Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 1 November 2016 P-ISSN 1693-5616

Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT-PVC DARI


ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) UNTUK ADSORPSI LOGAM TEMBAGA (II)

SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CELLULOSE ACETATE MEMBRANE-


PVC FROM WATER HYACINTH (Eichhornia crassipes) FOR COPPER (II) ADSORPTION

Nazaratun Thaiyibah1*, Alimuddin1, Aman S. Panggabean1


Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Mulawarman Samarinda
*Corresponding author: zara.syarifatun@gmail.com

ABSTRACT
Penelitian tentang isolasi selulosa dari eceng gondok (Eichhornia crassipes) melalui proses ekstraksi sokletasi,
delignifikasi dan bleaching, dilanjutkan dengan sintesis asetilasi dengan memasukkan gugus asetat ke dalam gugus
fungsi selulosa hasil isolasi telah dilakukan. Membran selulosa asetat-PVC dibuat dengan mencampurkan selulosa
asetat dengan polivinilklorida (PVC) sebagai matriks yang terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut tetrahidrofuran
(THF), kemudian ditambahkan dioktilftalat (DOP) sebagai pemlastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng
gondok dapat dimanfaatkan menjadi membran selulosa asetat-PVC dengan komposisi optimum pada perbandingan
selulosa asetat : PVC : DOP yaitu 6:3:1. Hasil analisis FT-IR menunjukkan adanya interaksi antar ion Cu2+ dengan
membran dilihat dari penurunan intensitas serapan sebelum dan sesudah didop yaitu 78.564 % menjadi 66.857 %
pada gugus C=O dari selulosa asetat. Hal ini diperkuat dengan analisis SEM yang menunjukkan morfologi permukaan
membran yang porinya diduga terisi oleh ion logam Cu2+.
.
Kata Kunci : Eceng gondok, Membran selulosa asetat-PVC, Tembaga (II).

PENDAHULUAN mengakibatkan tumbuhan ini telah berubah


Teknologi pemisahan menggunakan menjadi gulma di beberapa perairan Indonesia.
membran merupakan teknik pemisahan komponen Hal ini menjadi permasalahan yang harus segera
dengan cara yang sangat spesifik, yaitu menahan dicari solusinya. Salah satu upaya yang dapat
dan melewatkan salah satu komponen lebih cepat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan eceng
dari komponen penyusun lainnya [1]. Teknologi gondok sebagai bahan baku pembuatan membran
pemisahan dengan membran memiliki keunggulan selulosa asetat. Dimana eceng gondok
diantaranya membran tidak membutuhkan bahan mengandung senyawa kimia selulosa yang cukup
kimia tambahan, dapat dikombinasikan dengan tinggi, yaitu 64,51% [2]. Dimana dilakukan
proses lain, tidak mengalami perubahan fase, pemisahan antara hemiselulosa dan lignin dengan
kebutuhan energi rendah, proses dapat metode delignifikasi. Telah dilakukan sebelumnya
berlangsung secara kontinyu, dan tidak penelitian tentang pengambilan serat selulosa
memerlukan ruang instalasi yang besar. Membran tanaman eceng gondok (Eichornia crassipess)
terbagi atas membran organik dan membran yakni ekstraksi serat selulosa dengan variasi
anorganik. Membran organik dibuat pelarut [3] dan sintesis selulosa diasetat dari eceng
menggunakan bahan polimer. Jenis polimer yang gondok [4].
banyak digunakan untuk membuat membran salah Membran dan struktur membran selulosa
satunya yaitu selulosa asetat. asetat dari eceng gondok yang akan dibuat
Selulosa asetat dapat diperoleh melalui umumnya menentukan teknik pembuatan
proses asetilasi selulosa dengan menggunakan membran yang digunakan. Inversi fasa merupakan
bahan selulosa yang memiliki kemurnian yang salah satu teknik yang umumnya digunakan pada
tinggi. Pada umumnya pembuatan selulosa asetat pembuatan membran. Dimana membran yang
secara komersial berasal dari kayu, kapas, dan akan dihasilkan dari teknik ini memiliki struktur
serat tanaman non-kayu berkualitas tinggi [1] morfologi membran berpori [1].
seperti serat batang tumbuhan eceng gondok Penambahan Polivinil clorida (PVC)
(Eichhornia crassipess) [2]. sebagai matriks pada pembuatan membran sangat
Eceng gondok (Eichhornia crassipess) menentukan struktur membran yang dihasilkan.
adalah salah satu tanaman yang mempunyai Berdasarkan pemaparan ini, untuk memperoleh
kemampuan sebagai biofilter. membran selulosa asetat berbasis selulosa pulp
Perkembangbiakannya yang begitu cepat eceng gondok (Eichhornia crassipes) maka

