Skripsi Full
Skripsi Full
I. PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
2
lain dalam memperoleh suatu pekerjaan, sedangkan lapangan kerja yang tersedia
tentunya harus disesuaikan dengan keahlian dan keterampilan pendidikan yang
cukup. Oleh karena itu, membutuhkan referensi untuk meningkatkan kinerja yang
memadai supaya memaksimalkan kualitas maupun kuantitas yang bagus dalam
dunia industri, guna mendapatkan suatu pekerjaan yang layak.
Timbul pekerjaan
sektor informal sebagai akibat dari kesulitan menghadapi kehidupan perkotaan.
Adanya pekerjaan sektor informal dikarenakan kesulitan dalam memperoleh
kehidupan di perkotaan, hal itu berimplikasi pada munculnya kegiatan yang
marginal maupun terbentuknya sekumpulan komunitas pengamen anak yang
terjun ke jalan untuk mencari rezeki dikarenakan faktor ekonomi yang lemah tidak
memadai, tidak adanya perlindungan terhadap anak dalam aspek pendidikan,
adanya eksploitasi pekerja anak dan kurangnya perlindungan anak dalam
menjalankan kehidupan sosial di kota. (Damsar, 2002:149).
Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi
membawa bangsa ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari
itu, amat miris rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan,
bukannya bersekolah. Rasanya lebih menyedihkan dari pada melihat orang
dewasa yang melakukan pekerjaan serupa. Banyaknya para pengamen anak di
pinggiran Ibu kota untuk bisa bertahan hidup. Hal ini sangat terasa kalau hidup ini
adalah penuh dengan perjuangan namun bagaimana dengan tanggung jawab
Pemerintah. Hal ini terus akan berjalan sesuai dengan kodrat yang di jalani oleh
setiap manusia, jika kita bernasib sama dengan mereka.
Saat ini permasalahan terkait anak semakin
banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar
dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada
tempatnya, kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi
dengan bermain, belajar, dan bersukaria. Begitu juga dengan permasalahan
pengamen jalanan anak di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar
oleh masyarakat, hal ini merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi.
Permasalahan pengamen anak
merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
menjawab tidak bersekolah lagi karena masalah biaya, kemudian 31 persen karena
ingin membantu orang tua dengan bekerja, serta 9,4 persen karena ingin
melanjutkan pendidikan nonformal seperti pesantren atau mengambil kursus
keterampilan lainnya. Mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah ini sebagian
besar berijazah terakhir sekolah dasar (42,1 persen) maupun tidak memiliki ijazah
(30,7 persen). Meski demikian, rencana untuk menyekolahkan anak ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi ternyata cukup besar, yakni 93,9 persen. Hanya 6,1
persen yan menyatakan tidak memiliki rencana untuk itu.
Tabel 1.1
Data Pengamen Jalanan Kota Palembang
No. Wilayah Jumlah Pengamen
1. Veteran 12
2. Benteng Kuto Besak 9
3. Ogan Permata Indah 7
4. Angkatan 45 (kampus) 4
Sumber data: Berdasarkan data obeservasi pada tanggal 11 Maret 2018
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
Tabel 1.2
Universitas Sriwijaya
13
1. Sumarni Perilaku sosial Teori faktor- Hasil penelitian menunjukkan Penulis dalam
kelompok faktor perilaku bahwa bentuk perilaku sosial penelitian ini
(2017) pengamen jalanan sosial kelompok kelompok pengamen jalanan dalam menggunakan Teori
dalam pengamen menyediakan sarana Pendidikan di faktor-faktor perilaku
menyediakan kota Pangkep yaitu mengajar dan sosial kelompok
sarana Pendidikan membimbing anak jalanan yang pengamenn
di kota Pangkep putus sekolah, melakukan sedangkan peneliti
kerjasama dan meningkatkan menggunakan Teori
eksistensi kelompok fenomenalogi
2. Rindi Windari, Kajian pengamen Teori faktor- Hasil penelitian menunjukkan Penulis dalam
Suwarsito dan anak usia sekolah faktor tingkat bahwa faktor-faktor yang penelitian ini
Esti Sarjanti dan tingkat kesejahteraan mempengaruhi anak-anak usia menggunakan Teori
kesejahteraan sekolah menjadi pengamen adalah faktor-faktor tingkat
(2015) orang tua di Alun- untuk mencari tambahan biaya kesejahteraan
alun Purwokerto sekolah, mudah mendapatkan uang, sedangkan peneliti
dan untuk menambah pendapatan menggunakan Teori
orang tua fenomenalogi
3. Ninik Yuniarti Eksploitas anak Teori komunitas Hasil penelitian menunjukkan Penulis dalam
jalanan sebagai bahwa anak jalanan di Terminal penelitian ini
(2012) pengamen dan Tidar berasal dari keluarga miskin menggunakan Teori
pengemis di dan Pendidikan rendah, bentuk komunitas sedangkan
Terminal Tidar eksploitasi keluarga terhadap anak peneliti
oleh keluarga jalanan tersebut adalah menjadikan menggunakan Teori
mereka sebagai pengemis dan fenomenalogi
pengamen
4. Agung Satrio Tinjauan Teori Tindakan premanisme yang sering Penulis dalam
Nugroho, R.B. kriminologis kriminologi dilakukan oleh pengamen di penelitian ini
Sularto, Budhi tindak Simpang Lima Kota Semarang menggunakan Teori
Wisaksono premanisme oleh yaitu tindakan pemerasan dan kriminologi
pengamen di tindakan mabuk di muka umum sedangkan peneliti
(2017) simpang lima pada saat beraktivitas menggunakan Teori
Kota Semarang fenomenalogi
Universitas Sriwijaya
14
2.2.1 Potret
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 891) potret diartikan gambar
yang dibuat dengan kamera, foto. Selain ini juga potret adalah gambaran atau
lukisan (dalam bentuk paparan). Sosiologi menyoroti situasi-situasi mental,
situasi-situasi tersebut tak dapat dianalisi secara tersendiri, akan tetapi merupakan
hasil perilaku yang timbul sebagai akibat interaksi atau individu-individu dan
kelompok-kelompok pada masyarakat. Dengan demikian tugas sosiologi adalah
untuk menganalisis dan mengadakan sistematika terhadap gejala sosial dengan
jalan menguraikannya ke dalam bentuk-bentuk kehidupan mental. Hal itu dapat
ditemukan dalam gejala-gejala seperti harga diri, perjuangan, simpati, imitasi dan
lain sebagainya. Itulah prekondisi suatu masyarakat yang hanya dapat
berkembang penuh dalam kehidupan kelompok atau dalam masyarakat setempat
(community). Oleh karena itu sosiologi harus memutuskan perhatian terhadap
kelompok-kelompok sosial (Alfred Vierkandt: 1867-1953).
