Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di Indonesia semenjak jaman kemerdekaan selalu dilandaskan

pada asas demokrasi dimana rakyat ikut berpartisipasi. Perekonomian di Indonesia

dilandaskan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Selama ini lembaga yang

melibatkan rakyat kecil adalah koperasi. Koperasi merupakan lembaga ekonomi

rakyat yang menggerakkan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan

masyarakat.

Selain itu koperasi merupakan salah satu pilar dalam pertumbuhan ekonomi

selain BUMN dan swasta. Pada dasarnya rakyat Indonesia memang bukan “homo

ekonomikus” melainkan lebih bersifat “homo societas”, lebih mementingkan

hubungan antar manusia daripada kepentingan materi/ekonomi. Oleh karena itu

sistem ekonomi yang cocok bagi masyarakat Indonesia adalah sistem ekonomi

tertutup yang bersifat kekeluargaan atau ekonomi rumah tangga, yaitu bangun

koperasi yang menguasai seluruh proses ekonomi dari hulu hingga hilir, dari

anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Dengan demikian maka koperasi betul-

betul menguasai sumber kesejahteraan dari sistem ekonomi itu dan dapat

mendistribusikannya
Penataan Koperasi di lingkungan TNI AD merupakan tindak lanjut dari

pelaksanaan pengambilalihan aktivitas bisnis TNI yang telah ditetapkan dalam

Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/93/XII/2009 tanggal 31 Desember 2009

tentang Penataan Koperasi, Yayasan dan Pemanfaatan Barang Milik Negara di

lingkungan TNI. Pelaksanaan tentang Penataan Koperasi meliputi penataan susunan

organisasi, kegiatan usaha dan penyertaan modal koperasi dalam badan usaha lain.

Berikut ini adalah penjelasan sekitar konsep TNI AD dalam penataan Koperasi di

lingkungan TNI AD.

Aktivitas bisnis TNI AD secara langsung adalah setiap kegiatan usaha

komersial yang dimiliki dan dikelola oleh TNI AD yang dilakukan melalui badan

usaha / badan hukum dalam bentuk Perseroan Terbatas ( PT ) Commanditer

Vennootschap (CV), Firma dan lain lain, sedangkan aktivitas bisnis TNI AD secara

tidak langsung adalah kegiatan usaha komersial yang dimiliki dan dikelola oleh TNI

AD yang dilakukan melalui koperasi dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

Pemerintah dhi Kemhan melakukan pengambilalihan terhadap aktivitas TNI AD

yang dilakukan secara langsung. Karena tidak ada jenis aktivitas bisnis TNI AD

yang dilakukan secara langsung maka proses pengambilalihan menjadi tidak

dilakukan maka pemerintah dhi Kemhan melakukan penataan terhadap aktivitas

bisnis TNI yang dilakukan secara tidak langsung dalam hal ini koperasi dan

yayasan.
Melihat hal tersebut, tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap eksistensi

Koperasi militer di masa yang akan datang. Karena dengan dikeluarkannya berbagai

peraturan di atas, apakah Koperasi militer merupakan obyek hukum dari undang-

undang tersebut, atau dengan adanya peraturan tersebut kedudukan Koperasi militer

semakin kuat di dalam tata perekonomian nasional Indonesia.

Induk Koperasi TNI Angkatan Darat (Inkopad) adalah badan pelaksana pusat

perkoperasian di tingkat Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) yang

berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad).

