Data ini diambil melalui kuisioner yang dibagikan kepada pengecer bumbu tabur
Venus di kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah pengecer bumbur tabur
Venus di kota Semarang yang berjumlah 213 toko. Sedangkan metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah probability sampling dan menggunakan teknik simple random
1
2
2 Perempuan 96 52,25 %
Jumlah 182 100%
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
berdasarkan jenis kelamin adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu 96
orang atau 52,75 persen, sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah
86 orang atau 47,25 persen. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
responden yang merupakan pengecer bumbu tabur Venus di kota Semarang didominasi
oleh responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 96 orang atau 52,75 persen dari
keseluruhan sampel.
Usia Frekuensi
Presentase
(Tahun) (Orang)
17-27 32 17,58 %
28-38 67 36,81 %
39-49 48 26,37 %
50-60 35 19,23 %
Jumlah 182 100%
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 dapat ditunjukkan bahwa dari 182 responden yang
terbanyak adalah responden berusia kisaran dari 28-38 tahun yaitu sebesar 36,81 persen
dan terendah adalah usia 17-27 tahun yaitu 17,58 persen. Jadi, secara umum responden
yang paling dominan dari pengecer bumbu tabur Venus di kota Semarang adalah kalangan
dewasa yang berusia sekitar 28-38 tahun sebanyak 67 orang dari keseluruhan sampel.
sebanyak 182 responden dimana terdapat 18 kuesioner dinyatakan hilang dan tidak
memenuhi syarat. Jumlah sampel sebanyak 182 responden ini layak untuk diproses karena
memenuhi syarat kisaran sampel yang dibutuhkan untuk penelitian dengan teknik
Setelah melakukan pengamatan pada hasil kuesioner dapat dilihat jawaban deskriptif
berdasarkan atas hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap masing-masing
indikator pengukuran variabel. Dengan penilaian menggunakan skala Likert dimana akan
4
diberikan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju s/d skor 5 untuk jawaban Sangat
Interval :
Kategori :
Berikut deskripsi statistik variabel penelitian yang terdiri dari Harga, Kualitas Produk,
Kualitas Pelayanan, Keputusan Pembelian dan Loyalitas Pengecer dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
a. Variabel Harga
Persepsi responden mengenai harga pada bumbu tabur Venus di kota Semarang
Harga
STS TS R S SS Indeks
Item n Jumlah
F fxs F Fxs F Fxs F Fxs F Fxs
Harga
sesuai 0 0 4 8 28 84 89 356 61 305 182 753 4.13
manfaat
Harga
sesuai 0 0 3 6 29 87 68 272 82 410 182 775 4.25
perkiraan
Harga
0 0 2 4 18 54 75 300 87 435 182 793 4.35
terjangkau
Harga
dapat 0 0 4 8 26 78 74 296 78 390 182 772 4.24
bersaing
Harga
sesuai 0 0 2 4 30 90 72 288 78 390 182 772 4.24
kualitas
Rata-rata 4,24
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
kategori nilai rata-rata yang sangat baik / sangat tinggi sebesar 4,24. Skor terbesar terdapat
pada indikator ke-tiga yaitu harga yang terjangkau. Hal ini berarti indikator harga
terjangkau menjadi pernyataan yang paling berpengaruh untuk variabel harga pada
responden.
Persepsi responden mengenai kualitas produk pada bumbu tabur Venus di kota
Kualitas Produk
STS TS R S SS Indeks
Item n Jumlah
F fxs F Fxs F Fxs f Fxs F Fxs
Kemudahan
penggunaan 0 0 1 2 26 78 99 396 56 280 182 756 4,15
Produk
Daya
Tahan 0 0 3 6 29 87 69 276 81 405 182 774 4,25
Produk
Fungsi
0 0 5 10 31 93 86 344 60 300 182 747 4,10
Produk
Kemasan
0 0 4 8 23 69 85 340 70 350 182 767 4,21
Produk
Rata-rata 4,17
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
memiliki kategori nilai rata-rata yang baik/tinggi sebesar 4,17. Skor terbesar terdapat pada
indikator ke-dua yaitu daya tahan produk. Hal ini berarti indikator daya tahan produk
menjadi pernyataan yang paling berpengaruh untuk variabel kualitas produk pada
responden.
Persepsi responden mengenai kualitas pelayanan pada bumbu tabur Venus di kota
Kualitas Pelayanan
STS TS R S SS Indeks
Item n Jumlah
F fxs F Fxs F Fxs f Fxs F Fxs
Karyawan
0 0 3 6 36 108 99 396 44 220 182 730 4,01
Rapi
Karyawan
0 0 1 2 26 78 83 332 72 360 182 772 4,24
Cekatan
Karyawan
0 0 3 6 29 87 91 364 59 295 182 752 4,13
Sigap
Karyawan
0 0 3 6 23 69 87 348 69 345 182 768 4,21
Ramah
Karyawan
0 0 4 8 42 126 83 332 53 265 182 731 4,01
Peka
Rata-rata 4,12
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
memiliki kategori nilai rata-rata yang baik/tinggi sebesar 4,12. Skor terbesar terdapat pada
indikator ke-dua yaitu karyawan cekatan. Hal ini berarti indikator karyawan cekatan
menjadi pernyataan yang paling berpengaruh untuk variabel kualitas pelayanan pada
responden.
Keputusan Pembelian
STS TS R S SS Indeks
Item n Jumlah
F fxs F Fxs F Fxs f Fxs F Fxs
Permintaan
1 1 1 2 32 96 100 400 48 240 182 739 4,06
Penjualan
Informasi
0 0 11 22 16 48 68 272 87 435 182 777 4,26
Penjualan
Kualitas
1 1 4 8 25 75 87 348 65 325 182 757 4,15
Penjualan
Rata-rata 4,15
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
memiliki kategori nilai rata-rata yang baik/tinggi sebesar 4,15. Skor terbesar terdapat pada
indikator ke-dua yaitu informasi penjualan. Hal ini berarti indikator informasi penjualan
menjadi pernyataan yang paling berpengaruh untuk variabel kualitas pelayanan pada
responden.
Persepsi responden mengenai loyalitas pengecer pada bumbu tabur Venus di kota
Loyalitas Pengecer
STS TS R S SS Indeks
Item n Jumlah
F fxs F Fxs F Fxs F Fxs F Fxs
Penjualan
berulang- 1 1 10 20 31 93 115 460 25 125 182 699 3,84
ulang
Menyarankan
0 0 7 14 26 78 70 280 79 395 182 767 4,21
produk
Tidak
berpindah 1 1 14 28 31 93 78 312 58 290 182 724 3.96
Produk
Rata-rata 4,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
memiliki kategori nilai rata-rata yang baik/tinggi sebesar 4,00. Skor terbesar terdapat pada
indikator ke-dua yaitu menyarankan produk. Hal ini berarti indikator menyarankan produk
menjadi pernyataan yang paling berpengaruh untuk variabel kualitas pelayanan pada
responden.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation
Modeling (SEM). Namun demikian beberapa tahapan analisis akan dilakukan untuk
membentuk satu model yang baik. Input data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memberikan pertandingan yang valid antar populasi atau sampel yang berbeda, yang
model pengukuran
4. Pemilihan matriks input dan teknik estimasi atas model yang dibangun
6. Evaluasi model
Proses langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan pada bab III. Untuk proses
selanjutnya akan dijelaskan pada bab ini. Adapun total sampel yang akan diestimasi
sebanyak 182 sampel. Jumlah sampel tersebut memenuhi kriteria karena jumlah yang
dengan menggunakan beberapa indikator terukur. Uji kesesuaian model konfirmatori diuji
CFI, TLI dan CMIN/DF. Hasil analisis konfirmatori dari keempat variabel penelitian yang
terdiri dari harga, kualitas produk, kualitas pelayanan, keputusan pembelian, dan loyalitas
Hasil analisis konfirmatori variabel eksogen (harga, kualitas produk, dan kualitas
pelayanan) yang dibangun dengan total empat belas indikator dimana harga memiliki 5
(lima) indikator, kualitas produk memiliki 4 (empat) indikator, dan kualitas pelayanan
memiliki 5 (lima) indikator dapat dilihat pada grafik output analisis menggunakan program
a. Variabel Harga
harga, setiap terjadi kenaikan harga sebesar 1 satuan akan diikuti kenaikan x11 sebesar
0,75, x12 sebesar 0,72, x13 sebesar 0,57, x14 sebesar 0,78, dan x15 sebesar 0,74. Dengan
tingkat loading factor sebesar 0,78 menunjukkan bahwa indikator x14 adalah indikator
yang berperan lebih dominan dibandingkan indikator lain yang membentuk variabel harga
(x1).
kualitas produk, setiap terjadi kenaikan kualitas produk sebesar 1 satuan akan diikuti
kenaikan x11 sebesar 0,63, x12 sebesar 0,76, x13 sebesar 0,68 dan x14 sebesar 0,77.
