Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN

1. Pasal 5 jo. Pasal 12 huruf a dan huruf b UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (“UU Tipikor”), baik pelaku pemberi maupun
penerima gratifikasi diancam dengan hukuman pidana.
2. Penjelasan pasal 5 ( 2 ) Undang Undang Dasar ( UUD ) 1945, sudah
sangat jelas maksudnya, yaitu dalam menjalankan Undang Undang agar
berjalan dengan sebagaimana mestinya, atau bisa dikatakan bahwa agar
Undang Undang dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan manfaatnya
maka seorang presiden diberi hak untuk membuat peraturan pemerintah
dengan tujuan memudahkan dalam menjalankan Undang Undang
tersebut.
3. Berdasarkan Pasal 55 ayat (1) KUHP, orang yang turut serta melakukan
perbuatan pidana, dipidana sebagai pelaku tindak pidana. Jadi,
berdasarkan Pasal 55 ayat (1) KUHP orang yang turut serta melakukan
tindak pidana korupsi juga dipidana dengan ancaman pidana yang sama
dengan pelaku tindak pidana korupsi.
4. Di Indonesia, hal ini diatur secara yuridis dalam Undang-Undang
Republik Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang, di mana pencucian uangdibedakan
dalam tiga tindak pidana:
1. Tindak pidana pencucian uang aktif, yaitu Setiap Orang yang
menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
menbayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan uang uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan.
(Pasal 3 UU RI No. 8 Tahun 2010).
2. Tindak pidana pencucian uang pasif yang dikenakan kepada setiap
Orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan,
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau
menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1). Hal tersebut dianggap juga sama dengan
melakukan pencucian uang. Namun, dikecualikan bagi Pihak
Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini. (Pasal 5 UU RI No. 8 Tahun
2010).
3. Dalam Pasal 4 UU RI No. 8/2010, dikenakan pula bagi mereka
yang menikmati hasil tindak pidana pencucian uang yang
dikenakan kepada setiap Orang yang menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul, sumber lokasi, peruntukan, pengalihan
hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Hal ini pun
dianggap sama dengan melakukan pencucian uang.
Sanksi bagi pelaku tindak pidana pencucian uang adalah cukup berat,
yakni dimulai dari hukuman penjara paling lama maksimum 20 tahun, dengan
denda paling banyak 10 miliar rupiah.
Ketentuan Pasal 3 ayat (1) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :
(1) Setiap orang yang dengan sengaja:
a. menempatkan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana ke dalam Penyedia Jasa
Keuangan, baik atas nama sendiri atau atas nama pihak lain.
b. mentransfer Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana dari suatu Penyedia Jasa Keuangan
ke Penyedia Jasa Keuangan yang lain, baik atas nama sendiri
maupun atas nama pihak lain.
c. membayarkan atau membelanjakan Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana,
baik perbuatan itu atas namanya sendiri maupun atas nama pihak
lain.
d. menghibahkan atau menyumbangkan Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana,
baik atas namanya sendiri maupun atas nama pihak lain;
e. menitipkan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana, baik atas namanya sendiri maupun
atas nama pihak lain;
f. membawa ke luar negeri Harta Kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana; atau
g. menukarkan atau perbuatan lainnya atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
dengan mata uang atau surat berharga lainnya, dengan maksud
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan basil tindak
pidana, dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima
belas milyar rupiah.

Pasal 64 ayat 1 berbunyi :


Jika beberapa perbuatan perhubungan, sehingga dengan demikian harus
dipandang sebagai satu perbuatan yang diteruskan, maka hanya satu
ketentuan pidana saja yang digunakan walaupun masing - masing perbuatan
itu menjadi kejahatan atau pelanggaran. Jika hukumannya berlainan maka
yang digunakan ialah peraturan yang terberat hukuman utamanya.
Pasal 64 ayat 2, berbunyi :
Begitu juga hanya digunakan satu ketentuan pidana saja, bila orang
dipersalahkan memaksu atau merusakkan uang dan memakai benda untuk
melakukan perbuatan memalsu atau merusak uang.
Pasal 64 ayat 3, berbunyi :
Akan tetapi jika kejahatan yang diterangkan dalam pasal 364, 373, 379
dan ayat pertama dari pasal 407, dilakukan sebagai perbuatan yang diteruskan
dan jumlahndari harga kerugian atas kepunyaan orang lantaran perbuatan
terus menerus itu semua lebih dari Rp 25, maka masing - masing dihukum
menurut ketentuan pidana dalam pasal 362, 372, 378 dan 406.

Anda mungkin juga menyukai