Kimia FMIPA Unmul 29


Nazaratun Thaiyibah Pembuatan dan Karakterisasi

dilakukannya rekayasa proses pembuatan didapatkan serat yang cukup halus, serat ini
membran selulosa asetat yang meliputi tahapan kemudian dilakukan perlakuan ekstraksi dengan
proses eksraksi selulosa dari eceng gondok, menggunakan pelarut Toluen dan etanol 95%
tahapan aktivasi, asetilasi dan hidrolisis, dan dengan perbandingan 2 : 1 selama 6 jam.
pembuatan membran selulosa asetat-PVC. Selanjutnya dilakukan pemasakkan terhadap serat
Penilaian kinerja dan efektifitas dari dengan penambahan NaOH 8% pada suhu 60C
komposisi optimum pembuatan membran selulosa dan dilanjutkan ketahap Delignifikasi dan
asetat-PVC dilakukan melalui spektroskopi Bleaching. Analisis komposisi kimia selulosa
serapan atom dengan larutan umpan tembaga (II) berupa kadar abu (ASTM D 871-96) dan kadar air
telah dipelajari sebagai upaya dalam menangani (ASTM D 871-96).
limbah serta karakterisasi membran baik secara
fisika maupun secara kimia. Pembuatan Selulosa Asetat
Proses aktivasi
METODOLOGI PENELITIAN Rasio asam asetat glasial terhadap selulosa
Alat pulp eceng gondok yang digunakan adalah 8:1
Peralatan yang digunakan untuk mencetak (mL/g), yaitu sebanyak 5 gram selulosa pulp
membran adalah serangkaian alat glass. Untuk eceng gondok dan 40 mL asam asetat glacial
mengamati adanya respon membran terhadap dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL.
aktifitas ion Cu (II), digunakan Spektrofotometer dimana asam asetat glacial digunakan sebagai
Serapan Atom (SSA) (Shimadzu AA-6200). media aktivasi. Suhu dipertahankan 50C dengan
Untuk mengamati pergeseran bilangan gelombang memasukkan Erlenmeyer kedalam penangas air
dari gugus-gugus fungsi yang dapat membentuk selama 24 jam.
kompleks setelah membran didop dengan ion Proses asetilasi
logam Cu2+ digunakan spektroskopi FT-IR Asetilasi dilakukan dengan cara
(Fourier Transform – Infra Red) (Shimadzu). menambahkan sejumlah volume anhidrida asetat,
serta analisis Scanning Electron Microscopy asam asetat, dan asam sulfat dengan perbandingan
(SEM) untuk mengetahui struktur pori membran 3.35 : 4.5 : 0.015 untuk setiap satu bagian berat
sebelum dan sesudah didop logam Cu2+. Peralatan kering selulosa hasil aktivasi. Diaduk rata
lain yang digunakan yaitu micrometer sekrup, menggunakan magnet stirer dan selanjutnya
sentrifugasi, waterbath shaker dan rangkaian alat asetilasi dilakukan dalam waterbath shaker pada
sokletasi sederhana.. suhu 50C selama 24 jam. Dilanjutkan dengan
pemisahan selulosa pulp eceng gondok yang tidak
Bahan terkonversi ke media asetilasi dengan
Bahan-bahan yang digunakan pada menggunakan alat sentrifugasi pada suhu 20C
penelitian ini adalah untuk pembuatan membran selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
yaitu: Eceng gondok, pelarut toluene, alkohol Selulosa triasetat yang larut dalam
95%, NaOH 8%, Aquades, asam asetat glacial supernatan selanjutnya dipisahkan dengan cara
(Merck), asam asetat anhidrida p.a (Merck), asam menuangkannya kedalam 200 ml larutan asam
sulfat 95-97%, p.a (Merck), dan magnesium asetat 10% hingga terbentuk endapan selulosa
karbonat teknis untuk bahan pembuatan membran triasetat dan larutan asam.. Endapan selulosa
yaitu Polivinilklorida (PVC), dioktil phtalat triasetat yang diperoleh disaring dan direndam
(DOP), Tetrahidrofuran (THF). Sedangkan bahan- dalam 200 ml larutan magnesium karbonat 1%
bahan lainnya yaitu: Larutan induk Cu (II) 1000 selama 2 jam. Selanjutnya endapan selulosa
mg/L, Aquadest, tissue dan alumunium foil. triasetat dicuci bersih dengan aquades secara
Pemurnian Selulosa mengalir, dan dikeringkan dengan oven pada suhu
Pengekstraksian serat selulosa tanaman 50C selama 6 jam. Selulosa triasetat kering yang
eceng gondok dilakukan beberapa tahapan proses diperoleh selanjutnya ditimbang.
secara kimiawi. Diantaranya Delignifikasi dan Proses hidrolisis
Bleaching. Dimana sebelumnya dilakukan Proses hidrolisis dilakukan dengan cara
preparasi serat eceng gondok. Eceng gondok menambahkan air dan katalis asam sulfat 95-97%
mulanya dicuci, dikeringkan, dan dipisahkan dengan perbandingan terhadap selulosa yaitu
antara daun, batang dan akarnya. Diambil batang 1.066 : 0.015 : 1. Pencampuran air dengan larutan
eceng gondok yang akan digunakan diblender selulosa triasetat dilakukan setelah terlebih dahulu
(dikecilkan ukurannya) lalu disaring sebesar 1 mm air dicampur dengan asam asetat pada
menggunakan ayakan sebesar 1 mm. Setelah perbandingan 1:2. Selanjutnya proses hidrolisis

