2 Biocide
Salambe 441-442
4.4.1 Introduction
Antistatic agents untuk mencegah atau mengurangi aliran listrik statis pada permukaan
produk
Antistatic agents harus dapat bertahan pada temperatur proses dan tidak memberikan
dampak negatif dengan aditif lain
Blooming antistatic agents terdiri dari empat kategori : non-ionic, anionic, cationic,
amphoteric
Nonionic antistatic agents salah satunya GMS, memiliki kompatibilitas yang rendah dengan
polyolefins.
Anionic antistatic agents salah satunya Sodium Alkyl Sulfonates, dipakai sebanyak 2-3% level
pada styrene polimer.
Cationic Antistatic agents dipakai pada PVC tetapi bukan untuk kontak dengan makanan
Amphoteric antistatic agents salah satunya yaitu alkylbetaines
Blooming antistatic agents tergantung pada kelembapan.
4.4.3 Compatibility
Untuk polimer rantai hidrokarbon, agen antistatis yang kompatibel, yaitu golongan alkil dan
polar.
Prinsip kerja antistat: ketika agen antistat bermigrasi ke permukaan, golongan yg sifatnya
kompatibel akan “terkubur” di dalam polimer dan golongan yang polar berpindah ke lapisan
permukaan
Untuk polmer dengan golongan yang inkompatibel, agar terbentuk lapisan permukaan yg
konduktif, harus bereaksi dengan air.
Cara bereaksinya agen antistat akan menentukan ketahanan efek antistat. (Temporer /
permanen)
Contoh agen antistat: GMS (glycerol monostearate)
Efek lain agen antistat: stabilitas termal, kemampuan adesi, kejernihan, korosif, dan
printability
Berbeda dengan tipe blooming, dimana tidak melibatkan fungsi dari karbon atau metallic
fiber
Permanent antistatic agent tidak bergantung pada kelembapan dan tidak kehilangan
keefektifan dalam waktu sebentar
Dapat digunakan pada berbagai jenis polimer seperti polyolefins, polyester, dan lainnya.
Metallocene aditif seperti cobalt dapat digunakan pada polyolefin dengan menyediakan low-
energy transfer electron antara dua buah aromatic layer yang berdekatan.