Dengan tingkat loading factor sebesar 0,77 menunjukkan bahwa indikator x14 adalah
13
indikator yang berperan lebih dominan dibandingkan indikator lain yang membentuk
kualitas pelayanan, setiap terjadi kenaikan kualitas pelayanan sebesar 1 satuan akan diikuti
kenaikan x11 sebesar 0,67, x12 sebesar 0,65, x13 sebesar 0,74, x14 sebesar 0,72 dan x15
sebesar 0,77. Dengan tingkat loading factor sebesar 0,77 menunjukkan bahwa indikator
x15 adalah indikator yang berperan lebih dominan dibandingkan indikator lain yang
Hasil uji goodness of fit analisis konfirmatori variabel eksogen dapat dilihat pada
Berdasarkan Tabel di atas diperoleh nilai chi square 94,471 dengan probabilitas
0,055 ≥ 0,05, nilai CMIN/DF sebesar 1,244 ≤ 2, nilai GFI sebesar 0,936 ≥ 0,90, nilai AGFI
sebesar 0,907 ≥ 0,90, nilai TLI sebesar 0,974 ≥ 0,95 nilai CFI sebesar 0,981 ≥ 0,95 dan
nilai RMSEA sebesar 0,039 ≤ 0,08, menunjukkan bahwa uji kesesuaian model ini
menghasilkan sebuah penerimaan yang baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
indikator-indikator itu merupakan dimensi acuan yang sama bagi konstruk yang disebut
harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan dapat diterima. Dengan kata lain, ke-
belum, hasil konfirmatori konstruk eksogen dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini:
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap indikator
atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkan hasil baik, yaitu nilai
CR diatas 1,96 dengan P lebih kecil daripada 0,05. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan
penelitian dapat digunakan untuk analisis selanjutnya tanpa modifikasi atau penyesuaian-
penyesuaian.
pengecer) yang dibangun dengan total 6 indikator dimana keputusan pembelian memiliki
3 (tiga) indikator dan loyalitas pengecer memiliki 3 (tiga) indikator dapat dilihat pada
keputusan pembelian, setiap terjadi kenaikan keputusan pembelian sebesar 1 satuan akan
17
diikuti kenaikan y11 sebesar 0,65, y12 sebesar 0,75, y13 sebesar 0,81. Dengan tingkat
loading factor sebesar 0,81 menunjukkan bahwa indikator y13 adalah indikator yang
berperan lebih dominan dibandingkan indikator lain yang membentuk variabel keputusan
pembeliaan (y1).
b. Loyalitas Pengecer
loyalitas pengecer, setiap terjadi kenaikan loyalitas konsumen sebesar 1 satuan akan diikuti
kenaikan y21 sebesar 0,72, y22 sebesar 0,79, y23 sebesar 0,78. Dengan tingkat loading
factor sebesar 0,79 menunjukkan bahwa indikator y22 adalah indikator yang berperan lebih
dominan dibandingkan indikator lain yang membentuk variabel loyalitas pengecer (y2).
Hasil uji goodness of fit analisis konfirmatori variabel endogen dapat dilihat pada
Berdasarkan Tabel di atas diperoleh nilai chi square 10,781 dengan probabilitas
0,214 ≥ 0,05, nilai CMIN/DF sebesar 1,348 ≤ 2, nilai GFI sebesar 0,979 ≥ 0,90, nilai AGFI
sebesar 0,944 ≥ 0,90, nilai TLI sebesar 0,988 ≥ 0,95 nilai CFI sebesar 0,993 ≥ 0,95 dan
nilai RMSEA sebesar 0,044 ≤ 0,08, hal ini menunjukkan bahwa uji kesesuaian model ini
menghasilkan sebuah penerimaan yang baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
indikator-indikator itu merupakan dimensi acuan yang sama bagi konstruk yang disebut
keputusan pembelian dan loyalitas pengecer dapat diterima. Dengan kata lain, keenam
belum, hasil konfirmatori konstruk endogen dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini.