30 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 1 November 2016 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

selulosa triasetat dilakukan dalam penangas air Analisis dengan Spektroskopi Infra Merah
bergoyang pada suhu 50C selama 15 jam. (FT-IR)
selanjutnya dilakukan pemisahan terhadap larutan Untuk mengamati terikatnya dopan Cu(II)
hasil hidrolisis dengan menggunakan sentrifugasi pada membran dilakukan dengan melihat
kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Kemudian perubahan bilangan gelombang dari Membran
endapan selulosa diasetat yang diperoleh Selulosa Asetat-PVC yang memungkinkan
selanjutnya direndam dalam 200 mL larutan berinteraksi dengan ion Cu (II). Hal ini dilakukan
MgCO3 1% selama 2 jam pada suhu kamar. dengan melakukan analisis Spektroskopi FT-IR.
Selulosa diasetat dicuci dan dikeringkan dalam Analisis dengan Scanning Electron Microscopy
oven pada suhu 50C selama 6 jam (Rosnelly, (SEM)
2010). Struktur permukaan dan penampang
melintang membran dianalisa dengan SEM.
Pembuatan Membran Analisa ini memberikan informasi kualitatif
Dilarutkan PVC sebanyak 0,3 g kedalam 20 mengenai ukuran pori membran, distribusi pori
mL THF secara perlahan-lahan sambil diaduk serta geometri pori secara keseluruhan. Dilakukan
dengan magnetik stirer, kemudian ditambahkan 15 dengan melakukan analisis SEM membran
tetes DOP, lalu sebanyak 0,6 g selulosa asetat selulosa asetat-PVC sebelum dan setelah didop
ditambahkan secara perlahan-lahan kedalam Cu(II).
campuran dan diaduk selama 4 jam pada suhu
kamar. Lalu campuran dituang kedalam plat kaca HASIL DAN PEMBAHASAN
dan dibiarkan hingga seluruh pelarutnya menguap Pemurnian Selulosa dari Eceng Gondok
dan diperoleh membran selulosa asetat. Berikut Proses isolasi selulosa eceng gondok
variasi komposisi membran yang digunakan: menyebabkan terjadinya perubahan bentuk fisik
dari serat eceng gondok menjadi selulosa. Serat
Tabel 1 Variasi Komposisi Pembuatan Membran yang awalnya berwarna coklat berubah menjadi
Selulosa selulosa pulp eceng gondok yang berwarna putih,
PVC DOP THF
Membran Asetat menunjukkan bahwa lignin dalam pulp eceng
(%b/b) (%b/b) (mL)
(%b/b) gondok telah banyak yang terhidrolisis oleh
1. 6 3 1 20 proses deliginifikasi Proses ini menyebabkan
2. 5.5 3.5 1 20 pengurangan massa dari eceng gondok awal. Hal
3. 5 4 1 20
ini dapat dilihat pada tabel 2 mengenai perubahan
massa setiap proses yang dilakukan.
Pendopan Membran
Membran yang telah terbentuk dipotong- Tabel 2. Perubahan massa eceng gondok selama