Potret adalah sebuah lukisan, foto, patung, atau representasi seni dari
seseorang, yang mana wajah atau ekspresinya adalah hal yang utama.
Menampilkan, personalitas, dan juga perasaan seseorang. Potret pada umumnya
bukanlah foto spontan, namun komposisi seseorang dalam kondisi diam dan
dipersiapkan. Sebuah potret seringkali menampilkan seseorang yang melihat
langsung, dengan tujuan yang berkaitan antara subyek dengan yang melihat potret
tersebut. Potret yang dimaksud dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk
kondisi kehidupan yang menggambarkan keadaan dan aktifitas dari komunitas
pengamen jalanan yang berada di Kawasan jalan veteran kota Palembang.
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan
imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang
mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kualitas maupun
performanya. Perbedaan ngamen dengan pengamen,
ngamen jika kita lihat dari sisi yang aktif dapat diartikan menjual “keahlian”,
khususnya dalam bidang musik yang dapat berpindah-pindah tempat atau
berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain misal ada di warung, depan toko
atau rumah, dijalanan, lampu merah yang mempunyai simpang-simpang jalan,
sedangkan pengamen itu adalah orang-orang yang melakukan kegiatan ngamen
tersebut. Menjual keahlian karena dilihat dari sejarahnya banyak pengamen di
kota-kota memang berlatar belakang sebagai pemain yang mempunyai musik-
musik yang tinggi. Maka dengan teman-temannya (pengamen) dia
menggantungkan hidup dari kegiatan bermain musik keliling dengan menjual jasa
secara suka rela, namun dengan harapan ada balasan berupa materi (uang).
Kegiatan ini sudah ada yang melakukannya sebelum pengamen-pengamen baru
yang timbul dijaman sekarang ini. Mengamen bisa di katakan sebagai meminta
sesuatu (uang) dengan usaha yg seminimal mungkin. Jadi pengamen merupakan
sesuatu yang sering bahkan sangat sering sekali kita lihat dalam kehidupan kita
sehari-hari, khususnya bagi masyarakat perkotaan. Pengamen merupakan hal
yang tidak asing, karena hampir di setiap tempat pengamen hadir membawakan
lagu-lagu mulai dari lagu-lagu yang beranekaragam seperti lagu band, dangdut,
kroncong, pop, dan seterusnya. Juga ada yang menggunakan bahasa daerah,
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, lalu pengamen yang hanya sendiri, sampai-
sampai berkelompok dengan membawa alat-alat yang ada pada mereka. Bahkan
banyak juga yang ada pengamen yang sama sekali tidak menggunakan istrumen
musik sampai menggunakan beragam alat musik lainya. Karakteristik
Pengamen melakukan pekerjaan dengan cara melihat jika di sebuah tempat itu
rame(ramai) atau sunyi, bahkan pengamen ingin didampingi dengan cara yang
sesuai, maksudnya tukang kutup duit (kalimat rancu) nantinya sambil
mengulurkan sebuah topi atau kaleng-kaleng yang merupakan tempat untuk
menampung uang (aku edit kalimatnyo) yang diberi oleh pendengar musik,
sebagian pengamen lainnya berputar-putar untuk saling mendapatkan
Universitas Sriwijaya
17
pendengaran (rancu) dari seseorang lainnya. Hasil yang di peroleh(no spasi) dari
pengamen yang telah berkumpul(terkumpul) kemudian dipisah-pisahkan menurut
jenisnya (uang kertas dan uang logam), sebelum akhirnya di bagi rata para
pengamen yang mempunyai kelompok pengamen(rancu).
Jadi hasil dari seseoarang pengamen adalah orang yang
mempunyai modal atau dukungan modal untuk membeli beberapa yang pengamen
butuhkan (kebutuhan bae dak?), kadang-kadang pengamen membeli rokok dan di
lengketkan (diletakkan) di tengah jari-jari (disela jari) sambil memainkan gitar,
sehingga para pegamen yang menjadi anak buahnya tidak perlu mengganggu
temannya yang sedang bermain, cukup untuk menepuk tangan(bertepuk tangan)
sebelum mengulurkan topi untuk mengambil uang dari pendengar. Para pengamen
tentu mengunakan alat bantu yang sederhana seperti guitar (gitar), gendang,
seruling, topi atau kaleng, semua alat ini sangat berfungsi sekali (hapus be kalimat
ini) untuk meringankan tehadap pengamen(rancu), biasanya alat ini
dipakai(digunakan) supaya lebih praktis, karena dengan memakai alat-alat yang
ada diatas(yang disebutkan diatas) memudahkan seiring dengan apa yang
pengamen lakukan.
