Anda di halaman 1dari 17

DR5KATAPENGANTAR

Pembaca yang budiman , syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia Nya, saya secara
pribadi telah dapat menyiapkan sedikit banyak nya tugas yang telah diberikan, dengan senang hati saya menerima
adanya Tugas PTK. Didalam Tugas Mandiri ini saya telah tahu lebih banyak dan mendapat wawasan yang tidak
pemah saya tahu sebelumnya menjadi tahu.

Demikianlah saya ucapkan terima kasih sebelumnya kepada pembaca yang


budiman. Mudah-m.udahan dalam Tugas Mandiri yang saya lakukan ini dapat bemanfaat bagi kita seniua.
Kutacane, Februari 2010
Penulis,

NASIDA
NIP. 196208081983092002
DAFTARISI

KATAPENGA.NTAR ……………………………………………………….. i
DAFTARISI ………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ I
a. Latar Belakang Masalah .............................................................................I
b. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
c. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
d. Manfkat Penelitian .................................................................................... 6
e. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 6
BAB H KAJUN TEORI DAN HILPOTESIS TINDAKAN ........................ 8
a. Kajian Teori ............................................................................................... 8
b. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 9
c. Kerangka Berfikir ......................................................................................10
BAB 1H MIETODOLOGI PENELITIAN ...................................................I I
a. Setting Penelitian .......................................................................................I I
b. Subyek Penelitian ......................................................................................I I
c. Indikator Kineda ........................................................................................I I
d. Prosedur Penelitian ...................................................................................I I
e. Analisis Data ..............................................................................................12
f Sumber Data ...............................................................................................12
g. Tehnik Pengumpulan Data .........................................................................12
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBARASAN ...............................13
a. Deskripsi Kondisi Awal .............................................................................13
b. Deskripsi Hasil Keseluruhan .....................................................................13
1. Perencanaan Tindakan ...............................................................................13
2. Pelaksanaan Tindakan ...............................................................................13
3. Hasil Pengamatan .....................................................................................13
4. Refleksi .....................................................................................................13
BAB V PENUTUP .......................................................................................13
a. Kesimpulan ................................................................................................13
b.Saran ....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan
generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan
menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya
secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia seclang berbicara. Keterampilan beibicara juga, akan
mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang
komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan berbicara juga akan mampu
melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresilcan
gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis. Bahkan, keterarnpilan
berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena suclah terblasa dan
terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi tutur pada saat dia sedang
berbicara.

Namun, harus diakui secara jujur, keterampilan berbicara di kalangan siswa SD, khususnya keterampilan
berbicara, belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah yang dinilai telah gagal dalam membantu siswa terampil berpikir dan berbahasa sekaligus. Yang lebih
memperhatikan, ada pihak yang sangat ekstrim berani mengatakan bahwa tidak ada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pun siswa dapat berbahasa Indonesia seperti saat ini, asalkan mereka diajari berbicara, membaca,
dan menulis oleh guru.
Sementara itu, hasil observasi empirik di lapangan juga. menunjukkan

fenomena. yang hampir sama. Keterampilan berbicara siswa SD berada. pada


fingkat yang rendah; diksi (pilihan kata)-nya payah, kalimatnya tidak efektif,
struktur tuturannya rancu, alur tuturannya pun tidak runtut dan kohesif

Demikian juga keterampilan berbicara siswa SD. Berdasarkan hasil observasi, hanya 20% (8 siswa) dari 40
siswa yang dinilai sudah terampil berbicara dalam situasi formal di depan kelas. Indikator yang digunakan untuk
mengukur keterampilan siswa dalam berbicara, di antaranya kelancaran berbicara, ketepatan pilihan. kata (diksi),
struktur kalimat, kelogisan. (penalaran), dan kontak mata.

Paling tidak, ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam berbicara, yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh penggunaan bahasa
Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam proses komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang
menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Demikian juga.
haInya dengan penggunaan bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat. Rata-rata bahasa ibulah yang
digunakan sebagai sarana komunikasi. Kalau ada tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa. Indonesia, pada
umumnya belum memperhatikan. kaidah-kaidah berbahasa secara baik dan benar. Akibatnya, siswa tidak terbiasa
untuk berbahasa. Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi tutur.

Dari faktor internal, pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran yang digunakan
oleh guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat keterampilan berbicara bagi siswa SD. Pada
umumnya, guru bahasa Indonesia cenderung mengganakan pendekatan yang konvensional dan miskin inovasi
sehingga keglatan. Pembelajaran keterampilan berbicara beriangsung monoton dan membosankan. Para peserta
tidak diajak untuk belajar berbahasa, tetapi cenderung diajak belajar tentang bahasa. Artinya, apa. yang disajikan
oleh guru di kelas bukan bagaimana siswa
berbicara sesuai konteks dan tutur, melainkan diajak untuk mempelajari teori tentang berbicara. Akibat
keterarnpilan berbicara hanya sekadar melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional dan kognitif belaka,
belum manunggal secara enxmional dan afektif Ini artinya, rendahnya keterampilan berbicara bias menjadi
hambatan serius bagi siswa untuk menjadi siswa yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya.

Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah menyimpang jauh dari misi
sebenarnya. Guru lebih banyak berbicara tentang bahasa (talk about. the language) daripada melatih
menggunakan bahasa (using language). Dengan kata lain, yang ditekankan adalah penguasaan tentang bahasa.
(form-focus). Guru bahasa Indonesia lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata bahasa, dibandingkan
mengajarkan kemampuan berbahasa Indonesia secara nyata.

Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin keterampilan berbicara
di kalangan siswa SD akan terus berada pada aras yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami
kesulitan dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara lancar, memilih kata (diksi) yang tepat,
menyusun struktur kalimat yang efektif, membangun pola penalaran vang masuk akal, dan menjalin kontak mata
dengan pihak lain secara komunikatif dan interaktif pada saat berbicara.
Dalam konteks demikian, dpesiukan pendekatan pembelajaran keterampilan berbicara yang inavauf dan
kreatif, sehingga proses aran bisa berlangsung aktif, efektif dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk
belajar tentang bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan berlatih dalam konteks
dan situasi tutur yang sesungguhnya dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan.
Dengan cara demikian siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan
membosankan. Pembelajaran keterampilan berbicara pun menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan
dinantikan oleh siswa.

Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor intenal yang diduga menjadi penyebab
rendahnva tingkat kemampuan siswa, dalam berbicara, yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam
menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung
monoton dan membosankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi
pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan pragmatik. Melalui
pendekatan pragmatik, siswa diajak untuk berbicara dalam konteks dan situasi tutur yang nyata dengan
menerapkan prinsip pemakaian bahasa secara komprehensif

Dalam pendekatan pragmatik, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa di dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman
kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan
konteks komunikasi alamiah senyatanya.

Prinsip-prinsip pemakaian bahasa yang diterapkan dalam pendekatan praginatik, yaitu (1) penggunaan bahasa
dengan memperhatikan aneka aspek situasi ujaran; (2) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip
kesantunan; (3) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerja sama; dan (4) penggunaan
babasa dengan memperhatikan faktor-faktor penentu tindak komunikatif.

Melalui prinsip-prinsip pernakaian bahasa semacam itu, pendekatan pragmatik dalam pembelajaran
keterampilan berbicara diharapkan mampu membawa siswa ke dalam situasi dan konteks berbahasa yang
sesungguhnya sehingga keterarnpilan berbicara marnpu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional,
kognitif, emosional, dan afektif

B. Perumusan Masslah

1. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan dalarn menggunakan pendekatan praginatik dalam
pembelaj'aran keterampilan berbicara bagi siswa SD?
2. Apakah penggunaan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SD?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan pragmatik
dalam pembelaj'aran keterampilan berbicara bagi siswa SD.

2. Untuk memaparkan hasil keterampilan berbicara siswa SD setelah pendekatan pragmatik digunakan
dalam keglatan pembelajaran bahasa Indonesia.
D. ManfaatPenelitian

Hasil yang diharapkan dari penchtian mi adalah sebagai berikut:

1. Para guru bahasa Indonesia dapat mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
menggunakan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya bagi siswa
SD.
2. Keterampilan berbicara siswa yang menjadi subjek penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan.
3. Para guru bahasa Indonesia SD diharapkan menggunakan pendekatan pragmatik dalam menyajikan
aspek keterampilan berbicara, bahkan guru bahasa Indonesia di tingkat satuan pendidikan dalam upaya
melakukan inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia.