potong berbentuk persegi empat dengan panjang proses pemurnian selulosa
masing-masing sisi 2 cm. Lalu dimasukkan Massa (gram) %
kedalam botol salep yang berisi larutan No. Tahapan massa
awal akhir
CuSO4.5H2O 4 ppm sebanyak 20 mL untuk hilang
1. Ekstraksi 40 35.1074 12.23
optimasi komposisi optimum pada 2. Delignifikasi 1 35.1074 28.3601 19.22
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), larutan 3. Bleaching 28.3601 20.0341 29.36
CuSO4.5H2O 1 M untuk analisis Spektroskopi 4. Delignifikasi 2 20.0341 18.7013 6.65
FT-IR dan analisis SEM selama 7 hari. Lalu 5. Bleaching 2 18.7013 16.3517 12.56
membran diangkat dan dibilas dengan aquades 6. Bleaching 3 16.3517 15.9315 2.57
setelah itu dikering anginkan.
Analisis dengan Spektrofotometer Serapan Hasil analisis kimia komponen pulp eceng gondok
Atom (AAS) berdasarkan ASTM D 871-96 tentang analisis
Untuk mengamati konsentrasi ion logam kadar air dan kadar abu dapat dilihat pada tabel 3
dopan Cu(II) yang terikat oleh membran maka berikut
dilakukan dengan analisis Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA), dengan melihat perubahan Tabel 3. Hasil analisis kimia komponen pulp eceng
absorbansi pada larutan pendopan. Sehingga dapat gondok
diketahui komposisi optimum membran selulosa Parameter Analisis Nilai
asetat-PVC. Kadar air 4.71%
Kadar abu 2.33%

Kimia FMIPA Unmul 31


Nazaratun Thaiyibah Pembuatan dan Karakterisasi

Kandungan air yang rendah (4.71%) pada Salah satu cara analisa untuk mengetahui
selulosa pulp eceng gondok akan sangat keberhasilan dari reaksi asetilasi adalah dengan
menguntungkan, hal ini karena dapat mengurangi mengidentifikasi perubahan gugus fungsi setelah
jumlah asam asetat anhidridat yang dibutuhkan penambahan gugus asetil. Analisa ini dilakukan
pada proses asetilasi. Kadar abu (2.33 %) yang dengan alat FTIR yang mampu mengidentifikasi
dihasilkan juga relatif rendah. Hal ini juga serapan-serapan khas untuk masing-masing gugus
menunjukkan bahwa selulosa pulp eceng gondok fungsi yang terkandung dalam sampel. Berikut ini
memiliki kemurnian yang tinggi. Pada pembuatan grafik hasil analisa gugus fungsi sampel selulosa
selulosa asetat, komposisi bahan kimia yang asetat pulp eceng gondok dengan menggunakan
digunakan mengacu pada penelitian Damayanti alat FTIR. Spektrum FTIR selulosa asetat dari
(2012) [2] dan Desiyarni (2006) [6] dengan alasan eceng gondok dapat dilihat pada gambar 3.
kandungan kadar air dibawah 5% dan kandungan 100