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
Perspektif yang digunakan oleh schutz untuk memahami kesadaran itu dengan
konsep intersubjektif. Yang dimaksud dengan dunia intersubjektif ini adalah
kehidupan dunia (Life-World) atau kehidupan dunia sehari-hari.
Dalam pandangan schutz, manusia adalah makhluk sosial sehigga kesadaran
akan dunia kehidupan sehari – hari adalah sebuah kesadaran sosial. Dunia
individu merupakan dunia intersubjektif dengan makna beragam, dan sebagai
bagian dari kelompok. Manusia ditunutut untuk saling memahami satu sama lain,
dan bertindak dalam kenyataan yang sama. (koma dak?) dengan demikian ada
penerimaan timbal balik, pemahaman atas dasar pengalaman bersama, dan tipikasi
atas dunia bersama, melalui tipikasi inilah manusia belajar menyesuaikan diri ke
dalam dunia yang lebih luas, dengan juga melihat diri kita sendiri sebagai orang
yang memainkan peran dalam situasi yang tipikal (Kuswarno,2009:18).
Hubungan–hubungan sosial antarmanusia ini kemudian membentuk totalitas
masyarakat. Jadi dalam kehidupan totalitas masyarakat, setiap individu
menggunakan simbol–simbol yang telah diwariskan padanya, untuk memberi
makna pada tingkah laku diri sendiri. Singkatnya pada deskriptif atau interpratif
mengenai tindakan sosial, dapat diterima hanya jika tampak masuk akal bagi
pelaku sosial yang relevan.
Inti pemikiran schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui
penafsiran. Proses penafsiran dapat digunakan untuk memperjelas atau memeriksa
makna yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan konsep kepekaan yang
implisit. Schutz meletakkan hakikat manusia dalam pengalaman subjektif,
terutama ketika mengambil tindakan dan mengambil sikap terhadap dunia
kehidupan sehari-hari. Ide-ide schutz ini mengasumsikan dunia kehidupan sebgai
dunia yang tidak problematis (Kuswarno,2009:18).
Bagi schutz pengetahuan sosial mengandung formula yang merupakan cara-
cara yang sudah dikenal untuk melakukan sesuatu. Memungkinkan seseorang
untuk mengelompokkan sesuatu menurut logika yang sama-sama dipahami dalam
menyelesaikan masalah, melakukan peranan, berkomunikasi dan untuk
menyesuaikan perilaku dalam perilaku yang berbeda. Sebagai fenomenologi
sosial, filsafat schutz memberikan dukungan bagi aliran pemikiran konstruksi
Universitas Sriwijaya
20
sosial yang mengarahkan pengamatan pada makna-makna yang dibawa oleh orang
yang berbeda dalam suatu komunikasi.
Scutz setuju dengan argumentasi Weber bahwa fenomena sosial dalam
bentuknya yang ideal harus dipahami secara tepat. Schutz juga bukan hanya
menerima pandangan Weber, bahkan menekankan bahwa ilmu sosial secara
esensial tertarik pada tingkat sosial (social action). Konsep “sosial” didefinisikan
sebagai hubungan antara dua atau lebih orang dan konsep “tindakan”
didefinisikan sebagai perilaku yang membentuk makna subjektif (subjective
meaning). Akan tetapi menurut schutz makna subjektif yang terbentuk dalam
dunia sosial oleh aktor berupa sebuah kesamaan dan kebersamaan (common and
shared) di antara aktor. Oleh karenanya sebuah makna subjektif disebut sebagai
intersujektif. Selain makna “intersubjektif. dunia sosial menurut schutz, harus
melihat historis. Oleh karenanya schutz menyimpulkan bahwa tindakan sosial
adalah tindakan yang berorientasi pada perilaku orang atau orang lainpada masa
lalu, sekarang dan yang akan datang.
Schutz tidak menjelaskan adanya suatu kesamaan dalam semua kehidupan
manusia yang melewati umur penciptanya. dalam setiap situasi fenomenalogis
yakni konteks, ruang, waktu, dan historis secara unik menempatkan individu
memiliki dan menerapkan persedian pengetahuan (stock of knowledge) yang
terdiri dari semua fakta, kepercayaan, keinginan, prasangka, dan aturan, yang kita
pelajari dari pengalaman pribadi dan pengetahuan siap pakai yang tersedia bagi
kita di tempat kita dilahirkan dan eksis. Sehingga konsep intersubjektifitas dalam
fenomenologi schutz merupakan konsep yang memungkinkan kita melakukan
interaksi dalam komunikasi. Dengan bakal karakteristik persedian pengetahuan
yang dimiliki, maka dapat saling berbagi persepektif dengan orang lain, dapat
melakukan berbagai macam hubungan dengan orang lain.
Pandangan schutz, kategori pengetahuan, derajat pertama bersifat pribadi
dan unik bagi setiap individu dalam interaksi tatap muka dengan orang lain.
Kemudian berbagai pengkhasan (typication) yang telah terbentuk dan dianut
semua anggota suatu budaya, terdiri dari mitos, pengetahuan, budaya, dan akal
sehat (common sense). Maka tujuan utama analisis fenomenologis adalah
mengkonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang
Universitas Sriwijaya
21
mereka alami sendiri. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif, dalam arti
bahwa anggota masyarakat berbagai persepsi dasar mengenai dunia yang mereka
internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan melakukan interaksi.
