Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Perkembangan Masa Prenatal

Periode prenatal/masa sebelum lahir adalah periode awal


perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika indung
telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu
kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9
bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Di lihat dari segi
waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia
yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi
perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu (Ani Endriani, 2011).

Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya,


baik fisik maupun psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini
merupakan periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan,
banyak yang percaya bahwa masa anak-anak lebih berbahaya tetapi jelas
bahwa periode ini merupakan masa di mana bahaya-bahaya lingkungan atau
bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan
selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan (Ani Endriani,
2011).

2.2. Tahapan Perkembangan pada masa prenatal

Tahap Perkembangan pada masa prenatal berlangsung kira-kira 266


hari, mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kelahiran. Perkembangan
prenatal di bagi 3 tahap yaitu germinal, embrionik dan fetal.
1. Tahap Germinal
Tahap germinal, yang sering disebut juga periode zigot, ovum atau
periode nuthfah yang secara harfiah berarti setetes cairan. Periode
germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan yakni
sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur
(ovum) perempuan, yang dinamakan “pembuahan” (fertilization). Saat itu
sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan
menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian
membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil
yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3hari, blastokis mengandung sekitar
60 sel. Blastokis yang berisikan cairan dengan cepat mengalami sejumlah
perubahan penting.
2. Tahap Embrio
Tahap yang kedua dari periode pranatal disebut tahap embrio, yang
dalam psikologi islam disebut tahap alaqah, yang secara harfiah berarti
sesuatu yang menempel atau melekat pada rahim. Tahap embrio ini
dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan yang ditandai
dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-
sistem fisiologis. Periode ini saat balstokis pada dinding rahim. Massa sel
sekarang disebut embrio dan tiga lapisan sel terbentuk. Endoderm embrio
adalah lapisan sel dalam yang akan berkembang menjadi sistem
pencernaan dan pernapasan. Ekstoderm adalah lapisan terluar yang akan
menajdi sitem saraf, reseptor sensori (misalnya telinga, hidung dan
mata)dan bagian kulit (misalnya rambut dan kuku). Ensoderm adalah
lapisan tengah yang akan menjadi sistem sikulasi darah, otot, tulang,
sistem pembuangan dan sistem reproduksi. Setiap bagian tubuh akhirnya
berkembang dengan tiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan
bagian dalam tubuh, mesodrem utmanya menghasilkan bagian-bagian
yang mengelilingi daerah eksternal dan ektoderm baisanya menghasilkan
bagian-bagian prmukaan.
3. Tahap Janin
Periode ketiga dari perkembangan masa pranatal disebut sebagai
periode fetus atau janin yang dalam psikologi islam disebut periode
mudhighah, yang secara harfiah berarti sepotong daging yang telah di
kunyah. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah
sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembangan menjadi sel-sel tulang.
Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru yang disebut janin.
Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional
mulai terlihat. Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu
genap berumur 4 bulan yaitu ketika janin telah terbentuk sebagai manusia,
maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Selain itu, juga ditentukan hukum-
hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah yang berhubungan
dengan tingkah laku. Dengan ditiupkan ruh oleh Allah ke dalam jaini
tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan
gerakan-gerakan janinnya. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia
semakin terlihat.
Ada tahapan yang terkait dengan perkembangan prenatal secara
proses biologi, proses kognitif, afektif dan proses sosioemosionalnya
antara lain :
a. Tahap perkembangan secara proses biologisnya dari pertumbuhan
prenatal
Tabel 1. Pertumbuhan fetal pada trimester pertama (3 bulan awal)

Pertumbuhan hingga 4 8 minggu 12 minggu


minggu
a. Pertumbuhan kurang a. Panjangnya kurang a. Panjangnya sekitar 3
dari 1/10 inci. dari 1 inci. inci dan beratnya
b. Awal perkembangan b. Wajah sudah
sekitar 1 Ons.
susunan tulang belakang, berbentuk dengan b. Dapat menggerakkan
system syaraf, usus, mata, telinga, mulut, lengan, kaki, jari
jantung, dan paru paru. dan pucuk gigi yang tangan, dan jari kaki.
c. Kantung amniotis c. Sidik jari muncul.
belum sempurna.
d. Dapat tersenyum,
membungkus lapisan
Lengan dan kaki
memberengut,
dasar seluruh tubuh.
bergerak. Otak mulai
d. Disebut “telur” mengisap, dan
membentuk.
(ovum) menelan.
c. Denyut jantung janin
e. Jenis kelamin dapat
dapat dideteksi dengan
dibedakan.
ultrasound. f. Dapat kencing.
d. Disebut “embrio” g. Disebut “fetus” (janin)
Tabel 2. Pertumbuhan fetal pada trimester kedua (3 bulan tengah)
16 minggu 20 minggu 24 minggu
Panjangnya sekitar 5,5 Panjangnya 10-12 inci Panjangnya 11-14 inci
inci dan beratnya 4 ons. dan beratnya 0,5-1 pon. dan beratnya 1-1,5 pon.
Denyut jantung kuat. Denyut jantung dapat Kulit mengkerut dan
Kulit tipis, tembus
didengar dengan stetoskoptertutup dengan lapisan
pandang.
biasa. pelindung (vernix caseosa).
Rambut halus (lanugo)
Menghisap ibu jari. Mata sudah terbuka.
menutup tubuh. Tersedak Meconium berkumpul di
Kuku jari tangan dan Rambut, bulu mata,
dalam usus besar.
kuku jari kaki sudahalis mata muncul. Mampu memegang
berbentuk. dengan kuat.
Gerakan-gerakan
terkoordinasi, dapat
berguling di dalam cairan
amniotis.

Tabel 3. Pertumbuhan fetal pada trimester ketiga (3 bulan akhir)

28 minggu 32 minggu 36-38 minggu


a. Panjangnya 14-17 inci dan a. Panjangnya 16,5-18 a. Panjangnya 19 inci
beratnya 2,5-3 ons. inci dan beratnya 4-5 dan beratnya 6 pon.
b. Bertambahnya lemak b. Kulit kurang
pon.
tubuh. b. Memiliki periode tidur mengkerut
c. Sangat aktif. c. Vernix caseosa tipis.
dan bangun.
d. Gerakan pernafasan yang
c. Berada dalam posisi Lanugo umumnya
belum sempurna muncul.
lahir. hilang.
d. Tulang kepala lembut d. Kurang aktif.
e. Memperoleh
dan lentur.
e. Zat besi disimpan di kekebalan dari ibu.
dalam hati.
b. Tahap perkembangan secara proses kognitifnya.

Salah satu teori perkembangan kognitif (Piaget) menyatakan bahwa


pertumbuhan intelektual secara biologis ditentukan dan diatur oleh dua proses
yaitu: adaptasi yang mencakup penyesuaian kognitif terhadap lingkungan
(asimilasi dan akomodasi), dan organisasi yang mencakup peningkatan kompleks
dan representasi mental yang berintegrasi.

c. Tahap perkembangan secara proses akfektif.

Pada tahap afektif, janin yang berusia 5 bulan didalam kandungan sudah
bisa menggerakkan kakinya seperti menendang-nendang perutnya. Dan janin yang
berusia 7 bulan sudah bisa berubah posisi.

d. Tahap perkembangan secara proses sosioemosional.

Pada tahap sosioemosional, janin yang berusia 4 bulan didalam kandungan


sudah bisa merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya.

2.3. Karakteristik Masa Prakelahiran (Prenatal)

Meskipun relatif singkat, periode prenatal mempunyai karakteristik


penting, masing-masing karakteristik mempunyai akibat yang lambat pada
perkembangan selama rentang kehidupan. Ciri-cirinya yaitu:
a. Pada masa ini sifat bawaan yang berfungsi sebagai dasar bagi
perkembangan selanjutnya diturunkan sekali untuk selamanya.
b. Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang
perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat
menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola
perkembangan yang akan datang.
c. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat
pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan
mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama
periode prenatal dibandingkan pada periode- periode lain dalam seluruh
kehidupan individu.

2.4. Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa prenatal

a. Kesehatan Ibu
Penyakit yang diderita oleh ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan
masa pranatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis seperti, kencing manis,
TBC, penyakit kelamin, dan sebagainya. Itu dapat mengakibatkan lahirnya bayi-
bayi yang cacat. Demikian pula bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan
disertai dengan gangguan-gangguan kesehatan pada ibu, seperti influensa,
gondok, cacar, dapat merusak perkembangan janin.
b. Gizi Ibu
lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa pranatal adalah gizi
ibu. Hal ini terjadi karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada
gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab itu makanan ibu-ibu
yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan
karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu
yang kekurangan gizi cenderung cacat.
c. Pemakaian bahan-bahan kimia oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam
peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan
janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada
fisik maupun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin yang disebut metabolite.
Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan di dalam rahim ibu
yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
1) Pemakaian obat-obatan penenang seperti softenon atau thalidomid dapat
mengakibatkan cacat berat. Penelitian antara tahun 1959 –1962
menemukan bahwa cacat yang disebabkan thalidomid terjadi antara hari ke
34 dan ke 50, jadi antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan.
Usaha-usaha pengguguran kandungan dengan menggunakan obat-obatan
yang lain pada usia kehamilan awal dapat menyebabkan gangguan-
gangguan perkembangan.
2) Alkohol
Konsumsi minuman keras yang tinggi oleh wanita hamil dapat merusak
pada keturunan. U.S. Surgeon General menyarankan jangan ada alkohol
yang dikonsumsi selama kehamilan, karena dapat meningkatkan resiko
keguguran.
3) Nikotin
Menghisap rokok bagi wanita hamil dapat mempengaruhi perkembangan
prakelahiran, kelahiran dan pascakelahiran secara negatif. Kelahiran
sebelum waktunya dan berat badan saat lahir rendah, kematian janin / bayi
yang baru lahir, dan masalah pernafasan.
4) Kokain
Kontak dengan kokain selama perkembangan prakelahiran dihubungkan
dengan berat dan panjang badan lahir yang menurun serta lingkar kepala
yang mengecil.
5) Mariyuana tidak ada penelitian luas mengenai penggunaan mariyuana oleh
wanita hamil namun sebagai contoh kontak dengan mariyuana
prakelahiran berhubungan dengan kesulitan belajar pada usia 11 tahun.
6) Heroin apabila si ibu kecanduan heroin akan menunjukkan beberapa
kesulitan perilaku (tremor, iritabilitas, tangis yang tidak wajar, tidur
terganggu,dan kontrol motorik yang rusak.

d. Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu


Keadaan emosinal ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan masa pranatal. Hal ini terjadi karena ketika seorang ibu
hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,
maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan
sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan
terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan
membuat janin kekurangan udara. Dan ini mengakibatkan kelahiran bayi yang
abnormal.
e. Keguguran dan aborsi
1) Abortus spontan
Terjadi ketika kehamilan berakhir sebelum organisme yang sedang
berkembang cukup matang untuk bertahan hidup diluar kandungan.
Penyebab : abnormalitas sistem reproduksi, infeksi virus atau bakteri, trauma
berat.
2) Aborsi
Mengakhiri kehamilan secara sengaja yaitu suatu permasalahan yang
kompleks baik secara medis, psikologis, sosial dan hukum.
Penyebab :korban pemerkosaan, incest, kemiskinan, ingin meneruskan
pendidikan, dll.

2.5. Masalah pada Masa Prenatal

a. Mola hidatidosa

Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan


trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi
dan perubahan hidropik (Mansjoer, 1999). Belum diketahui pasti etiologi, ada
yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan, dan genetik. Yang paling
cocok ialah teori Acosta sison, yaitu defisiensi protein.

Faktor ovum, imunoselektif dari tropoblas, sosial-ekonomi yang rendah,


paritas tinggi, keurangan protein, infeksi virus, faktor kromosom yang belum jelas
menyebabkan chorionic vili berganda.

Sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan


jernih. Biasanya tidak ada janin. Secara histopatologik kadang-kadang ditemukan
jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. Suatu agonesis yang
lengkap/degenerasi dini dari sistem vaskularisasi buah kehamilan pada kehamilan
minggu ke III – V.

Sirkulasi yang terus menerus tanpa adanya fetus menyebabkan sel trofoblas
memproduksi hormon. Cairan ini dapat berupa gelembung yang dapat sebesar
butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi
kavum uteri.
Stroma vili dan kelembaban, terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan
stroma, adanya proliferasi dari trofoblast. Pada pemeriksaan kromosom poliploidi
dan hampir pada semua kasus mola susunan sex kromatin adalah wanita.

Pada mola hidatidosa ovarium dapat mengandung kista lutein kadang-kadang


hanya ada satu ovarium, kadang-kadang pada keduanya. Kista ini berdinding tipis
dan berisikan cairan kekuning-kuningan dan dapat mencapai ukuran tinju/kepala
bayi. Kista lutein terjadi karena perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin
chorion yang tinggi. Kista akan menghilang dengan sendirinya setelah mola
dilahirkan (Mansjoer, 1999 : 266 dan Mochtar, 1998 : 239).

b. Emesis Gravidarum

Salah satu jenis adaptasi maternal dapat terjadi pada sistem gastroisntestinal
dengan gejala kehilangan selera makan, pengurangan sekresi intestinal, gangguan
fungsi liver, absorbsi nutrisi terganggu. Pada awal kehamilan, beberapa wanita
mengalami mual-mual yang disertai dengan atau tanpa muntah-muntah (morning
sickness) yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar HCG serta gangguan
metabolism karbohidrat. (Saswita dkk, 2011).

Mual dan muntah atau morning sickness dapat juga disebut sebagai emesis
gravidarum. Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada
yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala biasanya terjadi enam
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10
minggu. (Winkjosastro dan Wospodo, 2007). muntah yang terjadi terus menerus
akan menyebabkan satu robekan atau lebih pada esophagus maupun lambung
yang biasa disebut dengan Syndrom Mallory Weiss. Robekan pada organ tubuh ini
dapat menimbulkan rasa nyeri bahkan perdarahan yang dapat membahayakan
keselamatan ibu dan janin. (Saswita dkk, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

John W. Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

Agustina, Nora. 2018. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta. DeePublish

Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis obstetri. Edisi 2. Jakarta : EGC.


Mansjoer, A., et.al. (1999). Kapita selekta kedokteran. Edisi III. Cetakan 2. Jakarta
: Media Aesculapius.

Saswita dkk, 2011, Efektifitas Minuman Jahe dalam Mengurangi Emesis


Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1
<http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/download/634/627>

Winkjosastro dan Wospodo, 2007, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai