Anda di halaman 1dari 26

Beranda » rekayasa genetika » Sejarah Rekayasa Genetika

Sejarah Rekayasa Genetika


Oleh tanri alim
24 Mei 2013
Bagikan :

Sejarah rekayasa genetika memang fakta yang sangat unik untuk


kita ketahui. Bagaimana tidak? tentunya kita penasaran kapan
pertama kalinya domba duli lahir, siapa orang yang
menemukannya dan masih banyak hal lain mengenai rekayasa
genetika yang tidak akan kita ketahui tanpa mempelajari
sejarah rekayasa genetika itu sendiri.

Sejarah rekayasa genetika dapat ditelusuri kembali ke zaman


prasejarah ketika manusia menggunakan pembiakan selektif dan
cross breeding untuk mengembangkan spesies yang lebih baik
dari makanan biji-bijian dan ternak. Salah satu contoh dari
rekayasa genetika pada jaman tersebut adalah bagal.

Bagal adalah persilangan antara seekor keledai jantan dan kuda


betina, yang dikembangkan oleh proses antarspesies berkembang
biak dan telah ada selama ribuan tahun sekarang. Buku terkenal
Darwin, The Origin of Species memberitahu kita banyak tentang
apa yang semua orang saat itu tahu tentang peternakan. Dewasa
ini, rekayasa genetika bergerak maju pada tingkat luar biasa,
sepertinya memang akan datang waktu ketika tidak ada yang
tidak mungkin bagi manusia. Berikut ringkasan tentang sejarah
rekayasa genetika:

Sejarah Rekayasa Genetika pada Hewan

Di sini kita akan melihat-lihat di peristiwa besar dalam


bidang rekayasa genetika yang berkontribusi terhadap
perkembangan spesies baru hewan serta kemajuan di bidang
kedokteran. Kami akan mulai dengan abad ke-19 dan secara
bertahap akan dilanjutkan hingga saat ini.

1859
The Origin of Species karya Charles Darwin diterbitkan dan
memberikan laporan tentang orang-orang pengetahuan memiliki
sekitar pembiakan selektif.

1865
Gregor Mendel meletakkan dasar genetika modern dengan
percobaan pathbreaking tentang persilangan tanaman kacang
(Pisum sativum) dengan karakteristik yang berbeda dan
pengamatan menjabat sebagai dasar untuk prinsip-prinsip
genetika.

1866
Ernst Haeckel menemukan bahwa bahan genetik dari sel berada
pada intinya.

1890
Hewan pertama, kelinci, diciptakan oleh proses fertilisasi in-
vitro (IVF).

1900
Prinsip Mendel genetika ditemukan kembali oleh Hugo de Vries,
Erich von Tschermak dan Carl Correns.

1902
Teori kromosom warisan diusulkan oleh Walter Sutton & Theodor
Boveri.
Sementara mempelajari gejala penyakit yang dikenal sebagai
alkaptonuria, Archibald Garrod belajar bahwa cacat pada enzim
dan sekresi enzim disebabkan oleh gen yang rusak.
1910
TH Morgan membuktikan bahwa materi genetik hadir dalam
kromosom.

1931
Fenomena rekombinasi fisik DNA ditemukan.

1941
Peran enzim dalam pertumbuhan organisme didirikan oleh George
Beadle dan EL Tatum.

1944
Dengan melakukan percobaan pada bakteri, Oswald Avery
mendirikan peran DNA dalam genetika.

1953
James Watson dan Francis Crick mengusulkan struktur heliks
ganda DNA untuk pertama kalinya.
Inseminasi buatan dilakukan untuk pertama kalinya pada
manusia.
1958
Sifat semikonservatif replikasi DNA didirikan.

1966
Bubarnya kode genetik dilakukan oleh Nirenberg Marshall dan
Har Gobind Khorana.

1968
Penemuan endonuklease atau DNA "memotong" enzim dilakukan oleh
Stewart Linn dan Werner Arber.

1973
Percobaan pertama pada rekombinan DNA kloning dilakukan oleh
Herbert Boyer dan Stanley Cohen.

1976
Diagnosis genetik prenatal dengan bantuan DNA, ditemukan.

1977
Urutan basa dalam DNA ditemukan oleh Walter Gilbert dan
Frederick Sanger.

1978
Tes pertama bayi tabung di dunia, Louise Brown lahir pada 25
Juli 1978 melalui fertilisasi in vitro (IVF). Itu adalah
prestasi penting di bidang rekayasa genetika pada manusia.

1979
Metode memproduksi insulin menggunakan rekayasa genetik,
ditemukan.

1980
Pertama tikus rekayasa genetika dikembangkan.

1983
Polymerase chain reaction di DNA ditemukan oleh Kary Mullis.

1984
Kelahiran bayi manusia berlangsung dari embrio beku.

1986
Sel embrio dari domba kloning.

1987
Tikus transgenik dikembangkan yang dilahirkan dengan gen
manusia.

1990
Peluncuran Proyek Genom Manusia untuk memetakan seluruh genom
manusia, dilakukan oleh James Watson dan lain-lain.

1991
Terapi gen pertama kali dicoba dan diuji pada manusia.

1995
Hati babi transgenik yang mengandung gen manusia, yang
ditransplantasikan ke Punt.

1997
Dolly, hewan kloning pertama, adalah seekor domba lahir dari
sel susu dari domba dewasa sebagai inti donor dan sel telur
enucleated sebagai penerima.

1998
Lee Bo-yon dari Kyunghee University di Korea Selatan mengklaim
telah berhasil mengembangkan kloning manusia pertama. Namun,
ia dilarang pergi ke depan dengan percobaan.

2000
Pada 26 Juni 2000, para pemimpin disponsori publik Human
Genome Project (HGP) dan perusahaan, Celera Genomics,
mengumumkan selesainya draft pertama dari genom manusia.

2001
Kelahiran bayi manusia pertama rekayasa genetika di dunia,
berlangsung.
Pertama clone Pernahkah manusia telah berhasil dikembangkan di
your Advanced Technologies, Amerika Serikat.
2004
Klon 'benar' manusia pertama dikembangkan di Universitas
Nasional Seoul di Korea Selatan.

