Keynote SDGs Bappenas Des 2017 PDF
Keynote SDGs Bappenas Des 2017 PDF
3 ARAHAN PRESIDEN RI
7 PENDANAAN TPB/SDGS
2
REPUBLIK
INDONESIA
I. CAPAIAN MDGS DAN UNFINISHED AGENDA
18 Belum
Tercapai PREVALENSI HIV
DAN AIDS
1. TUTUPAN KAWASAN
HUTAN
3
REPUBLIK
INDONESIA
Keberhasilan MDGS
4
REPUBLIK
Agenda MDGs Yang Belum Tercapai
INDONESIA
5
REPUBLIK
INDONESIA
II. TPB/SDGS: KEMAJUAN SEMUA BANGSA
MDGs Penyempurnaan:
8 Goals, 18 Target,
67 Indikator Lebih Komprehensif Melibatkan lebih
(49 tercapai, 18 belum tercapai) banyak negara dengan tujuan universal
Inklusif no one left behind
Cara Pelaksanaan (Means of
Implementation)
7
REPUBLIK
Dari MDGS Ke TPB/SDGS : Transformasi yang Ambisius
INDONESIA
Indikator
67 Indikator
MDGs 241 SDGs
8
REPUBLIK
Tujuan Baru di Dalam TPB/SDGS
INDONESIA
Tujuan 9 Membangun
Tujuan 11 Menjadikan
Infrastruktur yang
Kota dan Permukiman
Tangguh, Meningkatkan
Inklusif, Aman,
Industri Inklusif dan
Tangguh dan
Berkelanjutan, serta
Berkelanjutan
Mendorong Inovasi
Tujuan 16 Menguatkan
Tujuan 10 Masyarakat Inklusif &
Mengurangi Damai, Akses Keadilan
Kesenjangan Intra untuk Semua &
dan Antarnegara Kelembagaan Efektif,
Akuntabel, & Inklusif
9
Relevansi TPB/SDGS dengan Pembangunan Nasional
REPUBLIK
INDONESIA
Indonesia:
Negara Kepulauan Terbesar (17,000 pulau)
Pertumbuhan
Negara Keempat dengan Populasi Terbesar ekonomi yang
(255 Juta Orang) relatif tinggi
Inflasi yang
rendah dan
Tantangan Terbesar: nilai tukar
Memastikan yang stabil
pertumbuhan yang
inklusif dan Kondisi
pemerataan
kesejahteraan untuk
saat ini
semua Berkurangnya
tingkat
pengangguran
dan koefisien
TPB/SDGs menawarkan gini
kerangka pelaksanaan yang Peningkatan
fokus pada pengurangan Indeks
kesenjangan dan memastikan Pembangunan
tidak ada satu orang pun yang Manusia
tertinggal
10
REPUBLIK
Komitmen Indonesia dalam Pelaksanaan TPB/SDGS
INDONESIA
Tujuan Pembangunan Komitmen:
Berkelanjutan/SDGs
1. Melaksanakan TPB/SDGs untuk transformasi
adalah pembangunan yang
peradaban global yang lebih adil, damai,
menjaga:
sejahtera, dan berkelanjutan;
peningkatan
kesejahteraan ekonomi 2. Penepatan Perpres Nomor 59 Tahun 2017
masyarakat; tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan;
keberlanjutan kehidupan
sosial masyarakat, 3. Melaksanakan Nawacita yang selaras dengan
kualitas lingkungan TPB/SDGs, diterjemahkan ke dalam RPJMN 2015‐
hidup; 2019;
pembangunan yang 4. Presiden RI memimpin dan memantau
menjamin keadilan dan pelaksanaan TPB/SDGs karena pencapaian
terlaksananya tata TPB/SDGs sekaligus menjadi tolok ukur
kelola. tercapainya agenda pembangunan nasional.
11
III. ARAHAN PRESIDEN
REPUBLIK
INDONESIA (Sidang Kabinet Akhir Desember 2015)
1.Mengoptimalkan peran koordinasi
Kementerian PPN/Bappenas dalam
pembangunan, mengingat hampir seluruh
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB/SDGs) telah terakomodasi dalam
RPJMN;
2.Melibatkan semua pihak (pemerintah,
parlemen, ormas & media, filantropi &
bisnis, pakar & akademisi) untuk
bersinergi sesuai peran, fungsi dan
kemampuan para pihak; dan
3.Kelembagaan bisa langsung bekerja, baik
secara strategis maupun operasional.
