Anda di halaman 1dari 8

3.

Pengolahan Air dengan sinar matahari dan bakteri-baketerinya

Gambar 3.1. Proses Pengolahan Air Bersih

Water Treatment
A. Water treatment komunitas
Suplai air minum sangat penting bagi kebutuhan manusia sehari-hari. Walaupun demikian,
sumber air minum dapat terkontaminasi, menyebabkan penyakit waterborne diseases, seperti
Cryptosporodium, E. coli, Hepatitis A, Giardia intestinalis, dan patogen lain.
Sumber air minum mengalami kontaminasi dan membutuhkan treatment untuk
menghilangkan patogen tersebut. Sistem air minum publik menggunakan berbagai metode
untuk memproduksi air yang aman diminum. Sekarang ini, langkah-langkah water treatment
pada sebagian besar sistem air komunitas (terutama surface water treatment) termasuk:
1. Koagulasi dan flokulasi
Koagulasi dan flokulasi sering menjadi langkah pertama water treatment. Zat kimia
dengan muatan positif ditambahkan ke air. Muatan positif zat kimia tersebut
menetralkan muatan negatif kotoran dan partikel terlarut di air. Setelah muatan
partikel tersebut netral, partikel berikatan satu-sama lain, menghasilkan floc.
2. Sedimentasi
Saat proses sedimentasi, floc mengendap ke dasar penampungan karena berat
jenisnya. Proses pengendapan ini disebut sebagai sedimentasi.
3. Filtrasi
Setelah floc mengendap ke dasar bak, air jernih di bagian atas akan mengalir melalui
berbagai ukuran filter (pasir, kerikil, dan arang) dan ukuran pori, unutk
menghilangkan partikel terlarut, seperti debu, parasit, bakteri, virus, dan bahan kimia.
4. Disinfeksi
Setelah air mengalami filtrasi, disinfektan (seperti klorin atau kloramin) dapat
ditambahkan untuk membunuh parasit, bakteri, dan virus yang tersisa, sekaligus
melindungi air dari patogen saat air disalurkan ke rumah-rumah. Air dapat mendapat
perlakuan yang berbeda pada sistem pengolahan yang berbeda, tergantung dari
kualitas air yang masuk ke treatment plant. Biasanya, air permukaan membutuhkan
perlakuan dan filtrasi yang lebih banyak dari air tanah karena danau dan sungai
mengandung lebih banyak sedimen dan polutan dan lebih mungkin terkontaminasi
dibandingkan dengan air tanah. Beberapa suplai air juga dapat mengandung limbah,
bahan kimia organik dan anorganik, dan radionuklida. Metode khusus untuk
menghilangkan zat-zat tersebut juga dapat menjadi bagian water treatment.

Gambar 3.2. Proses Water treatment komunitas


Fluoridasi air
Fluoridasi air mencegah keroposnya gigi secara aman dan efektif. Fluoridasi
air dianggap sebagai satu dari 10 capaian terpenting kesehatan publik pada
abad ke-20.

B. Water treatment rumah tangga


Banyak rumah tangga di AS melakukan water treatment lebih lanjut untuk:
 Menghilangkan kontaminan tertentu
 Melakukan langkah pencegahan karena salah satu anggota keluarga memiliki gangguan
sistem imun
 Memperbaiki rasa dari air minum.
Sistem water treatment rumahan terbagi menjadi dua kategori: point-of-use dan point-of-
entry. Sistem point-of-entry dipasang setelah pipa cabang dan memberi perlakuan pada
sebagian besar air yang masuk ke rumah. Sistem point-of-use memberi perlakuan pada air
yang dialirkan ke tempat tertentu, seperti dapur atau kamar mandi. Sebagian besar sistem
water treatment rumah tangga terdiri dari:
1. Sistem filtrasi
Filter air adalah alat yang menghilangkan ketidakmurnian air melalui metode
penghalang fisik, proses kimia, dan/atau proses biologis.
2. Pelunak air
Pelunak air adalah alat yang menurunkan kesadahan air. Pelunak air biasanya
menggunakan ion natrium atau kalium untuk menggantikan ion kalsium dan
magnesium, ion-ion yang menyebabkan kesadahan.
3. Sistem distilasi
Distilasi adalah proses di mana air yang tidak murni dididihkan dan uap yang
dihasilkan ditampung dan dikondensasi pada wadah terpisah, sehingga memisahkan
berbagai kontaminan padat.
4. Disinfeksi
Disinfeksi adalah proses kimia atau fisika di mana mikroorganisme patogen
dideaktivasi atau dbunuh. Contoh disinfeksi kimia adalah melalui klorin, klorin
dioksida, dan ozon. Contoh disinfeksi fisika meliputi penggunaan sinar ultraviolet,
radiasi elektronik, dan panas.

Beberapa Alternatif Teknologi Pengolahan Air Bersih adalah :


A. Air permukaan
Air permukaan adalah sumber air yang terdapat dipermukaan tanah seperti sungai, waduk,
bendungan yang merupakan tampungan air hujan, danau.
Proses pengolahan air minum di IPA Badaksinga meliputi :
1. Instalasi didesain untuk menghasilkan air bersih yang memenuhi standar air minum.
Pengambilan sumber air baku melalui bangunan penyadap air (INTAKE/BAKI),
kemudian proses pengendapan awal (PRASEDIMENTASI/BA II) dari Sungai
Cisangkuy dialirkan secara gravitasi dan dari Sungai Cikapundung dialirkan
menggunakan pompa.
2. Air baku masuk ke bak pengumpul air baku (Colektor Tank) di instalasi pengolahan.
Air baku umumnya mengandung kotoran dan colloidal berwarna. Untuk memisahkan
kotoran ini dibubuhkan bahan kimia/koagulan pengikat kotoran, yaitu PAC/Poly
Alumunium Chloride (proses koagulasi). Pengadukan koagulan terjadi secara hidrolis
gravitasi dengan memanfaatkan water jump pada ambang pelimpah utama sekaligus
berfungsi sebagai pengaduk cepat (rapid Mix) agar koagulan tercampur merata.
3. Ikatan antara koagulan/koloid bermuatan negatif dengan koagulan (PAC) bermuatan
positif disebut floc . Proses pembentukanfloc (flokulasi) di Instalasi Badaksinga ada
dua macam, yaitu secara mekanis (paddle stirring ) dikompartemen accelerator
dan hidrolis/buffle channel di Floculator. Di kompartemen ini terjadi proses
pengendapan floc dan sedimentasi.
4. Flok-flok halus yang tidak terendapkan akan tersaring di bak filter/proses penyaringan
floc (Proses Filtrasi). Kemudian sebelum air masuk ke bak penampungan sementara
(reservoir) dialiri gas chlor sebagai desinfektan (Proses Desinfeksi). Selanjutnya , air
siap didistribusikan.

B. Pengolahan Air Keruh


Proses pengolahan air keruh biasanya dilakukan dengan proses penyaringan sederhana, yang
dapat dilakukan oleh individu maupun secara bersama-sama. Proses pengolahan air keruh
dengan penyaringan mempunyai keunggulan, murah didalam pemeliharaan dan perawatan,
serta teknologinya ccukup sederhana. Beberapa sistem saringan yang digunakan adalah:
Sistem Saringan Pasir Lambat Up Flow

Gambar 3.3. Diagram proses pengolahan air bersih dengan sistem Sarpalam Up Flow

C. Pengolahan Air Sadah


Air Sadah atau air yang banyak mengandung kapur tinggi, untuk mengolahnya biasanya
masyarakat melakukan pemanasan, agar garam dapat mengendap di bagian bawahnya.

Gamnbar 3.4. Diagram proses penghilangan kesadahan dengan proses pertukaran ion

KOLAM OKSIDASI
Gambar 3.5. Denah pengolahan air limbah

KOLAM OKSIDASI
Kolam oksidasi adalah kolam yang berbentuk persegi dengan kedalaman yang rendah.
Limbah domestik disimpan di kolam ini dalam jangka waktu tertentu. Selama periode
penyimpanan ini, limbah domestik diuraikan oleh bakteri aerob, alga dan sinar matahari. Ini
berarti, pengolahan jenis ini adalah metode pengolahan limbah domestik secara alami.
Bakteri aerob menyerap oksigen dari atmosfer untuk bertahan hidup dan mengguraikan
materi organic di limbah domestic menjadi komponen yang lebih sederhana.

Konstruksi dan operasi:


Kolam oksidasi dibangun dalam bentuk kolam persegi panjang dengan kedalaman
yang dangkal. Panjang kolam bervariasi dari 50-100 m, lebar kolam dari 30-50 m dan
kedalaman bervariasi dari 0,9-1,5 m. Kolam terbagi-bagi menjadi beberapa kompartemen
yang dipisahkan oleh sekat sehingga terbentuk saluran zigzag. Limbah domestik masuk ke
kolam melalui saluran inlet di salah satu sudut. Limbah mengalir secara zigzag sampai
seluruh kolam terisi. Waktu tinggal limbah bervariasi dari 7-14 hari. Penguraian limbah
domestik dilakukan oleh bakteri aerob. Setelah proses penguraian selesai, akan terbentuk
humus hitam (lumpur) yang diambil untuk selanjutnya digunakan sebagai pupuk.

Cara kerja:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar
matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air
limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh
dengan subur.
Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh
chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini
digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat
dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif
aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).

Kelebihan:
a. Menggunakan metode pengolahan alami sehingga murah.
b. Pengoperasian dan perawatan yang mudah.
c. Memiliki efisiensi tinggi dalam menyisihkan BOD (Bio Chemicals Oxygen
Demand/ oksigen yg dibutuhkan untuk menguraikan senyawa didalam air oleh
microba atau micro organisme).
d. Alga yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein yang tinggi
dan dapat digunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam kolam maturasi.
e. Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri dan air
yang mengandung logam berat.

Kekurangan:
a. Membutuhkan lahan yang besar.
b. Menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat menjadi sarang nyamuk ketika hujan
dan waktu malam.
c. Pada musim penghujan dan berawan, limbah akan menjadi bersifatseptic dan
menimbulkan kondisi yang tidak bersih.
d. Kolam pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan suspended solis
(SS) dan BOD yang tinggi.

Gambar 3.6. Diagram proses pengolahan air limbah

Bak Pengendap Awal


Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak pengendap awal.
Didalam bak pengendap awal lumpur atau padatan tersuspensi sebagaian besar mengendap.
Waktu tinggal didalam bak pengendap awal adlah 2-4 jam, dan lumpur yang telah mengendap
dikumpulkan dengan dipompa ke bak pengendapan lumpur.

Bak Konrol Aliran


Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan, kelebihan debit air limbah
tersebut dialirkan ke bak kontrol aliran untuk disimpan sementara. Pada waktu debit aliran
turun/kecil,maka air limbah yang ada didalam bak kontrol dipompa ke bak pengendapan awal
bersama-sama air limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan.

Kontaktor (Reaktor) Biologis Putar


Didalam bak kontol ini, media berupa piringan tipis dari bahan polimer atau plastik
dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakitpada suatu poros, diputar secara pelan
dalam keadaan tercelup sebagian kedalam air limbah. Waktu tinggal didalam bak kontaktor
kira-kira 2,5 jam. Dalam kondisi demikian, mikro-organisme tumbuh pada permukaan media
yang berputar tersebut, membentuk suatu lapisan (film) biologis. Film biologis tersebut
terdiri dari berbagi jenis/ spesies mikro-orgnisme misalnya bakteri, protozo, fungi, dan
lainnya. Mikro-organisme yang tumbuh pada permukan media inilah yang akan menguraikan
senyawa organik yang yang ada pada air limbah. Lapisan biologis tersebut makin lama makin
tebal dan karena gaya beratnya akan megelupas dengan sendirinya dan lumpur organik
tersebut akan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya lapisan biologis akan tumbuh dan
berkembang lagi pada pemukaan media dengan sendirinya.

Bak Pengendap Akhir


Air limbah yang keluar dari bak kontaktor selanjutnya dialirkan ke bak pengendap
akhir, dengan waktu pengendapan sekitar 3 jam. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif,
lumpur yang berasal dari RBC lebih mudah mengendap, karena ukurannya lebih besar dn
lebih berat. Air limpasan dari bak pengendap akhir relatif sudah jernih, selanjutnya dialirkan
ke bak khlorinasi. Ssedangkan lumpur yang mengendap didasar bak dipompa ke bak
pengangkat lumpur bersama-sama dengan lumpur yang berasaal dari bak pengendap awal.

Bak Khlorinasi
Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masi mengandung bakteri coli,
bakteri patogen, atau virus yang sangat berpotensi menginfeksi ke masyarakat sekitarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar dari bak pengendapan akhir dialirkan ke
bak khlorinasi untuk membunuh mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak
khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine dosis dan waktu kontak tertentu
sehingga seluruh mikro-organisme pantogennya dapat dimatikan. Selanjutnya dari bak
khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan air.

Bak Pemekat Lumpur


Lumpur yang berasal dari bak pengendap awal maupun bak pengendap akhir
dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Didalm bak tersebut lumpur diaduk secara pelan
kemudian dipekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam sehingga lumpur mengendap,
selanjutnya lumpur supernatant yang ada pada bagian atas dialirkan kebak pengenda awal,
sedangkan lumpur yang telah pekat dipompa kebak pengering lumpur atau ditampung pada
bak tersendiri dan secara periodik dikirim kepusat pengolahan lumpur ditempat lain.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.cdc.gov/healthywater/drinking/public/water_treatment.html
EPA’s Safe Drinking Water.2005.Water Health Series – Filtration Fact. Diunduh pada 24
April 2017 www.epa.gov//safewater.
Arie herlambang dan Nusa Idaman Said.2005.Diunduh pada 24 April 2017
http://www.kelair.bppt.go.id/Jai/2005/vol1-2/01air.pdf
RAA Antula.2014.Air.Diunduh pada 24 April 2017. http://www.eprints.ung.ac.id

Anda mungkin juga menyukai