Sejarah Rekayasa Genetika dalam Pertanian

Sekarang, mari kita lihat pada peristiwa-peristiwa penting


dalam sejarah rekayasa genetika di bidang pertanian.

1900
Menggunakan prinsip Gregor Mendel genetika, para ilmuwan di
Eropa mengembangkan proses disebut sebagai "seleksi klasik",
yang merupakan jenis persilangan, untuk meningkatkan
karakteristik dari spesies tanaman.

1952
Pertama in-vitro atau tabung tanaman dikembangkan.

1973
Ti plasmid, yang digunakan untuk tanaman rekayasa genetika,
pertama kali dikembangkan.

1983
Pertama transgenik tanaman (tembakau) dikembangkan.

1987
Uji lapangan pertama tanaman rekayasa genetika (tembakau dan
tomat) dilakukan di Amerika Serikat.

1988
Pertama jagung transgenik dikembangkan.
1990
US Food and Drug Administration (FDA) menyetujui pertama
makanan yang dimodifikasi secara genetik.

1994
Transgenik tomat yang dirilis di pasar untuk pertama kalinya.

Demikian sejarah rekayasa genetika yang saya rangkum, tentunya


sejarah rekayasa genetika ini akan terus berkembang seiring
berjalannya waktu, kemaajuam teknologi dan rasa ingin tahu
manusia.

Apa itu Rekayasa Genetik?


Rekayasa genetika adalah suatu proses manipulasi gen yang bertujuan untuk
mendapatkan organisme yang unggul. Rekayasa genetika merupakan salah satu pokok
bahasan dalam ilmu Bioteknologi (cabang ilmu Biologi). Pada artikel ini akan dibahas segala
sesuatu yang berkaitan dengan rekayasa genetika.

Mahluk hidup terdiri atas gen, gen mengandung protein yang menjadi pusat atau sumber
informasi. Gen merupakan pembawa informasi turun-temurun dari generasi ke generasi dan
bertanggung jawab atas pewarisan genotipik (sifat yang diturunkan) dan fenotipik (sifat yang
tampak) dari seorang individu.

Secara ilmiah, rekayasa genetika adalah manipulasi atau perubahan susunan genetik dari
suatu organisme. Rekayasa genetika merupakan proses buatan/sintetis dengan
menggunakan Teknologi DNA rekombinan. Hasil dari rekayasa genetika adalah sebuah
organisme yang memiliki sifat yang diingingkan atau organisme dengan sifat unggul,
organisme tersebut sering disebut sebagai organisme transgenik. Rekayasa genetika sangat
terkait dengan bidang bioteknologi lain seperti kloning hewan dan kloning manusia.

Rekayasa genetika telah memiliki aplikasi luas di hampir semua bidang yang berkaitan
dengan bioteknologi dimana genom organisme yang terlibat. Proses transfer materi genetik
dari satu organisme ke organisme lain menggunakan vektor atau pembawa secara ilmiah
disebut sebagai transformasi. Bahkan, semua percobaan telah dilakukan pada bakteri,
tanaman dan sebagian besar banyak hewan tikus, meskipun eksperimen manusia belum
mungkin karena alasan yang jelas.
Metode Transformasi Langsung

Injeksi, macroinjection, teknik / biolistics, elektroporasi, transformasi dimediasi liposome, dan


transformasi dengan menggunakan bahan kimia seperti serat silikon karbida pemboman.

Metode Transformasi tidak langsung


Transformasi berbasis vektor, vektor meliputi plasmid bakteri (dimediasi mentransfer
Agrobacterium), lamba fag, dan bakteriofag (partikel fag yang sangat efisien dalam
mengubah).

Rekayasa Genetika pada Manusia

Pada manusia, teknik ini tetap sama tetapi melibatkan transformasi gen manusia untuk
mengubah fenotipe yang ada. Manipulasi genetik telah dilakukan untuk memodifikasi gen
mutagenik atau penyakit tertentu coding, sebagai bagian dari mengobati beberapa
gangguan genetik, selain memproduksi obat-obatan dan vaksin. Ini juga telah digunakan
untuk meningkatkan umur panjang, dan kekebalan dari suatu organisme dan lebih tepat
untuk mempelajari ekspresi gen. Rekayasa genetika manusia dikatakan dari 2 jenis, dimana
sel-sel somatik somatik diubah dan germline dimana transformasi ini melibatkan perubahan
dalam telur atau sel sperma dan dengan demikian mewarisi. Pertama uji coba hampir
berhasil manipulasi genetik untuk orang yang menderita parah Gabungan Immunodeficiency
(SCID), pada tahun 1990, yang mengakibatkan orang mendapatkan kekebalan fungsional
yang mereka dirampas. Rekayasa genetika telah digunakan untuk masalah infertilitas serta
dimana tindakan perempuan subur sebagai ibu pengganti dan sukses dalam memproduksi
anak. Modifikasi lain dalam genetika manusia pada prioritas rendah karena tingkat
keberhasilan telah diragukan.

Langkah-langkah dalam Rekayasa Genetika

Isolasi Gen
Pemilihan gen yang diperlukan dan isolasi merupakan prasyarat untuk memulai proses. Gen
yang diinginkan yang akan ditransfer terisolasi dan dikalikan dengan menggunakan PCR
(polymerase chain reaction). Atau, mungkin menjadi bagian dari perpustakaan genom
(perpustakaan yang mengandung fragmen DNA satu genom tertentu).

Konstruksi
Gen yang terisolasi perlu diperiksa untuk ekspresi. Setiap gen terdiri dari promotor, gen
penanda dipilih dan terminator. Daerah promotor bertanggung jawab untuk transkripsi gen
yang berakhir pada mencapai wilayah terminator. Gen penanda dipilih menganugerahkan
resistensi antibiotik yang membantu untuk membedakan sel berubah. Namun, gen tidak
dapat berkembang biak sendiri, bukan harus dikombinasikan dengan DNA asing atau vektor
dimana prosesnya dilakukan dengan menggunakan enzim pencernaan pembatasan, enzim
ligasi dan kloning molekuler menggunakan polimerase.