12
REPUBLIK
Struktur Tim Koordinasi Nasional TPB/SDGS
INDONESIA
Perpres No. 59 tahun
2017 ttg Pelaksanaan
Pencapaian TPB Dewan Pengarah
Dipimpin oleh Presiden RI
Koordinator Pelaksana
Menteri PPN/Kepala
Bappenas
Tim Pelaksana
Dikoordinasikan oleh Deputi Tim Pakar
Bidang KSDA, Kemen PPN/
Bappenas
Sekretariat
13
REPUBLIK
IV. PENGARUSUTAMAAN TPB/SDGS DALAM RPJMN 2015‐2019
INDONESIA
PENGARUSUTAMAAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
14
REPUBLIK
INDONESIA
V. PRINSIP & PARTISIPASI PARA PIHAK
Prinsip Kemitraan Platform Partisipasi TPB/SDGs
P A
1.Penetapan Indikator dalam 1.Peningkatan Kapasitas;
2.Pemantauan dan Evaluasi;
Trust Building Setiap Target/Sasaran;
dan
2.Pengembangan Kebijakan,
Regulasi, & Penyelarasan 3.Policy Research.
Program /Kegiatan;
Equal 3.Penyiapan Data dan Informasi
Partnership yang Digunakan;
4.Sosialisasi/Diseminas,
Komunikasi & Advokasi;
Participation 5.Monev & Pelaporan; dan
Implementasi
6.Pendanaan. TPB/SDGs
Accountable F O
1.Diseminasi dan Advokasi
1. Advokasi kepada Pelaku
kepada Masyarakat;
Usaha;
2.Fasilitasi Program/Kegiatan
Mutual 2. Fasilitasi Program/Kegiatan
di Lapangan;
Benefits kepada Pelaku Usaha;
3.Membangun pemahaman
3. Peningkatan Kapasitas; dan
publik; dan
4. Dukungan Pendanaan.
4.Monitoring Pelaksanaan.
15
REPUBLIK
VI. BATAS WAKTU PENYELESAIAN DOKUMEN TPB/SDGS
INDONESIA
1. Optimalisasi
•Pajak, Cukai, PNBP, Grant, dan
Penerimaan
Negara Retribusi.
18
19 Sektor Proyek KPBU Yang Mendukung Pencapaian
REPUBLIK
INDONESIA TPB/SDGS
Perumahan Kawasan
Ketenagalistrikan Jalan
Rakyat
Lembaga
Fasilitas Pendidikan Fasilitas Perkotaan
Pemasyarakatan
19
Solusi Melalui KPBU
REPUBLIK
INDONESIA …meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur…
Tinggi
•KF tinggi + KI rendah = SILPA •KF Tinggi + KI Tinggi = Penyediaan
tinggi. infrastruktur terlaksana dengan
•KPBU memindahkan risiko
Kapasitas Fiskal (KF)
baik.
17 PERKARA
konstruksi dan operasi kepada •KPBU meningkatkan kualitas dan
Badan Usaha sehingga on kuantitas proyek infrastruktur
schedule‐on budget.
Rendah Tinggi
•KF Rendah + KI Rendah = •KF Rendah + KI Tinggi = Proyek
Proyek tidak berjalan. Infrastruktur terlaksana namun
•KPBU membantu dengan kuantitas terbatas
merealisasikan proyek yang •KPBU membantu meningkatkan
dibutuhkan. jumlah proyek infrastruktur.
Rendah
Kemampuan Implementasi (KI)
20
REPUBLIK
Regulasi KPBU
INDONESIA
Aspek Pengaturan
Pemerintah Badan Usaha
PERPRES 38/2015
1. Menteri 1. BUMN/BUMD PERMEN PPN NO. 4/2015
Subyek Kerjasama 2. Kepala Lembaga 2. Badan Usaha Asing TENTANG PANDUAN UMUM
3. Kepala Daerah 3. Perseroan Terbatas
4. BUMN/BUMD 4. Koperasi PERATURAN KEPALA LKPP NO 19 TAHUN
2015 TENTANG PENGADAAN BADAN USAHA
Infrastruktur Ekonomi dan Infrastruktur Sosial
Obyek Kerjasama
(19 Jenis Infrastruktur)
PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN
1.Pembiayaan Sebagian KPBU
Kontribusi
2.Dukungan pemerintah PMK NO. 260/2016
Pemerintah
3.Jaminan pemerintah
1.Pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif PERMENDAGRI No. 96/2016
(User Charge).