E. Ruang Lingkup Penelitian


a. Kriteria Pengelaman Mengajar
Adapun criteria pengalaman dalam mengajar antara, lain : lamanya mengajar, banyaknya jam
mengajar,dan banyaknya tempat mengajar. Dengan adanya pengalaman mengajar demikian sehingga guru
tersebut memiliki pengetahuan tentang pelajaran khusus Bahasa Indonesia lebih mampu lagi.
b. Bagaimana Pengalaman Mengajar Yang Baik Untuk Mata PelaJaran Bahasa Indonesia
Hasil pengajaran itu. dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri :

- Hasil itu tahan lama din dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa
- Hasil itu merupakan pengetahuan "asli" atau "otentik"
BAB II
KARAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajinn Teori

Untuk mengkaji penggunaan pendekatan pragmatik dalam meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa
SD digunakan teori yang berkaitan denganketerampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD
dan teori yang berkaitan dengan pendekatan pragmatik sebagai inovasi tindakan yang dilakukan dalam upaya
meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa SD.

Keterampilan berbicara dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Saat ini, arah pembinaan bahasa
Indonesia di sekolah dituangkan dalam tujuan pengajaran babasa Indonesia yang secara eksplisit dinyatakan
dalam kurikulum. Secara garis besar, tujuan utama pengajaran bahasa Indonesia adalah agar anak-anak dapat
berbahasa Indonesia dengan baik. Itu berarti agar anak-anak mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dengan baik menggunakan media bahasa Indonesia.

Melalui harapan tersebut, pengajaran bahasa Indonesia dikefola agar anak-anak memiliki
keterampilan-keterampilan praktis berbahasa Indonesia, seperti

1. Menulis laporan ilmiah atau laporan perjalanan


2. Membuat surat lamaran pekerjaan
3. Berbicara di depan umum atau berdiskusl
4. Berpikir kritis dan kreatif dalam membaca
5. Membuat karangan-karangan bebas untuk majalah, koran, surat-surat pembaca, brosur-brosur, dan
sebagainya. Apa pun bahan atau aturanaturan bahasa yang diberikan kepada anak-anak, dimaksudkan untuk
mencapai tujuan-tujuan praktis semacam itu.
c. Faktoryangmempengaruhi pengaimmmmengajar guru:
a. Faktor Intemal
1. Kesehatan
Agar seseorang dapat mengajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
tedamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan tentang bekeda, istirahat, tidur, makan, olahraga,
rekreasi dan lbadah.
2. Kecerdasan
Dalam situasi sarna guru mempunyai tingkat kecerdasan berbeda sehingga. dalam sehani-hari terlihat
perbedaan lebih tinggi.Hal ini karena mengajar suatu proses kompleks dengan banyak factor yang
miempengaruhinya.
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga. sangat besar pengaruh dalam proses
mengajar, relasi antar keluarga. keadaan ekonorni dikeluarga tersebut.
2. Lingkungan Sekolah
Faktor-faktor kualltas pribadi guru, metode guru dalarn mengajar, kesesuaian kurikulum sarana
fasilitas tersedia serta interaksi sesama guru maupun guru dengan siswa.
Pembelajaran bahasa Indonesia dirahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secuali maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil kataa kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelaiaran Bahkan
Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didk yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,
nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia semacam itu


diharapkan:

1. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnva,
serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa
sendiri.
2. Guru dapat-rnemusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik.

B. Hipotesis Tindakan

Adapun tuj uan mata pelaj aran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didi :
1. Berkomunikasi secara efektif clan efisien sesual dengan etika yang berlaku secara lisan.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan clan bahasa Negara.
3. Memahaml Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
B. Kerangka Berfikir
Merlalui metode Demonsrasi dalam meningkatkan keteranipilan berbahasa serta pemanfaatan alat Praga.
kerangka. karangan para pembelajaran Bahasa Indonesia Pokok bahasan kcmgka karangan.

Kondis
Awal Guru

Belum menggunakan alat Siswa


Praga dall pembahasan Hasil belajar bahasa Indonesia
bahasa. Indonesia rendah
Memanfaatkan alat praga. Siklus I
Tindakan dalam Pembelaiaran bahas.
Indonesia Memanfaatkan alat paga
dalarn kelompok kecil
Diduga melalui
pemanfaatan alat praga. Siklus 11.

meningkatkan hasil belajar Memanfaatkan alat praga,


Kondisi
akhir bahasa, indonesia. menulis dalam kelornpok besar
karangan bagi
siswa kelas IV SD

