I. TUJUAN
Setelah melakukan praktek, diharapkan siswa dapat :
1. Dapat mengetahui arti dan fungsi Front Whell Alighment
2. Dapat menyebutkan unsur-unsur Front Whell Alighment
3. Dapat mengukur dan menyetel sudut chamber pada kendaraan
4. Dapat mengukur dan menyetel caster pada kendaraan
III.KESELAMATAN KERJA
1. Memakai Wearpack
2. Berdoa sebelum bekerja
3. Menggunakan alat sesuai fungsinya
4. Menghindari senda gurau saat praktek
5. Bekerja dengan hati-hati dan teliti
6. Jika ada kesulitan tanyakan pada instruktur
7. Menghindari alat kerja yang berceceran
8. Mengembalikan dan menata alat selesai praktek
9. Membersihkan tempat kerja seusai praktek
V. HASIL KERJA
1. Tekanan angin ban masih baik, tidak terlalu rendah / tinggi
2. Ban mobil belum aus, masih baik
3. Pelek ban masih baik, hanya sedikit berkarat. Pinggiran pelek pada beberapa bagian terlihat
sedikit bengkok
4. Terdapat sedikit kelonggaran pada bantalan roda, namun masih normal
5. Tidak terdapat kelonggaran pada sambungan peluru roda kanan dan kiri
6. Putaran roda masih baik
7. Sock absorber masih baik, tidak bocor / longgar gerakannya.
8. Lengan-lengan suspensi atas bawah masih masih baik dan normal, namun perlu dibersihkan
karena kotor dan berkarat.
9. Sistem kemudi masih baik, roda-roda depan dibelokkan dengan baik
10. Batang stabilisator masih baik/normal, tidak bengkok
11. Secara visual tinggi kendaraan kanan dan kiri sama
12. Pada saat pemeriksaan FWA berat kendaraan dalam keadaan standard
13. Kendaraan ditempatkan pada lantai yang rata, agar pemeriksaan FWA lebih akurat
14. Suspensi dalam posisi yag normal baik
15. Sudut caster sebelum distel (caster positif)
Pada kanan : 3
Pada kiri :3
16. Sudut chamber sebelum disetel (chamber positif)
Pada kanan : 2
Pada kiri :2
17. Penyeelan sudut chamber dan caster :
Karena tipe kendaraan adalah FR (Front Enginge Rear Drive) maka chamber yang digunakan
adalah camber positif.
Camber roda kanan :3
Camber roda kiri : 3
Penyetelan sudut camber akan mempengaruhi sudut caster yag digunakan adalah cster positif.
Caster pada roa kanan : 2,5
Caster pada roda kiri : 2,5
Penyetelan dilakukan dengan menambah dan mengurangi shim
Jika shim ditambah, maka camber positif akan semakin kecil sebaliknya.
VI. KESIMPULAN
Whell Alighment
Kombinasi sstem kemudi dan sistem suspensi harus menghasilkan stabilitas kendaraan,
stabil dalam pengemudian dan daya balik kemudi yang baik.
Agar sistem kemudi dan suspendi dapat berfungsi dengan baik, maka roda-roda depan
harus diatur dengan benar untuk menjamin penanganan kendaraan dengan benar dengan cara
mengurangi atau memperkecil stress dan keausan dari komponen yaitu dengan mengatur letak
geometris mekanisme suspensi dan kemudi.
Front Whell Aligmment terdiri dari penyetelen sudut geometris dan ukuran roda-roda
depan, komponen suspensi dan komponen kemudi setelah terpasang pada body / chasis, pada
umumnya dapat dikategorikan dalam element berikut.
Camber
Caster
Steering axis (kingpin) inclination
Toe angel
Turning radius
Pengaturan sudut-sudut dan ukuran-ukuran ini tergantung pda sistem suspensi, sistem
penggetan roda dan sistem kemudi. Tujuannya agar kemampuan dan stabilitas kemudi dapat
mencapai optimum stabilitas pengemudian serta penggunaan komponen dapat bertahan lama.
