Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

CRONIC RENAL FAILURE / GAGAL GINJAL KRONIS

A. Definisi
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan
manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah. (Muttaqin, Arif &
Sari, Kumala, 2014).

Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan baik
(Cahyaningsih dalam Bellian Ali, 2017).

B. Pathway Berbagai kondisi yang menyebabkan terjadinya


penurunan fungsi nefron Stadium GGK
C.
Gagal ginjal kronis didasarkan pada
adalah kegagalan tingkat GFR yang
fungsi ginjal untuk Mekanisme kompensasi dan adaptasi dari nefron tersisa
mempertahankan menyebabkan kematian nefron membentuk 1. Penurunan
metabolisme serta jaringan parut dan aliran darah ginjal cadangan ginjal
keseimbangan cairan 2. Insufisiensi ginjal
dan elektrolit akibat 3.Prinsip
Gagal ginjal
pengolaan
destruksi struktur Destruksi struktur ginjal 4.penyakit
Gagal ginjal
GGK
ginjal yang progresif secara progresif terminal
meliputi:
dengan manifestasi GFR menyebabkan kegagalan mempertahankan Dialisis. koreksi
penumpukan sisa metabolisme dan keseimbangan cairan dan hiperkalemi. koreksi
metabolit (toksik elektrolit anemia. koreksi
uremik) di dalam asidosis.
darah. (Muttaqin, pengendalian
Arif &
Penyakit Sari,
dari Kumala,
ginjal Penumpukan toksik uremik di dalam darah hipertensi.
2014).
(glomerulonephritis, Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. transplantasi ginjal
pyelonephritis,
ureteritis, Respons
nefrolitiasis, polystis asidosis
kidney, trauma metabolic dan
Volume Aktivasi sitem Sindrom sindrom uremia
langsung pada ginjal, cairan SRAA Uremik
keganasan pada pada sistem
Hipernatremia Asidosis saraf dan
ginjal & sumbatan) Hiperkalemia metabolik
dan penyakit umum pernapasan:
pH Hipertensi Beban kerja - Pernapasan
diluar ginjal Hiperpospate sistemik jantung kussmaul
(penyakit sistemik, mia dan
dyslipidemia, SLE, Kelebihan - Letargi,
hiperkalsemia Respons kesadaran
infeksi di badan,
Manifestasi kardiovaskuler (hipertensi, volume cairan
hiperkalemia - Edema sel
preeklamsi,
pitting edem,obat-
pembesaran vena leher), Kerusakan
obatan, kehilangan otak
dermatologi (warna kulit abu-abu impuls saraf - Disfungsi
banyak cairan
mengkilat, kulit kering, bersisik, Gangguan
mendadak). selebral
ekimosis, kuku rapuh, rambut tipis dan konduksi - Neuropati
kasar), pulmoner (bunyi cracles, Elektrikal otot perifer
sputum kental dan liat, napas dangkal, ventrikel
pernapasan kussmaul), gastrointestinal
(napas berbau ammonia, anoreksia,
Komplikasi : Curah jantung
hyperkalemia, Respon Ketidakefek
hiperkalsemia Osteodistrofi tifan pola
pericarditis, Aritmia
PTH ginjal napas
1.hipertensi, anemia,pola napas
Ketidakefektifan Resiko tinggi
Defisit kalsium Penurunan Perubahan
penyakit tulang
NIC : Manajemen jalan napas, monitor kejang
Muttaqin, Arif &curah
Sari,jantung
Kumala. 2014.
tulang
Penurunan prosesAsuhan
pola
pernafasan Keperawatan Penurunan
Gangguan Sistem Perkemihan.
pikir
perfusi selebral
NOC : Respons penyapihan ventilasi Jakarta: Salembaperfusi
Medika. Defisit
mekanik dewasa jaringan
Bulechek, Gloria., dkk. (2013). Terjemahan Nursing
neurologik
Intervensions Classification (NIC). Edisi ke-
2. Penurunan curah jantung 6.Yogyakarta: CV. Mocomedia.
NIC : manajemen asam basa,, monitor Moorhead, Sue., dkk. (2013). Terjemahan Nursing
asam basa, manajemen elektrolit, Outcome Classification (NOC). Edisi ke-
monitor elektrolit, manajemen cairan, 5.Yogyakarta: CV. Mocomedia.
monitor cairan
NOC : keefektifan pompa jantung

3. ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


NIC : manajemen asam basa, monitor
asam basa, manajemen
cairan,/elektrolit, monitor cairan
NOC : status sirkulasi, keparahan cairan
berlebihD. Pemeriksaan Penunjang

No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat


1 Laju Endap Darah <15mm/jam (P) Untuk mengukur keceptan endap eritrosit dan
<10mm/jam (L) menggambarkan komposisi plasmaserta
perbandingannya antara eritrosit dan plasma. LED
meninggi yang diperberat adanya anemia dan
hipoalbuminemia pada GGK
2 Ureum 8-25mg/dL Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah
3 Kreatinin 60-150 U/L (P) dapat menjadi acuan untuk mengetahui adanya Gagal
70-160 U/L (L) ginjal akut (GGA) yaitu suatu sindrom klinis yang
ditandai dengan penurunan mendadak (dalam
beberapa jam sampai beberapa hari) kecepatan
penyaringan ginjal, disertai dengan penumpukan sisa
metabolisme ginjal (ureum dan kreatinin).
4 Natrium 135-145 mmol/L Sebagai skrining keseimbangan elektrolit atau asam
basa dan monitor efek suatu terapi pada
ketidakseimbangan yang dipengaruhi oleh sungsi
organ tubuh
5 Phosphate Alkaline 15-69 U/L Untuk menguji fungsi hati
6 Albumin 37-52 g/L Menyaring dan membantu diagnosis kelainan hati
atau penyakit ginjal; terkadang mengevaluasi status
gizi, terutama pada pasien rawat inap.
7 Gula Darah 70-110 mg/dL Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendiagnosis DM,
memantau terapi dan mendukung dalam kontrol DM.
Pemeriksaan glukosa sewaktu juga bermanfaat dalam
diagnosis dan penanganan beberapa gangguan
metabolik seperti asidosis, ketosis, dehidrasi dan
koma.
8 Trigliserida 40-60 md/dL (P) Menentukan faktor risiko penyakit jantung koroner;
35-135 mg/dL (L) mendeteksi sindrom metabolik; memantau efektivitas
terapi penurun lipid.
9 AGD pH 7,35-7,45 Mendeteksi ketidakseimbangan asam basa dalam
pCO2 35-45 mmHg darah yang dapat menunjukkan gangguan pernafasan,
pO2 80-100 mmHg metabolisme, atau ginjal
10 Foto Polos Abdomen Untuk menilai bentuk dan besar ginjal (adanya batu
atau adanya suatu obstruksi).
11 Intra Vena Pielografi Untuk menilai system pelviokalises dan ureter.
12 USG Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal
parenkim ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
system pelviokalises, ureter proksimal, kandung
kemih dan prostat.
13 Renogram Untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi
dari gangguan (vascular, parenkim, ekskresi), serta
sisa fungsi ginjal.
14 EKG Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri,
tanda-tanda pericarditis, aritmia, gangguan elektrolit.

E. Penatalaksanaan
1. Dialisis.
2. Koreksi hiperkalemi.
3. Koreksi anemia.
4. Koreksi asidosis.
5. Pengendalian hipertensi.
6. Transplantasi ginjal
F. Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.
Cahyaningsih, D. (2011). Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Yogyakarta: Cendekia
Press.
Belian Ali, Alfians R., M Masi, Gresty N & Kallo Vandri. (2017). Perbandingan Kualitas
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Comorbid Faktor Diabetes Melitus dan
Hipertensi di Ruang Hemodialisa RSUP Prof Dr R D Kandou Manado. e-Jurnal
Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2 Tahun, Agustus 2017.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/16839/16371 diakses pada
tanggal 15 September 2017 pukul 20.17 WITA.
Jackson, Marilynn & Jackson Lee. (2011). Panduan Praktis Keperawatan Klinis.
Jakarta:Penerbit Erlangga.
http://spiritia.or.id/li/pdf/LI120.pdf diakses pada tanggal 15 September 2017 pukul 20:54
WITA.

Anda mungkin juga menyukai