Pengembalian PENJAMINAN PEMERINTAH
2.Pembayaran ketersediaan layanan (Availability
investasi Badan • Peraturan Presiden No. 78/2010
Payment).
Usaha • PMK 260/PMK.011/2010 Jo. PMK 8/PMK.08/2016
3.Bentuk lain sepanjang tidak bertentangan dengan
Perundang‐undangan. DUKUNGAN PEMERINTAH
1.Tahap Perencanaan PMK No. 223/PMK.11/2012 (VGF)
Tahapan 2.Tahap Penyiapan
3.Tahap Transaksi
21
Skema Tarif dan VGF
REPUBLIK
INDONESIA …Me‐leverage Dana Pemda…
CONTOH KPBU DENGAN PENGEMBALIAN TARIF + VGF
Proyek KPBU SPAM Umbulan
PEMERINTAH PUSAT
Men. PUPR Menkeu
KETERANGAN:
Dalam Struktur Proyek Leverage dana Pemda
ini:
Dukungan
• Perjanjian Konsesi
Mengatur Hak &
berupa:
PT. SMI Pembanguan PT. PII
fisik
Kewajiban PJPK dan
PKS
GUBERNUR
JAWA TIMUR
PJPK dengan Bandan Usaha BADAN
USAHA
Pembayaran Tarif
Diatur Dalam
Kementerian PUPR,
Kota Pasuruan
Penugasan
PDAB
Perjanjian II Jual Beli
Air Antara PDAB
Perjanjian Jual Beli
Air Minum antara dan
Kab. Sidoarjo dengan Bandan Usaha PDAB dan Badan
Kapitalisasi Pembayaran Air Curah
Usaha.
Kota Surabaya
PDAB
• Dalam Perjanjian
KPS juga diatur 2. Dukungan VGF dari
Jaminan PJPK
Kab. Gresik
Perjanjian Jual Beli Air Curah antara
Kepada Badan Kementerian
PDAB dengan PDAM Usaha Atas Gagal
Pembayaran Air Curah
5 PDAM
Bayar PDAB Keuangan
Dukungan
Pemkab/Pemkot
22
KPBU Menambah Ruang Kapasitas Fiskal Daerah,
REPUBLIK
INDONESIA
Mengurangi Risiko, dan Meningkatkan Kualitas Pelayanan
…meningkatkan kualitas pelayanan, menghemat 20,3%, meratakan beban anggaran…
CAPEX Cost
Overrun
Analisis Potensi Government Saving pada Proyek Palapa Ring
PSC PPP
Pengadaan Infrastruktur dengan Government Expenditure
Belanja Modal ‐CAPEX 4,743,922,993,248 0
‐OPEX 3,369,789,444,263 0
OPEX Cost ‐Availability Payment 0 8,823,556,862,337
Overrun
‐Financing 332,074,609,527 0
s/d 32 tahun ‐Ancillary 474,392,299,325 711,588,448,987
Risk Value
• Masa konstruksi tepat waktu ‐Competitive Neutrality 0 (792,398,870,316)
• Kinerja pelayanan terjamin ‐Retained Risk 2,049,442,259,087
1. UNDIP’s 1. Yogya ‐ Solo Toll Road 1. Semarang – Demak 1. Serang 1. Probo‐ Nambo Cisumdawu 1. Manado ‐ Bitung Toll
Marine 2. Yogya ‐ Bawen Toll Toll Road Panimban wangi Toll Regional Waste Toll Road Road
Institute Road 2. Surabaya ‐ Madura g Toll Road Management 2. Balikpapan ‐Samarinda
2. ITB Cirebon 3. Bitung Port Toll Bridge Road 2. Bandar Toll Road
3. UGM 4. Surakarta Street 3. Tanjung Sauh Port 2. Jakarta ‐ Lampung 3. Pandaan ‐ Malang Toll
Teaching Lighting 4. Batu Ampar Port Cikampek Water Road
Hospital 5. Multifunction 5. Hang Nadim Airport South Toll Supply 4. Batang ‐ Semarang
4. UIN Malang Satellite 6. Medan Municipal Road Toll Road
Dormitory 6. Pirngadi Hospital Transport 5. Serpong ‐ Balaraja Toll
5. UIN Jakarta 7. University of Udayana 7. Batam LRT Road
Teaching Teaching Hospital 8. Pekanbaru Regional 6. Umbulan Water Supply