Transformasi
Bakteri telah banyak digunakan untuk mengambil gen atau DNA asing dengan bantuan
metode transformasi di atas. Setelah integrasi, gen atau DNA bereplikasi menggunakan
sistem replikasi host dan menghasilkan banyak salinan dari dirinya sendiri.

Seleksi dan Konfirmasi


Hal ini dimungkinkan untuk membedakan sel-sel berubah dari yang non diubah dengan
menumbuhkan mereka di hadapan antibiotik dikodekan oleh gen penanda dipilih. Metode
lain adalah dengan menggunakan probe DNA komplementer dengan gen disisipkan yang
secara khusus akan mengikat gen yang diinginkan dan dapat ditelusuri dan dikonfirmasi
menggunakan pemetaan DNA, teknik elektroforesis seperti Southern blotting, dan
Bioassays.

Manfaat Rekayasa Genetika

Manfaat rekayasa genetika yang jelas dalam bidang pertanian, lingkungan, dan produksi
pangan. Karena itu, karena itu adalah sebuah lapangan yang melibatkan terlalu banyak
penelitian, itu jelas untuk itu untuk memiliki pangsa efek negatif. Mari kita lihat apa yang
mereka setelah melalui keuntungan.

Pro
Banyak kelainan genetik, komplikasi seperti diabetes, fibrosis kistik telah disembuhkan
dengan rekayasa genetika pada manusia karena melibatkan penghapusan gen yang rusak
dan sel-sel memodifikasi untuk menghasilkan sifat yang diinginkan yang hilang sebelumnya,
dengan terapi gen. Insulin dan hormon pertumbuhan manusia adalah contoh terbaik dimana
gen penyandi hormon ini sedang diubah dalam sel bakteri dalam skala besar untuk
meningkatkan produksi hormon.

Hewan kloning dan transformasi telah secara eksklusif dilakukan pada tikus. Pertama hewan
berhasil mengubah adalah Dolly, lebih dikenal sebagai domba kloning meskipun masalah
etika telah menjadi kendala utama sejauh penelitian yang bersangkutan.

Rekayasa genetika telah digunakan berulang-ulang untuk menghasilkan hama, tanaman


yang tahan penyakit dan juga tanaman bergizi tinggi. Contoh terbaik adalah tanaman kapas
Bt dimana Bacillus thureingiensis telah digunakan untuk memasukkan berbagai hama dan
gen tahan penyakit pada tanaman.
Makanan yang dimodifikasi secara genetik telah membantu massa dengan jumlah tinggi
nutrisi. Beras emas, dan rasa menikmati tomat adalah contoh terbaik dari rekayasa genetika
dalam makanan.

Kontra
Karena rekayasa genetika melibatkan eksperimen yang parah, ada kemungkinan tinggi
untuk gen untuk menghasilkan mutasi yang tidak diinginkan dan sifat-sifat yang
menyebabkan alergi pada tanaman yang menghambat nilai gizi. Ciri-ciri yang dihasilkan
dapat menimbulkan patogen baru yang berbahaya bagi seluruh ekosistem.

Teknik ini membutuhkan penyisipan gen yang diinginkan pada lokasi yang tepat yang
keahlian diperlukan terutama ketika melibatkan banyak faktor risiko. Juga, transformasi gen
tunggal sulit karena kode untuk beberapa sifat.

Rekayasa genetika adalah teknik mahal untuk melaksanakannya. Hal ini membutuhkan
tenaga kerja terampil, perangkat yang sangat baik dan akurat dan bahan kimia, dan
laboratorium yang sangat canggih yang tidak terjangkau untuk orang awam.

Terakhir, salah satu tidak bisa mengabaikan etika dan masalah yang diperdebatkan yang
terlibat dalam penggunaan hewan dan tumbuhan untuk manipulasi yang seharusnya
menjadi ciptaan Tuhan '.
Rekayasa Genetika

Selasa, 28 Agustus 2012


rekayasa genetika

REKAYASA GENETIK

Sejarah rekayasa genetika dimulai sejak Mendel menemukan faktor yang diturunkan. Ketika Oswald
Avery (1944) menemukan fakta bahwa DNA membawa materi genetik, makin banyak penelitian yang
dilakukan terhadap DNA. Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu
rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan untuk
menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang mengetahui bahwa
kromosom adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu
ini.

Struktur DNA

Para ahli berusaha melawan gen-gen perusak dalam inti sel dengan berbagai cara rekayasa genetika.
Upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan istilah terapi genetik. Terapi genetik adalah perbaikan kelainan
genetik dengan memperbaiki gen. Hal inilah yang melatar belakangi diciptakannya rekayasa genetic dengan
berbagai tujuan dengan melewati proses-proses tertentu.

APA ITU REKEYASA GENETIK?

Rekayasa genetika dapat diartikan sebagai kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru
dengan cara membuat DNA rekombinan melalui penyisipan gen. DNA rekombinan adalah DNA yang urutannya
telah direkombinasikan agar memiliki sifat-sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme
penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan. Obyek rekayasa genetika
mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat
tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang
relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk
peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan
bidang masing-masing.

Salah satu penelitian yang memberikan kontribusi terbesar bagi rekayasa genetika adalah penelitian
terhadap transfer (pemindahan) DNA bakteri dari suatu sel ke sel yang lain melalui lingkaran DNA kecil yang
disebut Plasmid. Plasmid adalah gen yang melingkar yang terdapat dalam sel bakteri, tak terikat pada
kromosom. Melalui teknik plasmid dalam rekayasa genetika tersebut, para ahli di bidang bioteknologi dapat
mengembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama dan penyakit

Contoh teknik Plasmid

Penemuan struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat
menentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu polimer
bervariasi. Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA,
regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan teknik
PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah
(seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika,
bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang
ini.