Inkopad berazaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan berdasarkan falsafah

Pancasila. Sebagai badan usaha dalam jajaran TNI Angakatan Darat, Inkopad

mempunyai tugas pokok membantu Kasad menyelenggarakan Perkoperasian

Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah kongkret yang perlu ditingkatkan

pada Pusat Koperasi Angkatan Darat (PUSKOPAD) Malang agar mampu bersaing

didunia bisnis dan usaha diantaranya melalui teknologi informasi seperti aplikasi

database pada penjualan dan pengolahan data karyawan yang nantinya dapat

mempermudah dalam pengembangan sistem usaha dengan lebih baik. Namun, fakta

yang terjadi pada Pusat Koperasi Angkatan Darat (PUSKOPAD) Malang ialah

belum mengoptimalkan teknologi informasi terutama pada sistem penjualan,

absensi, penggajian, stock barang dan keluar masuknya barang yang terdapat pada

koperasi tersebut. Sistem informasi yang diterapkan masih bersifat manual.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat efisiensi pusat koperasi AD yang ada di Kota Malang ?

2. Apa yang menjadi sumber penyebab tidaknya efisiensi pada pusat koperasi

AD yang ada di Kota Malang ?

3. Bagaimana peran system informasi manajemen pada pusat koperasi AD yang

ada di Kota Malang?

C. Tujuan Penelitian

Untuk memudahkan penelitian, penulis sengaja meneliti dan membahas masalah ini

dengan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi kinerja pusat koperasi AD yang ada di

Kota Malang.

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi sumber penyebab ketidakefisiensi

pada pusat koperasi AD yang ada di kota Malang

3. Untuk mengatahui peran dari system informasi manajemen pada pusat

koperasi AD yang ada di Kota Malang

D. Manfaat Penilitian

Dari penelitian ini, peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat digunakan

baik secara teoritis maupun secara praktis.


1. Bagi peneliti untuk mengetahui apakah modal koperasi, biaya pengelolaan dan
jumlah pengelola sebagai output yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi
dari pusat koperasi angkatan darat (PUSKOPAD) yang ada di kota Malang.
2. Bagi Instansi yang terkait untuk memberikan solusi bagi pusat koperasi angkatan
darat yang ad di kota malang agar lebih efisien dalam pengelolaan system informasi
manajemen yang ada.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik dengan penelitian serupa, serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

Koperasi tumbuh atau bergerak di tengah-tengah masyarakat oleh anggota

masyarakat dan untuk anggota masyarakat. Dengan demikian langsung atau tidak

langsung kehidupan Koperasi akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi dalam

masyarakat itu sendiri. Apakah situasi dan kondisinya memang demikian, maka banyak

kesempatan bagi berkembangnya Koperasi dan jika sebaliknya perkembangan mungkin

juga dapat terjadi walaupun secara lambat asalkan pihak pengurus Koperasi dapat lebih

tanggap mengetahui faktor-faktor pengaruh dan dapat melakukan pendekatan terhadap

faktor tersebut dan melakukan langkahlangkah yang tepat (Kartasapoetra, dkk 1990).

Keberhasilan organisasi Koperasi sangat erat hubungan dengan partisipasi aktif

setiap anggotanya, seorang anggota akan mau berpartisipasi jika mengetahui dengan

jelas tujuan dari organisasi tersebut. Manfaat terhadap dirinya dan cara organisasi dalam

mencapai tujuan oleh karena itu keputusan seseorang untuk masuk menjadi anggota

haruslah didasarkan akan pengetahuan yang memadai tentang manfaat Koperasi agar

anggota Koperasi berkwalitas baik, berkemampuan tinggi, dan berwawasan luas. Maka

Pendidikan adalah hal yang mutlak melalui Pendidikan, anggota dipersiapkan dan

dibentuk untuk menjadi anggota yang memahami, menghayati nilai-nilai dan prinsip

serta praktik-praktik Koperasi (Sitro, dan Tamba, 2000).


Mengenai keberhasilan Koperasi yang telah dikemukakan terdahulu keberhasilan

dalam hal keragaman dan perkembangan jumlah unit Koperasi, jumlah anggota, simpan

pinjam aset dan pertambahan Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal tersebut sebagai aspek

penting sebagai ukuran keberhasilan Koperasi sebagai organisasi sosial ekonomi

masyarakat dengan berdasarkan : dari, oleh, dan untuk anggota. Selain berdasarkan

ukuran keragaman secara umum, yang juga sangat penting adalah ukuran yang

meningkatkan moral dan kepuasan anggota. Tujuan organisasi dan meningkatnya moral

anggota dan kepuasan yakni mengenai semangat kerja, tanggung jawab dan

kesungguhan anggota untuk berorganisasi (Ginting, 1999).

Sifat keanggotaan Koperasi adalah bebas, sukarela, dan terbuka ini berarti bahwa

seseorang menjadi anggota Koperasi berdasarkan atas kesadaran kebebasan yang ada

padanya. Tanpa ada paksaan dari siapapun. Juga persamaan diantara sesama anggota

tetap dipertahankan didalam Koperasi tanpa mengadakan perbedaan diantara anggota

yang berlainan keturunan, paham, politik dan agama (Widiyanti dan Sunindhia, 1992).

Anggota Koperasi adalah setiap warga negara yang memiliki ciri-ciri :

1. Dewasa dan mampu melakukan tindakan hukum

2. Menyetujui landasan dalil, azas dan sandi Koperasi

3. Sanggup dan bersedia memenuhi kewajiban dan melakukan haknya sebagai

anggota Koperasi (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Modal Koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan Koperasi, menurut UU No.

25/1992 pasal 41 Bab VII tentang perkoperasian disebutkan bahwa modal Koperasi dari

modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri bersumber dari simpanan pokok.
Simpanan wajib, dana cadangan donasi atau hibah. Modal pinjaman atau modal luar

sumber dari anggota Koperasi lainnya dan / anggotanya, Bank dan lembaga keuangan

lainnya. Penerbitan obligasi dan surat hutang sumber lainnya yang sah (Sitro dan

Tamba, 2001).

Menurut Estrin dalam Ropke (2000). Menyebutkan bahwa Koperasi merupakan

organisasi ekonomi yang dikelola oleh anggotanya, dengan dasar satu orang satu suara,

dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang didistribusikan diantara anggota sesuai dengan

aturan yang telah disetujui.

1. Sistem

Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama

untuk memproses masukan (input) dan mengolah masukan tersebut hingga

menghasilkan sebuah keluaran (output) yang diinginkan. Sistem dapat disebut juga

sebagai jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran

tertentu. Suatu sistem yang baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat, karena

hal ini akan sangat menentukan dalam mendefinisikan masukan yang dibutuhkan dan

keluaran yang dihasilkan oleh sistem.


2. Informasi

Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Tanpa suatu informasi, suatu sistem tidak

dapat berjalan dengan baik. Suatu organisasi tidak dapat beroperasi tanpa adanya data.

Dengan kata lain, sumber informasi adalah data. Data menggambarkan suatu

kejadian yang sedang terjadi, dimana data tersebut akan diolah dan diterapkan dalam

sistem menjadi input yang berguna dalam suatu sistem. Secara rinci, definisi data adalah

sebagai berikut:

a. Data adalah penggambaran dari suatu dan kejadian yang kita hadapi.

b. Data bisnis (business data) adalah penggambaran dari suatu organisasi tentang

sesuatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi.

c. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan

nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.

3. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah sekumpulan elemen (orang, data, prosedur dan sistem

pemroses data dan informasi) yang bekerja sama untuk menghasilkan informasi yang

berguna, relevan, tepat waktu, akurat, lengkap dan memenuhi bakuan tertentu. Sistem

informasi diartikan sebagai sekumpulan elemen yang dipadukan dengan maksud

mengidentifikasikan informasi apa yang dibutuhkan dan memastikan bahwa strategi

sistem informasi tersebut selaras dengan strategi bisnis. Sistem Informasi mempunyai
peran yang sangat penting dalam organisasi yaitu untuk mendukung strategi bersaing

bisnis sehingga keuntungan bersaing dapat diraih. Penggunaan teknologi informasi

dalam suatu organisasi diharapkan dapat meningkatkan produktifitas, mempercepat

proses dan memberikan dukungan informasi kepada pihak manajemen untuk

pengambilan keputusan.

Menurut Hoffer, George, dan Valacich (2008) Terdapat beberapa tipe atau kelas

dari Sistem Informasi. Tipe-tipe ini secara umum memiliki keunggulan satu sama lain

dalam basis apa yang dilakukan oleh sistem atau dengan teknologi yang digunakan

untuk membangun sistem. Bagian tugas dari sistem analis adalah menentukan tipe dari

sistem informasi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah atau peluang yang ada di

dalam organisasi. Tipe sistem informasi yang berbeda memungkinkan perbedaan dalam

metodologi, teknik, dan alat pengembangan. Paling tidak ada 3 macam tipe dari sistem

informasi, yaitu:

a. Sistem Pengolahan Transaksi (Transaction Processing Systems)

Transaction Processing Systems (TPS) menangani data tentang bisnis dan

transaksi secara otomatis, yang dapat dianggap sebagai suatu peristiwa sederhana,

diskritdalam kehidupan organisasi. Data dari setiap transaksi didapatkan,

memverifikasi transaksi, dan menerima atau menolak transaksi tersebut, dan

memvalidasi transaksi yang telah disimpan dan nantinya dikumpulkan.laporan akan

segera dibentuk untuk menyediakan kesimpulan standar transaksi, dan

kemungkinan transaksi akan dipindahkan dari proses satu ke proses lainnya untuk

menangani semua aspek yang dibutuhkan oleh aktifitas bisnis. Analisa desain dari
TPS bermaksud memfokuskan pada prosedur perusahaan dalam memproses

transaksi, apakah transaksi tersebut dibuat secara manual maupun otomatis. Tujuan

dari dibuatnya TPS adalah untuk memperbaiki proses transaksi dengan

mempercepat transaksi tersebut, menggunakan sedikit orang, memperbaiki efisiensi

dan ketepatan dalam memadukan dengan sistem informasi lain yang ada di dalam

organisasi, atau menyediakan informasi yang sebelumnya tidak tersedia.

b. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System)

Management Information System (MIS) mengambil data mentah dari TPS dan

mengubah data tersebut menjadi bentuk yang bermakna. Mengembangkan MIS

membutuhkan pemahaman yang baik tentang apa yang dibutuhkan oleh manager

dan bagaimama manager tersebut menggunakan informasi tersebut dalam pekerjaan

mereka. Di suatu saat manager juga tidak mengerti secara detail apa yang mereka

butuhkan atau bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut. Disinilah,

sistem analis juga harus mengembangkan pemahaman yang baik dari bisnis dan

TPS yang menghasilkan data untuk MIS.

c. Sistem Pendukung Keputusan (Decission Support System)

Decission Support System (DSS) didesain untuk membantu pembuat keputusan

di organisasi dalam membuat keputusan. Daripada menyediakan ringkasan dari

data, seperti MIS, DSS menyediakan lingkungan interaktif, dimana pengambil

keputusan dapat dengan cepat memanipulasi data dan model dari operasi bisnis.

DSS terdiri dari database , model grafis atau matematika dari proses bisnis, dan
tampilan antar muka yang disediakan untuk pembuat keputusan, biasanya non

technical manager, untuk berkomunikasi dengan DSS. DSS mmungkinkan untuk

menggunakan data histori dan juga keputusan sebagai histori alternatif atau

kemungkinan masa depan. dalam banyak kasus data histori datang dari data

warehouse perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu
ANALISIS EFISIENSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PADA PUSAT KOPERASI ANGKATAN DARAT (PUSKOPAD)

DI KOTA MALANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Metodelogi Penelitian

Dosen :

Dr.Harsono Ir.MS

Oleh :

Gideon Johfry Yumas Ndoen 17071000103

PROGRAM STUDI MAGISTER SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2018

Anda mungkin juga menyukai