Derajat kedua bagi schutz, yaitu mengkonseptualisasi pengamatan yang berhasil
diamati oleh panca indera atas sebuah realitas yang ada, kemudian
dikonfirmasikan realitas pengamatan tersebut kepada pelaku dalam realitas
tersebut. Schutz menyetujui pemikiran weber tentang penggalan dari perilaku
manusia (human being) dalam dunia sosial keseharian sebagai realitas yang
bermakna secara sosial (social meaningfull reality).
Kemudian menurut Schutz, bahwa orang-orang begitu saja menerima dunia
keseharian itu eksis dan orang lain berbagai macam pemahaman atas ciri-ciri
penting dunia ini. Selain makna “intersubjektif”, dunia sosial menurut schutz
harus dilihat secara historis. Karenanya schutz menyimpulkan bahwa tindakan
sosial adalah tindakan yang berorientasi pada perilaku orang atau orang lain pada
masa lalu baik sekarang ataupun masa yang akan datang.
Untuk menggambarkan keseleuruhan tindakan seseorang, schutz
mengemukakan ada dua fase tindakan (Kuswarno,2009:111) yaitu:
1. Tindakan in-order-to-motive yang merujuk pada masa yang akan datang.
Tindakan ini mengarah pada suatu tindakan bermotif demi tujuan yang
hendak dicapai.
2. Tindakan because motive yang merujuk pada masa lalu. Tindakan ini
merujuk pada alasan yang kuat pada seseorang dalam melaksanakan apa
yang ia lakukan.
Universitas Sriwijaya
22
Teori Fenomenologi
Alfred Schutz : Fenomenologi menjelaskan bahwa tindakan manusia
dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, because motive (motif sebab)
yaitu yang melatarbelakangi manusia melakukan suatu tindakan.
Kedua, in order to motive (motif tujuan) yaitu tujuan yang ingin
dicapai manusia terkait dengan tindakan yang mereka kerjakan.
Output Penelitian
Gambaran potret kehidupan komunitas pengamen jalanan di Kawasan
jalan veteran kota Palembang.
Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
28
3.8.1 Wawancara
Peneliti melakukan pengumpulan data melalui beberapa metode terutama
wawancara (interview) yang berguna untuk mempermudah dalam memperoleh
data. Hal ini dilakukan menggunakan prosedur wawancara yang telah ditentukan
yaitu wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur (structured interview)
adalah wawancara yang menggunakan pedoman wawancara. Supaya hasil
wawancara dapat terekam dengan baik, peneliti memiliki bukti telah melakukan
wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat
sebagai berikut: 1) Buku catatan : Berfungsi untuk mencatat semua percakapan
dengan sumber data, misalnya notebook. 2) Tape recorder : Berfungsi untuk
merekam semua percakapan atau pembicaraan dengan sumber data. 3) Camera :
untuk memotret dan merekam video saat peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan atau sumber data. Wawancara atau interview ditujukan kepada
Universitas Sriwijaya
29
pengamen jalanan sekitar lokasi tempat penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mengumpulkan data-data mengenai gambaran kehidupan pengamen jalanan
dikawasan jalan veteran kota Palembang.
3.8.2 Observasi
Proses pengumpulan data mengenai potret komunitas pengamen jalanan di
Kawasan jalan veteran kota Palembang tidak cukup hanya dengan melalui
wawancara. Namun untuk hasil yang lebih maksimal dalam penelitian, peneliti
harus menggunakan teknik pengumpulan data lebih dari satu. Selain teknik
wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam proses pengumpulan data, peneliti
juga menggunakan teknik observasi. Teknik pengumpulan data ini dapat
memberikan data nyata dan sebenarnya yang terjadi di lapangan untuk menjawab
masalah penelitian. Melalui observasi data yang didapat bersifat mendalam karena
mampu menyingkap fakta dibalik fenomena yang terjadi. Agar data yang didapat
bersifat mendalam, maka pada penelitian ini menggunakan jenis observasi
partisipan. Pada observasi partisipan, peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkatan makna dari setiap perilaku yang tampak.
Observasi partisipan, menuntun peneliti untuk mengamati apa yang
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi
dalam aktivitas mereka, dalam konteks penelitian mengenai potret komunitas
pengamen jalanan Kawasan jalan veteran kota palembang, maka untuk
mendapatkan data peneliti ikut serta dalam kegiatan atau acara kelompok tersebut,
mengamati kondisi dan situasi saat kelompok tersebut berkumpul, serta
membangun keakraban dengan anggota-anggota komunitas pengamen jalanan
agar peneliti diterima masuk kedalam kelompok mereka, sehingga peneliti
mendapatkan data yang tajam, terinci, dan akurat. Peneliti mengadakan
pengamatan terhadap anggota komunitas pengamen jalanan di Kawasan jalan
veteran kota Palembang. Melalui observasi, peneliti juga memperhatikan dan
mengamati orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat terkait kehidupan
pengamen jalanan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pengamatan
Universitas Sriwijaya
30
yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan tersebut dilakukan secara langsung atau
tatap muka (face to face) antara peneliti dan informan.
3.8.3 Dokumentasi
Selain teknik wawancara dan observasi, peneliti juga menggunakan metode
dokumentasi untuk melengkapi data yang telah diperoleh. Metode dokumentasi
yang digunakan ialah berupa laporan hasil penelitian awal, foto, jurnal, catatan-
catatan dan petunjuk lainnya terkait potret komunitas pengamen jalanan di
Kawasan jalan veteran kota Palembang. Sebab, penting bagi peneliti teknik
dokumentasi menjadi data pendukung dalam meneliti gambaran kehidupan
pengamen jalanan di Kawasan jalan veteran kota Palembang.