Hasil pengukuran FWA ini bergantung pada beban kendaraan dan penempatan kendaraan di
tempat yang datar. Penyetelan roda-roda depan harus dilakukan pada tempat yang datar, sehingga
diperoleh tinggi kendaraan yang tepat.
1. Camber
Sudut chamber adalah sudut yang dibentuk oleh kemiringan roda bagian atas terhadap garis
vertical, bila dilihat dari depan/belakang kendaraan.
Pengukuran sudut camber dalam bentuk derajat kemiringan dari posisi vertikal. Sudut camber
nol adalah sudut apabila garis tengah roda berhimpit dengan garis vertical.
Sudut camber positif adalah sudut yang dibentuk apabila garis tengah roda / roda bagian atas
miring ke arah luar dalam garis vertikal (90o).
Sudut camber positif dalah sudut yang dibentuk apabila garis tengah roda / roda bagian atas
miring kea rah dalam terhadap garis vertikal.
Jika camber positif berlebihan, maka roda akan cenderung berputar mengarah keluar garis lurus
kendaraan.
Jika camber negatif berlebihan, maka roda akan cendrung berputar mengarah ke dalam
mengarah ke garis sumbu kendaraan.
Kecenderungan roda-roda berputar kea rah kemiringan roda disevut efek rolling camber, efek
rolling camber diatasi dengan sudut toe.
- Jika camber (+) maka menggunakan toe in
- Jika camber (-) ama menggunakan toe out
Camber yang terlalu kecil / besar dapat menyulitkan pengemudian, ban cepat aus, kemudi
menjadi lebih berat.
Harga sudut camber ditetapkan 1o – 3o dengan perbedaan maksimum 30’ (menit)
2. Caster
Sudut caster adalah sudut yang dibentuk oleh kemiringan king pin terhadap garis vertikal bila
dilihat dari samping kendaraan.
Sudut caster pada suspensi marepherson adalah sudut yang dibentuk oleh kemiringan
suspensinya dengan garis vertikal, bila dilihat dari samping.
Sudut caster pada suspensi wishbone adalah sudut yang dibentuk oleh kemiringan
perpanjangan garis sumbu sambungan peluru (balljoint) atas dan bawah dengan garis vertikal
bila dilihat dari samping kendaraan.
- Caster positif adalah bila miringnya steering axiz kea rah belakang
- Caster negatif adalah bilamana miringnya steering axis kea rah depan
Pada umumnya caster positif yang digunakan karena menghasilkan kestabilan kendaraan saat
berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok.
Caster positif yang besar menyebabkan trail makin panjang, dan
daya balik kemudi makin besar. Akan tetapi kemudi akan
cenderung lebih berat.
Caster negatif membuat kemudi lebih ringan, tetapi kestabilan
kendaraan pada saat berjalan lurus menjadi berkurang dan kemudi
sukar dikontrol.
3. Steering Axis Inclination
Sumbu tempat roda berputar saat berbelok ke kiri / ke kanan disebut steering axis (sumbu) ini
digambarkan sebagai garis imajinasi antara bagian atas shock absorber’s upper support bearing
dan lower sispension arm balljoint. Garis ini miring ke dalam dapat dibayangkan dari bagian
depan kendaraan yang biasa disebut kemiringan sumbu kemudi (steering axis inclination) atau
sudut king pin.
4. Toe Angle
Bila bagian depan roda lebih kecil kearah dalam dari bagian belakang roda dilihat dari atas
disebut toe in.
Bila bagian depan roda lebih besar kea rah luar bagian belakang roda dilihat dari atas disebut
toe out.
A < B – toe in
A > B = toe out
5. Turning radius
Sudut belok roda depan
Perbedaan sudut belok roda depan yaitu sudut belok rodan dalam lebih besar disbanding sudut
belok roda luar, karena kemiringan lengan knakel arm (steering knuckle arm).
Kedua roda depan dibuat berbeda sudut beloknya, agar pada waktu kendaraan berbelok roda-
roda depan dapat berputar dengan lembut karena mengelilingi pusat yang berbeda,
FWA keseluruhan pada mobil tidak dalam keadaan baik. Jadi perlu distel ulang
agar kendaraan stabil dalam pengemudian.