C. Hipotesis Tindakan
Indikator hipotesis pembelajaran pokok – pokok persoalan dengan teman pencapaiannya baik, dengan hasil
7,5 dan 6,5 dengan jumlah anak 15 orang. Melalui pemanfaatan alat praga dialog pendek anak dapat
meningkatkat hasil belajar bahasa Indonesia bagi siswa kelas IV SD Negeri I Biak Muli
- Terdapat pengaruh penggimaan alat praga dan pemanfaatan metode domestrasi terhadap hasil belajar
bahasa Indonesia kelas SD IV Negeri I Biak Muli
- Terdapat hubungan antara pengggunaan alat praga dan hasil belajar matematika kelas IV SD Ngeri I Biak
Muli.
BAN III
METODE PENILAIAN

A.Seffing Penilaian.

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di SD Negeri I Biak Muli bagi peserta bagi peserta didik kelas IV
Semester II Tahun 2011 karena rendahnya hasil belajar matematika pada pokok bahasan arti perkalian
penjumlahan berulang.

TME:
ALOKASI WAKTU –FOENELITIAN

No URAIAN KEGIATAN JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI


01 Menyusun proposal Ptk vv
02 Menyusun Instrument v
penelitian
03 Pengumpulan Data vv
Dengan Melakukan
Tindakan
A. Siklus I v
B. Suklus II v
04 Analisis data vv v
05 Pembahasan / dikusi vv
06 menyusun laporan vvv
peneltian

B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Biak Muli 2011.

C.Sumber Data.
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas 1V SD Negeri I Biak Muli Guru Peneliti dan Guru Pengamat /
Pengawas SD Negeri IV SD Biak Muli

D.Tekhnik dan alat pengumpulan data.


Alat pengumpulan data di lakukan dengan cara :
a.Tekhnik Tes :tes lisan,tes tertulis,tes perbuatan.
b.tekhnik non Tes :wawancara,pengamatan,kinerja.

E.Validasi Data.
Terdapat pengaruh pemanfaatan alat praga fakta perkalian dan penggunaan metode demonstrasi terhadap
hasil belajar matematika dalam pemanfaatan alat praga secara berkelompok besar dan berkelompok keci1.

F. Analisis Data.
Data clikumpulkan kemudian di analisis oleh peneliti anlisa di lakukan dengan cara di ukur baik secara.
kuantitatif maupun kualitatif
G. Prosedur Penelian
Penerapan pembelajaran dengan metode dapat membantu siswa lebih kreatif dan lebih antusias.

a. Siklus I kegiatan awal ( Secara klasikal 15 menit )


 Membaca do’a bersama-sama sebagaian awal di mulainya pembelajaran
 Mengabsen kehadiran dan ketidakhadiran siswa
 Mengadakan apersefsi sebagai bahan umpan untuk memotivasi siswa akan materi
baru
b. Siklus II kegiatan inti
 Memahmi tentang pengertiann berhitung
 Menyebut angka hitungan sederhana dari 1-10.
 Memperagakan cara berhitung dengan jari matematika.
 Mendemostrasikan cara mengisi soal yang dicontohkan guru dipapan tulis.
 Membuat kesimpulan dari materi yang telah disajikan
 Memberi motivasi bagi anak yang kreatif
Langkanh prosdur penelitian selanjutnya

Planning Planning

Reflecting Reflecting
Acting Acting

observing observing

- Planning : Memulai pembelajaran dengan perencanaan yang sudah di persiapan,misainya berdo'a


bersama-mengabsen,memberikan apersepsi dan memberikan pre tes sebagai motivasi.
- Acting : kegiatan pelaksanaan merupakan inti dari pembelajaran,karena di kegiatan ini kita dapat mengukur
kecakapan dan kernampuan siswa dengan penilaian proses selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
- observing : dilakukan pengamatan di akhu proses belajar mengajar dengan menyimpulkan materi yang telah
di sajikan sebagai bahan catatan siswa dan sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran yang di sajikan.
- Rafkcting : Sebagai penyegaran dari kepenatan berpikir dengan bemyanyi bersama sehingga pembelajaran
lebih rilek dan sebagai bahan pengayaan untuk tindak lanjut,
BAB IV
HASIL TINDAK DAN PEMBAHASAN
A. Disluipsi kondisi awal

Table
Nilai Harian Terendah
N Uraian Uh1 Uh2 Uh3
o
01 Nilai Terendah 37 40 43
02 Nilai Tertinggi 78 80 84
03 Nilai Rata 46 49 47
04 Retang Nilai 41 40 41

