Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
REKOMBINASI
Disusun oleh:
Kelompok 11 / Offering A
1. Dliya Amaliya (160341606104)
2. Lailatul Safitri (160341606065)
Pada peristiwa Rekombinasi terdapat dua DNA yang terlibat yang merupakan
molekul-molekul berbed yang mempunyai suatu daerah homolog, pada daerah homolog itu
urut-urutann nukleotida sma atau sekurang-kurangnya sangat mirip. Molekul-molekul itu
berjajar berdampingan, serta berinteraksi melalui pertukaran bagian-bagian polinukleotida
yang identik. Pertukaran bagian-bagian itu dikatalisir oleh enzim endonukleease serta
dibantu oleh pergeseran unting yang berakibat terbentuknya suatu percabangan pindah
silang. Di lain pihak terbentuknya percabangan pindah silang itu menimbulkan suatu
heteroduplex; dan heteroduplex itu polinukletida yang terputus dibagi di antara ke dua helix
ganda. Celah atau bagian yang terputus itu ditutup oleh enzim ligase DNA, dan selanjutnya
unting-unting ditukar melalui migrasi cabang; titik pindah silang bermigrasi sepanjang
kedua molekul.
Pembentukan Struktur Holliday pada Makhluk Hidup Eukariotik
Gambar 7.3 Model Meselson-Redding yang menjelaskan pertukaran unting asimetrik yang
menuju kepada terbentuknya struktur Holliday.
Gabar 7.4 Model pemutusan unting
ganda dan perbaikannya yang
menjelaskan pertukaran unting
asimetrik yang meunju kepada
terbentuknya struktur Holliday.
Pada model Meselson-Radding, rekombinasi diawali hanya oleh satu pemutusan unting
pada salah satu pihak dalam suatu pertukaran. Sintesis DNA dalam rangka perbaikan
menggunakan celah hasil pemutusan sebagi suatu primer. Sintesi DNA dalam rangka perbaikan
itu mengganti suatu unting tunggal yang menginvasi helix yang lain. Sintesis perbaikkan
bersama pada helix donor serta degradasi unting DNA pada helix resipien menyebabkan
erbentuknya suatu struktur Holliday. Dalam hubungan ini DNA heteroduplex terdapat hanya
pada helix resipien. Dalam hubungan dengan perbaikan perpasangan yang sala, model
meselson-Radding bermanfaaat untuk menjelaskan kebnyakan observasi atas gen conversion
maupun atas segregasi yang menyimpang pada jamur.
Pada model pemutusan unting ganda dan perbaikannya diduga bahwa rekombinasi
diawali oleh pembentukan suatu celah unting ganda. Ujung-ujung pada satu unting tunggal
menginvasi helix yang lain. Sintesis DNA berikutnya dalam rangka perbaikan pada ke dua
helix mengarah ke daerah-daerah DNA heteroduplex yang asimetrik pada helix resipien
maupun mengarah ke perbaikan celah pada helix donor melalui pergantian total dengan acuan
informasi pada helix resipien. Dalam hal ini terbentuklah sepasang strktur Holliday yang
resolusinya dapat menuju ke pasangan yang dapat atau tidak dapat menjadi rekombinasi bagi
penanda samping. Model pemutusan unting ganda dan perbaikannya tidak hanya menjelaskan
sejumlah observasi khas berkenaan dengan rekombinasi pada khamir, tetapi juga observasi
yang dapat dijelaskan dengan baik melalui model Mmeselson-Radding.
BAB 8
Rekombinasi melalui pindah silang yang pertama kali dilansir oleh T. H Morgan dan
secara fisik dibutuktikan pada pembelahan meiosis makhluk hidup seluler eukariotik oleh H.
B. Creighton dan B. Mc. Clintock serta C. Stern, “pindah silang umumnya terjadi selama
meiosis pada semua makhluk hidup berkelamin betina maupun jantan dan antara semua
pasangan kromosom homolog”.
Peristiwa pindah silang sudah jelas diketahui terjadi selama sinapsis dari kromosm-
kromoom homoloh pada zygoten dan pachiten dari profase I meiosis. Pindah silang pada
makhluk hidup yang pembelahan reduksinya berlangsung selama meiosis I. Karena replikasi
kromosom berlangsung selama interfase, maka peristiwa pindah silang itu terjadi pada tahap
tetrad pascareplika pada saat tiap kromosom telah mengganda, sehingga telah terbentuk empat
kromatid untuk tiap pasang kromosom homolog.
Gamabr 8.1 Bagan umum satu alternatif peristiwa pindah silang antara dua kromatid bukan
sesaudara dari suatu pasang kromosom homolog.
Gambar 8.2 Contoh persilangan testcoss (silang uji) pada D. melanogaster yang
memperlihatkan bahwaa pada individu jantan tidak pernah terjadi pindah silang.
Pindah silang pada Makhluk Hidup Eukariotik berlangsung Selama Tahap Tetrad Pasca
Reprikasi
N.crassa memiliki lima sifat yang menjadikannya sangat cocok digunakan dalam
pengkajian tertentuk di bidang genetika. Kelima sifat itu adalah :
1. Meiosis berlangsung setelah fusi kedua inti haploid dari dua tipe kelamin (mating tipe);
fusi tersebut menyebabkan terbentuknya satu inti diploid, sebagaimana peristiwa
fertilisasi pada tumbuhan dan hewan tinggi; meiosis tersebut juga sama kejadiannnya
sebagaimna yang terjadi pada tumbuhan dan hewan tingggi.
2. Ascospora-ascospora (haploid) hasil meiosis tersusun linier di dalam struktur serupa
tabung yang disebut ascus; setiap ascus mengandung empat ascospora hasil dari satu
kejadian meiosis; semua ascospora dalam setiap ascys biasanya dapat dipilah-pilah dan
dikaji;
3. Ascospora-asosprora haploid tumbuh dan berkembanng menghasilkan miselia
multiseluler, yang seluruh selnya tetap haploid (dengan demikian genotip tiap prosuk
meiosis dapat dideteksi tanpa pelaksanaan testcross atau manipulasi genetik lain);
karena miselium bersifat haploid, maka keberadaan alela penanda yang resesif tidak
tertutup oleh alela-alela domnan
4. N. Crassa dapat tumbuh pada suatu medium buatan sederhana yang hanya
mengandung garam-garam anorganik, suatu sumber karbohidrat (biasanya sukrose),
serta senyawa organik lain (vitamin dominan)
5. N. Crassa berbiak secara tak kawin maupun secara kawin; dalam hal ini strain
bergenotip tertentu dapat dipertahankan.
Gambar 8.3 Bagan daur hidup N. Crassa yang memperlihatkan darur reproduksi secara
tak kawin maupun reproduksi secara kawin.
Pemetaan Kromosom
Gambar 8.7 Data persilangan testcross (silang uji ) pada D. melanogaster dari induk
b pr >< ++; simbol ++ di sini sama saja dengan b+ pr+.
Perhitungan frekuensi rekombinan faktor-faktor aibat peristiwa pindah silang
yang melibatkan faktor-faktor (gen) yang terletak pada kromosom 2 D. melanogaster,
perlu diperhatikan bahwa peristiwa pindah silang hanya berlangsung selama meiosis
pada individu betina.
Gambar 8.7 Data persilangan testcross (silang uji) pada Drosophila melanogaster dari
induk y+w >< y w+
Data testcross D. melanogaster yang sipergunakan untuk perhitungan frekuensi
rekobinan faktor-faktor yang terpaut kelamin X. Cara perhitungan frekuensi
rekombinan faktor-faktor yang terpaut kelamin pun sama saja dengan cara sebelumnya
(untuk yang terpaut autosom). Pindah silang hanya berlangsung selama meiosis pada
individu betina. Frekuensi tipe-tipe rekombinan adalah sebesar 0,010 atau 1%. Angka
tersebut diperoleh dari 4/390, dan sama sekali tidak melibatkan frekuensi gabungan
parental dan tipe-tie rekombinan. Keadaan ini terjadi karena genotip untuk faktor (gen)
y tak dapat diketahui, sebagai akibat dari kenyataan bahwa pada testcross ini semua
individu betina memeperolah faktor y+ dari induk jantan.
Data frekuensi adalah jarak relatif anara dua faktor (gen) pada suatu kromosom.
Jarak relatif anatara dua faktor (gen) itulah yang selanjutnya digunakan untuk
memperlihatkan posisi relatif faktor-faktor (gen) pada kromosom itu, dalam arti posisi
salah satu faktor, secra arbitter dipandang sebagai posisi awal atau 0,0. Dengan
demikian bahwa sarana persilangan yanag digunakan adalah minimal yang secara
khusus memperlihatkan dua tanda beda (faktor gen) pada suatu kromosom. Satuan jarak
yang digunakan untuk memerlihatkan posisi faktor satu dengan yang lainnnya pada
suatu kromosom disebut sebagai unit peta (map unit). Satu unit peta setara dengan 1 %
frekuensi rekombinan.
1) Pemetaan Kromosom yang Memanfaatkan Sarana Persilangan Trhibridisasi
Gambar 8.9 Data persilangan testcross (silang uji) pada D. melanogaster dari induk
+++♀>< strain ywn♂ serta hasil perhitungan frekuensi tipe-tipe rekombinan.
Data persilangan testcross memperlihatan delapan kombinasi gamet, seolah-
olah ke tiga faktor (y, w, dan m ) terletak pada kromosom yang berlainan. Akan tetapi
perhitungan frekuensi tipe—tipe rekombinan memperlihatkan gambaran yang jelas
kurang dari 50%. Jelaslah bahwa gambaran frekuensi tipe-tipe rekombinan semacam
itu terjadi karena faktor-faktor itu (y, w, dan m) memang letaknya pada satu kromosom
(dalam kromosom X). Macam-macam tipe rekombinan yang muncul dari persilangan
testcross ini membuktikan bahwa telah terjadi piindah silang paada individu betina
selama meiosis. Dalam hal ini terlihat bahwa pindah silang terjadi antara w, dan m, y
dan w serta antara y dan m. Data tipe-tipe rekombinan hasil persilangan testcross itu
juga memperlihatkan bahwa tipe-tipe rekombinan itu terbentuk sebagai akibat dua
peristiwa pindah silang selama periode meiosis yang sama. Dalam hal ini terbukti
bahwa semua tipe rekombinan tidak dapat terbentuk sendiri-sendiri satu sama lain.
Bukti ini pun mempertegas konsepsi bahwa faktor-faktor gen ini (tiga) tersusun secara
linier.
Gambar 8.10 tiga alternatif urutan faktor-faktor (gen) y, w dan m yang mungkin pada
kromatid kromosom kelamin X D. melanogaster.
Gambar 8.11 Peta parsial kromsom D. melanogaster yang dibuat oleh A. H Sturtevant
dkk. Kromosom I adalah Kromosom kelamin X.
2) Interferensi Genetik
Apabila letak faktor-faktor (gen) tidak terlalu jauh, maka frekuensi rekombinan dapat
dipandang sebagai suatu perkiraan probabilitas bahwa suatu peristiwa rekombinasi (karena
peristiwa pindah silang) akan terjadi antara faktor-faktor itu. Perkiraan ini dapat digunakan
untuk menentukan apakah peristiwa-peristiwa rekombinasi yang terjadi pada suatu kromosom
berdiri sendiri-sendiri satu sama lain. Rekombinasi pada suatu kromosom tersebut, berdiri
sendiri satu sam lain atau ada interferensi. Interferensi (sisingkat I) disini menunjuk kepada
adanya
Gambar 8.12 Persilangan untuk pemetaan gen pada N. Crassa ataupun khamir selama
tenggang siklus hidup haploid.
Rekombinasi Somatik
Pada mamalia ditemukan lima kelas protein antibody atau immunoglobulin (Ig) yaitu Ig A, Ig
D, Ig E, Ig G, dan Ig M. Masing-masing kelompok antibody itu mempunyai rantai H (heavy)
yang berbeda yaitu α, β, ε, γ, dan μ. Rantai L (Light) ataupun H (Heavy) memiliki 2 macam
daerah, daerah konstan (C) (urutan tetap untuk semua antibodi) dan daerah variabel (V) (tapat
pengikatan gen, memiliki urutan yang bervariasi pada tidap antibodi).
Terdapat tiga tipe segmen gen pada DNA garis benih mencit pengkode polipeptida K rantai L,
yaitu:
a. Segmen L-Vk, terdiri dari leader sequence atau L, dan Vk yang bervariasi. Vk mengkode
sebagian besar asam amino daerah variabel rantai L. Rantai L mengkode asam amino
sebagai sinyal sekresi molekul Ig.
b. Segmen Ck pengkode asam amino polipeptida K daerah konstan rantai L.
c. Segmen Jk menghubungkan Vk dan Ck, untuk membentuk suatu gen polipeptida K rantai
L yang fungsional.
Ketiga segmen gen diatas, terdapat pada sel induk B tersebar luas pada kromosom.
Segmen L-Vk tersusun dengan jarak satu sama lain sekitar 7 kb, dan memiliki panjang 400
pasang nukleotida. Segmen Jk memiliki panjang 30 pasang nukleotida, dan memiliki jarak
satu sama lain 20 kb. Jarak segmen Jk dan Ck berukuran 2-4 kb. Pada mencit mengalami 1400
rekombinasi somatik dalam pembentukan daerah variabel rantai K, karena ditemukan 350
segmen gen Ck.
Rekombinasi Mitosis
Pindah silang dapat berlangsung selama mitosis yang ditemukan oleh C. Stem, saat
melakukan persilangan strain Drosophila seperti yellow (y) dan singed (sn). Pada keturunan
betina yang dihasilkan berfenotip wild-type (warna tubuh dan bristle normal) dan betina
dengan tubuh kuning (yellow) dengan bristle pendek keriting; bagian tubuh lain berwarna
coklat normal serta bristle yang normal.
Melalui persilangan tersebut diketahui adanya hasil resiprok dari kejadian pindah silang
selama mitosis hal ini ditunjukkan dengan bercak kembar yang selalu berdekatan.
Pindah silang pada mitosis terjadi pada suatu tahap tetrad meiosis. Pindah silang juga
ditemukan pada kapang Aspergillus. Tahap vegetative bersifat haploid, beberapa sel
melakukan fusi. Hasil fusi berupa sel diploid dan dilanjutkan membelah secara mitosis.
Pada Drosophila tahap diploid pindah silang juga terjadi diantara gen-gen terpaut,
sehingga menghasilkan sel-sel rekombinan.
Rekombinasi juga berlangsung pada plasmid E.coli, hasil pemotongan plasmid Col
E pada tapak restriksi dengan bantuan enzim endonuclease EcoR1. Bentukan angka 8
merupakan perantara rekombinasi yang dikatalisasi oleh protein recA antara molekul
plasmid. Bentukan angka 8 ditemukanpada preparat DNA yang berasal dari sel E.coli yang
memiliki gen recB- atau recC- . Jadi produk dari 2 gen ini baru bekerja setelah protein rec A
bekerja. Gen recB+ dan recC+mengkode dua subunit suatu nuklease yang tergantung ATP.
Nuklease berperan sebagai "resolvase" yang memotong jembatan silang pada struktur
Holliday untuk menyempurnakan proses rekombinasi.
Protein recA juga memegang peran dalam perbaikan DNA, dapat diketahui melalui
radiasi UV maupun agen kimiawi lainnya. Protein recA memiliki aktivitas proteolitik yaitu
memotong sekurang-kurangnya dua macam molekul repressor, salah satunya repressor
lambda, yang menyebabkan induksi profag. Molekul repressor lainnya yaitu produk dari gen
lex A, yang mengatur tingkat ekspresi gen recA maupun sejumlah gen yang terlibat pada
mekanisme perbaikan DNA serta fungsi survival (fungsi SOS). Apabila sel terancam
mengalami kerusakan DNA, maka aktivitas proteolitik protein recA diaktivasi
menghancurkan repressor lex A, mengakibatkan induksi uvr dan induksi gen lainnya yang
membantu pemulihan sel.
Pembentukan maapun pembongkaran struktur Holliday berada dibawah kontrol
genetik, model rekombinan ini juga terdapat pada makhluk suatu ujung dupleks yang bebas.
Aktivitas kedua dari enzim recBC berfungsi membuka lilitan DNA, enzim inilah
yang mendorong adanya rekombinasi pada DNA yang mengandung satu tapak yang disebut
Chi. DNA E. coli mempenyai sekitar 1000 urut-urutan Chi atau sekitar satu tapak Chi per
lima gen. Tetapi pada sel E. coli yang normal molekul DNA tidak memiliki ujung bebas.
Tapak Chi justru berfungsi pada saat konjugasi.
Enzim nuklease maupun protein lain yang diperlukan dalam sintesis DNA juga
berperan dalam proses rekombinasi. Enzim nuklease memotong sambungan Holliday
sehingga memisahkan molekul DNA rekombinan. Protein pada sintesis DNA antara lain
protein SSB yang membantu fungsi protein enzim recA. Dan juga terdapat enzim polymerase
DNA yang menyambun baian yang hilang akibat DNA rekombinan yang terpotong, dan
DNA ligase yang menutup celah yang tertinggal setelah enzim polymerase DNA bekerja.
Enzim pada insersi λ ke dalam genom E. coli yang terjadi melalui rekombinasi
Fag λ mengkode enzim integrase yang berperan saat insersi DNA fag ke dalam genom
E. coli, melalui rekombinasi pada tapak spesifik ke dua genom dan menghasilkan satu
molekul sirkuler baru yang lebih besar.
Selain enzim integrase, juga terdapat protein IHF (integration host factor) di tapak
spesifik rekombinasi yaitu attP (genom fag λ) dan attB (genom E. coli). Enzim Integrase
berperan sebagai suatu enzim topoisomerase, yang membuat suatu pemutusan dalam posisi
menyamping.
Segmen tapak attP sepanjang 250 nukleotida melingkari enzim integrase membentuk
semacam struktur sepertri nukleosom yang terkondensasi. Enzim integrase membutuhkan
suatu homologi urut-urutan pada daerah inti, seperti urutan tempat pengikatnya. Profag λ
dapat mengalami eksisi, DNA fag maupun bakteri terlepas dan bebas. Hal ini dibantu oleh
protein eksionase yang memungkinkan enzim integrase mengkatalisis rekombinasi.
BAB 10