DR 5 Katapengantar
DR 5 Katapengantar
Pembaca yang budiman , syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia Nya, saya secara
pribadi telah dapat menyiapkan sedikit banyak nya tugas yang telah diberikan, dengan senang hati saya menerima
adanya Tugas PTK. Didalam Tugas Mandiri ini saya telah tahu lebih banyak dan mendapat wawasan yang tidak
pemah saya tahu sebelumnya menjadi tahu.
NASIDA
NIP. 196208081983092002
DAFTARISI
KATAPENGA.NTAR ……………………………………………………….. i
DAFTARISI ………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ I
a. Latar Belakang Masalah .............................................................................I
b. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
c. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
d. Manfkat Penelitian .................................................................................... 6
e. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 6
BAB H KAJUN TEORI DAN HILPOTESIS TINDAKAN ........................ 8
a. Kajian Teori ............................................................................................... 8
b. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 9
c. Kerangka Berfikir ......................................................................................10
BAB 1H MIETODOLOGI PENELITIAN ...................................................I I
a. Setting Penelitian .......................................................................................I I
b. Subyek Penelitian ......................................................................................I I
c. Indikator Kineda ........................................................................................I I
d. Prosedur Penelitian ...................................................................................I I
e. Analisis Data ..............................................................................................12
f Sumber Data ...............................................................................................12
g. Tehnik Pengumpulan Data .........................................................................12
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBARASAN ...............................13
a. Deskripsi Kondisi Awal .............................................................................13
b. Deskripsi Hasil Keseluruhan .....................................................................13
1. Perencanaan Tindakan ...............................................................................13
2. Pelaksanaan Tindakan ...............................................................................13
3. Hasil Pengamatan .....................................................................................13
4. Refleksi .....................................................................................................13
BAB V PENUTUP .......................................................................................13
a. Kesimpulan ................................................................................................13
b.Saran ....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan
generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan
menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya
secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia seclang berbicara. Keterampilan beibicara juga, akan
mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang
komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan berbicara juga akan mampu
melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresilcan
gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis. Bahkan, keterarnpilan
berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena suclah terblasa dan
terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi tutur pada saat dia sedang
berbicara.
Namun, harus diakui secara jujur, keterampilan berbicara di kalangan siswa SD, khususnya keterampilan
berbicara, belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah yang dinilai telah gagal dalam membantu siswa terampil berpikir dan berbahasa sekaligus. Yang lebih
memperhatikan, ada pihak yang sangat ekstrim berani mengatakan bahwa tidak ada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pun siswa dapat berbahasa Indonesia seperti saat ini, asalkan mereka diajari berbicara, membaca,
dan menulis oleh guru.
Sementara itu, hasil observasi empirik di lapangan juga. menunjukkan
Demikian juga keterampilan berbicara siswa SD. Berdasarkan hasil observasi, hanya 20% (8 siswa) dari 40
siswa yang dinilai sudah terampil berbicara dalam situasi formal di depan kelas. Indikator yang digunakan untuk
mengukur keterampilan siswa dalam berbicara, di antaranya kelancaran berbicara, ketepatan pilihan. kata (diksi),
struktur kalimat, kelogisan. (penalaran), dan kontak mata.
Paling tidak, ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam berbicara, yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh penggunaan bahasa
Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam proses komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang
menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Demikian juga.
haInya dengan penggunaan bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat. Rata-rata bahasa ibulah yang
digunakan sebagai sarana komunikasi. Kalau ada tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa. Indonesia, pada
umumnya belum memperhatikan. kaidah-kaidah berbahasa secara baik dan benar. Akibatnya, siswa tidak terbiasa
untuk berbahasa. Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi tutur.
Dari faktor internal, pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran yang digunakan
oleh guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat keterampilan berbicara bagi siswa SD. Pada
umumnya, guru bahasa Indonesia cenderung mengganakan pendekatan yang konvensional dan miskin inovasi
sehingga keglatan. Pembelajaran keterampilan berbicara beriangsung monoton dan membosankan. Para peserta
tidak diajak untuk belajar berbahasa, tetapi cenderung diajak belajar tentang bahasa. Artinya, apa. yang disajikan
oleh guru di kelas bukan bagaimana siswa
berbicara sesuai konteks dan tutur, melainkan diajak untuk mempelajari teori tentang berbicara. Akibat
keterarnpilan berbicara hanya sekadar melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional dan kognitif belaka,
belum manunggal secara enxmional dan afektif Ini artinya, rendahnya keterampilan berbicara bias menjadi
hambatan serius bagi siswa untuk menjadi siswa yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya.
Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah menyimpang jauh dari misi
sebenarnya. Guru lebih banyak berbicara tentang bahasa (talk about. the language) daripada melatih
menggunakan bahasa (using language). Dengan kata lain, yang ditekankan adalah penguasaan tentang bahasa.