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap indikator
atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkan hasil baik, yaitu nilai
CR diatas 1,96 dengan P lebih kecil daripada 0,05. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan
penelitian dapat digunakan untuk analisis selanjutnya tanpa modifikasi atau penyesuaian-
penyesuaian.
struktural antara variabel yang diteliti. Hubungan struktural antar variabel diuji
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini:
Dari gambar di atas nilai Goodness of Fit dari model full SEM dapat dilihat pada
Berdasarkan Tabel di atas diperoleh nilai chi square 190,51 ≤ 186,222 dengan
probabilitas 0,76 ≥ 0,05, nilai CMIN/DF sebesar 1,164 ≤ 2, nilai GFI sebesar 0,914 ≥ 0,90,
nilai AGFI sebesar 0,887 ≥ 0,90, nilai TLI sebesar 0,980 ≥ 0,95 nilai CFI sebesar 0,983 ≥
0,95 dan nilai RMSEA sebesar 0,030 ≤ 0,08, hal ini menunjukkan bahwa uji kesesuaian
model ini menghasilkan sebuah penerimaan yang baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa struktur analisis modeling dalam penelitian ini dapat dilakukan. Dari analisis jalur
Estimate
Harga Keputusan Pembelian .306
Kualitas produk Keputusan Pembelian .239
Kualitas pelayanan Keputusan Pembelian .411
Harga Loyalitas Pengecer .180
Kualitas produk Loyalitas Pengecer .302
Kualitas pelayanan Loyalitas Pengecer .209
Keputusan pembelian Loyalitas Pengecer .365
0,365Keputusan Pembelian
Dengan loading factor 0,411 maka variabel kualitas pelayanan merupakan variabel
yang berperan dominan dalam membentuk variabel loyalitas pengecer. Kemudian variabel
yang paling dominan dalam mempengaruhi variabel keputusan pembelian adalah variabel
Asumsi-asumsi yang disyaratkan SEM adalah terdistribusi normal dan tidak terjadi
univariat outliers.
AMOS 22, apabila diperoleh nilai kurtosis dan skewnes pada interval -2,58 sampai 2,58
maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Uji normalitas data dapat
pada multivariate sebesar -0,113 yang berada pada -2,58 – 2,58 yang berarti bahwa data
terdistribusi normal, jadi data penelitian dapat dianalisis menggunakan Struktural Equation
Modelling (SEM).
Outlier merupakan observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi yang lain dan muncul dalam bentuk
ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel – variabel kombinasi (Hair
et al, 1998). Adapun outliers dapat dievaluasi yaitu analisis terhadap univariate outliers.
1. Univariate Outliers
score dari data penelitian yang digunakan. Apabila terdapat nilai Z score berada pada
24
rentang -3 sampai dengan 3, maka akan dikategorikan sebagai outlier. Pengujian univariate
outliers menggunakan program SPSS dengan dilakukan pada tiap konstruk variabel. Hasil
pengolahan data untuk pengujian dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:
Descriptive Statistics
Berdasarkan hasil komputerisasi diatas, terdapat -3.22947 pada Y23 yang melebihi
batas minimum yaitu -3. Selain itu nilai rata-rata menunjukkan 0 dan standar devasi
25
2. Multivariate Outliers
outlier pada tingkat multivariate dapat diketahui dari Jarak Mahalanobis (Mahalanobis
menggunakan nilai chi-square pada derajat bebas sebesar 20 indikator pada tingkat p <
0,01 dengan menggunakan rumus CHIINV(0.01,20) = 37,566. Hasil analisis ada tidaknya
Mahalanobis d-squared p1 p2
Observation number
44 37.082 .011 .877
…. …. …. ….
…. …. …. ….
…. …. …. ….
Tabel diatas menunjukkan Jarak Mahalanobis maksimal adalah 37,082. Hal ini
menunjukkan tidak terdapatnya multivariate outliers sehingga eksklusi data tidak perlu
dilakukan.