Hospital 8. Dharmais Cancer Water Supply 7. Central Java Power
6. UIN Hospital 9. Pondok Gede Water Plant
Makassar 9. Polytechnic Batam Supply TOTAL: 6 project US$ 4 Billion 8. West Palapa Ring
7. Bandung Education Facility 10. West Semarang 9. Central Palapa Ring
Smart Development Water Supply 3 Sektor KPBU 10. East Palapa Ring
Classroom 10. National Integrated 11. Legok Nangka
Welfare System Waste Treatment mendukung 2 goal SDGs
11. Papua Sports Arena 12. Bandung Street
12. Nusakambangan Lighting
TOTAL: 10 project
Industrial Correctional 13. University of Sam US$ 7.8 Billion
Facility Ratulangi Teaching
13. Correctional Facility Hospital
Relocation 14. Sidoarjo General
Hospital
26
TERIMA KASIH
REPUBLIK
INDONESIA
LAMPIRAN
28
Kemiskinan Ekstrem (USD 1,00/Kapita/Hari),
REPUBLIK
INDONESIA Tahun 1990‐2008
25,0
20,6
Target MDGs : Menurunkan
20,0
hingga setengahnya proporsi
penduduk dengan tingkat
pendapatan kurang dari USD
15,0 14,8 1,00 (PPP) per hari dalam kurun
waktu 1990‐2015
10,8
12,0
10,0
9,9 9,9
7,8
9,2
8,5 Capaian : Persentase kemiskinan
7,2 7,4
5,0 6,6
6,0
6,7
5,9 ekstrem telah dicapai pada tahun
2000 dan dapat dipertahankan
0,0
serta bahkan diturunkan menjadi
1990 1993 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 5.9 % pada tahun 2008
Aktual Target
29
Angka Partisipasi Pendidikan Tingkat SD/MI,
REPUBLIK
INDONESIA Tahun 2000‐2015
99,09
99,02
98,02
97,95
97,88
97,64
97,62
97,39
97,14
96,77
96,42
95,61
96,1
95,5
90
dapat menyelesaikan pendidikan
93,75
93,54
93,25
93,04
093
093
92,55
92,54
092
91,07
85
dasar.
80
75
70
Capaian : Angka Partisipasi
65
Pendidikan pada tingkat
60
SD/MI/sederajat terus mengalami
55
peningkatan selama 15 tahun
50 terakhir dan telah mencapai target
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
MDGs.
APS 7‐12 APM SD
30
Rasio Angka Partisipasi Pendidikan Perempuan/
REPUBLIK
INDONESIA Laki‐laki, Tahun 2000‐2015
110
Terhadap Laki‐laki
105
Capaian : Kesetaraan gender di tingkat
SD/MI telah lama terwujud dan tetap
100 bertahan hingga tahun 2015. Kesetaraan
gender pada jenjang pendidikan SMP/MTs
95
dan SMA/SMK/MA telah terwujud
90 meskipun penduduk perempuan usia
sekolah memperoleh akses sedikit lebih
85
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 tinggi daripada penduduk laki‐laki usia
sekolah.
SD/MI 100,3 100,29 100,11 100,12 99,85 99,86 99,42 99,72 99,83 99,73 99,86 98,76 99,83 99,75 99,68 100,33
SMP/MTs 104,2 104,85 102,61 102,97 103,42 103,31 99,97 101,95 102,05 102,02 102,02 103,45 103,87 102,95 100,78 104,45
SMA/SMK/MA
PT
103,7
90,00
100,10
87,10
97,12
92,78
100,38
94,87
98,68
94,87
99,69
99,77
99,69
102,49
98,84
107,90
98,84
107,99
96,13
102,95
96,04
102,11
101,40
97,82
99,60
107,34
94,81
108,95
103,28
112,01
103,45
122,14
Ketimpangan gender dalam pendidikan
terjadi pada jenjang Pendidikan Tinggi.
31