B. Diskripsi Hasil Siklus


a. Perencanaan Siklus pertama yaitu awal
 Membaaca data bersama sebagai awal dimulainya pembelajaran
 Mengadakan absent kehadiran dan kehadiran siswa
 Memberikan apersepsi sebagai umpan bahan yang akan disampaikan
 Memberikan pretes sebagai umpan bahan yang akan disampaikan
b. Perencanaan silkdlums II yaitu kegiatan
 Memahani pengertian materi
 Menyebutkan pengetahuan tentang kerangka mengarang
 Membacakan hasil karangan

1. Perencanaan Tindakan
a. Memberian apersepsi sebagai bahan pengait
b. Memahami materi agar wawacana lebih luas
c. Menyimpulkan materi, dan melakukan Tanya jawab
2. Pelaksanaan tindakan
a. Guru melakukan tindakan sebagai pembimbing dan penunjang
b. Murid sebagai pelajar mengikuti jalan pembelajaran secara aktif, kreati
dan menyenangkan
3. Hasil pengarnatan
Hasil pengamatan lebih ditentukan kepada kegiatan penutup yaitu sebagai kegiatan akhir dari pembelajaran
dan hasil dan pelaksana pengamatan peneliti dapat mengetahui sampai sejauh mana daya serap anak dalam
menerima materi yang disajikan.
Hasil pengarnatan disajikan dalam bentuk data.

Table pengamatan
Nilai Hasil Ulangan Siklus I
N Uraian. Uh1 Uh2 Uh3
o
01 Nilai Terendah 41
02 Nilai Tertinggi 81
03 Nilai Retata 60
04 Rentang Nilai 34

4. Reflejsi
pada akondisi awal hasil belajar bahasa Indonesia pada pokok bahasan menyusun kerangka karangan sangat
rendah harusnya dalam membuat karangan sederhana.

Tabel I Refleksi
No Uraian Kondisi Awal Siklus 1
01 Tindakan Dalam pembelajaran Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia belum sudah memanfaatkan alat
memanfaatkan alat praga peraga secara kelompok
besar ( 8 orang )

Table II Refleksi
No Uraian Kondisi Awal Siklus II Refleksi

02 Proses Pernbelajaran Dalam pembelajaran


ada yang mengatuk
kretifikasi anak
belum nampak

No Uraian Kondisi Awal


01
No Uraian Kondisi awal Siklus H Refleksi
02 Proses Dalam Siswa aktif Terdapat
peningkatan
Pernbelajaran pernbelajaran ada dalam keaktifan
siswa dalain
yang mengantuk pembelajaran pembelajaran
kreatifitas anak siswa mulai mengurangi siswa yang
belum nampak nampak mengantuk
I antusias I I

Setelah diadakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dengan beberapa kreteria penyempurnaan


pernbelajaran maka hasil dari kondisi akhir, materi pembelajaran bahasa Indonesia mulai ada peningkatan
terutama pada pokok bahasan mernbuat kerangka karangan dan menulis karangan sederhana.
BABV

PENtrn-P

A. Kesimpulan

1. Siswa bisa membaca dengan efektif J'Ika mereka mendapatkan bimbingan dan pendekatan -dar-i gm. -Sela-in
guru, mereka juga bisa mendapatkan bimbingan dari orang manapun yang tentunya bisa membimbing mereka.

2. Membaca dengan menyimak bacaan yang dibacakannya membuat siswa dapat membaca dengan litnear.

B. Saran

1. Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat membantu siswa SD membaca dengan efektif dan lancar

2. Dengan metode demonstrasi siswa akan terlatih untuk membaca lebih efektif lagi.
DAFTAR

46 DEPLDIXNAS, 2006, STANDAR KorErENSI, KURIKULUM BA14ASA INDONESIA TAHUN 2006,


JAKARTA, DEPDIKANAS

iL ARI KUNTO, SUHARSIMA, SUHARJO, SUPARDI 2006, PENELITIAN TINDAKAN KELAS,


JAKARTA, BINA AKSARA.

A., PERATURAN MENTRI PENDIDUCAN NASIONAL No 22 Tahun 2006, Tentang Standar isi, Jakarta

4, HAMID MARWAN (2010) PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIREUN UNIT PRES LPPM

DALE EDGAR (1975) alat praga. dalam mengajar dan belajar SAL ATIGA, LISNAWIDA

Anda mungkin juga menyukai