Dalam rekayasa genetika, ada kode etik yang melarang keras percobaan ini pada manusia. Akan
tetapi, para ahli tidak selamanya bersikap kaku sebab berbagai penyakit fatal memang sulit disembuhkan
kecuali dengan terapi genetik. Maka muncul pendapat tentang perlu adanya dispensasi. Dispensasi itu
dikeluarkan oleh Komite Rekayasa Genetika dari Nasional Institute of Health (NIH) Amerika Serikat pada
pertengahan tahun 1990.

TAHAP-TAHAP REKAYASA GENETIK

1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.


2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.

3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid

4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.

5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan

6. Pemanenan produk

MANFAAT REKAYASA GENETIK

a. Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai hormon manusia seperti
insulin dan hormon pertumbuhan.

b. Tersedianya bahan makanan yang lebih melimpah.

c. Tersedianya sumber energy yang terbaharui.

d. Proses industri yang lebih murah.

e. Berkurangnyapolusi
f. Adanya pestisida alami hasil dari tanaman rekayasa genetik

Contoh Rekayasa Genetik

Sekitar 20 produk pertanian hasil modifikasi genetik telah beredar di pasaran Amerika, Kanada,
bahkan Asia Tenggara. Dalam enam tahun ke depan, berbagai perusahaan telah menyiapkan 26 produk
lainnya, mulai dari kedelai, jagung, kapas, padi hingga stroberi. Dari yang tahan hama, herbisida, jamur hingga
pematangan yang dapat ditunda.
Pada dasarnya prinsip pemuliaan tanaman, baik yang modern melalui penyinaran untuk menghasilkan
mutasi maupun pemuliaan tradisional sejak zaman Mendel, adalah sama, yakni pertukaran materi genetik.
Baik seleksi tanaman secara konvensional maupun rekayasa genetika, keduanya memanipulasi struktur
genetika tanaman untuk mendapatkan kombinasi sifat keturunan (unggul) yang diinginkan.

Tahun 1989 untuk pertama kalinya uji lapangan dilakukan pada kapas transgenik yang tahan terhadap
serangga (Bt cotton) dan pada tahun yang sama dimulai proses pemetaan gen pada tanaman (Plant Genome
Project). Pada tahun 1992 sebuah perusahaan penyedia benih memasukkan gen dari kacang Brasil ke kacang
kedelai dengan tujuan agar kacang kedelai tersebut lebih sehat dengan mengoreksi defisiensi alami kacang
kedelai untuk bahan kimia metionin.

Pada tahun 1952, Robert Brigs dan Thomas J. King (AS) mencoba teknik kloning pada katak. Sepuluh
tahun kemudian (1962), John B. Gurdon juga mencoba teknik kloning pada katak, namun percobaanya
menghasilkan banyak katak yang abnormal. Pada tahun 1986, Steen Willadsen (inggris) menkloning sapi
dengan tujuan komersial dengan metode transfer inti. Tahun 1996, Ian Willmut mengkloning domba. Ia
menggunakan sel kelenjar susu domba finn dorset sebagai donor inti dan sel telur domba blackface sebagai
resipien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari sel
menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba finn dorsetg difusikan dengan sel telur
blackface yang tanpa nukleus. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan
dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri
sama dengan domba finn dorset, dan domba hasil kloning ini diberinama Dolly. Dari 227 percobaan yang
dilakukan oleh Wilmut, hanya 29 yang berhasil menjadi embrio domba yang dapat ditransplantasikan ke rahim
domba, dan hanya satu yang berhasil dilahirkan menjadi domba normal.

Rekayasa genetika pada tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan dunia kedokteran. Alasan
pertama karena tumbuhan mempunyai sifat totipotensi (setiap potongan organ tumbuhan dapat menjadi
tumbuhan yang sempurna). Hal ini tidak dapat terjadi pada hewan, kita tidak dapat menumbuhkan seekor
tikus dari potongan kepala atau ekornya. Alasan kedua karena petani merupakan potensi besar bagi varietas-
varietas baru yang lebih unggul, sehingga mengundang para pebisnis untuk masuk ke area ini

Domba Dolly dan Penciptanya

Rekayasa genetika pada tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan dunia kedokteran. Alasan
pertama karena tumbuhan mempunyai sifat totipotensi (setiap potongan organ tumbuhan dapat menjadi
tumbuhan yang sempurna). Hal ini tidak dapat terjadi pada hewan, kita tidak dapat menumbuhkan seekor
tikus dari potongan kepala atau ekornya. Alasan kedua karena petani merupakan potensi besar bagi varietas-
varietas baru yang lebih unggul, sehingga mengundang para pebisnis untuk masuk ke area ini.

Perkembangan

Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu rekayasa
(keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan untuk menyingkap
material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang mengetahui bahwa kromosom
adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu ini. Tentu
saja, penemuan struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat
menentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu polimer
bervariasi.

Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA,
regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan teknik
PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah
(seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika,
bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang
ini.

Gambar di atas adalah rekayasa genetika pada bakteria guna menghasilkan hormon insulin yang penting
untung pengendalian gula darah pada penderita diabetes. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah dengan mengisolasi
plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid adalah materi genetik berupa DNA yang
terdapat pada bakteria namun tidak tergantung pada kromosom karena tidak berada di dalam
kromosom.
2. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu sebagai calon
tempat gen baru nantinya yang dapat membuat insulin.
3. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang berasal dari sel
manusia.
4. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di plasmid tadi
tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam bakteria.
6. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan menghasilkan
insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat diproduksi dalam jumlah yang tidak
terbatas di pabrik-pabrik.