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
hasil temuan tersebut dapat diinformasikan kepada orang lain. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data dari Creswell. Pada penjelasannya Creswell
(2013: 276) mengajak peneliti untuk melihat analisis data kualitatif sebagai suatu
proses penerapan langkah-langkah dari yang spesifik hingga yang umum dengan
berbagai level analisis yang berbeda. Lebih lanjut, Cresswell (2013, 276-284)
menjelaskan langkah-langkah analisis data sebagai berikut ini:
1). Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibat- kan
transkrip wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan, atau
memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda
tergantung pada sumber informasi.
2). Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general
sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara
keseluruhan. Pada tahap ini, peneliti kualitatif menulis catatan-catatan khusus atau
gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.
3). Menganalisis lebih detail dengan meng-coding(italic) data. Coding merupakan
proses mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum
memaknainya (Rossman dan Rallins, dalam Cresswell, 2013: 276). Langkah ini
melibatkan beberapa tahapan, yaitu : mengambil data tulisan atau gambar yang
telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mensegmentasi kalimat-kalimat
atau gambar-gambar tersebut ke dalam kategori-kategori, kemudian melabeli
kategori-kategori ini dengan istilah-istilah khusus yang sering kali didasarkan
pada istilah atau bahasa yang benar-benar berasal dari partisipan (in vivo).
4). Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori-
kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha
penyampaian informasi secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau
peristiwa-peristiwa dalam setting tertentu.
5). Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema tersebut akan disajikan
kembali dalam narasi atau laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer
adalah menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis.
Pendekatan ini bisa meliputi pembahasan tentang kronologi peristiwa, tema-tema
tertentu (lengkap dengan subtema-subtema, ilustrasi-ilustrasi khusus, perspektif-
perspektif, dan kutipan-kutipan), atau tentang keterhubungan antartema.
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk dan Laju Penduduk Menurut
Kecamatan di Kota Palembang
No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Penduduk Per Tahun (%)
2010 2014 2015 2010-2015 2014-2015
Universitas Sriwijaya
38
Tabel 2.4
Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palembang
No Jenjang APM (Angka Partisipasi APK (Angka
Pendidikan Murni) Partisipasi Kasar)
1 SD/MI 92,70 112,05
2 SMP/MTS 75,00 97,08
3 SMA/SMK/MA 67,44 84,31
Sumber: Data Sekunder Badan Pusat Statistik, 2016
Universitas Sriwijaya
39
4.1.4 Agama
Agama memiliki hubungan yang erat sekali kaitannya dengan kehidupan
manusia karena agama menyangkut adanya kepercayaan adanya Tuhan. Agama
yang dianut masing-masing pemeluknya menjadi identitas dan menjadi pedoman
dalam menjalani kehidupan. Kota Palembang sebagai kota metropolitan yang
memiliki jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 juta jiwa menjadi indikator
adanya heterogenitas pada masyarakat Kota Palembang. Salah satu wujud dari
heterogenitas masyarakat Kota Palembang adalah menganut agama yang berbeda.
Jumlah Agama yag ada di Kota Palembang meliputi 5 agama yaitu Islam, Katolik,
Protestan, Budha, dan Hindu, sedangkan total tempat ibadah didominasi oleh
tempat peribadatan agama Islam sebesar 1.629. Berikut dapat dilihat pada tabel :
Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang
Dianut di Kota Palembang
No Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Buddha
1 Ilir Barat II 69.722 992 806 25 2.877
2 Gandus 67.304 89 155 3 117
3 Seberang Ulu I 184.811 690 501 75 2.433
4 Kertapati 98.315 359 112 28 561
5 Seberang Ulu II 100.631 688 341 31 839
6 Plaju 94.103 728 380 47 692
7 Ilir Barat I 137.109 20.220 1.555 106 17.229
8 Bukit Kecil 46.676 836 671 62 1.578
9 Ilir Timur I 60.381 4.686 5.934 106 17.229
10 Kemuning 84.767 2.337 1.304 17 5.042
11 Ilir Timur II 170.086 5.257 3.811 131 1.158
12 Kalidoni 114.790 3.086 1652 63 3.081
Universitas Sriwijaya
40
Tabel 4.4
Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kota Palembang
No Kecamatan Masjid Mushola Langgar Gereja Gereja Pura Vihara
Protestan Khatolik
1 Ilir Barat II 17 31 11 2191 - - 18
2 Gandus 36 13 22 - - - -
3 Seberang Ulu I 54 39 126 2 2 - 8
4 Kertapati 55 4 44 - - - -
5 Seberang Ulu II 40 7 71 - - - 3
6 Plaju 34 4 53 2 - - 1
7 Ilir Barat I 76 3 30 1 1 1 4
8 Bukit Kecil 21 17 6 1 2 - 2
9 Ilir Timur I 29 10 37 12 15 - 3
10 Kemuning 56 9 13 2 - - 2
11 Ilir Timur II 71 14 111 12 12 - 12
12 Kalidoni 62 11 47 3 6 - 3
13 Sako 42 8 24 1 2 - -
14 Sematang Borang 23 1 14 2 3 - -
Universitas Sriwijaya
41
15 Sukarami 103 32 12 15 - - -
16 Alang-alang 62 9 15 3 2 - 9
Lebar
Palembang 781 212 636 57 45 1 63
Sumber: Data Sekunder Badan Pusat Statisti, 2016
Berdasarkan data pada tabel diatas maka dapat diketahui bahwa tempat
peribadatan yang dominan di Kota Palembang adalah tempat peribadatan umat
agam Islam dan Buddha. Tempat peribadatan umat agama Islam yang terbanyak
terdapat di Kecamatan Seberang Ulu 1 yaitu 219 tempat ibadah dan posisi kedua
ditempati oleh kecamatan Ilir Timur 1 yaitu sebanyak 196 tempat ibadah. Secara
keseluruhan jumlah tempat peribadatan yang paling dominan adalah agama Islam
mulai dari Masjid, Mushola, dan Langgar adalah 1.629 sedangkan agama Buddha
memiliki tempat peribadatan sebanyak 63 Vihara. Tempat peribadatan yang
paling sedikit di Kota Palembang yaitu agama Hindu hanya ada satu tempat yang
terdapat di kecamatan Ilir Barat 1.
Universitas Sriwijaya
42
tempat lain dan menghibur lewat syair atau pantun yang berisi dongeng panji.
Para penyanyi jalanan akrab disebut sebagai Dalang Kentrung karena keberadaan
mereka terkadang berarti sakral bagi masyarakat yang dilewatinya karena
lantunan mereka tidak hanya untuk menghibur melainkan terkadang merupakan
nasehat, isyarat bahkan ramalan masa depan dari situasi. Seiring dengan
perkembangan zaman, budaya ngamen ini juga ikut berkembang menjadi salah
satu peluang untuk mencari nafkah bagi beberapa orang. Seperti banyaknya
pengamen yang saat ini terlihat di beberapa tempat juga menyimpan bermacam-
macam motif. Ada yang melakukannya untuk mencari identitas, ada yang
melakukannya karena iseng, dan ada pula yang jadi pengamen karena memang
harus mengejar nafkah. Dari karakter musik jalanan ini, terkadang muncul sebuah
bentuk musik baru yang menarik untuk disimak dan pada umumnya memiliki
karakter diri yang kuat. Walau harus diakui banyak dari musisi jalanan yang
memiliki keterbatasan di sisi akademik, namun mereka memiliki keberanian dan
karakter diri yang kuat. Terkadang lagu yang dibawakan,
secara teori akademik mengalami pendangkalan. Selain dimainkan menggunakan
peralatan ala kadarnya atau terbatas, tetapi optimisme yang dimiliki membuat
lagu-lagu tersebut mampu terdengar dalam bentuk yang berbeda dari aslinya.
Lagu-lagu tersebut mampu muncul dalam bentuk yang mandiri dan spesifik.
Mereka memang jarang meniru seniman-seniman yang sudah ada sebelumnya.
Dan ini dapat dilihat dari nama-nama besar yang asalnya juga menyerap dan
membentuk karakter dirinya lewat jalanan seperti, Leo Kristi, Iwan Fals, Kuntet
Mangkulangit, Kelompok Slank dan banyak lagi lainnya. Kebanyakan para
pengamen atau penyanyi jalanan selalu tampil sebagai dirinya sendiri. Hingga tak
jarang lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi versi lain yang tak kalah menarik
dari komposisi versi aslinya. Contohnya lagu-lagu popular dari kelompok Koes
Ploes misalnya, hampir setiap pengamen pernah membawakannya. Namun sulit
mencari yang membawakan dalam bentuk yang sama. Hampir semua mempunyai
versi atau gaya berbeda dalam membawakannya
Tokoh penting dalam dunia pengamen di Indonesia
antara lain adalah Harry Roesli. Harry Roesli dikenal melahirkan budaya musik
kontemporer yang berbeda, komunikatif dan konsisten memancarkan kritikan
Universitas Sriwijaya
43
sosial. Karyanya memunculkan kritik sosial apa adanya dalam watak musik teater
lenong. Harry Roesli mendirikan Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB)
dirumahnya dengan bertujuan untuk membina para seniman jalanan dan kaum
pemulung dalam karya-karyanya.
Komunitas Pengamen Jalanan (KPJ) sendiri lahir dua tahun yang lalu,
berawal dari kegetiran para pengamen yang khawatir melihat maraknya
pengamen Kota Palembang yang tidak terorganisir. Beberapa pengamen yang ada
di Kota Palembang berinisiatif untuk membuat sebuah komunitas pengamen
dengan tujuan agar tercipta satu kesatuan di antara para pengamen Kota
Palembang. Diketuai oleh Rachmad Hidayat, akhirnya lahirlah sebuah komunitas
pengamen jalanan Kota Palembang yang di berinama KPJ. Tidak hanya
mengamen, KPJ juga memiliki program-program yang sering mereka lakukan di
setiap minggunya, seperti kegiatan "Ruang Apresiasi" yang dimulai pukul 19.00-
21.00 WIB, kegiatan tersebut meliputi konser musik yang digelar di beberapa
sudut Kota Palembang. Selain itu mereka juga memiliki program
"Bakti Sosial", program tersebut merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa
kemanusiaan antar sesama manusia dan dengan adanya kegiatan ini, anggota KPJ
sendiri berharap dapat merapatkan kekerabatan antar anggota. Kegiatan tersebut
terbuka bagi siapa saja yang ingin membantu antar sesama.
Universitas Sriwijaya
44
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka dapat diketahui bahwa komunitas
pengamen jalanan adalah sebagai wadah untuk menyatuhkan para pengamen
jalanan untuk membangun suatu ikatan sosial. Selain itu juga nilai-nilai yang
terkandung dalam visi dan misi tersebut menjadi suatu arah bagi berjalannya
komunitas pengamen jalanan Palembang dalam menentukan setiap aktivitas atau
kegiatan dan keputusan yang ditetapkan. Visi dan misi tersebut juga menjadi suatu
warna tersendiri bagi komunitas tersebut karena mempengaruhi struktur, kultur,
dan proses sosial yang berlangsung di dalam komunitas yang dapat
membedakannya dengan komunitas lainnya.
Bagan 1.4
Struktur Kepengurusan Komunitas Pengamen Jalanan Kota Palembang
KETUA
Rachmad Hidayat
WAKIL KETUA
Budyman
BENDAHARA SEKRETARIS
Aditya Alvareza Kiki Kidiw
Universitas Sriwijaya
45
HUMAS
Arief Budiman
ADMIN
Iqbal Pratama
Universitas Sriwijaya
46
untuk dijelaskan. Informasi mengenai profil informan ini diperoleh melalui hasil
wawancara secara langsung. Informan yang ditetapkan pada penelitian ini adalah
informan yang telah memenuhi kriteria untuk memecahkan masalah penelitian.
Adapun informan yang telah ditetapkan, yaitu anggota yang telah satu tahun atau
lebih bergabung dengan Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ) Palembang, Anggota
yang menempati struktur kepengurusan, Anggota-anggota yang aktif dan intensif
dalam kegiatan atau acara kelompok sebagai informan utama, dan anggota
masyarakat yang mengetahui tentang keberadaan kelompok pengamen jalanan
Palembang sebagai informan pendukung. Proses mendapatkan informan tersebut,
yaitu peneliti sudah mengenal satu informan lebih dulu, dimana informan tersebut
sudah satu tahun lebih menjadi bagian dari kelompok pengamen jalanan
Palembang. Untuk mendapatkan informan selanjutnya peneliti melakukan proses
snowball sampling(italic), yaitu peneliti meminta informan yang telah
diwawancarai untuk merekomendasikan anggota kelompoknya yang memenuhi
kriteria informan. Sebelumnya, peneliti memang mencoba melakukan pendekatan
dengan salah anggota dari kelompok pengamen jalanan Palembang, sampai pada
akhirnya peneliti dapat melakukan perkenalan dengan salah satu anggota
kelompok tersebut dengan pertemuan secara langsung. Dari sinilah, akhirnya
salah satu anggota kelompok tersebut bersedia menjadi informan peneliti, dan dari
informan tersebut peneliti mendapatkan jaringan untuk masuk kedalam
kelompoknya. Melalui informan tersebutlah peneliti meminta agar informan
merekomendasikan anggota kelompok yang sesuai dengan kriteria informan.
Identitas informan yang diungkapkan pada bagian ini meliputi nama informan,
jenis kelamin, umur, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Jumlah keseluruhan
informan pada penelitian ini sebanyak 12 orang. Untuk mempermudah penulisan,
maka dalam penelitian ini menggunakan nama singkatan. Berikut akan dijelaskan
mengenai identitas yang menjadi informan pada penelitian ini, yang dimulai dari
informan utama dan berikutnya informan pendukung:
Universitas Sriwijaya
47
Tabel 5.4
Daftar Informan Utama yang Menjadi Subyek Penelitian Identitas
Komunitas Pengamen Jalanan Kota Palembang
No Nama Jenis Tahun Agama Pendidikan Pekerjaan
Informan Kelamin (Umur)
1 RH Laki-laki 26 Islam SMA Wiraswasta
2 BM Laki-laki 24 Islam SMA Wiraswasta
3 KK Laki-laki 28 Islam SMA Wiraswasta
4 AA Laki-laki 26 Islam SMA Wiraswasta
5 AB Laki-laki 23 Islam SMA Mahasiswa
6 IP Laki-laki 23 Islam S-1 Swasta
7 KA Perempuan 23 Islam S-1 Mahasiswa
8 RD Perempuan 24 Islam S-1 Mahasiswa
Sumber: Data Primer, 2016
1. Informan RH
Informan pertama RH berjenis kelamin laki-laki beragama Islam dan
berumur 26 Tahun. Informan pertama ini lulusan SMA Negeri 11 Palembang dan
saat ini bekerja di salah satu EO (Event Organizer) yang ada di Kota Palembang.
Informan ini bertempat tinggal di sekitaran kecamatan Ilir Barat 1 kota
Palembang. Informan RH menjadi ketua kelompok pengamen jalanan Palembang
Universitas Sriwijaya
48
sejak bulan Juni 2016. Proses wawancara serta pertemuan pertama kali dengan
informan RH dilakukan pada tanggal 07 Juli 2018 pukul 20:15 WIB di Café South
Station. Peneliti tidak kesulitan untuk menghubungi informan karena informan
bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai. Berdasarkan pengamatan
peneliti informan RH ini bersikap ramah dan memberikan respon yang baik
kepada peneliti. Selama proses wawancara informan sering terlihat bingung,
sehingga pertanyaan harus dipertegas kembali. Secara keseluruhan proses
wawancara berlangsung cukup lancar. Selanjutnya, untuk mendapatkan data yang
lebih mendalam lagi terkait masalah penelitian, peneliti melakukan proses
wawancara yang kedua dengan informan RH yang berlangsung pada tanggal 12
Juli 2018 pukul 19:30 WIB di Bandrek 555. Proses wawancara yang kedua ini
juga berlangsung dengan lancar dan peneliti mendapatkan informasi yang lebih
mendalam terkait masalah penelitian. Dari informan RH inilah peneliti akhirnya
memiliki akses untuk dapat bergabung dengan kelompok pengamen jalanan
Palembang saat mereka melakukan suatu kegiatan dan dari informan ini juga
peneliti dapat bertemu secara langsung dengan anggota Komunitas Pengamen
Jalanan (KPJ) Palembang.
Berdasarkan hasil tanya jawab yang telah dilakukan, tujuan utama RH
menjadi seorang pengamen jalanan adalah untuk menambah penghasilan
disamping pekerjaanya sebagai salah satu karyawan di suatu Event Organizer
(EO). Menjadi salah satu karyawan di suatu EO yang memiliki kegiatan yang
evently dan tidak kontinyu membuat ia terpaksa mencari pekerjaan lain untuk
menambah penghasilan dan mengisi waktu luang yang dapat menghasilkan uang.