selulosa yang tinggi. %T

95

Didapatkan hasil analisis FTIR (Fourier

835.18
90

Transform Infrared) selulosa pulp eceng gondok

489.92
85

sebagai berikut:

1598.99
80

906.54
100 75

%T

95 70

2864.29

1039.63
1454.33

1379.10
2960.73
864.11

2927.94

977.91
3425.58

702.09
90 65

1726.29

742.59
437.84
501.49

1278.81

613.36
1072.42
1126.43
85 60
960.55
1635.64
1658.78

1600.92

1460.11

80
1381.03

4000 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400
742.59

msasblm 1/cm
700.16

Gambar 3 Spektrum FTIR Selulosa Asetat


1722.43

1271.09
2875.86

75
2933.73

70
2964.59

615.29

65
Hasil analisa gugus fungsi
menggunakan FTIR dilakukan dengan
3410.15

60
1111.00

55
4000
msastlh
3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400
1/cm
menginterpretasikan puncak-puncak serapan dari
Gambar 1 Spektrum FTIR selulosa dari eceng gondok spektrum inframerah. Selulosa asetat dari eceng
gondok dapat dianalisa dengan adanyanya puncak
Hasil analisa gugus fungsi menggunakan serapan khas selulosa asetat yaitu gugus fungsi
FTIR dilakukan dengan menginterpretasikan C=O stretching pada rentang gelombang 1726.29
puncak-puncak serapan dari spektrum inframerah. cm-1 yang tajam. Serta puncak serapan C-O
Selulosa dapat dianalisa berdasarkan serapan bending diwakili oleh spektrum dengan puncak
gugus O-H streching yang muncul pada daerah serapan pada bilangan gelombang 1126.43 cm -1
serapan antara 3600 cm-1 – 3300 cm-1. Spektrum dan 836.18 cm-1 untuk gugus fungsi C-O
selulosa memiliki gugus fungsi O-H streaching glikosida. Terdapat gugus fungsi O-H pada
yang muncul pada sekitar 3410.15 cm -1 dan rentang gelombang 3425.58 cm-1. Gugus fungsi
memiliki gugus fungsi C-H streching pada C=O dan C-O ester merupakan gugus fungsi
serapan 2964.59 cm-1 , 2933.73 cm-1 dan 2875.86 utama selulosa asetat dan dikatakan sintesis yang
cm-1. Serta gugus fungsi C-O glikosida (bending) dilakukan berhasil dengan memasukkan gugus
terlihat pada panjang gelombang 864.11 cm -1 dan asetil pada selulosa.
puncak serapan C-O bending diwakili oleh Penentuan Komposisi Optimum Membran
spektrum dengan puncak serapan pada bilangan Komposisi masing-masing membran
gelombang 1111.00 cm-1 Dimana gugus fungsi O- berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh
H, C-H dan C-O glikosidik merupakan gugus perbandingan komposisi selulosa asetat, PVC dan
utama selulosa. DOP pada membran akan mempengaruhi %
Pembuatan Selulosa Asetat penyerapan membran ion logam dopan.
Proses asetilasi selulosa menghasilkan Penggunaan PVC dalam penelitian ini bertujuan
selulosa asetat berupa padatan berwarna putih. memperkuat sifat mekanik dari membran selulosa
Berikut reaksi asetilasi dimana terbentuk selulosa asetat agar tidak mudah sobek. Namun disisi lain
triasetat. O
PVC memiliki sifat yang kaku dan keras, sehingga
CH2OH CH2O
C
CH3
diperlukan zat aditif berupa pemlastis berupa
H
H
O

