehingga nyeri akibat trauma bisa
disingkirkan. Nyeri yang berasal dari system organ reproduksi pun bisa disingkirkan
Karen tidak ada gangguan dalam proses menstruasi. Nyeri yang dirasa pasien besar
kemungkinan disebabkan oleh batu pada saluran kemih. Kemungkinan akibat batu
yang berasal dari ginjal dan ureter, vesika urinaria dan uretra. Batu uretra dapat
disingkirkan atas dasar tidak ada keluhan kencing tersendat dan tiba tiba terhenti.
Batu di vesika urinaria dapat disingkirkan atas dasar tidak ada keluahan kencing
yang lancar tiba-tiba terhenti dan pasien dapat kencing lagi ketika merubah posisi.
Untuk batu ginjal dapat disingkirkan berdasarkan anamnesis yang didapatkan nyeri
menjalar sampai ke kemaluan. Nyeri yang menjalar sampai ke kemaluan
kemungkinan besar batu ureter. Diagnosis batu ureter diperkuat setelah dilakukannya
pemeriksaan radiologi BNO-IVP yang didapat adalah Tampak bayangan radioopak
bentuk lonjong setinggi os sacrum sisi kanan. Pada pemeriksaan fisik didapat Regio
CVA: Inspeksi: Datar, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, tidak ada perubahan
warna, tidak ada memar. Palpasi: balloteman negative, nyeri tekan positif pada
kuadran kanan. Perkusi: nyeri ketok CVA + dextra. Regio suprasympisis: Inspeksi:
Datar, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, tidak ada perubahjan warna, tidak
ada memar. Palpasi: buli tidak teraba penuh, tidak ada nyeri tekan. Perkusi: nyeri
ketok -. Regio genitalia eksterna: Inspeksi: tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan,
tidak ada perubahan warna, tidak ada memar. Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
11
Pemeriksaan fisik menunjang untuk ditegakannya diagnosis batu ureter distal. Untuk
penatalaksanaannya pada pasien ini dilakukan ureterolitotomi.
Terdapat beberapa pilihan penatalaksanaan pada batu ureter diantaranya adalah
konservatif, ESWL, dan ureterolitotomi. Pertama untuk terapi konservatif tidak
mungkin dilakukan karena perkiraan ukuran batu > 5 mm dan pada anamnesis ini
didapatkan nyeri kolik berulang hilang timbul, pada pemeriksaan urinalisa
didapatkan nitrat positif, leukosit 2+, leukosit >50 yang menunjukan adanya tanda-
tanda infeksi serta pada pemeriksaan BNO-IVP didapatkan adanya tanda obstruksi
berupa pelviocalises kanan tampak dilatasi bentuk clubbing dan terdapatnya
hidroureter kanan hidronefrosisi grade III yang tidak memungkinkan untuk
dilakukannya terapi konservatif dan harus segera dilakukan terapi intervensi berupa
terapi ESWL atau ureterolitotomi. Untuk ESWL, kontraindikasi dilakukan ESWL
diantaranya adalah hipertensi tidak terkontrol, urosepsis tidak terkontrol, obstruksi
distal, kehamilan, batu > 3cm, batu cystin, obesitas, abnormal renal, kalises
divertikulum, koagulopati. Pada pasien ini terdapat tanda-tanda infeksi dari
pemeriksaan labboratorium nitrat positif, leukosit 2+, leukosit >50 dan ukuran batu
yang besar, dan kemungkinan adalah batu struvit (akibat infeksi) yang sukar hancur
dengan ESWL yang jika dilakukan ESWL tidak cukup 1 kali sehingga secara
efisiensi tidak efisien untuk pasien.
12