model yang tidak memenuhi syarat pengujian. Setelah model diestimasi, residualnya harus
kecil dan mendekati nol dan distribusi frekuensi dari kovarian residual harus bersifat
simetrik. Untuk batas keamanan terhadap jumlah residual adalah 5 %. Bila jumlah residual
lebih besar dari 5 % dari semua residual kovarians yang dihasilkan oleh model, maka
sebuah modifikasi perlu dipertimbangkan dengan catatan ada landasan teoritis. Cut off
value dengan rentang -2,58 sampai dengan 2,58 dapat digunakan untuk menilai signifikan
tidaknya residual yang dihasilakan oleh model. Data standardized residual covariances
yang diolah dengan program AMOS dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini :
Dari tabel tersebut tidak satupun nilai standardized residual covariances yang
berada diatas rentang -2,58 sampai 2,58. Dengan demikian model ini tidak memerlukan
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengukur validitas konstruk
Validitas konvergen dapat digunakan untuk menentukan apakah setiap indikator yang
diestimasi secara valid mengukur dimensi dari konsep yang diujinya, dengan melihat
bahwa setiap indikator memiliki critical rasio yang lebih besar dua kali standar errornya
(Ghozali, 2008). Tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator menghasilkan nilai
estimasi dengan critical error (CR) yang lebih besar dua kali standar errornya (S.E), maka
variabel bentukan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu
mengindikasikan sebuah bentuk yang umum (Ghozali, 2008). Terdapat dua cara yang dapat
digunakan yakni construct reliability dan variance extracted. Untuk construct reliability
( ∑ 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2
Construct Reliability = (∑ 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 )2+ ∑𝑒𝑗
Keterangan :
indikator.
Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas konstruk
berada diatas ≥ 0,70, yang berarti bahwa instrument reliable dan nilai variance extracted
menunjukan semua konstruk memenuhi syarat cut-off value minimal 0,50 yang berarti
bahwa indikator – indikator yang digunakan sebagai observed variable relative mampu
independent terhadap variabel dependen. Hipotesis dinyatakan diterima jika nilai prob (P)
< 0,05. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:
Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai P (probability)
0,001 < 0,05. Nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 0,05
Pembelian.
Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai P (probability)
0,035 < 0,05. Nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 0,05
Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai P (probability)
0,000 < 0,05. Nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 0,05
Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai P (probability)
0,044 < 0,05. Nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 0,05
Pengecer.
Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai P (probability)
0,003 < 0,05. Nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 0,05
Pengecer.
Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai P (probability)
0,034 < 0,05. Nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 0,05
Loyalitas Pengecer.
Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai P (probability)
0,005 < 0,05. Nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 0,05
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil statistik, harga dari bumbu tabur Venus berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis pertama
penelitian ini, yaitu : harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian dapat diterima. Serta hasil penelitian dengan nilai c.r harga terhadap keputusan
pembelian sebesar 3,200 > 1,96 dengan sig. 0,001 < α = 0,05. Hal ini berarti faktor harga
Semakin tinggi tingkat harga maka semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian.
Dari penelitian ini, menunjukan bahwa harga memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pengecer bumbu tabur Venus di Kota Semarang.
Hasil penelitian menunjukan dengan harga sesuai manfaat, harga sesuai perkiraan, harga
yang terjangkau, harga yang bersaing, dan harga sesuai kualitas akan mempengaruhi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Susdiarto, (2013) yang menyatakan bahwa
harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya
34
suatu produk oleh konsumen. Harga yang bersaing, terjangkau dan sesuai dengan manfaat
dari suatu produk, maka semakin meningkatkan keputusan pembelian. Dan penelitian ini
juga dilakukan oleh Martini, (2015) yang menjelaskan bahwa harga memiliki pengaruh
yang signifikan dan korelasi positif yang tinggi terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil statistik, kualitas produk dari bumbu tabur Venus berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis
penelitian ini, yaitu : kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian dapat diterima. Serta hasil penelitian dengan nilai c.r kualitas produk
terhadap keputusan pembelian sebesar 2,103 > 1,96 dengan sig. 0,035 < α = 0,05. Hal ini
berarti faktor kualitas produk sangat penting dalam mendukung keputusan pengecer dalam
melakukan pembelian produk. Semakin tinggi tingkat kualitas produk maka semakin tinggi