(form-focus). Guru bahasa Indonesia lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata bahasa, dibandingkan
mengajarkan kemampuan berbahasa Indonesia secara nyata.
Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin keterampilan berbicara
di kalangan siswa SD akan terus berada pada aras yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami
kesulitan dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara lancar, memilih kata (diksi) yang tepat,
menyusun struktur kalimat yang efektif, membangun pola penalaran vang masuk akal, dan menjalin kontak mata
dengan pihak lain secara komunikatif dan interaktif pada saat berbicara.
Dalam konteks demikian, dpesiukan pendekatan pembelajaran keterampilan berbicara yang inavauf dan
kreatif, sehingga proses aran bisa berlangsung aktif, efektif dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk
belajar tentang bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan berlatih dalam konteks
dan situasi tutur yang sesungguhnya dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan.
Dengan cara demikian siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan
membosankan. Pembelajaran keterampilan berbicara pun menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan
dinantikan oleh siswa.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor intenal yang diduga menjadi penyebab
rendahnva tingkat kemampuan siswa, dalam berbicara, yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam
menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung
monoton dan membosankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi
pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan pragmatik. Melalui
pendekatan pragmatik, siswa diajak untuk berbicara dalam konteks dan situasi tutur yang nyata dengan
menerapkan prinsip pemakaian bahasa secara komprehensif
Dalam pendekatan pragmatik, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa di dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman
kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan
konteks komunikasi alamiah senyatanya.
Prinsip-prinsip pemakaian bahasa yang diterapkan dalam pendekatan praginatik, yaitu (1) penggunaan bahasa
dengan memperhatikan aneka aspek situasi ujaran; (2) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip
kesantunan; (3) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerja sama; dan (4) penggunaan
babasa dengan memperhatikan faktor-faktor penentu tindak komunikatif.
Melalui prinsip-prinsip pernakaian bahasa semacam itu, pendekatan pragmatik dalam pembelajaran
keterampilan berbicara diharapkan mampu membawa siswa ke dalam situasi dan konteks berbahasa yang
sesungguhnya sehingga keterarnpilan berbicara marnpu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional,
kognitif, emosional, dan afektif
B. Perumusan Masslah
1. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan dalarn menggunakan pendekatan praginatik dalam
pembelaj'aran keterampilan berbicara bagi siswa SD?
2. Apakah penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SD?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik
dalam pembelaj'aran keterampilan berbicara bagi siswa SD.
2. Untuk memaparkan hasil keterampilan berbicara siswa SD setelah pendekatan pragmatik digunakan
dalam keglatan pembelajaran bahasa Indonesia.
D. ManfaatPenelitian
1. Para guru bahasa Indonesia dapat mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
menggunakan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya bagi siswa
SD.
2. Keterampilan berbicara siswa yang menjadi subjek penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan.
3. Para guru bahasa Indonesia SD diharapkan menggunakan pendekatan pragmatik dalam menyajikan
aspek keterampilan berbicara, bahkan guru bahasa Indonesia di tingkat satuan pendidikan dalam upaya
melakukan inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia.
- Hasil itu tahan lama din dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa
- Hasil itu merupakan pengetahuan "asli" atau "otentik"
BAB II
KARAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajinn Teori
Untuk mengkaji penggunaan pendekatan pragmatik dalam meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa
SD digunakan teori yang berkaitan denganketerampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD
dan teori yang berkaitan dengan pendekatan pragmatik sebagai inovasi tindakan yang dilakukan dalam upaya
meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SD.
Keterampilan berbicara dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Saat ini, arah pembinaan bahasa
Indonesia di sekolah dituangkan dalam tujuan pengajaran babasa Indonesia yang secara eksplisit dinyatakan
dalam kurikulum. Secara garis besar, tujuan utama pengajaran bahasa Indonesia adalah agar anak-anak dapat
berbahasa Indonesia dengan baik. Itu berarti agar anak-anak mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dengan baik menggunakan media bahasa Indonesia.
Melalui harapan tersebut, pengajaran bahasa Indonesia dikefola agar anak-anak memiliki
keterampilan-keterampilan praktis berbahasa Indonesia, seperti
1. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnva,
serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa
sendiri.
2. Guru dapat-rnemusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik.
B. Hipotesis Tindakan
Adapun tuj uan mata pelaj aran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didi :
1. Berkomunikasi secara efektif clan efisien sesual dengan etika yang berlaku secara lisan.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan clan bahasa Negara.
3. Memahaml Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
B. Kerangka Berfikir
Merlalui metode Demonsrasi dalam meningkatkan keteranipilan berbahasa serta pemanfaatan alat Praga.
kerangka. karangan para pembelajaran Bahasa Indonesia Pokok bahasan kcmgka karangan.
