Anda di halaman 1dari 5

Kekeruhan merupakan parameter yang penting dalam mengolah air.

Removal kekeruhan melalui


dua variabel yaitu tinggi media (300mm, 600mm, dan 900mm) dan filtration rate (2, 4, dan 8
m3/m2.jam). Kedua variabel tersebut akan menghasilkan sembilan kualitas air yang berbeda.
Melalui variabel tinggi media dan filtration rate diperoleh hasil analisa seperti pada Tabel 3.

Tabel 3 Analisa Kekeruhan


Filtration Tinggi Kekeruhan Kekeruh Persentase
Rate Media Air Baku an Removal
No.
m3/m2.jam (mm) (NTU) Akhir (%)
(NTU)
1 2 300 663 1.9 88.89
2 4 300 663 1.7 90.06
3 8 300 663 1.9 88.89
4 2 600 663 3.6 78.95
5 4 600 663 3.8 77.78
6 8 600 663 2.9 83.04
7 2 900 663 3.1 81.87
8 4 900 663 2.2 87.13
9 8 900 663 2.8 83.63

Gambar 8 Grafik Efisiensi Removal Kekeruhan


Unit Filter
Gambar 8 merupakan efisiensi removal kekeruhan Unit Filter. Dari variasi filtration rate dan
tinggi madia pada grafik tersebut diperoleh bahwa pada saat tinggi media 300 mm dengan filtration
rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam secara berturut-turut efisiensi removal kekeruhan sebesar 88.89%,
90.06% dan 88.89%. Pada saat tinggi media 600 mm dengan filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam
secara berturut-turut efisiensi removal kekeruhan sebesar 78.95%, 77.78% dan 83.04%. Pada saat
tinggi media 900 mm dengan filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam secara berturut-turut efisiensi
removal kekeruhan sebesar 81.87%, 87.13% dan 83.63%. Efisiensi removal paling besar yaitu
90.06% pada saat tinggi media 300 mm dan filtration rate 4 m3/m2/jam.
Proses sedimentasi juga memiliki efisiensi removal kekeruhan yang diambil dari selisih
kekeruhan air baku dengan hasil outlet sedimentasi. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa
efisiensi removal kekeruhan melalui proses sedimentasi sebesar 97,42%. Efisiensi terbesebu
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam meremoval kekeruhan yang mengakibatkan air yang
masuk ke filter lebih bersih. Secara keseluruhan efisiensi unit pengolahan dalam meremoval
kekeruhan sebesar 99,74%.

3.2 ANALIS E.COLI


Salah satu parameter syarat untuk air minum berdasarkan PERMENKES RI No.
492/MEN.KES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah E.coli dengan kadar
0/100 ml sampel. Kali Lamong merupakan sungai yang dibantaran sungainya terdapat banyak
pemukiman penduduk. Kondisi sekarang ini setelah disurvei ditemukan bahwa banyak sekali
masyarakat yang langsung membuang kotoran ke Kali Lamong. Melihat kondisi tersebut perlu
dianalisa kandungan E.coli karena sangat mempengaruhi kesehatan. Filtrasi menggunakan filter
adalah proses dimana air dilewatkan melalui lapisan pasir secara mekanik mapun secara biologis
sehingga suspensi, bakteri dan virus dapat tereduksi. (Wagner, 2003). Hasil analisa E.coli terdapat
pada Tabel 2 dan Gambar 9. Analisa E.coli menggunakan air baku pada saat kondisi air
sebanarnya, sebab jika menggunakan kekeruhan buatan akan mempengaruhi kandungan E.coli air
baku tersebut.
Tabel 4 Analisa E.coli
E.coli E.coli
Filtration Tinggi Awal Akhir Persentae
No Rate Media (MPN/ (MPN/ Removal
m3/m2.jam (mm) 100ml 100ml (%)
sampel)sampel)
1 2 300 5000 2 99.96
2 4 300 5000 6 99.88
3 8 300 5000 4 99.92
4 2 600 5000 4 99.92
5 4 600 5000 1 99.98
6 8 600 5000 2 99.96
7 2 900 5000 1 99.98
8 4 900 5000 6 99.88
9 8 900 5000 4 99.92
Sumber : Hasil Penelitian

Gambar 10 Grafik Efisiensi Removal E.coli


Dari variasi filtration rate dan tinggi madia, diperoleh bahwa pada saat tinggi media 300 mm
dengan filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam secara berturut-turut efisiensi removal E.coli sebesar
99.96%, 99.88% dan 99.92%. Pada saat tinggi media 600 mm dengan filtration rate 2, 4 dan 8
m3/m2.jam secara berturut-turut efisiensi removal E.coli sebesar 99.92%, 99.98% dan 99.96%.
Pada saat tinggi media 900 mm dengan filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam secara berturut-turut
efisiensi removal E.coli sebesar 99.98%, 99.88% dan 99.92%. Dari data tersebut diperoleh
efisiensi paling tinggi dalam melakukan removal E.coli sebesar 99,98%.
Penelitian terakhir yang dilakukan oleh peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi
Lahan Basah bahwa kandungan E.coli di hulu Kali Mas sebesar 350 miliar – 1600 miliar per 100
ml sampel (Fakhrizal, 2004). Hal tersebut akibat banyaknya pencemaran limbah domestik di
sepanjang Kali Mas. Nilai tersebut sangat berbeda jauh dengan nilai E.coli pada Kali Lamong
yang hanya 5000 per 100 ml. Pengolahan Kali Lamong masih menyisihkan kandungan E.coli yang
mengakibatkan air hasil olahan ini belum bisa langsung diminum melainkan harus dimasak
terlebih dahulu agar mikroorganisemnya mati.
Setiap unit pengolahan memiliki kemampuan melakukan removal kekeruhan, dan E.coli.
Analisa efesiensi unit pengolahan diperoleh berdasarkan kualitas air baku dengan air hasil olahan.
Efisiensi yang diperoleh berdasarkan setiap parameter yang diuji yaitu kekeruhan, dan E.coli.
Semakin tinggi efisiensi removal maka kualitas air yang dihasilkan akan semakin bagus.
Perhitungan efisiensi unit pengolahan dalam melakukan removal kekeruhan, dan E.coli terdapat
pada Tabel 5 Perhitungan diperoleh dari hasil selisih antara inlet dan outlet unit pengolahan.

Tabel 5 Efisiensi Unit Pengolahan


Efisiensi
No Unit Proses Parameter
(%)
Koagulasi, Kekeruhan 99,94
Unit Flokulasi, E.coli 99,98
1
Pengolahan Sedimentasi,
Filtrasi
Sumber: Hasil Penelitian
Tabel 5 menunjukkan efisiensi pengolahan air berdasarkan parameter kekeruhan, dan E.coli.
Nilai efisiensi diambil dari persentase removal yang paling tinggi dari setiap percobaan alat.
Uji clogging dapat dilihat dari hasil efluen yang dihasilkan. Clogging terjadi akibat pengaruh
dari partikel suspensi, kandungan zat kimia, dan aktivitas mikroorganisme. (Duran at al, 2009).
Setiap proses pengolahan diperoleh data data kualitas hasil olahan sebagai dasar untuk mengetahui
waktu clogging. Dari data tersebut diperoleh grafik penurunan kualitas air akibat kemampuan filter
dalam menyaring menjadi semakin rendah. Semakin tinggi filtration rate maka akan semakin
sering periode pencucian media (Fitriani, 2010)
Semakin sering filter digunakan maka kemampuannya untuk menyaring menjadi semakin
rendah (Titistiti, 2010). Pada saat running alat yang ke sembilan peningkatan nilai kekeruhan
meningkat secara drastis yaitu dari 7.2 NTU mejadi 17.4 NTU. Melalui data tersebut dapat
disimpulkan bahwa filter harus dicuci setelah dipakai sebanyak 9 kali. Pencucian filter dilakukan
dengan mengeluarkan pasir dan dibilas dengan air bersih.
Running alat ini berfungsi untuk membandingkan kualitas yang dihasilkan dengan
menggunakan air baku Kali Lamong dengan air baku menggunakan Kali Mas. Pengolahan air Kali
Lamong dilakukan di ruang kaca Teknik Lingkungan. Air baku diambil dari Kali Lamong
menggunakan profil tank yang diangkut menggunakan pick up sebanyak 800 Liter. Sedangkan
pengolahan air Kali Mas langsung dilakukan di tepi Kali Mas yang terletak di Jalan Ketabang Kali
Surabaya.
Pengolahan Kali Lamong dilakukan sebanyak empat kali proses pengolahan akibat air baku
yang terbatas. Dari data karakteristik air baku diperoleh hasil anasila kekeruhan sebesar 20 NTU.
Hal tersebut tidak sesuai dengan karakteristik air banjir yang memiliki tingkat kekeruhan diatas
250 NTU. Oleh karena itu, dilakukan pembuatan kekeruhan buatan dengan penambahan lumpur
(clay) yang diambil dari dasar sungai Kali Lamong sampai nilai kekeruhannya sesuai dengan
karakteristik air banjir.
Selain menggunakan air baku Kali Lamong, dilakukan juga pengolahan air baku Kali Mas.
Pengolahan air Kali Mas ini dilakukan langsung di lapangan. Unit pengolahan dibawa ke tepi
sungai Kali Mas di Jalan Ketabang Kali. Pengolahan dilakukan selama 2 hari sebanyak 6 Kali.
Pengolahan tidak dilakukan penambahan kekeruhan buatan melainkan langsung menggunakan
airnya secara langsung. Pengolahan air Kali Mas ini juga berfungsi untuk mengetahui sampai
kapan filter clogging.

Anda mungkin juga menyukai