Begitulah contoh rekayasa genetika yang diterapkan di dalam industri farmasi. Rekayasa genetika (genetic
engineering) yang diperkirakan akan menjadi prima donna dari segala engineering melebihi electronic
engineering di abad ke-21 ini memang ditujukan bagi perbaikan kualitas hidup umat manusia di bumi ini.
Penerapannya sangat luas, mulai dari di bidang pertanian hingga di bidang kesehatan guna memerangi
penyakit2 berat yang selama ini sulit disembuhkan. Rekayasa genetika ini juga dapat menolong untuk
mereproduksi spesies2 yang hampir punah di muka bumi ini. Di masa mendatang, mungkin gen-gen dari
sejenis ubur2 yang bisa menyala yang hidup di dasar laut dapat dimasukkan ke dalam manusia, hingga
mungkin di masa depan manusia bisa menyala di malam hari, atau berpendar dengan memasukkan gen
kunang-kunang ke dalam manusia. Atau mungkin jikalau anda ingin tampan seperti Antonio Banderas atau
ingin cantik seperti Omas Uma Thurman, anda tidak perlu operasi plastik lagi, anda cukup mengkopikan gen-
gen mereka kepada kromosom anda dan hasilnya jauh lebih baik dari operasi plastik, mungkin anda hanya
perlu mempunyai lisensi atau membayar royalti kepada orang yang gennya dikopikan kepada kromosom anda
tersebut. Hehehehe….
Namun untuk aplikasi ke sana tentu masih harus menempuh penelitian yang sangat panjang dan berliku.
Tidak tertutup kemungkinan sebuah gen mengatur lebih dari satu sifat. Mungkin perubahan sebuah gen di
satu sisi memungkinkan kita mendapatkan sifat yang kita inginkan namun juga secara tak sadar dan tak
diketahui kita juga mendapatkan sifat lain yang merugikan! Ya…. semua itu membutuhkan penelitian yang
panjang dan berliku…….

langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika genetika secara sederhan urutannya sebagai
berikut :
1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
6. Pemanenan produk.

Contoh Rekayasa Genetika

Buat teman-teman yang pengen mencari contoh-contoh rekayasa genetik terhadap bakteri, hewan tingkat
rendah dan contoh rekayasa genetika pada tumbuhan. Berikut ada contoh nya:

produksi hormon insulin

Metode produksi insulin dengan menggunakan plasmid bakteri

Hormon insulin berguna untuk obat diabetes melitus. metodenya sebagai berikut:

1. Diperlukan adanya bakteri Escherichia coli yang akan dipakai plasmidnya (bagian DNA yang mampu
memperbanyak diri)
2. Diperlukan adanya gen manusia penghasil insulin. Gen ini akan dipotong oleh enzim restriksi
(pemotong)
3. Potongan gen penghasil insulin akan disambungkan ke plasmid DNA Escherichia coli, dengan bantuan
enzim ligase (penyambung)
4. Hasil penyambungan ini akan ditanamkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli

Bakteri dibiakkan dalam medium khusus. Karena bakteri telah memiliki gen penghasil insulin, maka
akan meproduksiTumbuhan transgenik

Tumbuhan yang dalam selnya disisipkan gen yang membuat tumbuhan ini resisten terhadap penyakit
tertentu. Misalnya tembakau yang kebal terhadap penyakit TMV (Tobacco Mosaic Virus)

Terapi Gen

Gen dari tubuh yang sehat disisipkan ke dalam sel tubuh makhluk yang sakit. Misalnya pada
pengobatan enfisema.

Antibodi Monoklonal
Antibodi Monoklonal adalah antibodi sel gabungan yang diproduksi sel gabungan tipe tunggal yang
mampu melawan penyakit kanker. Pada teknologi antibodi monoklonal, sel tumor dapat digabungkan dengan
sel mamalia yang memproduksi antibodi. Hasil penggabungan sel ini adalah hibridoma, yang akan terus
memproduksi antibodi. Antibodi monoklonal menyerang sel tumor

Bakteri yang menangani limbah

Contoh bakteri yang menangani limbah adalah:

1. Bakteri metanogen adalah bakteri yang mencerna senyawa organik limbah (mengandung
hidrokarbon), misalnya bakteri Pseudomonas untuk limbah minyak.
2. Bakteri kemolitotrof adalah bakteri yang mencerna senyawa logam berat.