Kondis
Awal Guru
C. Hipotesis Tindakan
Indikator hipotesis pembelajaran pokok – pokok persoalan dengan teman pencapaiannya baik, dengan hasil
7,5 dan 6,5 dengan jumlah anak 15 orang. Melalui pemanfaatan alat praga dialog pendek anak dapat
meningkatkat hasil belajar bahasa Indonesia bagi siswa kelas IV SD Negeri I Biak Muli
- Terdapat pengaruh penggimaan alat praga dan pemanfaatan metode domestrasi terhadap hasil belajar
bahasa Indonesia kelas SD IV Negeri I Biak Muli
- Terdapat hubungan antara pengggunaan alat praga dan hasil belajar matematika kelas IV SD Ngeri I Biak
Muli.
BAN III
METODE PENILAIAN
A.Seffing Penilaian.
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di SD Negeri I Biak Muli bagi peserta bagi peserta didik kelas IV
Semester II Tahun 2011 karena rendahnya hasil belajar matematika pada pokok bahasan arti perkalian
penjumlahan berulang.
TME:
ALOKASI WAKTU –FOENELITIAN
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Biak Muli 2011.
C.Sumber Data.
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas 1V SD Negeri I Biak Muli Guru Peneliti dan Guru Pengamat /
Pengawas SD Negeri IV SD Biak Muli
E.Validasi Data.
Terdapat pengaruh pemanfaatan alat praga fakta perkalian dan penggunaan metode demonstrasi terhadap
hasil belajar matematika dalam pemanfaatan alat praga secara berkelompok besar dan berkelompok keci1.
F. Analisis Data.
Data clikumpulkan kemudian di analisis oleh peneliti anlisa di lakukan dengan cara di ukur baik secara.
kuantitatif maupun kualitatif
G. Prosedur Penelian
Penerapan pembelajaran dengan metode dapat membantu siswa lebih kreatif dan lebih antusias.
Planning Planning
Reflecting Reflecting
Acting Acting
observing observing
Table
Nilai Harian Terendah
N Uraian Uh1 Uh2 Uh3
o
01 Nilai Terendah 37 40 43
02 Nilai Tertinggi 78 80 84
03 Nilai Rata 46 49 47
04 Retang Nilai 41 40 41
1. Perencanaan Tindakan
a. Memberian apersepsi sebagai bahan pengait
b. Memahami materi agar wawacana lebih luas
c. Menyimpulkan materi, dan melakukan Tanya jawab
2. Pelaksanaan tindakan
a. Guru melakukan tindakan sebagai pembimbing dan penunjang
b. Murid sebagai pelajar mengikuti jalan pembelajaran secara aktif, kreati
dan menyenangkan
3. Hasil pengarnatan
Hasil pengamatan lebih ditentukan kepada kegiatan penutup yaitu sebagai kegiatan akhir dari pembelajaran
dan hasil dan pelaksana pengamatan peneliti dapat mengetahui sampai sejauh mana daya serap anak dalam
menerima materi yang disajikan.
Hasil pengarnatan disajikan dalam bentuk data.
Table pengamatan
Nilai Hasil Ulangan Siklus I
N Uraian. Uh1 Uh2 Uh3
o
01 Nilai Terendah 41
02 Nilai Tertinggi 81
03 Nilai Retata 60
04 Rentang Nilai 34
4. Reflejsi
pada akondisi awal hasil belajar bahasa Indonesia pada pokok bahasan menyusun kerangka karangan sangat
rendah harusnya dalam membuat karangan sederhana.
Tabel I Refleksi
No Uraian Kondisi Awal Siklus 1
01 Tindakan Dalam pembelajaran Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia belum sudah memanfaatkan alat
memanfaatkan alat praga peraga secara kelompok
besar ( 8 orang )
Table II Refleksi
No Uraian Kondisi Awal Siklus II Refleksi
PENtrn-P
A. Kesimpulan
1. Siswa bisa membaca dengan efektif J'Ika mereka mendapatkan bimbingan dan pendekatan -dar-i gm. -Sela-in
guru, mereka juga bisa mendapatkan bimbingan dari orang manapun yang tentunya bisa membimbing mereka.
2. Membaca dengan menyimak bacaan yang dibacakannya membuat siswa dapat membaca dengan litnear.
B. Saran
1. Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat membantu siswa SD membaca dengan efektif dan lancar
2. Dengan metode demonstrasi siswa akan terlatih untuk membaca lebih efektif lagi.
DAFTAR
A., PERATURAN MENTRI PENDIDUCAN NASIONAL No 22 Tahun 2006, Tentang Standar isi, Jakarta
4, HAMID MARWAN (2010) PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIREUN UNIT PRES LPPM
DALE EDGAR (1975) alat praga. dalam mengajar dan belajar SAL ATIGA, LISNAWIDA