Anda di halaman 1dari 5

Persilangan Silang ( Back Cross )

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman

Disusun oleh :

1. Ni Kadek Trisnayanti 1706541004


2. Ni Luh Rai Yuli Ardani 1706541005
3. Ni Luh Feby Karisma Putri 1706541006
4. I Gede Sumaradana 1706541007
5. Hartati Tri Tunggal Jayanti 1706541008
6. Merlyna Rosalia 1706541012
7. Febita Safera Putri 1706541015
8. I Putu Adhi Wiriyanatha 1706541025

KELAS A
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Rangkuman Persilangan Silang ( Back Cross )

Metode silang balik pertama kali diterapkan pada tanaman oleh H. V. Harlan dan M. N.
Pope pada tahun 1922. Metode pemuliaan silang balik adalah suatu bentuk persilangan berulang
dengan tujuan untuk memindahkan atau menambahkan gen suatu sifat yang superior ke dalam
suatu kultivar atau varietas. Secara prinsip metode silang balik tidak melakukan penambahan
genotipe melainkan penggantian atau subtitusi gen. Program silang balik relatif sederhana. Dua
kultivar yang berbeda dipilih dan disilangkan. Salah satu tetua merupakan kultivar yang berdaya
hasil tinggi untuk berbagai lokasi tetapi tidak memiliki gen sifat unggul yang dimiliki oleh
kultivar atau tetua kedua. Keturunan generasi pertama disilangbalikkan dengan tetua yang
berdaya hasil tinggi, diulangi hingga beberapa generasi. Setelah itu tiap keturunan yang
mempunyai karakter unggul disilangkan ke tetua yang berdaya hasil tinggi. Tetua yang berdaya
hasil tinggi, yang pada setiap silang balik ditambahkan gen pengendali sifat unggul disebut
sebagai tetua resipien. Tetua yang mempunyai gen sifat unggul yang digunakan dalam
persilangan awal tetapi tidak diikutkan pada tiap silang balik disebut tetua donor. Metode silang
balik akan mudah dan berhasil dijalankan dengan baik apabila sifat atau karakter yang akan
ditambahkan mudah diwariskan, bersifat dominan, dan mudah dikenali pada tanaman hasil
persilangan.

Metode silang balik (backros) merupakan prosedur yang digunakan untuk memperbaiki
galur yang sudah ada tetapi perlu ditambah karakter yang lain, Galur yang hendak diperbaiki
yaitu tetua pengulang (recurrent parent) karakter-karakternya tetap dipertahankan kecuali
karakter yang hendak diintrogressikan dari tetua donor. Galur A (tetua pengulang) disilangkan
dengan galur donor X, selanjutnya F1 atau F2 disilangkan kembali dengan galur A. Dengan
beberapa silang balik dengan galur A akan diperoleh galur A yang karakternya sama dengan
galur tetapi mengandung gen yang diinginkan yang berasal dari galur X. Dalam silang balik
harus jelas karakter yang diinginkan sehingga dapat diikuti selama proses seleksi (Wahyu et al,
2014). Pada metode silang balik terdapat dua tahapan yaitu prosedur metode silang balik untuk
gen dominan dan metode silang balik untuk gen resesif (Syukur et al, 2015). Menurut Hasan, et
al (2015) Backros (silang balik berulang) adalah metode pemuliaan yang biasa digunakan untuk
mentransfer alel pada satu atau lebih lokus dari tetua donor ke tetua pengulang.

Manfaat praktis silang balik adalah untuk memasukkan gen tertentu yang diinginkan ke
dalam suatu individu. Melalui silang balik yang dilakukan berulang-ulang, dapat dimungkinkan
terjadinya pemisahan gen-gen tertentu yang terletak pada satu kromosom sebagai akibat
berlangsungnya peristiwa pindah silang. Hal ini banyak diterapkan di bidang pertanian, misalnya
untuk memisahkan gen yang mengatur daya simpan beras dan gen yang menyebabkan rasa nasi
kurang enak. Dengan memisahkan dua gen yang terletak pada satu kromosom ini, dapat
diperoleh varietas padi yang berasnya tahan simpan dan rasa nasinya enak. Apabila suatu silang
balik dilakukan dengan tetuanya yang homozigot resesif, maka silang balik semacam ini disebut
juga silang uji. Akan tetapi, silang uji sebenarnya tidak harus terjadi antara suatu individu dan
tetuanya yang homozigot resesif. Pada prinsipnya semua persilangan yang melibatkan individu
homozigot resesif (baik tetua maupun bukan tetua) dinamakan silang uji.

Istilah silang uji digunakan untuk menunjukkan bahwa persilangan semacam ini dapat
menentukan genotipe suatu individu. Sebagai contoh, suatu tanaman yang fenotipenya tinggi
(D-) dapat ditentukan genotipenya (DD atau Dd) melalui silang uji dengan tanaman homozigot
resesif (dd). Kemungkinan hasilnya dapat dilihat pada diagram berikut ini.

DD x dd Dd x dd

 

Dd (tinggi) 1 Dd (tinggi)

1 dd (pendek)

Gambar 2.5. Contoh diagram silang uji

Jadi, apabila tanaman tinggi yang disilang uji adalah homozigot (DD), maka hasilnya berupa satu
macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi. Sebaliknya, jika tanaman tersebut heterozigot (Dd), maka
hasilnya ada dua macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi dan pendek dengan nisbah 1 : 1.

Contoh skema persilangan balik pada satu sifat beda


Kelebihan metode silang balik yaitu mempunyai tigkat konrol genetic yang tinggi, sifat
yang akan diperbaiki dapat diterangkan sebelum metode diterapkan, varietas yang sama dapat
dibentuk lagi, pengujian berlanjut tidak dilakukan karena varietas yang dipilih mempunyai
potensi tinggi, masalah genetik dan lingkungan dapat dikurangi, serta intensitas sifat yang
dipindahkan tidak berubah. Sedangkan kelemahannya adalah jumlah sifat terbatas, tidak cocok
untuk sifat kuantitatif yang mempunyai heritabilitas rendah, sulit diterapkan pada tanaman
menyerbuk silang, selain itu jika gen yang diinginkan terpaut dengan gen sifat yang tidak
diinginkan maka sulit membuang gen tersebut (syukur et al, 2015).

Terdapat 2 tipe seleksi yang dikenal pada tahapan silang balik yaitu seleksi foreground
dan background (Hospital, 2003). Seleksi foreground untuk menseleksi individu tanaman yang
mengandung alel donor pada lokus target. Tujuannya menjaga lokus target dalam keadaan
heterozigot (gabungan alel dari donor dan recurrent parent). Sampai dengan tahap akhir
backcrossing, tanaman kemudian diselfing pada kondisi homozigot dari donor. Sedangkan
seleksi background yaitu mendeteksi alel-alel dari recurrent parent di seluruh genom (Lukman,
2013).
Daftar Pustaka

http://19.uhamzah.web.id/id3/2823-2721/Silang-Balik_255891_19-uhamzah.html

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/susilowati-spdsi-mpdsi/pewarisan-sifat.pdf

Anda mungkin juga menyukai