a. Pengertian Kloning Tumbuhan


Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik
untuk mengisolasi sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut
pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik, sehingga
bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
sempurna kembali.
Secara singkat kloning pada sel tumbuhan (baik dari akar, batang, dan daun) bisa
dilakukan dengan cara memotong organ tumbuhan yang diinginkan. Lalu kita mencari
eksplan, mengambil selnya dan memindahkan ke media berisi nutrisi agar cepat tumbuh.
Eksplan ini akan menggumpal menjadi gumpalan yang bernama kalus. Kalus adalah cikal
bakal akar, batang, dan daun. Kalus kemudian ditanam di media tanah dan akan menjadi
sebuah tanaman baru.
b. Sejarah Kloning Tumbuhan
Sejarah perkembangan teknik kultur jaringan dimulai pada tahun 1838 ketika
Schwann dan Schleiden mengemukakan teori totipotensi yang menyatakan bahwa sel-sel
bersifat otonom, dan pada prinsipnya mampu beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Teori
yang dikemukakan ini merupakan dasar dari spekulasi Haberlandt pada awal abad ke-20 yang
menyatakan bahwa jaringan tanaman dapat diisolasi dan dikultur dan berkembang menjadi
tanaman normal dengan melakukan manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan nutrisinya.
Walaupun usaha Haberlandt menerapakan teknik kultur jaringan tanaman pada tahun 1902
mengalami kegagalan, namun antara tahun 1907-1909 Harrison, Burrows, dan Carrel berhasil
mengkulturkan jaringan hewan dan manusia secara in vitro.
Keberhasilan aplikasi teknik kultur jaringan sebagai sarana perbanyakan tanaman
secara vegetatif pertama kali dilaporkan oleh White pada tahun 1934, yakni melalui kultur
akar tomat. Selanjutnya pada tahun 1939, Gautheret, Nobecourt, dan white berhasil
menumbuhkan kalus tembakau dan wortel secara in vitro. Setelah Perang Dunia II,
perkembangan teknik kultur jaringan sangat cepat, dan menghasilkan berbagai penelitian
yang memiliki arti penting bagi dunia pertanian, kehutanan, dan hortikultura yang telah
dipublikasikan.
Pada awalnya, perkembangan teknik kultur jaringan tanaman berada di belakang
teknik kultur jaringan manusia. Hal itu disebabkan lambatnya penemuan hormon tanaman
(zat pengatur tumbuh). Ditemukakannya auksin IAA pada tahun 1934 oleh Kögl dan Haagen-
Smith telah membuka peluang yang besar bagi kemajuan kultur jaringan tanaman. Kemajuan
ini semakain pesat setelah ditemukannya kinetin (suatu sitokinin) pada tahun 1955 oleh
Miller dan koleganya. Pada tahun1957, Skoog dan Miller mempublikasikan suatu tulisan
”kunci” yang menyatakan bahwa interaksi kuantitatif antara auksin dan sitokinin berpengaruh
menentukan tipe pertumbuhan dan peristiwa morfogenetik di dalam tanaman. Penelitian
kedua ilmuwan tersebut pada tanaman tembakau mengungkapkan bahwa rasio yang tinggi
antara auksin terhadap sitokinin akan menginduksi morfogenesis akar, sedangkan rasio yang
rendah akan menginduksi morfogenesis pucuk. Namun pola yang demikian ternyata tidak
berlaku secara universal untuk semua spesis tanaman.
Ditemukannya prosedur perbanyakan secara in vitro pada tanaman anggrek
Cymbidium 1960 oleh Morel, serta diformulasikannya komposisi medium dengan konsentrasi
garam mineral yang tinggi oleh Murashige dan Skoog pada tahun 1962, semakin merangsang
perkembangan aplikasi teknik kultur jaringan pada berbagai spesies tanaman. Perkembangan
yang pesat pertama kali dimulai di Perancis dan Amerika, kemudian teknik inipun di
kembangkan di banyak negara, termasuk Indonesia, dengan prioritas aplikasi pada sejumlah
tanaman yang memiliki arti penting bagi masing-masing negara.
Meningkatnya penelitian kultur jaringan dalam dua dekade terakhir telah memberi
sumbangan yang sangat besar bagi ahli pertanian, pemuliaan tanaman, botani, biologi
molekuler, biokimia penyakit tanaman, dan sebagainya. Karena kultur jaringan telah
mencapai konsekuensi praktis yang demikian jauh di bidang pertanian, pemuliaan tanaman
dan sebagainya maka dapat dipastikan junlah penelitian dan aplikasi teknik ini akan terus
meningkat pada masa-masa mendatang. Pierik (1997) mengemukakan sejumlah peristiwa
penting dalam sejarah perkembangan kultur jaringan hingga dekade 1980 an sebagai berikut:
 1892 Ditemukan fenomena sintesis senyawa-senyawa pembentuk organ yang didistribusikan
secara polar di dalam tanaman.
 1902 Usaha perrtama aplikasi kultur jaringan tanaman.
 1904 Usaha pertama aplikasi kuktur embrio sejumlah tanaman Cruciferae
 1909 Fusi protoplas tanaman, namun produk yang dihasilkan mengalami kegagalan untuk
hidup.
 1922 Perkecambahan in vitro biji anggrek secara asimbiosis.
 1922 Kultur in vitro ujung akar
 1925 Aplikasi kultur embrio pada tanaman Linum hasil silang antar spesies
 1929 Kultur embrio Linum untuk menghindari inkompatibilitas persilangan
 1934 Kultur in vitro jaringan kambium dari sejumlah tanaman pohon dan perdu mengalami
kegagalan karena tidak adanya ketrelibatan auksin
 1934 Keberhasilan kultur akar tanaman tomat.
 1936 Kultur embrio sejumlah tanaman Gymnospermae
 1939 Keberhasilan menumbuhkan kultur kalus secara kontinu
 1940 Kultur in vitro jaringan kambium dari tanaman Ulmus untuk mempelajari pembantukan
tunas adventif
 1941 Air kelapa (Yang mengandung faktor pembelahan sel) untuk pertama kalinya
digunakan pada kultur embrio tanaman Datura
 1941 Kultur in vitro jaringan tumor crown-gall
 1944 Untuk pertama kalinya kultur in vitro tembakau digunakan pada penelitian
pembantukan tunas adventif
 1945 Budi daya potongan tunas tanaman Asparagus secara in vitro
 1946 Untuk pertama kalinya diperoleh tanaman Lupinus dan Tropaelum dari kultur pucuk
 1948 Pembentukan akar dan tunas adventif tanaman tembakau ditentukan oleh rasio auksin
: adenin
 1950 Regenerasi organ tanaman dari jaringan kalus Sequoia sempervirens.
 1952 Aplikasi sambung mikro (micrografiting) untuk pertama kalinya
 1953 Produksi kalus haploid tanaman Ginkgo biloba dari kultur serbuk sari
 1954 Pengkajian terhadap perubahan-perubahan kariologi dan sifat-sifat kromosom pada
kultur endosperm tanaman jagung
 1955 Penemuan kinetin, yaitu suatu hormon perangsang pembelahan sel.
 1956 Realisasi pertumbuhan kultur di dalam sistem multiliter untuk menghasilkan
metabolit sekunder.
 1957 Ditemukannya pengaturan pembentukan organ (akar dan pucuk) dengan mengubah
rasio antara auksin dan sitokinin
 1958 Regenerasi embrio somatik secara in vitro dari jaringan nuselus tanaman Citrus
ovules
 1958 Regenerasi proembrio dari massa kalus dan suspensi sel tanaman wortel
 1959 Publikasi buku pegangan mengenai kultur jaringan tanaman untuk pertama kali
 1960 Keberhasilan pembuahan in vitro pada Papaver rhoeas untuk pertama kalinya
 1960 Degradasi dinding sel secara enzimatik untuk memperoleh protoplas dalam jumlah
besar.
 1960 Perbanyakan vegetatif tanaman anggrek melalui kultur meristem
 1960 Filtrasi suspensi sel dan isolasi sel tunggal
 1962 Pengembangan medium dasar Murashige dan Skoog (MS)
 1964 Produksi tanaman Datura haploid dari kultur serbuk sari untuk pertama kalinya
 1964 Regenerasi tunas dan akar pada jaringan kalus tanaman Populus tremuloides
 1965 Induksi pembungaan secara in vitro pada tanaman tembakau
 1965 Diferensiasi tanaman tembakau dari isolasi sel tunggal pada kultur mikro
 1967 Induksi pembentukan bunga pada Lunaria annua dengan vernalisasi secara in vitro
 1967 Produksi tanaman haploid dari kuktur serbuk sari tanaman tembakau (Nicotiana
tabacum).
 1969 Analisis kariologi tanaman yang diregenerasikan dari kultur kalus tembakau.
 1969 Keberhasilan isolasi protoplas dari kultur suspensi Haplopappus gracilis untuk
pertama kalinya
 1970 Seleksi mutan biokimia secara in vitro
 1970 Pemanfaatan kultur embrio untuk menghasilkan barley monoploid
 1970 Keberhasilan peleburan protoplas untuk pertama kalinya
 1971 Keberhasilan regenerasi tanaman dari kultur protoplas untuk pertama kalinya.
 1972 Hibridisasi antarspesies melalui peleburan protoplas pada dua spesies Nicotiana
 1973 Sitokinin diketahui mampu memecahkan dormansi pada eksplan jaringan kapitulum
tanaman Gerbera
 1974 Induksi percabangan aksilar oleh sitokinin pada eksplan tunas tanaman Gerbera.
 1974 Regenerasi Petunia hybrida haploid dari kultur protoplas.
 1974 Diketahui bahwa peleburan protoplas haploid dapat dilakukan sehingga mendukung
hibridisasi
 1974 Biotransformasi pada kultur jaringan tanaman
 1974 Penemuan Ti-plasmid pada Agrobacterium sebagai senyawa penginduksi
pembentukan tumor
 1975 Seleksi positif terhadap kultur kalus tanaman jagung yang resisten terhadap
Helminthosporium maydis.
 1976 Inisiasi pucuk dari eksplan tunas tanaman anyelir yang berasal dari penyimpanan
pada suhu rendah (kreopreservasi).
 1976 Hibridisasi antarspesies melalui peleburan protoplas pada tanaman Petunia hybrida
dan P. Parodii.
 1976 Sintesis dan perombakan oktopin dan nopalin diketahui dikontrol secara genetis oleh
Ti-plasmid Agrobacterium tumefaciens.
 1977 Keberhasilan integrasi DNA Ti-plasmid dari Agrobacterium tumefaciens pada
tanaman
 1978 Hibridisasi somatik tomat dan kentang
 1979 Pengembangan prosedur co-cultivation untuk teransformasi protoplas tanaman
dengan Agrobacterium
 1980 Pemanfaatan sel untuk biotransformasi digitoksin menjadidigoksin
 1981 Pengenalan istilah variasi somaklon atau keragaman somaklon
 1981 Isolasi auksotrop melalui skrining berskala besar terhadap koloni sel yang diperoleh
dari protoplas haploid tanaman Nicotiana plumbaginifolia dengan perlakuan mutagen.
 1982 Protoplas dapat bergabung dengan DNA telanjang sehingga memungkinkan untuk
dilakukannya transformasi dengan isolasi DNA.
 1983 Hibidisasi sitoplasma antargenus pada tanaman bit dan Brassica napus
 1984 Transformasi sel tanaman dengan DNA plasmid
 1985 Infeksi dan transformasi potongan daun dengan Agrobacterium tumefaciens dan
regenerasi tanaman yang mengalami transformasi