Dari penelitian ini, menunjukan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian pengecer bumbu tabur Venus di Kota
tahan produk, fungsi produk, dan kemasan produk akan mempengaruhi keputusan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Soenawan, (2013) yang menyatakan bahwa
kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dan
penelitian ini juga dilakukan oleh Anwar, (2015) yang menjelaskan bahwa kualitas produk
berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian, jadi jika kualitas produk
35
naik maka keputusan pembelian akan naik dan sebaliknya jika kualitas produk turun maka
Berdasarkan hasil statistik, kualitas pelayanan dari bumbu tabur Venus berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis
penelitian ini, yaitu : kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian dapat diterima. Serta hasil penelitian dengan nilai c.r kualitas
pelayanan terhadap keputusan pembelian sebesar 4,013 > 1,96 dengan sig. 0,000 < α =
0,05. Kualitas pelayanan mendapatkan nilai tertinggi diantara variabel harga dan kualitas
produk. Hal ini berarti faktor kualitas pelayanan sangatlah penting dalam mendukung
keputusan pengecer dalam melakukan pembelian produk. Jadi jika semakin tinggi tingkat
kualitas pelayanan bumbu tabur Venus terhadap pengecer, maka semakin tinggi pula
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pengecer bumbu tabur Venus di Kota
Semarang. Hasil penelitian menunjukan dengan karyawan yang rapi, karyawan cekatan,
karyawan sigap, karyawan ramah, dan karyawan peka akan mempengaruhi keputusan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Widagdo, (2011) yang menyatakan bahwa
jika kualitas pelayanan dijalankan dengan efektif dan konsisten maka keputusan konsumen
untuk membeli akan semakin meningkat. Dan penelitian ini juga dilakukan oleh Sriyanto,
36
(2015) yang menjelaskan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan dan positif
terhadap loyalitas pengecer. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian ini, yaitu :
keputusan pembelian berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pengecer dapat
diterima. Serta hasil penelitian dengan nilai c.r keputusan pembelian terhadap loyalitas
pengecer sebesar 2,839 > 1,96 dengan sig. 0,005 < α = 0,05.
pembelian terhadap sebuah produk dan melakukan pembelian secara terus menerus, hal
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Susdiarto, (2013) yang menyatakan bahwa
sebelum membeli, konsumen terlebih dulu akan melakukan beberapa alternatif pilihan,
apakah akan membeli atau tidak. Konsumen yang terus melakukan pembelian dapat
menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten
Berdasarkan hasil statistik, harga dari bumbu tabur Venus berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pengecer. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian ini,
yaitu : harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pengecer dapat diterima.
37
Serta hasil penelitian dengan nilai c.r harga terhadap loyalitas pengecer sebesar 2,018 >
1,96 dengan sig. 0,044 < α = 0,05. Semakin tinggi tingkat harga maka semakin tinggi
pula tingkat loyalitas pengecer. Jika pengecer merasa harga bumbu tabur Venus terjangkau
maka para pengecer akan melakukan pembelian secara terus menerus dan menjual kembali
kepada konsumen.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurulailli, (2013) yang menyatakan bahwa
harga mendorong pelanggan untuk setia terhadap produk tersebut. Harga yang wajar akan
menjadi keputusan bagi konsumen untuk tetap setia pada produk tersebut. Dan penelitian
ini juga dilakukan oleh Hortamani, (2013) yang menjelaskan bahwa harga memiliki
Berdasarkan hasil statistik, kualitas produk dari bumbu tabur Venus berpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas pengecer. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis
penelitian ini, yaitu : kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pengecer dapat diterima. Serta hasil penelitian dengan nilai c.r kualitas produk terhadap
loyalitas pengecer sebesar 3,019 > 1,96 dengan sig. 0,003 < α = 0,05. Jika kualitas produk
bumbu tabur Venus baik, pengecer tentunya akan menjadi loyal dan melakukan pembelian
bahwa kualitas produk yang baik akan menimbulkan keputusan pembelian pada suatu
produk sehingga mendorong untuk melakukan pembelian ulang pada merek yang sama.
Pembelian ulang inilah yang akan menimbulkan loyalitas pelanggan. Dan penelitian ini
38
juga dilakukan oleh Irawan, (2013) yang menjelaskan bahwa kualitas produk berpengaruh
terhadap loyalitas pengecer. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian ini, yaitu :
kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pengecer dapat
diterima. Serta hasil penelitian dengan nilai c.r kualitas pelayanan terhadap loyalitas
pengecer sebesar 2,126 > 1,96 dengan sig. 0,034 < α = 0,05. Hal tersebut menunjukan
bahwa faktor kualitas pelayanan sangatlah penting dalam mendukung keputusan pengecer
dalam melakukan pembelian produk secara terus menerus atau menjadi loyal.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rakasiwi, (2013) yang menyatakan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal