Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rko Adam Pratama

NIM : 122210116023

Kearifan Lokal Inramayu


NGAROT
Ngarot merupakan salah satu upacara adat yang terdapat di Desa Lelea, Kecamatan
Lelea, Kabupaten Indramayu. Upacara adat ini diselenggarakan pada saat menyongsong
datangnya musim hujan yaitu tibanya musim tanam padi. Biasanya adat ini dilaksanakan
pada pekan ke-3 Desember dan selalu dilaksanakan pada hari Rabu yaitu salah satu hari
yang dianggap keramat dan hari baik oleh masyarakat Lelea untuk menanam padi. Ngarot
berasal dari kata ”Nga – rot” (basa Sunda) yaitu istilah minum/ngaleueut. Adat ini
melibatkan muda-mudi untuk turut serta dalam upacara tesebut. Uniknya, hanya pemuda
dan pemudi yang masih menjaga kesuciannya yang boleh ikut dalam acara ini karena jika
pemuda atau pemudi sudah tidak suci akan terlihat sangat buruk di mata para peserta
ngarot, dalam upacara ini para gadis desa peserta upacara dihias dengan mahkota bunga di
kepalanya sebagai lambang kesucian.

Upacara Ngarot dirintis oleh kuwu (kepala desa) pertama Lelea yang bernama
Canggara Wirena, tahun 1686. Ngarot merupakan arena pesta minum-minum dan makan-
makan di kantor desa sebelum para petani mengawali menggarap sawah. Tradisi itu
dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bercocok tanam dan
sebagai penyemangat para petani untuk memulai bercocok tanam kembali serta sebagai
pembelajaran dan regenerasi petani dari generasi tua terhadap generasi muda. Kepala Desa
Canggara Wirena sengaja mengadakan pesta ngarot sebagai ungkapan rasa terima kasih
kepada tetua kampung bernama Ki Buyut Kapol, yang telah rela memberikan sebidang
sawah seluas 26.100m2. Sawah tersebut digunakan para petani untuk berlatih cara
mengolah padi yang baik. Demikian pula bagi kaum wanitanya, sawah digunakan sebagai
tempat belajar bertani seperti tandur(menanam padi), ngarambet (menyiangi), panen padi,
atau memberi konsumsi kepada para jejaka yang sedang berlatih mengolah sawah tersebut.

Peserta yang mengikuti upacara adat ngarot mengenakan pakaian yang khas.
Remaja putri mengenakan busana kebaya berselendang yang dilengkapi aksesoris seperti
kalung,gelang,cincin,bros,peniti emas,dan hiasan rambut. Uniknya hiasan rambut upacara
ini menggunakan rangkaian bunga-bunga seperti bunga kenanga, melati,dan kertas.
Sedangkan remaja putra mengenakan busana baju komboran dan celana gombrang
berwarna hitam yang di lengkapi dengan ikat kepala. simbol-simbol pada upacara Ngarot
mengandung pesan yaitu pada bunga kenanga pesannya agar para remaja putri tetap
menjaga keperawanannya, bunga melati mengandung pesan agar para remaja putri
menjaga kebersihan diri dan kesuciannya, bunga kertas mengandung pesan bahwa remaja
putri harus tetap menjaga kecantikannya sebagai kembang desa.
Simbol pada aksesoris kalung, gelang, dan cincin mengandung pesan bahwa petani
harus bekerja dengan giat dalam menggarap sawah agar hasil panennya melimpah,
sedangkan gelang akar bahar mengandung pesan bahwa seorang jajaka harus melindungi
dan mengayomi keluarga dan masyarakat. Simbol pada pakaian kebaya, komboran yang
bermakna pakaian khas memberikan pesan agar masyarakat harus tetap menjaga dan
melestarikan pakaian adat petani, selendang mengandung pesan bahwa remaja putri harus
menjaga penampilan fisik agar terlihat cantik dan menarik.

Upacara adat ngarot biasanya dimulai pada pukul 08.30, dengan berkumpulnya
para peserta ngarot di halaman rumah kepala desa. Setelah para muda-mudi sudah di hiasi
dandanan yang cantik dan gagah, kemudian muda-mudi ini di arak mengelilingi kampung
dengan format kepala desa berada pada urutan paling depan disusul oleh remaja putri dan
kemudian remaja putra pada barisan paling belakang. Arak-arakan ini di iringi dengan
musik khas daerah Indramayu. Setelah acara di arak mengelilingi kampung, semua peserta
ngarot masuk di aula balai desa dan disambut oleh tari topeng indramayu. Setelah itu
masuklah kepada acara inti pada upacara adat ngarot, susunan upacara inti tersebut antara
lain:

1. Pembukaan
2. Pembacaan Sejarah Singkat Ngarot
3. Sambutan Kuwu Desa Lelea
4. Prosesi Penyerahan Peralatan Pertanian kepada Para Kasinoman.
Prosesi ini terdiri dari :
a) Penyerahan benih padi oleh kepala desa(kuwu) kepada perwakilan remaja
putra dan putri. maksud dari prosesi ini adalah sebagai simbol bahwa musim
tanam padi sudah tiba dan petani mulai menggarap sawah.
b) Penyerahan Kendi berisi air putih oleh Istri kepala desa kepada perwakilan
remaja putra dan putri. Maksud dari prosesi ini adalah sebagai symbol
bahwa air tersebut di percaya sebagai obat untuk pertanian agar pertanian
menjadi subur.
c) Penyerahan Cangkul oleh Raksa Bumi(orang yang mengurus tentang tanah
di sebuah desa) kepada perwakilan remaja putra dan putri.. Maksud dari
prosesi ini adalah sebagai symbol agar masyarakat bisa mengolah sawah
dengan baik.
d) Penyerahan pupuk oleh sesepuh Desa kepada perwakilan remaja putra dan
putri. Maksud dari prosesi ini adalah symbol agar tanaman padi tetap subur
dan mendapat hasil panen yang melimpah.
e) Penyerahan Ruas Bambu Kuning, Daun Andong dan Kelararas Daun Pisang
oleh Lebai perwakilan remaja putra dan putri. Maksud dari prosesi ini
adalah symbol agar tanaman padi terhindar dari serangan hama.
5. Pemukulan gong oleh Kuwu sebagai tanda dimulainya Pesta ngarot.

Globalisasi memberikan dampak yang signifikan terhadap kebudayaan serta masuknya


paham westernisasi dan modernisasi telah membuat masyarakat berpindah haluan dari
agraris menjadi industri, hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap bangsa Indonesia pada
umumnya dan masyarakat desa Lelea pada khususnya. Paham-paham tersebut telah
merubah perspektif masyarakat secara luas bahwa sektor industri jauh lebih baik di
bandingkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian mereka sehingga minat masyarakat
dan generasi muda sudah berkurang untuk mengolah pertanian karena alasan sector
industri lebih praktis jika di bandingkan dengan sector pertanian. Tentu hal tersebut
berdampak pada upacara adat ngarot yang notabene mengajak generasi muda untuk turut
serta memajukan system pertanian.

Saat ini generasi muda mulai enggan untuk mengikuti upacara adat ngarot, banyak
putra-putri daerah Lelea yang sudah bekerja di luar kota, sehingga saat acara ini akan di
mulai, putra-putri daerah tidak bisa hadir dengan alasan tertentu, jadi ada sedikit
pergeseran para peserta dan nilai-nilai ngarot untuk masyarakat desa Lelea. Para peserta
upacara ngarot kini di ramaikan oleh putra-putri yang usianya masih sangat muda, hal
tersebut terjadi karena putra-putri yang sudah menginjak usia produktif terbentur oleh
pekerjaan ataupun study mereka. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara itupun sudah
mulai memudar, saat ini sepertinya masyarakat desa Lelea mengadakan upacara adat
Ngarot hanya sekedar untuk melestarikan kebudayaan yang ada sejak ratusan tahun yang
lalu agar tidak punah.

Sejatinya acara adat Ngarot dimaksudkan untuk mengumpulkan para muda mudi yang
akan diserahi tugas pekerjaan program pembangunan di bidang pertanian sambil
menikmati minuman dan hiburan kesenian di balai desa. Acara pertemuan tersebut penuh
keakraban dan saling bermaafan bila ada kesalahan diantara mereka. Pada dasarnya yang
paling utama dari pertemuan tersebut agar para muda mudi menyadari bahwa tidak lama
lagi mereka akan turun ke sawah, bekerja dan mengolah sawah bersama-sama, gotong-
royong saling bahu membahu secara sukarela, maka acara tersebut dinamakan “durugan”

Ngarot bertujuan untuk membina pergaulan yang sehat, agar para muda mudi saling
mengenal, saling menyesuaikan sikap, kehendak dan tingkah laku yang luhur sesuai
dengan nilai-nilai budaya nenek moyang kita orang timur.

Lampiran gambar :
Gadis Ngarot (foto: Klinik Fotografi Kompas)

Tradisi Ngarot Lelea – Indramayu

Sumber :
 http://ayuriyantii.blogspot.co.id/2012/12/adat-ngarot-di-kota-lelea-indramayu.html

Anda mungkin juga menyukai