Sejak tahun 1980-an sampai sekarang, teknik kultur jaringan tanaman sudah
berkembang sangat pesat di seluruh penjuru dunia sehingga sulit untuk dipantau. Terlebih
lagi, banyak terobosan yang memiliki nilai komersial tinggi yang diciptakan oleh institusi-
institusi riset pada berbagai perusahaan besar yang tidak dipublikasikan. Pemanfaatan yang
nyata dari teknik tersebut, disamping untuk perbanyakan tanaman, juga di bidang rekayasa
genetika (genetic engineering) untuk perbaikan mutu genetika tanaman pertanian. Sudah
banyak varietas, bahkan spesies baru yang diciptakan melalui teknik fusi protoplas. Demikian
pula dengan aplikasi teknik tersebut pada eliminasi penyakit, terutama penyakit virus dan
produksi metabolit sekunder dengan bantuan Agrobacterium sudah menjadi teknik yang rutin
dilakukan oleh para pakar di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Hanya saja aplikasi
teknik kultur jaringan untuk pelestarian plasma nutfah tampaknya masih harus menempuh
perjalanan panjang untuk sampai pada sasaran yang diharapkan.

c. Proses Kloning Tumbuhan


Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah :

1. Pembuatan media
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas
dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan
dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan
dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu
dikulturkan secara in-vitro.
Teknik kuljar secara in vitro, beberapa syarat sesuai dengan prinsip dasar kuljar yang
harus diketahui antara lain :
 Memilih eksplan yang baik

 Untuk mendapatkan eksplan yang baik dan mudah tumbuh, dipilih bagian organ yang masih
bersifat meristematik

 Penggunaan medium yang cocok. Media yang biasa digunakan untuk pembuatan kuljar
murni adalah PDA.

 Keadaan yang aseptik. Keadaan yang aseptik ini meliputi sterilisasi eksplan, media, alat-alat,
ruang steril dan ruang kultur (entkas / tempat khusus untuk menanam eksplan ke dalam
medium).

 Pengaturan udara yang baik

2. Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata
pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta
untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup

Teknik Perbanyakan Anggrek Dengan Kloning


Previous Next

Tips Menarik

Desember 28 2015

Post By Tim Artikel 0 Comment

KLONING ANGGREK- Kloning merupakan teknik pembiakkan vegetatif untuk


mendapatkan klon. Klon dapat didefinisikan sebagai populasi yang mempunyai sifat
morfogenesis dan genetik yang sama. Dengan teknik ini dapat dihasilkan tanaman yang sama
dalam jumlah yang besar dalam waktu relatif singkat. Kloning pada anggrek dapat dilakukan
dengan menggunakan meristem, mata tunas , pucuk maupun cabang aksiler berupa ruas
batang, misalnya keiki pada anggrek Dendrobium.

Teknik kloning anggrek merupakan suatu teknik perbanyakan anggrek dengan memanfaatkan
kalus sebagai sarana perbanyakan bibit anggrek.
Bagaimana langkah-langkah melakukan kloning terhadap anggrek?
1.Eksplan anggrek dimasukkan ke dalam media cair yang dikocok dengan menggunakan alat
pengocok, dan diberi komposisi media yang diberi hormon agar pertumbuhannya kearah
pertumbuhan kalus dengan cepat maka eksplan tersebut akan berkembangbiang membentuk
kalus (sekumpulan sel yang tidak terorganisir) sekumpulan sel tersebut akan berbentuk
sekumpulan sel-sel yang berbentuk butiran di dalam larutan cair.

2.Setelah butiran sel di dalam media tersebut penuh maka beberapa butiran sel tersebut
dipindahkan pada media baru. Sehingga dalam waktu yang singkat kita akan memiliki butiran
sel dalam media cair yang cukup banyak.

3.Butiran sel tersebut kemudian dipindahkan ke media kultur padat yang diberi hormon
pertumbuhan tunas / pucuk maka sel kalus tersebut akan membentuk embrio yang sering
disebut dengan istilah embrio somatik (embrio yang berasal dari sel somatik) dan pada
akhirnya akan tumbuh menjadi tunas anggrek.
Dengan teknik ini maka kecepatan perbanyakannya jauh lebih cepat bila dibandingkan
dengan teknik multiplikasi biasa. InsyaAllah.

Untuk pemesanan Anggrek Dendrobium kloning (stok terbatas) bisa hub:


call/SMS: 081333841661
BBM: 7FAF232A

Tags kloning anggrek

Related Posts

Kloning adalah penggunaan sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu atau
lebih individu dengan materi genetik yang sama atau identik. Kloning ditemukan pada tahun
1997 oleh Dr. Ian Willmut seorang ilmuan Skotlandia dengan menjadikan sebuah sel telur
domba yang telah direkayasa menjadi seekor domba tanpa ayah atau tanpa perkawinan.
Domba hasil rekayasa ilmuan Skotlandia tersebut diberi nama Dolly.

Cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai berikut :

 Mengambil sel telur yang ada dalam ovarium domba betina, dan mengambil kelenjar
mamae dari domba betina lain.
 Mengeluarkan nukleus sel telur yang haploid.
 Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi.
 Sel telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor sel telur).
 Sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba,
kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning.

Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif karena
sel telur tidak dibuahi oleh sperma.

Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di
dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang
nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan
dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa.
Kloning akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan
menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang
menumbuhkan telur dari sperma.

Contoh Kloning

1. Kloning pada Tumbuhan


Kloning dapat dilakukan dari sel-sel tumbuhan, baik dari akar, batang, dan daun. Sel-sel yang
dibuat kloning bisa ditempatkan pada media yang sesuai dapat ditumbuhkan menjadi individu
baru yang sempurna. Prosesnya adalah memotong organ tumbuhan yang diinginkan. Lalu
kita mencari kultur jaringan (eksplan), mengambil selnya dan memindahkan ke media berisi
nutrisi agar cepat tumbuh. Eksplan ini akan menggumpal menjadi gumpalan yang bernama
kalus. Kalus adalah cikal bakal akar, batang, dan daun. Kalus kemudian ditanam di media
tanah dan akan menjadi sebuah tanaman baru.

2. Kloning pada Katak


Penelitian untuk kloning pada katak pertama kali dilakukan oleh John Gordon tahun 1970.
Teknik ini dilakukan dengan mengambil sel telur katak yang belum dibuahi dan
menghancurkan nukleusnya dengan radiasi. Selanjutnya inti sel telur itu diganti dengan inti
sel yang berasal dari sel tubuh. Dalam percobaan, inti sel diambil dari nukleus sel usus katak
betina sejenis, maka akan terbentuk individu baru. Zigot ini nantinya dipelihara dalam
medium pembiakan, yakni katak betina.

3. Kloning pada Tikus


Percobaan ini dilakukan dengan mengambil sel telur tikus betina setelah hewan itu kawin.
Lalu inti sel telur atau inti sel spermatozoid dikeluarkan salah satunya sebelum bergabung.
Maka sel telur sekarang hanya akan mempunyai satu inti saja, inti sel telur atau inti sel
sperma. Kromosom kemudian akan dirangsang sehingga akan membelah. Sel telur akan
memiliki sel kromosom lengkap yang semuanya berasal dari salah satu induk. Setelah itu
embrio akan tumbuh dan ditanamkan pada rahim tikus betina.
4. Kloning pada Domba
Kloning pada domba dilakukan dengan mempersiapkan sel telur dari domba yang telah
diambil intinya. Kemudian sel telur kosong ini disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ
tubuh. Dalam percobaan Ian Wilmut dan Keith Campbell yang melahirkan Dolly tahun 1996,
mereka menggunakan sel dari kelenjar mamae (kelenjar susu) domba. Sel mamae dan sel
telur kosong lalu didifusikan. Sel yang terfusi nantinya akan meng-gandakan diri atau
membelah. Setelah itu embrio ditanamkan di dalam rahim domba lain sebagai ibu angkat.
Embrio akan tumbuh dan berkembang secara normal. [Cb]
Bagikan ke :
Facebook Twitter Google+

DAFTAR PUSTAKA :

http://www.cabangbiologi.net/2016/07/pengertian-kloning-dan-contoh-kloning.html

http://wulanpurnma.blogspot.co.id/2012/08/rekayasa-genetika.html

http://www.biologi-sel.com/2013/05/rekayasa-genetika.html

Anda mungkin juga menyukai