Disamping itu, RH mengaku bahwa ia senang menjadi seorang pengamen jalanan
karena dapat menyalurkan hobi bermain musiknya dan juga bisa mendapat banyak
teman denga.
2. Informan BM
Informan kedua yaitu BM berjenis kelamin laik-laki beragama Islam dan
berumur 24 tahun. Informan SS lulusan SMA Negeri 11 Palembang dn saat ini
bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebagai salah satu pengemudi ojek online yang
berada di Kota Palembang. Informan ini bertempat tinggal di Jalan Inspektur
Universitas Sriwijaya
49
3. Informan KK
Universitas Sriwijaya
50
4. Informan AA
5. Informan AB
Universitas Sriwijaya
51
atau setelah kegiataan perkuliahan selesai sampai dengan waktu yang tidak
menentu tergantung dengan banyaknya uang yang ia peroleh.
6. Informan IP
Tabel 6.4
Daftar Informan Pendukung yang Menjadi Subyek Penelitian Identitas
Komunitas Pengamen Jalanan Kota Palembang
No Nama Jenis Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
Informan Kelamin (Tahun)
1 DS Laki-laki 25 Islam SI
2 TR Laki-laki 23 Islam SI
3 AG Laki-laki 24 Islam SI
4 AR Laki-laki 23 Islam SI
Sumber: Data Primer, 2016
Universitas Sriwijaya
52
1. Informan DS
Informan pendukung yang pertama yaitu DS berjenis kelamin laki-laki,
berusia 25 tahun, dan beragama Islam. Informan lulusan Universitas
Muhammadiyah Palembang. Informan saat ini bekerja sebagai pegawai Bank
Mandiri. Informan berasal dari Kabupaten Muara Enim tepatnya di daerah putak
dan saat ini informan tinggal di kota Palembang tepatnya di jalan Ariodillah
lorong perburuhan. Peneliti dapat mengenal dan melakukan proses wawancara
dengan informan DS berdasarkan rekomendasi dari informan utama yaitu RH.
Informan DS memang orang terdekat RH yaitu teman sejak Sekolah Menengah
Atas (SMA). Perkenalan dan wawancara dengan informan DS berlangsung pada
tanggal 24 Juli 2018 pukul 20.30 di Dunkin Donuts Demang Palembang. Proses
wawancara dengan informan berjalan dengan lancar, informan merespon
pertanyaan peneliti dengan baik dan informan bersikap ramah dengan peneliti.
2. Informan TR
Informan pendukung yang kedua yaitu TR berjenis kelamin laki-laki,
beragama Islam, dan berusia 23 tahun. Informan beralamat di jalan gotong royong
Lorong serasi. Informan lulusan Universitas Muhammadiyah Palembang. Peneliti
dapat mengenal dan melakukan proses wawancara dengan informan TR
berdasarkan rekomendasi dari BM. Informan TR mengetahui tentang komunitas
pengamen jalanan Palembang karena informan memang menjadi salah satu
anggota komunitas pengamen jalanan. Informan juga menyatahkan(dak pake H)
bahwa bergabung dengan komunitas pengamen jalanan sudah menjadi gaya
hidupnya sejak usia 18 tahun. Kegemaran kepada komunitas pengamen jalanan
inilah yang membuat informan mengetahui beberapa komunitas yang ada di kota
Palembang, salah satunya komunitas pengamen jalanan Palembang. Perkenalan
dan wawancara dengan informan TR berlangsung pada tanggal 4
Agustus2018(spasi) di Kedai Rusun pukul 21.10 WIB. Proses wawancara dengan
Universitas Sriwijaya
53
3. Informan AG
Informan pendukung yang ketiga yaitu AG berjenis kelamin laki-laki,
beragama Islam dan berusia 24 tahun. Informan lulusan Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang. Informan bertempat tinggal di jalan Irigasi. Peneliti
dapat mengenal dan melakukan proses wawancara dengan informan AG
berdasarkan rekomendasi dari informan utama yaitu IP yang merupakan teman
dari AG. Dari informan IP inilah peneliti mendapatkan kontak untuk
menghubungi AG. Perkenalan dan wawancara dengan informan AG berlangsung
pada tanggal 26 Juli 2018 di Bingen Café Palembang pukul 21.00 WIB.
Pengetahuan informan tentang komunitas pengamen jalanan kota Palembang
berdasarkan cerita dari temannya IP yang merupakan anggota komunitas
pengamen jalanan Palembang, melihat kelompok tersebut dari sosial media dan
juga informan AG pernah mengikuti acara yang ada di pendestrian jalan
sudriman.
4. Informan AR
Informan pendukung yang keempat yaitu AR berjenis kelamin laki-laki,
beragama Islam, dan berusia 23 tahun. Informan lulusan Universitas Sekolah
tinggi ilmu ekonomi multi data Palembang (STIE MDP) dan bertempat tinggal di
jalan Anyelir. Saat ini informan AR sebagai karyawan di perusahaan swasta yang
ada di Palembang. Peneliti dapat mengenal dan melakukan wawancara dengan
informan AR berawal dari informan TR yang merupakan teman dekat AR sejak
SMP. Dari informan TR inilah peneliti dapat menghubungi informan AR dan
melakukan proses wawancara yang berlangsung pada tanggal 12 Agustus 2018
pukul 19.30 WIB di KFC Demang Palembang yang berdekatan dengan rumah
informan. Informan mengetahui tentang komunitas pengamen jalanan berdasarkan
cerita dari temannya yaitu TR dan BM, informan juga mengetahui komunitas
Universitas Sriwijaya
54
Universitas Sriwijaya
55
Universitas Sriwijaya