H
O
+ 3
O

C
O

C H2SO4
H
H O
C CH H
O
O Dioctyl Phtalate (DOP). Hal ini diperlukan agar
OH O
H H3C O CH3
O 3
H
dapat meningkatkan kelenturan dan kelembutan
H OH H O CH3
C

O
membran serta memudahkan selulosa asetat
Gambar 2 Reaksi Selulosa dengan anhidrida asetat masuk ke rantai-rantai polimer PVC. Selain itu

32 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 1 November 2016 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

komposisi selulosa asetat yang ditambahkan pun Dari tabel 4 diperoleh perbandingan
memberikan pengaruh terhadap % penyerapan komposisi membran mempengaruhi persen
membran terhadap ion logam dopan penyerapan ion logam dopan. Hal itu dikarenakan
Penentuan komposisi optimum dapat dilihat dengan variasi komposisi membran akan
dari konsentrasi ion dopan logam tembaga yang memberikan persen penyerapan ion logam dopan
terikat pada membran. Untuk memasukkan logam yang berbeda.
dopan Cu2+ ke dalam membran selulosa asetat,
dilakukan dengan metode perendaman. Membran
selulosa asetat-PVC direndam dalam larutan Komposisi Optimum
CuSO4.5H2O 4 ppm selama 7 hari. Pendopan 100
membran bertujuan untuk mengurangi resistensi 85.1
50 81.3
membran. Sehingga membran mengikat ion logam
48.4
Cu2+ secara maksimal. Selain itu dipilih metode 0
perendaman untuk memasukkan logam dopan Membran 1 Membran 2 Membran 3
agar diperoleh membran dengan konduktivitas
yang merata diseluruh permukaan membran, Gambar 4 Grafik Penentuan % penyerapan ion logam
reprodusibel dan tahan lama. dopan Cu (II) oleh membran selulosa
Analisis dilakukan dengan asetat dari eceng gondok
Spektrofotometer Serapan Atom (SAA) dimana
dapat diketahui konsentrasi ion dopan yang terikat Pada gambar 4 dapat dilihat komposisi
oleh membran dengan mengamati konsentrasi sisa optimum dapat dilihat dari persen penyerapan
logam pendopan setelah dikontakkan langsung tertinggi oleh membran selulosa asetat-PVC.
terhadap membran. Kurva kalibrasi dibuat terlebih Dapat dilihat bahwa komposisi optimum
dahulu untuk menghitung konsentrasi ion Cu2+ pembuatan membran selulosa asetat-PVC terdapat
yang terserap oleh membran selulosa asetat pada membran 1, yaitu dengan komposisi selulosa
Pada tabel 4 berikut dapat dilihat hasil asetat : PVC : DOP adalah 6 : 3 : 1. Dalam
analisis pendopan oleh membran selulosa asetat- komposisi ini ion logam dopan Cu2+ dapat
PVC dengan menggunakan Spektrofotometer terserap secara optimum pada membran dengan
Serapan Atom (SSA). Analisis dilakukan secara besar penyerapan rata-rata 85.1 %. Hal ini terjadi
duplo untuk setiap komposisi membran yang karena semakin banyak jumlah selulosa asetat
dibuat. maka semakin banyak gugus yang memiliki atom
yang dapat menjerap logam dopan sehingga akan
Tabel 4 Penentuan % Penyerapan Logam Dopan Cu2+ meningkatkan jumlah Cu2+ yang terikat sehingga
oleh Membran meningkatkan derajat polarisasi pada membran
akibat sebelumnya membran yang terbentuk
[Cu2+] [Cu2+] bersifat non polar akibat penambahan PVC.
%
Membran Absorbansi sisa Serap
(mg/L) (mg/L)
Penyerapan Sedangkan jika jumlah komposisi selulosa asetat
terlalu sedikit maka proses mobilitas ion antar
muka membran terhambat yang diakibatkan oleh
0.0277 0.4999 3.5001 87.5
1 kapasitas tukar ion yang menurun sehingga logam
0.0384 0.6930 3.3070 82.7
dopan Cu2+ yang mampu diikat pun lebih sedikit.
Namun bila jumlah selulosa asetat diatas 60 %
0.0430 0.7760 3.2240 80.6 dibandingkan PVC dan DOP maka selulosa asetat
2 tidak terdistribusi dengan baik pada matriksnya
0.0399 0.7200 3.2800 82 sehingga ketebalannya tidak merata pada seluruh
permukaan membran.
0.0862 1.5556 2.4444 61.1
3
Karakterisasi Membran Selulosa Asetat-PVC
0.0824 1.4870 2.5130 62.8 Hasil Analisa dengan Spektrofotometer IR
Keterangan : Perbandingan Selulosa asetat : PVC : Pada analisis spektroskopi FTIR dilakukan
DOP pada membran selulosa asetat yang sebelum dan
1. 6 : 3 : 1 sesudah didop dengan logam dopan Cu(II) yang
2. 5.5 : 3.5 : 1 dapat dilihat pada gambar 4 dan gambar 5 berikut:
3. 5 : 4 : 1
Konsentrasi standar Cu (II) yang digunakan : 4 ppm

Kimia FMIPA Unmul 33


Nazaratun Thaiyibah Pembuatan dan Karakterisasi

97.5
Hasil Analisa dengan SEM
%T
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis

829.39
90

82.5 SEM untuk mengetahui pengaruh membran

482.20
894.97

526.57
75 selulosa asetat-PVC sebelum dan setelah

609.51
669.30
67.5
dilakukan pendopan oleh ion logam Cu (II).

1633.71
1734.01

1259.52
1330.88
Berikut hasil analisa SEM membran selulosa

1232.51
60

1375.25
2904.80
2922.16

52.5
asetat-PVC sebelum dan sesudah pendopan:

1024.20
1157.29

1080.14
45

1111.00
37.5
3444.87

30

4000 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400
saseg 1/cm

Gambar 5 Spektrum FTIR membran selulosa


sebelum di dop ion logam Cu(II)

97.5

%T

90

82.5
894.97

542.00
1724.36

75
615.29
669.30

67.5
1271.09
1232.51
1330.88
1421.54
1629.85

60
1373.32
2920.23
2900.94

52.5
1157.29

1024.20
1068.56

45

37.5 Gambar 7 Hasil SEM membran selulosa asetat-PVC


3444.87

30 sebelum didop ion logam Cu (II)


4000
siseg
3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400
1/cm
perbesaran 1.000x
Gambar 6 Spektrum FTIR membran sesudah di dop
ion logam Cu(II)
Pada gambar 7 diperoleh morfologi
membran selulosa asetat-PVC sebelum didop
Dari data FT-IR pada gambar 5 dan gambar
dengan pori yang terlihat beragam dan pola
6 membran selulosa asetat-PVC sebelum dan
berbentuk bulat, dimungkin sebagai sisi aktif
sesudah didop dengan Cu(II) menunjukan bahwa
kation yang terjebak pada pori membran selulosa
sebagian besar gelombang mengalami perubahan
asetat-PVC. Pada permukaan membran terlihat
intensitas serapan dan sedikit perubahan bilangan
distribusi pori yang merata dan cukup banyak.
gelombang (cm-1): 1724.36 yang merupakan
Sedangkan hasil SEM membran selulosa asetat-
serapan khas spektrum C=O stretching untuk
PVC setelah didop logam Cu (II) ditunjukan pada
selulosa asetat mengalami perubahan menjadi
gambar 4.17 berikut.
1734.01 cm-1 dimana intensitasnya mengalami
penurunan dari 78.564 menjadi 66.857, hal ini
menunjukan adanya interaksi logam Cu(II)
terjerap pada gugus O pada gugus C=O yang
mengakibatkan sedikit perubahan bilangan
gelombang. Selain itu pula didukung oleh
perubahan bilangan gelombang 1271.09 cm-1 yang
merupakan serapan khas spektrum C-O ester
bending untuk gugus anhidrida mengalami
perubahan menjadi 1259.52 cm-1, dimana
intensitas mengalami penurunan dari 70.412 %
menjadi 65.335 %.
Berdasarkan hasil dari spektrum FT-IR
dapat diketahui adanya interaksi logam Cu (II)
pada membran. Gugus asetil yang merupakan Gambar 8 Hasil SEM membran selulosa asetat-PVC
turunan karboksil (C=O) yang terdapat pada sesudah didop ion logam Cu (II)
perbesaran 1.000x
panjang gelombang 1724.36 cm-1. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi antara gugus asetil dan
Pada gambar 8 menunjukkan hasil SEM
ion logam Cu2+ setelah membran selulosa asetat-
membran selulosa asetat-PVC setelah dilakukan
PVC didop. Berikut dapat dilihat reaksi yang
pendopan dengan ion logam Cu (II). Setelah
terjadi antara gugus asetil dan ion logam Cu2+:
dilakukan pendopan, pori yang sebelumnya

34 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 1 November 2016 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258

kosong, telah terisi gumpalan yang berbentuk Membran. Semarang: Universitas


seragam diduga ion logam Cu (II), dimana kation Diponegoro
yang memiliki jari-jari yang lebih kecil dari pori [5] American Society for Testing Materials 1996.
akan terjebak didalamnya. Metode Analisis Kadar Air dan Kadar Abu.
Terdapat perbedaan morfologi hasil ASTM D 871-96.
analisis SEM membran selulosa asetat-PVC [6] Desiyarni. 2006. Perancangan Proses
sebelum didop ion logam Cu (II) dan sesudah Pembuatan Selulosa Asetat dari Selulosa
didop ion logam Cu (II). Membran selulosa Mikrobial untuk Membran Ultrafiltrasi.
asetat-PVC setelah didop mengalami Disertasi dari Program Studi Teknologi
Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor-
perubahan yaitu terisinya membran selulosa
IPB.
asetat-PVC dengan kation (Cu2+) yang
kemungkinan ion logam Cu (II) telah terjerap
dengan membran selulosa asetat-PVC

KESIMPULAN
1. Komposisi optimum pembuatan membran
selulosa asetat-PVC yang layak digunakan
sebagai membran adalah pada membran 1
dengan komposisi selulosa, PVC dan DOP
yakni 6 : 3 : 1.
2. Hasil analisis FT-IR menunjukkan adanya
interaksi antar ion Cu2+ dengan membran
dilihat dari penurunan intensitas serapan
sebelum dan sesudah didop yaitu 78.564 %
menjadi 66.857 % pada gugus C=O dari
selulosa asetat. Hal ini diperkuat dengan
analisis SEM yang menunjukkan morfologi
permukaan membran yang porinya diduga
terisi oleh ion logam Cu2+.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Rosnelly, C.M. 2010. Pengaruh Rasio
Anhidrida Asetat dalam Proses Asetilasi
Selulosa Pulp Kayu Sengon (Paraserianthes
falcataria) dalam Pembuatan Polimer
Selulosa Triasetat. Vol.27 No.1 Juni 2010,
pp 1-11. Bogor: Teknologi Industri
Pertanian-Fateta IPB.
[2] Damayanti, A. 2012. Pemanfaatan Selulosa
Asetat Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Membran untuk Desalinasi.
Surabaya: Institus Teknologi Sepuluh
November (ITS).
[3] Putera, R.D.H. 2012. Ekstraksi Serat Selulosa
dari Tanaman Eceng Gondok dengan
Variasi Pelarut. Depok: Universitas
Indonesia.
[4] Rachmawaty, R. 2013. Sintesis Selulosa
Diasetat dari Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes) dan Potensinya untuk Pembuatan

Kimia FMIPA Unmul 35

Anda mungkin juga menyukai